Dulu saya berpikir seperti itu, dan sempat miris kaena tidak punya keberanian untuk menjadi
aktivis.
Tapi ternyata salah, banyak jalan menuju Roma, seperti juga banyak cara untuk melinduni
lingkungan?
Tak jarang kita lihat di pasaran, produk yang memiliki kemasan yang sangat canggih, apik,
tapi sayangnya kurang ramah lingkungan. Coba lihat produk biskuit, kadang bungkusnya
berlapis-lapis.
Lapisan luar, karton, kemudian diberi lapisan plastik dicampur alumunium, kemudian masih
lagi dibungkus per-individual dengan plastik. Bayangkan berapa jumlah sampah yang
dihasilkan hanya dengan mengkonsumsi satu biskuit!
Kalau memungkinkan, pilihlah kertas, amplop, dan buku hasil daur ulang. Utamakan kompos
hasil daur ulang sampah rumah tangga daripada pupuk kimiawi lainnya.
Contoh gampangnya saja, dengan memilih bohlam lampu yang hemat energi. Saya rasa sudah
banyak beredar di pasaran Indonesia. Memang harganya jauh lebih mahal, tapi jauh lebih
hemat energi dan lebih tahan lama. Energi listrik yang disedot jauh lebih sedikit, rekening
listrik jadi lebih murah, dan kalau semakin banyak pengguna listrik memilih produk
elektronik yang hemat energi, energi listrik yang dibutuhkan dan digunakan pun jadi lebih
berkurang dan mungkin........mungkin ya, tidak ada lagi jadwal mati lampu akibat minimnya
tenaga listrik yang bisa disalurkan oleh PLN ke setiap rumah. Mesin cuci, komputer, lemari
pendingin, dsb, sekarang juga sudah banyak yang memiliki tipe hemat energi. Membeli
mesin macam ini bisa menjadi cara investasi yang pintar dan ramah lingkungan.
Belanja didekat rumah
Dengan memilih untuk berbelanja di tempat yang lebih dekat, kita tidak perlu menggunakan
mobil dan artinya mencegah polusi kendaraan.
Hemat dirumah
Banyak cara untuk menghemat listrik :
Mematikan lampu ketika keluar ruangan, mematikan TV atau radio ketika tidak ada yang
menonton atau menyimak, dan mematikan komputer atau TV secara total dan tidak
membiarkannya "stand-by" semalaman.
Mematikan TV lewat alat pengontrol jarak jauh biasanya tidak akan mematikan TV secara
total. Beberapa peralatan elektronik juga tetap menyedot listrik selama kabel sumber
energinya tidak dicabut dari colokan di dinding.
Hemat dikantor
Gunakan printer hanya kalau benar-benar perlu. Jangan mentang-mentang ada printer gratis
main cetak berbagai artikel atau email yang tidak perlu.
Hemat kertas.
Cetak dengan menggunakan kedua sisi kertas, dan gunakan kertas kembali bila
memungkinkan. Sisi kosong kertas bisa digunakan untuk mencetak draft surat atau untuk
menulis. Lumayan, bisa menghemat kertas dan menumbuhkan sadar lingkungan di diri para
pegawai kantor.
Cintailah tangga.
Bagi mereka yang berkantor di gedung bertingkat, kalau memungkinkan lebih baik gunakan
tangga daripada lift. Lima tingkat masih bisa kan dicapai dengan naik tangga, beda kasusnya
kalau harus merayap sampai lantai 10 (kalau yang ini dijamin bisa langsung gempor........).
Hemat di perjalanan
Sarannya cukup klasik :
Hemat penggunaan mobil pribadi, utamakan penggunakan transportasi publik. Hindari
pemakaian mobil 4×4 yang boros energi, dan gunakan alat transportasi alternatif seperti
sepeda, atau jalan kaki.
Hindari penggunaan alat pendingin di dalam mobil (iya saya tahu, kebijakan yang cukup
mustahil bagi mereka yang tinggal di Jakarta), dan kalau memungkinkan berbagi mobil
dengan teman atau tetangga.
Berbagi mobil, maksudnya dengan menggunakan mobil bersama-sama, dari rumah ke kantor
misalnya, ongkos bensin dan servis bisa ditanggung ramai-ramai dan polusi kendaraan pun
jadi berkurang.
Intinya, tidak mustahil untuk merubah pola hidup menjadi lebih ramah
lingkungan. Kita bisa tetap hidup dengan nyaman sambil menyelamatkan
lingkungan bagi anak-cucu.
Sebagai konsumer kita bisa menekan pihak produser dengan merubah pola belanja dan
konsumsi.
Tidak perlu jadi CEO sebuah perusahaan untuk bisa menuntut perubahan
pola produksi menjadi lebih ramah lingkungan, dan tidak perlu jadi
Menteri Lingkungan untuk bisa berbuat sesuatu bagi polusi udara di kota
besar.
Setiap Tindakan berarti. Percayalah,,,,