A. Pendahuluan
Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia akan
menimbulkan permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah fisik
maupun psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia seperti,
kesepian, perasaan sedih, depresi dan kecemasan. Kecemasan atau
ansietas termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling sering
muncul, ditambah bila lanjut usia tersebut mempunyai riwayat penyakit
salah satunya hipertensi. Menurut Efendi (2010) menua bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stres lingkungan. Sedangkan badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang
berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Menurut perkembangan saat ini hipertensi menjadi masalah global
karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya
hidup seperti merokok, obesitas (pola makan), inaktivitas fisik. Di
Indonesia, prevalensi hipertensi mengalami peningkatan yaitu dari 7,6%
pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013).
Menurut batasan hipertensi yang dipakai sekarang ini, diperkirakan 23%
wanita dan 14% pria berusia lebih dari 65 tahun menderita hipertensi.
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan maupun angka kematian, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto, 2014). Hipertensi sering ditemukan pada lansia dan biasanya
tekanan sistoliknya yang meningkat. Sementara menurut para ahli, angka
kematian akibat penyakit jantung pada lansia dengan hipertensi adalah
tiga kali lebih sering dibandingkan lansia tanpa hipertensi pada usia yang
sama. Kondisi tubuh lansia yang mengalami hipertensi dapat kembali
membaik dan stabil, akan tetapi faktor-faktor psikologis lansia sangat
berpengaruh terhadap proses penanganan masalah hipertensi.
Keterbatasan fisik yang dialami oleh lansia, terkadang lansia mengalami
kecemasan karena berbagai penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh
bahkan semakin memburuk, sehingga harapan untuk sembuh menjadi
sedikit. Hal seperti ini yang pada akhirnya menyebabkan lansia
mengalami gangguan psikis seperti kecemasan. Ansietas pada lansia
memiliki gejala seperti, perasaan khawatir atau takut, mudah tersinggun,
kecewa, gelisah, perasaan kehilangan sulit tidur sepanjang malam, sering
membayangkan hal-hal yang menakutkan dan rasa panik pada hal yang
ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai masalah yang tidak
terselesaikan akan menimbulkan ansietas.
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan lansia dapat mengubah
pola hidup menjadi sehat untuk mencegah dan mengatasi hipertensi,
sehingga tidak menimbulkan akibat atau masalah yang fatal dan
memperburuk kondisi kesehatan pada lansia.
E. Media Penyuluhan
1. LCD
2. Leaflet
F. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan diskusi
G. Materi
Terlampir
H. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
I. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Audience
: Observer
: Fasilitator
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
a. Media sudah dipersiapkan, yaitu kalender dan power point
mengenai hipertensi
b. Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan
c. Kewajiban Pengorganisasian
1) Penyaji
a) Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
b) Mampu menjelasakan materi secara sistematis
c) Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
d) Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
2) Fasilitator
Mampu memfasilitasi sasaran
3) Observer
Mampu mengukur ketepatan waktu
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan
peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang
diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta
yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali pengertian, klasifikasi, penyebab, tanda gejala.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali pencegahan dan penanganan hipertensi.
K. Absensi Peserta
Terlampir
L. Daftar Pustaka
Ardiansyah, M. (2012). Medikal bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta:
Diva press.
Effendi, F & Makhfudli. (2010). Keperawatan Kesehatan Komunitas:
Teori dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Kemenkes RI, (2013). “Direktorat Jenderal PPM & PLP, Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan” Jakarta.
Kowalak, J. P., Welsh., Mayer, B. (2011). Buku ajar pathofisiologi, alih
bahasa oleh Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Lisiswanti, R., Dananda, D. N. A. (2016). Upaya penceghan hipertensi.
Jurnal majoriti, Vol : 5, No. 3. (Online). Diakses pada tanggal 10
Februari 2020.
Sudarta & Wayan. (2013). Asuhan keperawatan klien dnegan gangguan
sistem kardiovaskuler. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Triyanto & Endang. (2014). Pelayanan keperawatan bagi penderita
hipertensi secara terpadu. Yogyakarta: Graha ilmu.
Utaminingsih, W. R. (2015). Mengenal & mencegah penyakit diabetes,
hipertensi, jantung dan stroke untuk hidup lebih berkualitas.
Yogyakarta: Media ilmu.
Materi Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan
Hipertensi
A. Definisi
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan maupun angka kematian, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto, 2014).
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang
sering terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih
dari 150 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, tekanan
sistolik 150-155 mmHg diangga masih normal pada lansia (Sudarta,
2013).
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan hipertensi merupakan
gangguan tekanan darah diatas normal yaitu tekanan darah sistolik diatas
140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg.
B. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi
primer atau esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak
diketahui dan hipertensi sekunder (10%) yang disebabkan oleh penyakit
ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung dan gangguan ginjal. Menurut
JNC VII Report 2003, diagnosis hipertensi ditegakkan apabila didapatkan
tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu yang
berbeda (Indrayani, 2009).
Klasifikasi berdasarkan tinggi rendahnya tekanan sistlik dan
diastlik yaitu :
C. Penyebab
1. Penyebab yang dapat dirubah
a. Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor risiko yang berpengaruh
terhadap hipertensi karena dengan bertambahanya usia maka
semakin tinggi pula risiko mendapatkan hipertensi (Triyanto,
2014).
b. Lingkungan
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap
hipertensi. Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui
syaraf simpatis, dengan adanya peningkatan aktivitas syaraf
simpatis akan meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(Triyanto, 2014).
c. Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah
kegemukkan atau obesitas. Penderita obesitas dengan hipertensi
memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita yang memiliki
berat badan normal (Triyanto, 2014).
d. Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulasi pelepasan
katekolamin. Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokardial
serta terjadi fase kontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah
(Ardiansyah, 2012).
e. Kopi
Kandungan kafein dalam kopi menstimulus sistem syaraf simpatis
dan menyebabkan pembuluh darah mengalami kontriksi disusul
dengan terjadinya peningkatan tekanan darah (Blush, 2014).
2. Penyebab yang tidak dapat dirubah
a. Genetik
Riwayat keluarga yang menderita hipertensu menjadi pemicu
seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu hipertensi disebut
penyakit turunan (Triyanto, 2014).
b. Ras
Orang yang berkulit hitam memiliki risiko yang lebih besar untuk
menderita hipertensi (Kowalak, Weish, dan Mayer, 2011).
Hari/Tanggal :
Di .........................................................................................