Anda di halaman 1dari 1

What is Paleoclimate?

Studi paleoklimatologi (paleoclimate) merupakan studi tentang bagaimana iklim yang terjadi pada
masa lampau. Para peneliti dalam paleoklimatologi ini juga mempunyai slogan “The past is the key to
the present and the future” artinya adalah bagaimana data iklim yang terjadi pada waktu lampau
dapat menjadi pedoman untuk memahami kondisi iklim sekarang dan memprediksi iklim di masa
datang.

Dalam hal ini perlu diperhatikan tentang perbedaan antara iklim dan cuaca. Cuaca dapat
disederhanakan menjadi kondisi udara dalam suatu daerah dalam waktu yang singkat sedangkan iklim
adalah kondisi udara pada suatu daerah dengan area yang lebih luas dan dalam jangka waktu yang lama.

Rekaman proxy merupakan elemen terpenting dalam kajian paleoklimatologi, proxy adalah sesuatu
benda yang merekam atau menggambarkan perubahan temperatur atau curah hujan tetapi dalam hal
ini tidak secara langsung mengukur perubahan temperatur atau penguapan.
Data-data proxy ini dapat didapatkan diantaranya dari :
1. Glaciologi (ice cores) Data proxy ini diambil dari hasil coring es yang dilakukan di Antartika.
2. Data-data Geologi  Data geologi yang dapat digunakan misalkan dari sedimen berupa mineralogi
dari lempung sedimen ataupun dari sedimen biogenik (komposisi isotop oksigen dan kelimpahan
dari biota).
4. Biologi / Paleontologi Data proxy dapat diambil dari urutan lingkar tahun pohon, polen, fosil
bagian tanaman, serangga, diatom, ostrakoda, foraminifera ataupun terumbu karang atau koral.
5. Data sejarah  Sejarah letusan gunung berapi.

Penerapan Mikropaleontologi (Pollen) dalam Merekrontruksi


Paleoclimate
Aplikasi palinologi dalam penelitian paleoklimatologi diantaranya dapat dipakai dalam penelitian ciri
dari butir polen, produksi dan penyebaran polen dalam hal ini polen sebagai gambaran perubahan
vegetasi dan iklim, sumber fosil polen, diagram polen dan pemetaan perubahan vegetasi.

Diagram Arboreal Pollen dengan Non-Arboreal Pollen menggambarkan perubahan kondisi hutan,
dimana berkembangnya Arboreal Pollen yang merupakan polen yang dihasilkan tumbuhan berkayu
merefleksikan dari perkembangan hutan dengan iklim yang diduga relatif hangat sedangkan kebalikan
perkembangan Non-Arboreal Pollen yang dihasilkan kebanyakkan oleh tumbuhan rumput, semak dan
tumbuhan tidak berkayu mencerminkan iklim yang relatif dingin seiiring dengan berkurangnya hutan.

Perubahan perputaran cangkang, perbedaan diameter pori-pori dan kandungan isotop oksigen pada
foraminifera tertentu dapat pula dipakai sebagai data proxy untuk paleoklimatologi.

Anda mungkin juga menyukai