Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JOURNAL

Nama: Syafira Firdausi

Email Address: syafira.firdausi0206@gmail.com

Subject: Tourism /EKM 422

Judul Artikel : Understanding Travel Risks In A Developing Country: A Bottom Up Approach

Author : Sari Lenggogeni, Brent W. Ritchie & Lee Slaughter

Jurnal : Journal Travel And Tourism Marketing

Vol& Hal : 36, 941-955

Tahun : 2019

Pendahuluan:

Menurut (Hasan,Ismail, & Islam, 2017; Sharifpour, Walters, & Ritchie, 2014), Pariwisata
merupakan salah satu sektor utama perekonomian dan menurut penelitian persepsi wisatawan
tentang tingkat keamanan dari destinasi yag akan dikunjungi (travel risk) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pilihan destinasi yang akan dikunjungi.

Jika bencana melanda negara berkembang maka dampaknya terhadap manusia, politik, dan
sistem budaya akan terasa lebih luas dibadingkan dengan di negara maju. Jenis resiko dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bencana buatan manusia dan bencana alam.

Dalam penelitian ini menggunakan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memahami
resiko perjalanan yang terkait dengan bencana alam di negara berkembang.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui travel risk wisatawan domestik yang benar benar
mengalami bencana alam di salah satu negara yang paling rawan bencana si dunia yaitu
indonesia dengan pendekatan bottom up.

Metodologi:

Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan eksplorasi desain berurutan. Uji coba data
kualitatif awal melalui 52 wisatawan domestik dengan cara wawacara semi terstruktur untuk
mengidentifikasi persepsi risiko perjalanan yang terkait dengan bencana alam di kota Jakarta
Data kemudian divalidasi dan dianalisis menggunakan analisis tematik. Dari tahap kualitatif ini
ditemukan 60 item resiko perjalanan yang diwakili oleh empat persepsi resikodasar dalam
marketing yaitu: resiko budaya,resiko bencana alam, zona tsunami dan kesadaran mitigasi.

Tahap pengumpulan data

Untuk memeriksa faktor yang mendasari persepsi risiko perjalanan, responden diberi pertanyaan
yaitu: Ketika Anda mempertimbangkan bepergian ke sumatera barat,bagaimana Anda menilai
tingkat kekhawatiran Anda? "

untuk menunjukkan tingkat persepsi risiko mereka terhadap bencana alam menggunakan skala
Likert 7 poin (1 = sangat tidak setuju dan 7 = sangat setuju).

Pertanyaan skrining diterapkan untuk memastikan kelayakan responden. Dimana Para responden
harus menyadari bahwa Sumatera Barat rentan terhadap bencana alam dan mereka harus Warga
negara Indonesia yang tidak tinggal di Sumatera Barat.

Survei dilakukan tiga kali seminggu (Rabu, Jumat, dan Minggu) pada tiga pusat perbelanjaan
berbeda di Jakarta dan pekan baru. Dari 850 kuesioner dibagikan kepada responden, 775
kuesioner dikembalikan. Ini menunjukkan bahwa tingkat respons (91,7%) sangat tinggi. Dengan
tingkat 95% dan margin kesalahan + 5%, penelitian ini bertemu aturan praktis untuk ukuran
sampel (Krejcie & Morgan,1970); dengan demikian 605 (71,12%) dari data akhir dilanjutkan ke
tahap analisis statistik.

Hasil penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 605 responden. Sebagian besar responden adalah
perempuan (56,5%) sedangkan sisanya responden adalah laki-laki (43,5%). Dengan kelompok
usia mayoritas 18 hingga 24 tahun (55,7%) diikuti oleh kelompok usia 25 hingga 34 tahun (34%)
dan terakhir, kelompok usia 35 tahun ke atas (10%).kelompok pekerjaan responden terbesar
adalah di sektor swasta (36,5%), sedangkan 31,4% responden lainnya adalah siswa.Sementara
itu, beberapa responden lain memilih untuk menganggap diri mereka sebagai profesional
(12,9%) atau pengusaha (4,8%).

Terkait dengan latar belakang pendidikan responden 49,8% adalah lulusan sekolah menengah
sementara 46,2 2 perguruan tinggi atau fasilitas pendidikan tersier. Sebagian besar dari
Responden berpendapatan rendah (38,5%) ke pendapatan menengah (45%).Umumnya,
mayoritas wisatawan domestik (78,7%) ingin mengunjungi Sumatera Barat, 11,6% tidak berniat
untuk mengunjungi Sumatera Barat dan 9,7% tidak yakin.

Dalam hal jangka waktu mereka berniat untuk mengunjungi Sumatera Barat, 34,2% mengatakan
mereka berencana untuk mengunjungi Sumatra Barat dalam 6 bulan ke depan, 24,8% berencana
untuk berkunjung dalam 6-12 bulan ke depan, 27,7% mengatakan bahwa mereka berencana
untuk berkunjung dalam 1-2 tahun ke depan, dan 13,3% tidak yakin.Hanya 28,5% yang tidak
pernah mengunjungi Sumatera Barat, sementara sebagian besar Responden (71,4%) adalah
pengunjung berulang. Sementara itu, kurang dari sepertiga pernah mengalami bencana alam
(31,7%).

(Lenggogeni et al., 2019)Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan


pendekatan dari bawah ke atas untuk memeriksa perjalanan yang mendasari risiko yang terkait
dengan bencana alam. Hasilnya ada tujuh faktor risiko yang dirasakan terkait dengan bencana
alam.

a. Kelompok pertama adalah Kesiapsiagaan Pemerintah.

faktor ini terdiri dari 10 indikator fungsi pemerintah dalam penanggulangan bencana mulai dari
bekerja dengan masyarakat, mitigasi bencana dan pemulihan rencana, yang meliputi
infrastruktur.

b. Kelompok kedua adalah Ketidakberdayaan. Faktor ini memiliki tujuh indikator risiko yaitu
ungkapkan kepedulian emosional responden tentang keinginan keamanan dan takut dipisahkan
dari anggota keluarga mereka saat bencana.

C. Kelompok ketiga adalah Tsunami. faktor ini mewakili ketakutan responden akan aktivitas
pantai dan membayangkan trauma setelah tsunami.

D. Kelompok keempat adalah Feeling Trapped. Faktor ini meliputi daftar empat indikator yang
mencerminkan psikotes responden ketakutan logis tentang pelarian, penyelamatan, dan
kelangsungan hidup di sebuah bencana.

Kelompok kelima adalah Kecemasan Gempa Bumi.

indikator in diambil dalam satu faktor yang diungkapkan responden yaitu kekhawatiran tentang
perasaan mengerikan ketika gempa bumi.

F. Kelompok keenam adalah Kesadaran Mitigasi.

mencakup tiga indikator, menjelaskan

kekhawatiran tentang manajemen bencana dan mitigasi sistem informasi di tempat tujuan.

Ketujuh

G.Kelompok ketujuh adalah Mythical Beliefs.

Mencakup dua indikator yang mewakili rasa takut responden tentang keyakinan akan mitos yang
terkait dengan hantu pada daerah destinasi.
REFERENSI :Lenggogeni, S., Ritchie, B. W., & Slaughter, L. (2019). Understanding travel risks
in a developing country : a bottom up approach. Journal of Travel & Tourism Marketing,
36(8), 941–955. https://doi.org/10.1080/10548408.2019.1661329

Anda mungkin juga menyukai