Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN KERJA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


TAHUN 2016

UPTDPUSKESMAS BEBER
Jl. By Pass Tulungagung Kec. Beber Kab. Cirebon Kode Pos 45274,
Jawa Barat
Hotline Telp/SMS : 082316468316 Email : puskes.beber@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap tahun lebih dari sepuluh juta anak meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun.
Lebih dari setengahnya disebabkan dari 5 kondisi yang sebenarnya dapat dicegah dan
diobati, antara lain : pneumonia, diare, malaria, campak dan malnutrisi maupun seringkali
kombinasi beberapa penyakit tersebut. Petugas puskesmas sudah berpengalaman dalam
mengobati penyakit–penyakit yang umum menyerang anak namun mereka masih
menggunakan pedoman terpisah untuk masing-masing penyakit, misalnya Pedoman
Pengobatan Malaria, Pedoman Tatalaksana ISPA, atau Pedoman Penanganan Diare. Padahal
ada beberapa penyakit yang saling berkaitan, misalnya diare berulang seringkali
menyebabkan gizi buruk sehingga petugas puskesmas mengalami kesulitan dalam
menggabungkan berbagai pedoman yang terpisah pada saat menangani anak yang
menderita beberapa penyakit.
WHO bersama dengan UNICEF telah mengembangkan suatu paket pegangan klasifikasi
dan terapi komprehensif, memadukan intervensi yang terpisah-pisah tersebut menjadi satu
paket terpadu yaitu paket Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang merupakan suatu
pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana ballita sakit yang datang berobat ke fasilitas
rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif serta
preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A, dan konseling pemberian makan
yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak Balita dan menekan
morbiditas karena penyakit tersebut. Kegiatan MTBS memiliki tiga komponen khas yang
menguntungkan, yaitu : meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana
kasus balita sakit, memperbaiki sistem kesehatan, dan memperbaiki praktek keluarga dan
masyarakat dalama perawatan dirumah dan upaya pertolongan kasus balita sakit.
Hal ini sangat berhubungan dengan visi UPT Puskesmas DTP Beber yakni
“Terwujudnya Puskesmas Beber sebagai Puskesmas unggulan dalam kualitas dan
profesional pelayanan kepada masyarakat untuk kesehatan mandiri”.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
- Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam melayani balita sakit yang berkunjung ke
puskesmas sehingga mampu memperbaiki kualitas pelayanan dalam rangka
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan ballita.
- Memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan
b. Tujuan Khusus
- Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit
khususnya bagi dokter, perawat, bidan terutama yang sudah dilatih.
- Memperbaiki sistem kesehatan yaitu perwujudan terintegrasinya banyak program
kesehatan dalam 1 kali pemeriksaaan MTBS.
- Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit guna meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah petugas kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
balita sakit meliputi dokter, perawat, dan bidan yang bertugas di Puskesmas induk, Pustu,
Polindes, Pusling dan Poskesdes diwilayah kerja Puskesmas Beber Kabupaten Cirebon.

D. RUANG LINGKUP
1. Upaya Kuratif
Yaitu suatu upaya pelayanan kesehatan bayi dan balita sakit usia 2 bulan – 5 tahun yang
datang ke fasilitas kesehatan wilayah kerja Puskesmas Beber sesuai dengan tatalaksana
Manajemen Terpadu Balita Sakit dan memberi rujukan ke poli lain atau rumah sakit bila
diperlukan.
2. Upaya Promotif
Yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk perilaku hidup sehat,
misalnya dengan memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI, pemberian makan
pada bayi dan anak melalui media penyuluhan berupa lembar balik, Kartu Nasehat Ibu,
leaflet ataupun poster.
3. Upaya Preventif
yaitu upaya mencegah suatu masalah kesehatan/ penyakit pada anak seperti pemberian
makanan tambahan-pemulihan (PMT-P) pada balita gizi kurang supaya status balita yang
diberi PMT-P meningkat, pemberian Vitamin A untuk mencegah rabun senja, pemberian
obat cacing untuk mencegah kecacingan, dan zat besi untuk mencegah anemia.

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit yaitu melakukan penilaian dengan cara
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Membuat klasifikasi yaitu membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit
atau masalah serta tingkat keparahannya.
3. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan yaitu menentukan tindakan dan
memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi, memberi obat
untuk diminum dirumah dan juga mengajari ibu tentang cara memberi obat serta
tindakan lain yang harus dilakukan dirumah.
4. Memberi konseling bagi ibu termasuk menilai cara pemberian makan anak, memberi
anjuran pemberian makan yang baik untuk anak, serta kapan harus membawa anaknya
kembali ke fasilitas kesehatan.
5. Tindak lanjut yaitu menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk
kunjungan ulang.

F. LANDASAN HUKUM
1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
2. Permenkes No. 1464/X/Menkes/2010 Bab III Pasal 11 tentang Pelayanan Kesehatan Anak
3. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi
dan Anak Balita
5. SK Kapus No.206/SK/KA-PKM.BBR/I/2015 tgl02-01-2015 tentang Penugasan Penanggung
Jawab Pelayananan MTBS di Lingkungan UPT Puskesmas DTP Beber
6. Buku Modul MTBS Jilid 1 – 6 tahun 2009
7. Buku Pedoman Penerapan MTBS di Puskesmas Tahun 2009
8. Buku Bagan MTBS Tahun 2009
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Petugas kesehatan meliputi perawat dan bidan dapat menangani pelayanan bayi dan
balita sakit sesuai tatalaksana MTBS yang dikordinator oleh penanggung jawab MTBS dan
dokter puskesmas dengan standar kualifikasi petugas minimal pendidikan Diploma III bidang
Keperawatan dan Kebidanan.

B. DISTRBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan petugas kesehatan didalam gedung yaitu diruang
pemeriksaan dan diluar gedung yaitu puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan polindes
yang dikoordinir oleh penanggung jawab MTBS.

C. TUPOKSI
1. TUGAS
Melakukan pelayanan kesehatan terhadap balita usia 2 bulan – 5 tahun
2. FUNGSI
1. Persiapan alat medis dan non medis yang diperlukan untuk pelayanan
2. Pelaksanaan anamnesa
3. Pemeriksaan fisik dan tanda vital
4. Penilaian tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi
5. Pengklasifikasian penyakit
6. Penentuan tindakan sesuai dengan klasifikasi
7. Pelaksanaan pengobatan sesuai SOP
8. Pemberian konseling
9. Pelaksanaan tindakan prarujukan
10. Pelaksanaan rujukan ke poli lain
11. Penggalangan kerjasama lintas program
12. Pencatatan dan pelaporan
3. URAIAN TUGAS
1. Melakukan anamnesa anak sakit usia 2 bulan – 5 tahun
2. Melakukan pengukuran berat badan, panjang badan/ tinggi badan dan tanda vital
3. Menilai keluhan anak sakit
4. Membuat klasifikasi penyakit
5. Memberikan tindakan sesuai dengan klasifikasi penyakit
6. Memberikan konseling bagi ibu
7. Memberikan pelayanan tindak lanjut dan pengobatan sederhana dirumah
8. Membuat laporan bulanan
9. Melakukan analisa dan rencana tindak lanjut
4. TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan MTBS di wilayah kerja Puskesmas
Beber
2. Bertanggung jawab atas pengklasifikasian kasus penyakit
3. Bertanggung jawab atas pencatatan dan pelaporan
D. JADWAL KEGIATAN

JADWAL
NO JENIS KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR PELAKSANAAN
PELAYANAN KEGIATAN
Menilai tanda-tanda dan  Anak sakit usia 2 bulan – 5 tahun Setiap hari
Penilaian dan Klasifikasi gejala penyakit, status ditangani sesuai tatalaksana MTBS Senin - Sabtu
Anak Sakit imunisasi, status gizi dan
pemberian vitamin A.
Pengukuran Berat Badan Mengukur BB/TB dan  Sangat Kurus <-3SD
dan Panjang Badan/ menimbang BB bayi dan  Kurus – 3SD sampai dengan <- 2SD
1. Pelayanan Tinggi Badan balita sakit  Normal -2SD sampai dengan 2 SD
Balita Sakit  Gemuk >2 SD
Penentuan tindakan dan Menentukan tindakan Anak sakit usia 2bulan – 5 tahun
pengobatan sesuai dengan klasifikasi mendapat penanganan yang tepat
anak sakit dan memutuskan
apakah seorang anak perlu
dirujuk
Konseling bagi ibu Melakukan konseling dan Ibu dapat melakukan perawatan anak
mengajari ibu cara sakit dirumah yaitu cara pemberian
pemberian obat oral, dan obat oral, pemberian makan pada anak
pemberian makanan pada sakit
anak
Tindakan kuratif dan Melakukan pemberian Mencegah keadaan yang lebih berat
preventif parasetamol, dosis pertama pada anak sakit
antibiotik, oralit/terapi
cairan, vitamin A dan
imunisasi

2. Pelayanan Pemberian imunisasidasar Mencegah penyakit yang < 7 hari : hepatitits B - Setiap hari
Imunisasi biasa terjadi pada anak Usia 1 bulan :BCG, Polio I Rabu di
Usia 2 bulan : DPT/HB 1, Polio 2 Puskesmas.
Usia 3 bulan : DPT/HB 2, Polio 3 - Minggu I – III
Usia 4 bulan : DPT/ HB 3, Polio 4 di Posyandu
Usia 9 bulan : Campak
Usia 18 bulan : Booster DPT/HB
Usia 24 bulan : Booster Campak
3. Pelayanan anak Konseling anak Memberi informasi seputar Anak usia 0 – 5 tahun Setiap hari Kamis
sehat pengasuhan dan perawatan
bayi dan balita
4. Pencatatan dan Rekapitulasi hasil Mengetahui bayi dan balita Registrasi harian dan hasil rekapan Setiap hari Sabtu
pelaporan kunjungan bayi dan balita sakit yang ditangani dengan mingguan
sakit MTBS
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
1. Ruangan pelayanan pemeriksaan anak MTBS memiliki fasilitas dalam menunjang pemeriksaan
anak balita yaitu :
a. Timbangan bayi dan timbangan balita.
b. Pengukur panjang badan bayi .
c. Pengukur tinggi badan balita yang ditempel didinding.
d. Alat-alat pemeriksaan berupa : timer pernafasan, thermometer, senter, tongue spatel,
otoscope, stetoskop, dan tensi anak.
e. Obat-obatan sampel seperti : amoksisilin, kotrimoksazol, parasetamol, salep mata, oralit,
gentian violet.
f. Alat permainan edukatif.
g. Buku-buku pedoman MTBS dan perlengkapan administrasinya.
h. Perangkat computer dengan aplikasi ICATT (IMCI Computerize Adaptation Training Tools).
2. Kondisi ruangan yang nyaman dilengkapi AC dan sarana penerangan yang baik serta ruangan
yang sangat ramah anak.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN MTBS


Kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup pelayanan MTBS yaitu :
1. Kegiatan dalam gedung yaitu kegiatan yang dilaksanakan di poli MTBS untuk melayani
pasien balita sakit yang datang ke puskesmas baik untuk konsultasi maupun pelayanan
pengobatan.
2. Kegiatan luar gedung yaitu kegiatan pelayanan kesehatan balita sakit sesuai tatalaksana
MTBS pada saat pelayanan di puskesmas keliling, puskesmas pembantu, dan polindes.

B. LANGKAH KEGIATAN
I. Perencanaan kegiatan MTBS dicantumkan dalam rencana kegiatan bulanan dan tahunan
Puskesmas.
II. Pelaksaanan MTBS sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) MTBS Puskesmas
Beber.
Pelaksanaan Pelayanan Balita Sakit umur 2 Bulan - 5 Tahun
A. Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit
Penilaian, klasifikasi dan menentukan tindakan :
1. Memeriksa tanda bahaya umum
2. Kemudian tanyakan keluhan utama :
a. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas ?
b. Apakah anak menderita diare ?
c. Apakah anak demam ?
- Klasifikasi malaria
- Klasifikasi campak
- Klasifikasi demam berdarah
d. Apakah anak mempunyai masalah telinga
e. Memeriksa status gizi
f. Memeriksa anemia
g. Memeriksa imunisasi dan vitamin A
3. Menilai masalah keluhan lain
B. Pengobatan
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah.
a. Antibiotik oral
b. Antimalaria oral
c. Parasetamol
d. Vitamin A
e. Zat besi / tambah darah
f. Obat cacing
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi dirumah
a. Mengobati infeksi mata dengan tetes/ salep mata
b. Mengeringkan telinga dengan kain/ kertas penyerap
c. Mengobati luka dimulut dengan gentian violet
d. Meredakan batuk dan melegakan tenggorokan dengan bahan yang aman
3. Pemberian pengobatan ini hanya diklinik
a. Antibiotik intramuskular
b. Suntikan artemeter untuk malaria berat
c. Mencegah agar gula darah tidak turun
4. Pemberian cairan tambahan pada diare
a. Rencana Terapi A : penanganan diare dirumah
b. Rencana Terapi B : penanganan dehidrasi ringan/ sedang dengan oralit
c. Rencana Terapi C : penanganan dehidrasi berat
5. Pengobatan lanjutan
a. Pemberian tablet zinc untuk penderita diare
b. Pemberian cairan pra rujukan untuk demam berdarah dengue
c. Tindakan pra rujuk anak sangat kurus disertai diare
C. Konseling Bagi Ibu
1. Makanan
a. Menilai cara pemberian makan anak
b. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
c. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan
2. Cairan
Meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit
3. Kapan harus kembali
Menasehati ibu kapan harus kembali
4. Menasehati ibu tentang kesehatan sendiri
5. Menasehati ibu tentang penggunaan kelambu untuk pencegahan malaria
D. Pelayanan Tindak Lanjut
1. Pneumonia
2. Diare Persisten
3. Disentri
4. Malaria (Daerah Resiko Tinggi atau Resiko Rendah)
5. Demam mungkin bukan malaria (Daerah Resiko Rendah atau Tanpa Resiko
Malaria)
6. Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut
7. Mungkin DBD/ Demam : Mungkin bukan DBD
8. Infeksi Telinga
9. Masalah pemberian makan
10. Anak Kurus
11. Anemia
III. Pembuatan laporan bulanan
Merupakan hasil rekapan balita sakit yang dilayanani sesuai tatalaksana MTBS.
Target yang ditetapkan adalah 90% balita sakit yang berkunjung ke fasilitas kesehatan
wilayah kerja puskesmas Beber dilayani dengan tatalaksana MTBS.
IV. Rekapan laporan tahunan
Adalah jumlah seluruh hasil rekapan balita sakit yang dilayani sesuai tatalaksana MTBS
selama satu tahun dari bulan Januari – Desember.Juga menampilkan data jumlah seluruh
kunjungan balita sakit berdasarkan klasifikasi penyakit.
V. Evaluasi hasil kegiatan bulanan dan tahunan
Untuk mengetahui sejauh mana sasaran dan target yang telah dicapai setiap bulan dan
tahunnya.
VI. Rencana tindak lanjut kegiatan yang akan datang
Mempersiapkan rencana yang akan dilakukan dalam menindaklanjuti hasil evaluasi
berupa masalah dan hasil pencapaian yang belum dicapai.
BAB V
LOGISTIK

Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelayanan balita adalah :
1. Timbangan bayi
2. Timbangan injak untuk balita
3. Pengukur panjang badan
4. Pengukur tinggi badan
5. Thermometer
6. Respiratory Timer
7. Senter
8. Tongue spatel
9. Nasal canule
10. Otoscope
11. Stethoscope
12. BP Aparatus Anak
13. Obat-obatan sampel

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan MTBS perlu


memperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi akibat kesalahan penanganan dan penatalaksanaan. Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran dilakukan setiap kegiatan pelayanan kesehatan bayi
dan balita sakit.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan pelayanan bayi dan balita sakit perlu diperhatikan keselamatan kerja
karyawan dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan pelayanan. Upaya pencegahan resiko
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk itu dalam setiap
kegiatan pelayanan bayi dan balita sakit sebaiknya selalu menggunakan APD (Alat
Perlindungan Diri), berupa masker dan sarung tangan bila diperlukan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan bayi dan balita sakit harus dimonitor dan dievaluasi
dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Pelayanan dilaksanakan sesuai dengan SPO
a. SPO Tatalaksana MTBS
b. SPO Mengukur Berat Badan Anak Usia 0-2 Tahun
c. SPO Mengukur Berat Badan Anak Usia 2-5 tahun
d. SPO Mengukur Panjang Badan Anak Usia 0-2Tahun
e. SPO Mengukur Tinggi Badan Anak Usia 2-5 Tahun
f. SPO Mengukur Suhu Tubuh
g. SPO Mengukur Pernafasan
h. SPO Cara Pemberian Makan AnakBerdasarkan Umur
i. SPO Cara Pemberian Obat Oral
j. SPO Pemberian Vitamin A
k. SPO Pemberian Terapi Cairan Tambahan Pada Anak Diare
l. SPO Mengobati Infeksi Infeksi Mata
m. SPO Mengobati Infeksi Telinga Akut
n. SPO Mengobati Infeksi/Luka Mulut
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan (Tupoksi)
3. Ketepatan penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
4. Semua kegiatan didasarkan pada aspek kebutuhan pasien sebagai bentuk pelayanan
prima
5. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya bulanan
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas diantaranya dokter, perawat,
bidan dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan kesehatan bayi dan balita.
Keberhasilan kegiatan pelayanan kesehatan bayi dan balita tergantung pada
komitmen yang baik dan disiplin dari pihak terkait dalam upaya meningkatkan kesehatan
bayi dan balita.

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas DTP Beber Kordinator Pelaksana MTBS

TARMUDI, SKM
NIP. 19701126 199103 1 004

Anda mungkin juga menyukai