TUGAS AKHIR
Oleh:
16TIA232
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R. I.
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2019
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
di depan Tim Penguji pada hari Kamis, 11 Oktober 2019 sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md) Teknik Industri dalam program studi Teknik
PANITIA UJIAN :
2
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
NIM : 16TIA232
hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat
bahwa tugas akhir saya adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
yang berjudul “Pengendalian Kerusakan Bahan Kemasan Pada Proses Line 2 PT.
bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta
bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun material, oleh
kepada :
1. Bapak Ir. Amrin Rapi, ST., MT., IPM selaku Direktur Politeknik ATI
Makassar.
2. Ibu Dr. Hj. Arminas, ST., MM., IPM selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Manunggalsejati
6. Kawan seperjuangan saya dan seluruh rekan yang tidak sempat saya
sebutkan .
4
Tugas Akhir (TA) ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat
kekurangan di dalam penyusunan tugas akhir ini, oleh karena itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa
harapan kami semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca
5
ABSTRAK
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. 6
D. Batasan Masalah......................................................................................... 11
A. Kemasan ..................................................................................................... 13
D. Kualitas ...................................................................................................... 15
7
K. Kerangka Berfikir....................................................................................... 24
A. Pengolahan Data......................................................................................... 28
A. Kesimpulan ................................................................................................ 37
B. Saran ........................................................................................................... 37
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut
industri yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan kompetisi
memperhatikan kualitas barang yang diproduksi, mulai dari bahan baku hingga
akhir sebelum produk dipasarkan. Selain itu kemasan juga berfungsi sebagai
9
pelindung produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi
dari pabrik hingga ke tangan konsumen (Wirya, 1999). Namun, dalam proses
merupakan waste, seperti cup robek yang disebabkan karena tersangkut pada
karton sealer dan cup bocor yang disebabkan oleh produk yang di masukkan
ke dalam cup tidak melalui sortir yang baik sehingga terdapat produk yang
cacat seperti cup pecah dan kurang press, kejadian serupa terjadi secara terus-
waste dari bahan kemas dan juga dapat menjamin tercapainya tujuan dan
B. Rumusan Masalah
yaitu :
10
1. Berapa tingkat kerusakan bahan kemas cup pada proses packing line 2 PT.
Triteguh Manunggalsejati?
2. Apa penyebab kerusakan bahan kemas cup line 2 pada PT. Triteguh
Manunggalsejati ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat kerusakan cup pada proses packing line 2 PT.
Triteguh Manunggalsejati.
D. Batasan Masalah
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peruahaan
produktivitas perusahaan.
2. Bagi penulis
11
dapatkan selama perkuliahan terutama mengenai pentingnya
3. Bagi Pembaca
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemasan
B. Fungsi Kemasan
1. Faktor Pengamanan
13
Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi
2. Faktor pendistribusian
3. Faktor Ekonomi
C. Jenis Kemasan
1. Primary package
produk.
2. Secondary package
sekaligus.
dan pendistribusian.
14
Menurut Kenneth R. Berger (2002), kemasan dibedakan menjadi
1. Flexible Packaging
2. Rigid Packaging
yang termasuk dalam jenis ini adalah botol kaca, peti kayu,
dan kaleng.
D. Kualitas
ditetapkan.
adalah :
15
1. Sunyoto (2012) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu ukuran
untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna
seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa
kebutuhannya.
E. Pengendalian Kualitas
dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses
barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan,
serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang
diantaranya adalah :
16
1. Menurut Bakhtiar dkk (2013) pengendalian kualitas dapat diartikan
yang diharapkan.
meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar
sejauh mana proses dan hasi produk atau jasa yang dibuat sesuai dengan standar
1. Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu atau kualitas
17
yang telah ditetapkan.
2. Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses produksi dapat
pendekatan:
baiknya.
18
Merupakan upaya perusahaan untuk dapat mempertahankan kualitas produk
jasa yang akan dihasilkan dengan melihat produk akhir yang menjadi hasil
baku, maka akan memilih pendekatan proses produksinya. Dalam hal ini
perusahaan tidak harus memilih salah satu pendekatan saja, melainkan dapat
memilih dua dari tiga pendekatan tersebut dapat dilakukan bersama-sama atau
bahkan ketiga-tiganya.
memunculkan kembali masalah kualitas yang pernah ada dan telah diselesaikan.
digunakan dalam analisis dan solusi masalah kualitas Menurut Kauro Ishikawa
(1988)
19
peningkatan kualitas merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar.
kualitas tidak akan pernah efektif dan berhasil. Peningkatan kualitas dapat
informasi spesifik jelas tegas dan dapat diukur dan diharapkan dapat dihindari
20
peningkatan untuk menghilangkan akar penyebab masalah yang ada diisi
5. Melaksanakan perbaikan
mengetahui apakah masalah yang ada telah hilang atau berkurang. Analisis
berikutnya.
21
I. Statistical Process Control (SPC)
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa SPC merupakan suatu teknik yang
pengendalian kualitas suatu produk atau jasa. Ketiga alat dasar kualitas
22
perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan.
23
daftar penyebab utama masalah itu. Sisi kanan juga dapat
K. Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan
Pengumpulan
Data
Pengolahan Data
Menggunakan :
1. Check Sheet
2. Diagram Pareto
3. Diagram Sebab -
Akibat
Pembahasan
24
Kesimpulan dan Saran
BAB III
METODE PENELITIAN
Gowa yang terletak di Jalan Poros Malino KM. 21, Kecamatan Bontomarannu,
selama 3 bulan, terhitung mulai dari tanggal 15 April sampai dengan 18 Juli
2019.
25
1. Alat Tulis
2. Laptop
3. Microsoft Excel
4. Microsoft Word
6. Handphone
C. Jenis Penelitian
objek penelitian.
26
3. Studi Literatur, yaitu mencari dan mengumpulkan teori – teori, konse –
E. Analisis Data
2. Untuk mengetahui penyebab kerusakan bahan kemas cup pada pada proses
fishbone.
27
BAB IV
A. Pengolahan Data
1. Check Sheet
secara statistik adalah membuat tabel (check sheet) jumlah cup yang di transfer
ke produksi dan cup yang rusak / tidak sesuai dengan standar mutu. Tabel
(check sheet) ini berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data serta
Tabel 4.1 Jumlah Kardus Robek dan Bocor Bulan Maret Line 2
28
TOTAL TOTAL
Tanggal prodak Line
PRODUKSI (CUP) CUP RUSAK
15-Apr-19 MTB1 2 11913 588
16-Apr-19 MTB1 2 18412 1088
18-Apr-19 MTA1 2 8313 1352
18-Apr-19 MTB1 2 4542 432
19-Apr-19 MTB1 2 17562 864
20-Apr-19 MTB1 2 17982 752
22-Apr-19 MTB1 2 12026 816
23-Apr-19 MTB1 2 5253 288
23-Apr-19 MTB1 2 11875 652
24-Apr-19 MTB1 2 18175 1672
25-Apr-19 MTB1 2 18654 1404
26-Apr-19 MTB1 2 18113 1624
27-Apr-19 MTB1 2 2954 700
27-Apr-19 MTG1 2 12094 2756
29-Apr-19 JDO7 2 5752 1152
30-Apr-19 JDO7 2 14822 4024
1-May-19 MTA1 2 14865 1480
2-May-19 MTB1 2 19492 1028
3-May-19 MTB1 2 10847 667
6-May-19 JDO7 2 11420 3500
7-May-19 JDO7 2 16564 2504
8-May-19 MTG1 2 16169 824
9-May-19 MTG1 2 8700 736
9-May-19 MTB1 2 8160 1140
10-May-19 MTB1 2 14954 1472
11-May-19 MTB1 2 8004 1780
327617 35295
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka dapat diketahui bahwa dari total
produksi pada bulan maret untuk line 2 dengan total produksi 327.617 CUP
terdapat tiga jenis kerusakan, antara lain kurang press sebanyak 14.824 cup dan
seal miring sebanyak 13.059 cup dan cup bergerigi sebanyak 7.412 cup dengan
total keseluruhan kardus rusak sebanyak 35.295 kardus selama bulan april
2019.
packing produk selama bulan april 2019 dibuatkan diagram pareto untuk
29
bulan dan dipresentasikan yang terjadi dalam hari poduksi, yaitu sebagai
nρ
Presentase (p) = n
Keterangan :
30
TOTAL TOTAL
Tanggal prodak Line RATA-RATA CUP RUSAK
PRODUKSI (CUP) CUP RUSAK
15-Apr-19 MTB1 2 11913 588 0,049
16-Apr-19 MTB1 2 18412 1088 0,059
18-Apr-19 MTA1 2 8313 1352 0,163
18-Apr-19 MTB1 2 4542 432 0,095
19-Apr-19 MTB1 2 17562 864 0,049
20-Apr-19 MTB1 2 17982 752 0,042
22-Apr-19 MTB1 2 12026 816 0,068
23-Apr-19 MTB1 2 5253 288 0,055
23-Apr-19 MTB1 2 11875 652 0,055
24-Apr-19 MTB1 2 18175 1672 0,092
25-Apr-19 MTB1 2 18654 1404 0,075
26-Apr-19 MTB1 2 18113 1624 0,090
27-Apr-19 MTB1 2 2954 700 0,237
27-Apr-19 MTG1 2 12094 2756 0,228
29-Apr-19 JDO7 2 5752 1152 0,200
30-Apr-19 JDO7 2 14822 4024 0,271
1-May-19 MTA1 2 14865 1480 0,100
2-May-19 MTB1 2 19492 1028 0,053
3-May-19 MTB1 2 10847 667 0,061
6-May-19 JDO7 2 11420 3500 0,306
7-May-19 JDO7 2 16564 2504 0,151
8-May-19 MTG1 2 16169 824 0,051
9-May-19 MTG1 2 8700 736 0,085
9-May-19 MTB1 2 8160 1140 0,140
10-May-19 MTB1 2 14954 1472 0,098
11-May-19 MTB1 2 8004 1780 0,222
327617 35295 0,108
Dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas, bahwa rata-rata kerusakan yang
terjadi pada proses packing line 2 PT. Triteguh Manunggal sejati berada pada
angka yang cukup tinggi dengan total rata-rata kerusakan sebesar 0,108%
Jenis kerusakan Jumlah kerusakan Jumlah Kumulatif Persentase (%) Persentase Kumulatif (%)
kurang press 14824 14824 42% 42%
seal miring 13059 27883 37% 79%
cup bergerigi 7412 35295 21% 100%
TOTAL 35295 31
(Sumber Data diolah -2019)
Berdasarkan dari tabel 4.3 di atas, maka dapat diketahui bahwa dari
jenis kerusakan kurang press sebanyak 14.824 cup memiliki persentase sebesar
memiliki persentase kerusakan seal miring sebesar 37% dan cup bergerigi
dapat disimpulkan bahwa dari dua jenis kerusakan yang timbul pada proses
press.
32
Berdasarkan dari diagram pareto yang diolah dari tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa kerusakan yang paling tinggi adalah kurang press dengan total
3. Diagram Sebab-akibat
tersebut menjadi dasar analisis awal, dan bila diagram ini dikembangkan
dengan sistematis maka analisis kualitas yang mungkin terjadi dan tempat
Ada dua jenis kerusakan yang timbul dalam proses packing, yaitu
kardus robek dan kardus bocor. Sebagai alat bantu untuk mencari penyebab
33
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa empat elemen tersebut
a) Material\
beberapa bahan bahan sehingga banyaknya terjadi slime pada produk yang
di hasilkan.
b) Mesin
Dari hasil analisis kerusakan mesin yang tidak bias di hindari khususnya
pada mesin tua akan menyebabkan terjadinya output cup bergerigi dan seal
c) Methode
d) Man (Tenagakerja)
Untuk Man operator kurang skill biasa terjadi pada operator baru yang kurang
langkah kerja. Dari uraian fish bone diatas dapat di identifikasi bahwa penyebab
4. Faktor Manusia
34
produk cup . Oleh karena itu di perlukan beberapa oerbaikan terhadap kinerja dari
baik.
5. Faktor Lingkungan
seorang pada saat bekerja oleh karena perlu dilakukan perbaikan seperti
pemasangan kipas angina agar suhu tetap dalamkeadaan standard dan penggunaan
6. Faktor Material
kemasan cleo . Oleh karena itu perlu dilakukan perb aikan berupa pemeriksaan
setiap kadar bahan baku, sudah sesuai standard bahan baku atau belum, sebelum
dilakukan proses pencampuran antara bahan baku, agar produk yang dihasilkan
7. Faktor Mesin
35
Faktor mesin merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan
kemasan cup . Oleh karena itu perlu di lakukan beberapa perbaikan,perawatan dan
8. Faktor Metode
Faktor metode yaitu instruksi atau perintah kerja yang harus diikiuti dalam
proses produksi. Oleh karena itu pihak perusahaan harus lakukan pemeriksaan
harus diikuti dalam [roses produksi terlaksana dengan baik dan dilaksanakan semua
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pareto dapat diketahui jumlah produksi line 2 selama bulan April 2019
0.108%. Kerusakan yang paling sering terjadi adalah cup kurang press
B. Saran
menjadi penyebabnya.
37
2. Dalam menerapkan metode statistik, sebaiknya memperhatikan metode-
metode yang tepat untuk digunakan dalam mengelolah data sehingga hasil
mengurangi produk cacat, yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
38
DAFTAR PUSTAKA
39