1 ANALISA ANGIN
Analisa angin merupakan hal yang mendasar dari perencanaan landasan pacu
utama. Bandar udara sedapat mungkin searah dengan angin dominan.
Tabel 7.1 Frekuensi Angin
Kecepatan Angin (mil/Jam)
Arah
Angin >
Jumlah
4 s/d 6 7 s/d 10 11 s/d 16 17 s/d 21 22
N 0.8 4.5 7.8 3.5 2.9 19.5
NE 0.6 7.6 8.1 5.5 0.9 22.7
E 3.5 8.2 3.4 5.7 1.8 22.6
SE 4.1 3.7 4.5 3.4 4.2 19.9
S 1.9 9.1 5.6 4.5 3.9 25
SW 3.3 2.4 6.7 2.3 0.9 15.6
W 4.6 4.5 7.9 4.5 0.8 22.3
NW 6.5 6.6 3.6 5.2 3.4 25.3
Jumlah 25.3 46.6 47.6 34.6 18.8 172.9
Dari data frekuensi angin diatas diperoleh persentase angin melebihi 100%, maka perlu
dihitung kembali. Untuk hasil perhitungan persentase tiap arah mata angin dapat dilihat
pada tabel 7.2.
Tabel 7.2 Persentase Kecepatan Angin
Kecepatan Angin (mil/Jam)
Arah
4 s/d 6 7 s/d 10 11 s/d 16 17 s/d 21 > 22 Jumlah
N 0.463 2.603 4.511 2.024 1.677 11.278
N-E 0.347 4.396 4.685 3.181 0.521 13.129
E 2.024 4.743 1.966 3.297 1.041 13.071
S-E 2.371 2.140 2.603 1.966 2.429 11.510
S 1.099 5.263 3.239 2.603 2.256 14.459
S-W 1.909 1.388 3.875 1.330 0.521 9.023
W 2.660 2.603 4.569 2.603 0.463 12.898
N-W 3.759 3.817 2.082 3.008 1.966 14.633
Jumlah 14.633 26.952 27.530 20.012 10.873 100.000
1,677
NW NE
315 0 45 0
2,024
0,521
3,008
1,966 4,511
3,181
2,082
2,603 4,685
3,817 s
4,396
W E
0 0,463 2,603 4,569 2,603
270
` 90 0
3,759 0,463 4,743 1,966 3,297 1,041
0,347
1,3882,660
2,140
2,024
3,875 5,263
1,909 2,603
2,371
1,099
1,330 3,239
1,966
0,521
2,603
SW SE
225 0 135 0
2,256
2,429
180 0
S
20 Knots 20 Knots
40 Knots
Persentase Wind Rose Arah N – S = S – N
14,633
26,952
27,530
= 10,659 +
Jumlah =
99,785 %
ARAH NE – SW = SW – NE
00
NW 1,677 NE
315 0 45 0
2,024
1,966
0,521
3,008
4,511
3,181
2,082
2,603 4,685
3,817 s
4,396
W E
`
3,759 0,463
0,347
2,660
2,024
1,909
1,099 2,371
2,256
14,633
26,952
4,511 + 4,685 + 1,966 + 2,603 + 3,239 + 3,875 + 4,569 + 2,082 =
27,530
= 10,245 +
Jumlah =
99,372 %
ARAH E – W = W – E N
00
1,677
NW NE
315 0 45 0
2,024
1,966
3,008 0,521
4,511
3,181
2,082
2,603 4,685
3,817 s
4,396
W` E
270 0 0,463 2,603 4,569 2,603 90 0
3,759 0,463 4,743 1,966 3,297 1,041
0,347
1,3882,660
2,140
2,024
3,875 1,9095,263
1,099 2,371 2,603
1,330 3,239
1,966
2,603 2,429
SW SE
225 0 135 0
2,256
0,521
180 0
S
Persentase Wind Rose Arah E – W = W – E
0,463 + 0,347 + 2,024 + 2,371 + 1,099 + 1,909 + 2,660 + 3,759 =
14,633
26,952
27,530
= 10,311 +
Jumlah =
99,438 %
ARAH SE – NW = NW – SE
N
00
1,677
NW NE
315 0 45 0
2,024
1,966
0,521
3,008
4,511
3,181
2,082
2,603 4,685
3,817 s
4,396
W E
` 2,603 4,569 2,603
270 0 90 0
3,759 0,463 4,743 1,966 3,297
1,388
2,140
3,875 5,263
2,603
0,347
2,660 1,041
0,463 2,024
1,909
1,099 2,371
14,633
26,952
27,530
= 10,725 +
Jumlah =
99,851 %
Syarat arah angin dominan dan menjadi arah perencanaan runway adalah ≥ 95 %. Dari
hasil peninjauan diperoleh persentase angin > 95 % (memenuhi syarat), sehingga
diambil nilai persentase arah yang terbesar yaitu = 99,851 %.
7.2 RENCANA GEOMETRIK RUNWAY (LANDASAN PACU)
Sehingga:
Ft = 1 + 0,01 (25 – (15 – 0,0065 .75))
= 1,105
Fs = 1 + 0,1 . S
Dimana : S = kemiringan atau slope = 1,5 %
Fs = 1 + 0,1 . (1,5)
= 1,150
Dari tabel 2.6, untuk kode angka 4 dan kode huruf C diperoleh lebar Runway =
45 m
2. Kemiringan Memanjang Longitudinal Runway
Tabel 2.7. Kemiringan Memanjang (longitudinal) Landasan
Kode Angka Landasan
Perihal
4 3 2 1
Max. Effective Slope 1.0 1.0 1.0 1.0
Max. Longitudinal Slope 1.25 1.5 2.0 2.0
Max. Longitudinal Slope
Change 1.5 1.5 2.0 2.0
Slope Change per 30 m 0.1 0.2 0.4 0.4
Sumber : Basuki .1990
Untuk kode angka 4 (Lihat tabel 2.7)
- Max.Effective Slope = 1.0 %
- Max.Longitudinal Slope = 1.25 %
- Max.Longitudinal Slope Change = 1.5 %
- Slope Change per 30 m = 0.1 %
Keterangan : Untuk landasan dengan kode angka 4 kemiringan memanjang
pada seperempat pertama dan seperempat terakhir dari panjang
landasan tidak boleh lebih dari 0.8 %.
3. Kemiringan Melintang
Untuk landasan dengan kode huruf C, D atau E.kemiringan melintangnya = 1.5
%
4. Panjang, Lebar, Kemiringan Dan Perataan strip Landasan
Tabel 2.8. Panjang, Lebar, Kemiringan dan Perataan Strip Landasan
Catatan :
a. 60 m bila landasan berinstrumen
30 m bila landasan tidak berinstrumen
b. Kemiringan transversal pada tiap bagian dari strip diluar diratakan
kemiringannya tidak boleh lebih dari 5%.
c. Untuk membuat saluran air kemiringan 3 m pertama kearah luar
landasan, bahu landasan, stopway harus sebesar 5%.
Sumber : Basuki .1990
Dari tabel 2.8, dengan kode angka 4 diperoleh nilai sebagai berikut:
a. Jarak min. dari ujung landasan atau stopway = 60 m
b. Lebar strip landasan untuk landasan instrumen = 300 m
c. Lebar strip landasan untuk landasan non instrumen = 150 m
d. Lebar area yang diratakan untuk landasan instrumen = 150 m
e. Kemiringan memanjang maks. untuk area yang diratakan = 1,5 %
f. Kemiringan transversal maks. dari areal yang diratakan = 2,5 %
(lihat catatan b dan c)
Dalam 1 tahun (365 hari) dengan jam operasi lapangan terbang = 22 jam/hari
pesawat akan Take Off di lapangan terbang sebanyak:
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
a. A 300 - B2 = 1 x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 8030 pesawat/tahun
𝑗𝑎𝑚
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
b. B 727 - 200 = 2 𝑗𝑎𝑚
x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 16060 pesawat/tahun
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
c. B 757 - 200 = 2 x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 16060 pesawat/tahun
𝑗𝑎𝑚
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
d. CV 880 M = 2 x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 16060 pesawat/tahun +
𝑗𝑎𝑚
Total = 56210 pesawat/tahun
= 16969,68 kg
= 19876,185 kg
1
W2 (B 757 - 200) = 0,95 x 99790,30 x 8
= 11850,10 kg
1
W2 (CV 880 M) = 0,95 x 83705 x 8
= 9939,97 kg
1/ 2
W2
Log R1 = Log R2
W1
Dimana :
R1 = Equivalent Annual Departure pesawat rencana.
R2 = Annual Departure pesawat-pesawat campuran (dinyatakan dalam roda
pendaratan).
W1 = Beban roda pesawat rencana.
W2 = Beban roda dari pesawat yang dinyatakan.
a. R1 (A 300 - B2)
1/ 2
16969,680
Log R1 = Log 8030
16969,680
R1 = 8030
b. R1 (B 727 - 200)
1/ 2
19876,185
Log R1 = Log 9636
16969,680
R1 = 10428,610
c. R1 (B 757-200)
1/ 2
11850,100
Log R1 = Log 16060
16969,680
R1 = 13420,529
d. R1 (CV 880 M)
1/ 2
9939,970
Log R1 = Log 16060
16969,680
R1 = 12291,395
Tipe
Jenis MSTO W1 W2
Rod R1 R2 Ket.
pesawat W (kg) (kg) (kg)
a
A-300- 142902,6 16969,68 Pesawat
DT 8030 8030
B2 00 0 Rencana
B-727- 83689,20 10428,61 19876,18
D 9636
200 0 0 5
B-757- 99790,30 13420,52 1606 11850,10
DT
200 0 9 0 0
CV- 12291,39 1606
83705 D 9939,970
880-M 5 0
9,6
Tebal Base Course digunakan adalah angka pada daerah kritis, sehingga tebal
Base Course rencana = 25 – 13 = 12 cm
Cek terhadap tebal minimum Base Course dengan
Tabel 7.8. Minimum Base Course Thickness
Minimum Base Course
Design Design Load Range
Thickness
Aircraft
lbs. (Kg) In. (mm)
Single Wheel 30.000 – (13.600 –
50.000 22.700) 4 (100)
50.000 – (22.700 – 6 (150)
75.000 34.000)
Dual Wheel 50.000 – (22.700 –
100.000 45.000) 6 (150)
100.000 – (45.000 – 8 (200)
200.000 90.700)
Dual Tandem 100.000 – (45.000 –
250.000 113.400) 6 (150)
250.000 – (113.400 – 8 (200)
400.000 181.000)
757 200.000 – (90.700 –
6 (150)
767 400.000 181.000)
DC-10 400.000 – (181.000 –
8 (200)
L1011 600.000 272.000)
B-747 400.000 – (181.000 –
600.000 272.000) 6 (150)
600.000 – (272.000 – 8 (200)
850.000 385.700)
C-130 75.000 – (34.000 –
125.000 56.700) 4 (100)
125.000 – (56.700 – 6 (150)
175.000 79.400)
Lapis Permukaan
cmcm 13 cm
Surface
Base
Sub Base
7.4. RENCANA GEOMETRIK TAXIWAY ( LANDAS HUBUNG )
Kecepatan pesawat pada taxiway lebih rendah daripada kecepatan pesawat pada
runway, sehingga lebar taxiway lebih kecil, kurva vertikal, kemiringan dan jarak
pandang tidak sekotak pada runway. Taxiway ialah jalur yang dilalui dari apron ke
landasan pacu.
1. Lebar taxiway bisa dilihat pada tabel 3.2 (kode huruf yang digunakan adalah C).
Tabel 3.2 Lebar Taxiway
Kode huruf Taxiway
E D C B A
7.5
10.5
23 m 23 m 18 m m
m
(75 ft) (75 ft) (60 ft) (25
Lebar Taxiway (35 ft)
ft)
18 m 15 m
(60 ft) (50 ft)
Lebar total
44 m 38 m
taxiway 25 m
(145 (125
dan bahu (82 ft) - -
ft) ft)
landasnya
27
93 m 85 m 57 m 39 m
m
Taxiway Strip (306 (278 (188 (128
(74
Width ft) ft) ft) ft)
ft)
22
44 m 38 m
Lebar area yang 25 m 25 m m
(145 (125
diratakan untuk (82 ft) (82 ft) (74
ft) ft)
strip taxiway ft)
Catatan : Untuk pesawat dengan batas sisi luar roda utama 9 m (30 ft)
Untuk pesawat dengan Wheel base > 18 m (60 ft)
Untuk pesawat dengan Wheel base < 18 m (60 ft)
Sumber : Tabel 4-8.Heru Basuki .1986
2. Kemiringan dan Jarak Pandang Minimum bisa dilihat pada tabel 3.3 (kode huruf
yang digunakan adalah C).
Tabel 3.3 Kemiringan dan jarak pandang
Kode huruf Taxiway
E D C B A
Kemiringan
memanjang 1.50% 1.50% 1.50% 3% 3%
maximum
Perubahan 1% 1% 1% 1%
kemiringan per per per per 1 % per
memanjang 30 m 30 m 30 m 25 m 25 m
maximum
Kemiringan
transversal 1.50% 1.50% 1.50% 2.00% 2.00%
maximum dari
taxiway
Kemiringan
transversal
maximum dari
bagian
yang diratakan
pada
strip taxiway
a. Miring ke atas 2.50% 2.50% 2.50% 3.00% 3.00%
b. Miring ke
bawah 5% 5% 5% 5% 5%
Catatan : Kemiringan transversal dari bagian strip taxiway diluar yang diratakan
kemiringan keatasnya tak boleh lebih dari 5%.
Sumber : Tabel 4-9.Heru Basuki .1986
a. Exit Taxiway
Fungsi exit taxiway adalah membuat seminimal mungkin bagi runway yang
ditempati oleh pesawat yang baru saja mendarat (landing).
Exit taxiway yang bersudut 300 disebut high speed.
Exit atau kecepatan tinggi/cepat keluar, sebagai tanda bahwa exit taxiway
direncanakan untuk pesawat yang cepat keluar, yang penempatannya tergantung
pada jenis pesawat.
Kecepatan saat aproact, tingkat pengereman dan jumlah exit taxiway:
Jarak taxiway = jarak touch down + D dari Threshold
2 2
S1 S2
D =
2a
Dimana:
D = Jarak dari touch down ke titik perpotongan antara runway dan taxiway.
S1 = Kecepatan touch down (m/s).
S2 = Kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (m/s).
a = Perlambatan (m/s2).
Perlambatan diambil 1,5 m/s2 dan jarak harus ditambah 3% per 300 m (1000 ft)
setiap
kenaikan dari muka air laut dan 1% setiap kenaikan 5,6 0C (10 0F) dari
temperatur 15 0C
– 50 0C.
Kecepatan touch down diambil dari tabel 3.7 “Klasifikasi pesawat untuk
perencanaan
taxiway”.
Tabel 3.7 Klasifikasi Pesawat untuk Perencanaan Taxiway
Kecepatan
Design Touch Jarak Touch
Jenis Pesawat
Group Down Down (m)
(Km/Jam)
< 167
Bristol Freighter 170, DC-3, 300 m
I km/jam
DC-4, F-27 (1000 ft
(90 knots)
169 – 222
km/jam Bristol Britania, DC-6, F-28, 450 m
II
(90 – 120 MK-100, Viscount 800 (1500 ft)
knots)
> 224
B-707, B-727, B-737, B-747,
km/jam 450 m
III Air Bus, DC-8, DC-9, DC-10,
( > 121 (1500 ft)
L-1011, Trident
knots)
Sehingga:
(62,22)2 (8,89)2
D =
2 (1,5)
= 1264,10 m
Jarak taxiway ke threshold = jarak touch down + D dari Threshold
= 450 m + 1264,10 m
= 1714,10 m
25 15
= 1726,9558 1 0,01
5,6
= 1757,794 m 1758 m
Sehingga:
(62,22)2 (25,83)2
D =
2 (1,5)
= 1068,05 m
Jarak taxiway ke threshold = jarak touch down + D dari Threshold
= 450 m + 1068.05m
= 1518,05 m
25 15
= 1529,4354 1 0,01
5,6
= 1556,7467 m 1557 m
Kesimpulan:
Jarak exit taxiway dari threshold adalah:
Exit taxiway bersudut 900 = 1758 m.
Exit taxiway bersudut 300 = 1557 m.
Perbedaan letak dari kedua jenis exit taxiway ini tidak terlalu jauh, atas
pertimbangan faktor keamanan dan biaya, maka direncanakan satu jenis exit
taxiway yaitu exit taxiway menyiku (900). Keputusan untuk merencanakan dan
membuat/membangun exit taxiway menyudut siku-siku didasarkan pada analisa
lalu lintas yang ada. Apabila lalu lintas rencana pada jam-jam sibuk (puncak)
kurang dari 26 gerakan (mendarat dan lepas landas) maka exit taxiway menyudut
siku cukup memadai.
Dalam 1 tahun (365 hari) dengan jam operasi lapangan terbang = 22 jam/hari
pesawat akan Take Off di lapangan terbang sebanyak:
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
a. A 300 - B2 = 1 x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 8030 pesawat/tahun
𝑗𝑎𝑚
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
b. B 727 - 200 = 2 x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 16060 pesawat/tahun
𝑗𝑎𝑚
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
c. B 757 - 200 = 2 x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 16060 pesawat/tahun
𝑗𝑎𝑚
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
d. CV 880 M = 2 x 22 ℎ𝑎𝑟𝑖 x 365 hari = 16060 pesawat/tahun +
𝑗𝑎𝑚
Total = 56210 pesawat/tahun
c. B - 757 - 200
Forecast Annual Departure = 16060 pesawat/tahun
= 16060/365
= 44 pesawat/hari
= 44/22 pesawat/jam = 2 pesawat/jam
d. CV 880 M
Forecast Annual Departure = 16060 pesawat/tahun
= 16060/365
= 44 pesawat/hari
= 44/22 pesawat/jam = 2 pesawat/jam
Kontrol :
Kapasitas runway 7 pesawat/jam sama besar dari banyaknya pesawat yang tiba dan
berangkat 7 pesawat/jam sehingga, runway dapat menggunakan runway tunggal.
5 x 0,33
G= = 2,08 ~ 3 gate
0,8
Asumsi dipersiapkan Gate Position untuk pesawat yang tidak terjadwal (non komersil)
sebanyak 1 gate position
Code
Air Craft Wing Span Clearance
Letter
Up to but including 15 m (49 ft) 3,0 m (10
A
ft)
15 m (49 ft) up to but not including 24 m 3,0 m (10
B
(79 ft) ft)
C 24 m (79 ft) up to but not including 36 m 4,5 m (15
(118 ft) ft)
D 36 m (118 ft) up to but not including 52 m 7,5 m (25
(171 ft) ft)
E 52 m (171 ft) up to but not including 60 m 7,5 m (25
(197 ft) ft)
Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position, clearance antara
pesawat dengan pesawat. Ukuran lebar apron dipengaruhi oleh jenis pesawat terbesar
yang akan mendarat di bandara tersebut
Luas Apron
Panjang Apron (p)
P = 7 x gate position terbesar
= 7 x 67,18
= 470,26 m = 470 m
c. Marking Threshold.
Ditempatkan di ujung landasan, sejauh 6 m dari tepi ujung landasan
membujur landasan, panjang paling kurang 30 m, lebar 1,8 m. Banyaknya
strip tergantung lebar landasan.
Lebar Banyaknya
Landasan Strip
18 m 4
23 m 6
30 m 8
45 m 12
60 m 16
= 74,682 m 75 m
7,5 m
7,5 m TR. A-300-B2 7,5 m TR. B-727-200 7,5 m TR. B-757-200 7,5 m TR. CV-880-M 7,5 m
75 m
7,5 m
2 42 m
Adapun luas dari tempat parkir yang direncanakan tergantung pada tipe parkir. Dalam
hal ini digunakan tipe parkir 900. Tipe parkir dengan sudut 900 untuk sebuah kendaraan
diperkirakan membutuhkan tempat parkir seluas:
Panjang = 5,50 m
Lebar = 2,6 m
Luasnya = (5,5 m) (2,6 m)
= 14,3 m2 (untuk 1 kendaraan)
(Tipe Parkir. Ir. Heru Basuki. Hal. 122)
Jadi mobil tiap jalur = L/2,6 : dimana L= Panjang Jalur, diambil 200 m
= 200/2,6
= 77 buah mobil
Jumlah baris parkir = Total Kendaraan / Total tiap jalur
= 700 / 77
= 9,090 9 baris kendaraan
2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m 2,6 m
5,5 m