Berikut ini adalah cara-cara luar biasa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi
efek pemanasan global (global warming):
Menghindari makanan yang sudah diolah (instant) terbukti mampu menurunkan energi
yang terbuang akibat proses pengolahan dan transportasi yang berulang-ulang. Untuk
itu konsumsi lah makanan yang segar yang menyehatkan dan dengan begitu kita juga
dapat ikut andil dalam upaya menyelematkan bumi.
3. Membeli Produk Lokal
Hasil pertanian lokal dapat dikatakan lebih murah dari hasil pertanian import. Selain itu
hasil pertanian lokal juga sangat menghemat energi, karena berkaitan dengan
transportasi yang membutuhkan energi penghasil “jejak karbon”. Selain itu makanan
organik juga lebih ramah lingkungan, meski tidak menjamin secara keseluruhan. Jika
diimpor dari daerah lain, kemungkinan emisi karbon yang dihasilkan akan lebih besar
daripada manfaatnya, untuk itu teletilah sebelum membeli.
Akan lebih baik lagi jika kita bisa menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk
membuat satu kaleng alumunium setara dengan energi untuk menyalakan TV selama 3
jam.
Fast food (kemasan fast food) merupakan salah satu menyumbang sampah terbesar di
dunia. Bahkan permasalahannya hingga sekarang masih belum teratasi. Selain itu
meng-konsumsi fast food juga dapat memberikan dampak buruk untuk kesehatan kita.
Membawa tas belanja sendiri berarti kita turut membantu mengurangi jumlah
penggunaan tas plastik/kresek, yang penggunaannya bersifat sekali pakai. Saat ini di
beberapa pusat perbelanjaan besar di Tanah Air, sudah mulai mengedukasi
pelanggannya untuk menggunakan tas belanja sendiri, bahkan ada di antaranya yang
bersedia memberikan tas belanja secara gratis, maka gunakanlah setiap kali kita
berbelanja.
Jika kita sudah terbiasa dengan cara praktis untuk menyajikan minum bagi tamu
dengan air mineral dalam kemasan. Sebaiknya kita beralihlah ke cara-cara lama kita,
yaitu dengan menggunakan gelas kaca, keramik, maupun plastik food grade yang
dapat di cuci dan dipakai ulang.
Satu pohon untuk satu kebaikan. Gunakan setiap kesempatan untuk menanam pohon,
baik itu di lingkungan tempat tinggal kita sendiri maupun dalam kegiatan-kegiatan
gerakan menanam pohon di sebuah komunitas.
Lampu yang dibiarkan menyala terus dan air yang menetes, hanya akan
menghabiskan energi (sumber daya) untuk hal yang tidak berguna. Maka selalu
perhatikan kondisi rumah kita, karena menghemat energi dan air bersih, akan
menghemat tagihan listrik dan air kita.
Meskipun tergolong mahal, namun bila menggunakan lampu hemat energi, kita dapat
menghemat hingga 80 % dibanding menggunakan lampu pijar. Ini dikarenakan lampu
hemat energi mempunyai ketahanan rata-rata 8x dari lampu pijar.
Jika semua peralatan rumah tangga kita matikan (bukan dalam posisi stand by) maka
kita telah terlibat dalam upaya untuk mengurangi emisi gas CO₂. Jangan biarkan
perangkat ektronik yang tidak sedang digunakan pada posisi stand by, cabut kabel
(stop contact) dari sumber listriknya.
Untuk setiap menit kita membuka pintu lemari es, memerlukan 3 menit full energi untuk
mengembalikan suhu lemari pendingin ke suhu yang diinginkan. Jadi, semakin lama
kita membuka lemari pendingin maka semakin banyak energi yang terbuang.
Mungkin harga untuk ini lebih mahal dari yang biasanya. Namun jika kita mampu untuk
membelinya, maka lakukanlah demi kepentingan masa depan anak cucu kita.
Selain gas CO₂, gas lain yang dapat menimbulkan efek rumah kaca (yang
meninggalkan jejak karbon) adalah CFC yang berasal dari Aerosol, seperti produk-
produk deodorant, parfume, pengharum ruangan, dsb.