BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks, menciptakan
pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen
rumah sakit. Membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan
tersebut merupakan hal yang sama beratnya untuk diimplementasikan. (Vincent, 2011).
Penyelenggaraan keselamatan pasien khususnya dalam manajemen kesalahan manusia
(management of human error), dapat dikatakan mahir apabila telah dilaksanakan dengan proses
belajar kolektif dari kesalahan yang telah terjadi, baik belajar dari kejadian nyaris cedera ataupun
kejadian yang mengakibatkan kerugian yang sebenarnya bagi pasien. Untuk mempromosikan
budaya belajar dari kesalahan, manajemen rumah sakit harus dapat mengidentifikasi budaya
keselamatan pasien yang komprehensif. Budaya keselamatan pasien ini terkait dengan motivasi
pelaporan kejadian keselamatan pasien yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa
budaya menyalahkan (blame free culture). (Mark, 2001)
Berdasarkan SNARS edisi 1 , diharapkan setiap rumah sakit membuat peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang mengintegrasikan semua kegiatan penyusunan ukuran,termasuk
ukuran budaya keselamatan pasien dan pelaporan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).Integrasi
semua sistem ukuran akan memberikan kesempatan adanya penyelesaian dan perbaikan yang
berkesinambungan. Untuk itu, Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan mulai mengadopsi
ukuran budaya keselamatan pasien yang diimplementasikan kepada seluruh staf rumah sakit dari
beberapa sumber untuk langkah awal program keselamatan pasien yang baik.
1.2 Tujuan
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Budaya keselamatan pasien adalah kepercayaan, sikap dan nilai sebuah organisasi
kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan struktur, praktek, peraturan
dan kontrol keselamatan pasien. Budaya ini mencakup tiga komponen yaitu budaya kerja, budaya
pelaporan (insiden) dan budaya belajar (Croll, Coburn, & Pearson, 2012).
Budaya keselamatan pasien terfokus pada nilai, kepercayaan, dan asumsi staf terhadap
iklim organisasi (pelayanan kesehatan) dalam peningkatan program keselamatan pasien (The
Health Foundation, 2013).
Budaya keselamatan pasien adalah produk dari nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan
pola perilaku dari individu dan kelompok dalam sebuah organisasi (pelayanan kesehatan) yang
menentukan komitmen, gaya dan kemahiran dalam manajemen keselamatan pasien. Organisasi
(pelayanan kesehatan) yang memiliki budaya keselamatan pasien yang cenderung positif dapat
dilihat dari komunikasi saling percaya (mutual trust) antar komponen, dengan persepsi yang sama
tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan besarnya manfaat tindakan
pencegahan (Agency for Healthcare Research and Quality, 2004).
Berbagai definisi terkait budaya keselamatan pasien mencakup banyak elemen umum
dalam pelayanan kesehatan. Elemen budaya keselamatan pasien mengacu pada peningkatan
kepercayaan dan perilaku dari staf dalam mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan (Jones,
Skinner, Xu, & Sun, 2007). Menurut The Institute Of Medicine (IOM) dalam Jones, Skinner, Xu,
& Sun (2007), budaya keselamatan pasien membutuhkan tiga elemen penting yaitu :
1. Kepercayaan, walaupun proses pelayanan kesehatan memiliki risiko yang tinggi, namun
dirancang kegiatan yang dapat mencegah kesalahan.
2. Komitmen, dari organisasi untuk mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan
3. Lingkungan kerja, kedisiplinan manajer yang dirasakan saat staf diketahui meningkatkan
risiko cedera pasien dan keluarga.
Budaya keselamatan dapat dilihat dari kehandalan rumah sakit yang memiliki
karakteristik kompleks, proses pelayanan yang sangat berisiko namun dapat menekan angka
insiden kesalahan. Rumah sakit yang dapat menyandang gelar handal/ mahir hanya jika dapat
“bekerja sama” dengan kesalahan, peka terhadap staf yang dapat mempengaruhi proses pelayanan,
memberikan kesempatan kepada orang-orang yang benar-benar tahu proses untuk mengambil
keputusan dan anti budaya menyalahkan pada saat terjadi kesalahan pada proses yang kompleks.
Menurut Geller dalam Chooper (2000), tentang Total Safety Culture, menyebutkan
bahwa ada tiga kelompok faktor yang dapat mempengaruhi budaya keselamatan pasien, yaitu
sebagai berikut : (Chooper, 2000)
a. Faktor personal yaitu cenderung dari orang/ manusia yang bekerja dalam suatu orgaisasi rumah
sakit. Faktor personal ini terdiri dari:
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Motivasi
4) Kompetensi
5) Kepribadian
b. Faktor perilaku organisasi yaitu kondisi lingkungan kerja yang diukur dari segi organisasi
pelayanan kesehatan secara umum. Faktor perilaku organisasi yaitu:
1) Kepemimpinan
2) Kewaspadaan Situasi
3) Komunikasi
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
4) Kerja Tim
5) Stress
6) Kelelahan
7) Kepemimpinan Tim
8) Pengambilan Keputusan
c. Faktor lingkungan merupakan pendukung proses pelayanan dalam organisasi kesehatan, yang
terdiri dari :
1) Perlengkapan
2) Peralatan
3) Mesin
4) Kebersihan
5) Teknik
6) Standar prosedur operasional
Salah satu survey budaya keselamatan yang dikembangkan oleh Agency for Health Care
Research and Quality (AHRQ) adalah The Hospital Survey on Patient Safety dengan 12 elemen
yang dikembangkan sejak tahun 2004 untuk mengukur budaya keselamatan pasien dari perspektif
staf. Adapun beberapa penjelasan terkait instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah
sebagai berikut :
a. Responden
Responden yang dapat mengisi instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah
seluruh jenis staf yang berada di pelayanan rumah sakit. Survey ini sangat cocok dilaksanakan
pada:
1) Staf rumah sakit yang secara langsung bersentuhan dengan pasien (staf klinik seperti dokter,
perawat, fisiotherapist. Staf non klinik seperti billing ruangan dan lain-lain).
2) Staf rumah sakit yang kemungkinan tidak bersentuhan langsung dengan pasien, namun
pelayanannya dapat mempengaruhi pasien (staf farmasi, analis laboratorium, dan lain-lain)
3) Pimpinan, manajer dan petugas administrasi rumah sakit.
b. Dimensi pertanyaan
Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi pertanyaan yang
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yang dituangkan kedalam 9 bagian pada kuesioner yang telah
dilaksanakn uji validitas dan reliabilitas. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1) Kelompok outcome (hasil) yang terdiri dari dua dimensi pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
a) Keseluruhan persepsi tentang keselamatan pasien
b) Frekuensi pelaporan kejadian/ insiden
2) Kelompok budaya keselamatan yang terdiri dari 10 dimensi pertanyaan, yaitu sebagai berikut
a) Teamwork dalam unit
b) Ekspektasi dan aksi pimpinan dalam mempromosikan keselamatan pasien
c) Proses belajar organisasi, perbaikan berkelanjutan
d) Dukungan manajemen rumah sakit dalam keselamatan pasien
e) Umpan balik dan komunikasi kejadian kesalahan
f) Keterbukaan komunikasi
g) Teamwork antar unit dalam rumah sakit
h) Staffing
i) Handoffs (serah terima) dan transisi
j) Respon tidak menyalahkan terhadap kejadian kesalahan
Adapun item soal dalam setiap dimensi pertanyaan dari survey budaya keselamatan
pasien tersebut akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
JENIS PILIHAN
DIMENSI NOMOR ITEM SOAL
SOAL JAWABAN
Grade Berilah peringkat Sempurna, Sangat
Keselamatan E1 keselamatan pasien di Positif Bagus, Cukup,
Pasien (tambahan) ruangan Anda, beri satu Kurang, Buruk
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Sangat setuju,
Setiap kesalahan Setuju, Ragu,
A9 menjadikan perbuahan Positif Tidak Setuju,
yang baik bagi ruangan ini Sangat tidak
Setuju
Setelah kami melakukan
Sangat setuju,
perubahan untuk
Setuju, Ragu,
mengembangkan
A13 Positif Tidak Setuju,
keselamatan pasien, kami
Sangat tidak
mengevaluasi
Setuju
keefektifannya
Dukungan Sangat setuju,
Manajemen rumah sakit
manajemen rumah Setuju, Ragu,
mengembangkan budaya
sakit dalam F1 Positif Tidak Setuju,
kerja yang berfokus pada
keselamatan Sangat tidak
keselamatan pasien
pasien Setuju
Tindakan manajemen Sangat setuju,
rumah sakit Setuju, Ragu,
F8 memperlihatkan bahwa Positif Tidak Setuju,
keselamatan pasien adalah Sangat tidak
prioritas utama Setuju
Manajemen rumah sakit
Sangat setuju,
terlihat antusias terhadap
Setuju, Ragu,
keselamatan pasien hanya
F9 Negatif Tidak Setuju,
ketika terjadi kejadian
Sangat tidak
yang tidak diharapkan
Setuju
(KTD)
Keseluruhan Sangat setuju,
Keselamatan pasien tidak
persepsi tentang Setuju, Ragu,
pernah dikorbankan
keselamatan A15 Positif Tidak Setuju,
dalam menyelesaikan
pasien Sangat tidak
banyak pekerjaan
Setuju
Sangat setuju,
SPO dan sistem kami
Setuju, Ragu,
sudah baik untuk
A18 Positif Tidak Setuju,
mencegah terjadinya
Sangat tidak
kesalahan
Setuju
Sangat setuju,
Hanya suatu kebetulan Setuju, Ragu,
A10 bahwa kesalahan yang Negatif Tidak Setuju,
serius tidak terjadi disini Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Kami punya masalah Setuju, Ragu,
A17 keselamatan pasien di Negatif Tidak Setuju,
ruangan ini Sangat tidak
Setuju
Umpan balik dan Kami selalu diberikan
Selalu, Sering,
komunikasi umpan balik tentang
Jarang, Jarang
kejadian C1 perubahan yang terjadi Positif
Sekali, Tidak
kesalahan berdasarkan laporan
Pernah
kejadian
Kami selalu Selalu, Sering,
diinformasikan tentang Jarang, Jarang
C3 Positif
kesalahan yang terjadi di Sekali, Tidak
ruangan ini Pernah
Di Ruangan ini kami Selalu, Sering,
C5 Positif
berdiskusi tentang cara Jarang, Jarang
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Sangat tidak
Setuju
Staf di ruangan ini bekerja Sangat setuju,
lewat dari waktu kerja, Setuju, Ragu,
A5 demi memberikan Negatif Tidak Setuju,
pelayanan yang terbaik Sangat tidak
bagi pasien Setuju
Kami menggunakan Sangat setuju,
karyawan tidak tetap Setuju, Ragu,
A7 untuk memberikan Negatif Tidak Setuju,
pelayanan terbaik bagi Sangat tidak
pasien Setuju
Kami bekerja seperti Sangat setuju,
dalam ‘situasi krisis’, Setuju, Ragu,
A14 mencoba melakukan Negatif Tidak Setuju,
pekerjaan yang terlalu Sangat tidak
banyak dan terlalu cepat Setuju
Handoffs (serah Saat melakukan transfer Sangat setuju,
terima) dan pasien antar ruangan Setuju, Ragu,
transisi F3 merupakan kondisi yang Negatif Tidak Setuju,
sangat berisiko untuk Sangat tidak
terjadinya insiden Setuju
Sangat setuju,
Informasi penting pasien Setuju, Ragu,
F5 sering hilang pada saat Negatif Tidak Setuju,
pergantian shift Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Masalah sering terjadi Setuju, Ragu,
F7 dalam pertukaran Negatif Tidak Setuju,
informasi antar ruangan Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Perubahan shift Setuju, Ragu,
F11 merupakan masalah bagi Negatif Tidak Setuju,
pasien di rumah sakit ini Sangat tidak
Setuju
Respon tidak Apabila terjadi kesalahan, Sangat setuju,
menyalahkan staf merasa seolah segala Setuju, Ragu,
terhadap kejadian A8 akibat dari kesalahan Negatif Tidak Setuju,
kesalahan mereka ditimpakan Sangat tidak
kepada mereka sendiri Setuju
Ketika suatu kejadian Sangat setuju,
dilaporkan, sepertinya inti Setuju, Ragu,
A12 laporannya adalah Negatif Tidak Setuju,
orangnya, bukan pada Sangat tidak
masalahnya Setuju
Sangat setuju,
Staf khawatir jika
Setuju, Ragu,
kesalahannya tercatat
A16 Negatif Tidak Setuju,
dalam catatan
Sangat tidak
kepegawaian
Setuju
Sumber : (AHQR, 2004)
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
BAB III
METODE SURVEY
Instrumen menggunakan survey budaya keselamatan pasien yang telah baku digunakan
di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan sejak tahun 2019, yang merupakan adopsi dari
Hospital Survey on Patient Safety Culture Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ).
Survey Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit diciptakan November 2004, yang didesain untuk
mengidentifikasi opini staf rumah sakit tentang isu keselamatan pasien, kesalahan medikasi, dan
pelaporan kejadian. Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi pertanyaan yang
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yang dituangkan kedalam 9 bagian pada kuesioner yang telah
dilaksanakn uji validitas dan reliabilitas. (Agency for Healthcare Research and Quality, 2004).
Adapun aturan pengisian kuesioner survey ini adalah sebagai berikut :
1. Survey ini bertujuan untuk mengetahui opini staf mengenai isu keselamatan pasien, kesalahan
medis dan laporan kejadian di lingkungan rumah sakit.
2. Survey ini terdiri dari Sembilan bagian, yang pengisiannya membutuhkan waktu 10-15 menit.
3. Pada bagian A, B, C dan F keterangan pilihan jawaban tertutup adalah sebagai berikut,
1) STS : Sangat Tidak Setuju
2) TS : Tidak Setuju
3) RG : Ragu
4) ST : Setuju
5) SS : Sangat Setuju
4. Pada bagian D keterangan pilihan jawaban tertutup adalah sebagai berikut,
1) TP : Tidak Pernah
2) JS : Jarang Sekali
3) JR : Jarang
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
4) SR : Sering
5) SL : Selalu
5. Pada bagian E, G dan H pilihan jawaban telah tertera secara jelas.
6. Pada bagian I responden bisa menuliskan jawaban secara terbuka (namun tidak akan dianalisis
secara kuantitatif).
7. Nilai untuk setiap pertanyaan adalah antara rentang 1 sampai dengan 5. Jika pertanyaan positif
di jawab dengan jawaban “selalu” atau “ sangat setuju”, maka nilainya adalah 5. Jika
pertanyaan positif dijawab dengan “tidak pernah” atau “sangat tidak setuju” maka nilainya
adalah 1, begitu pula sebaliknya dengan pertanyaan negatif.
8. Jumlah pertanyaan yang akan dianalisis adalah 44 pertanyaan, sehingga nilai maksimum
adalah 44 x 5 = 220 poin, dan nilai minimum adalah 44 x 1 = 44 poin.
Penelitian ini menggunakan instrumen survey budaya keselamatan pasien yang telah
baku digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan sejak tahun 2019, yang merupakan
adopsi dari Hospital Survey on Patient Safety Culture Agency for Healthcare Research and Quality
(AHRQ). Untuk itu, peneliti tidak melaksanakan uji validitas dan reliabilitas ulang terhadap
instrumen tersebut.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
BAB IV
HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN
Survey ini telah dilaksanakan pada bulan April 2019 dengan melibatkan 19 responden.
Adapun hasil survey yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Karakteristik responden yang akan dijabarkan adalah berdasarkan, jenis kelamin, umur,
pendidikan, lama bekerja, profesi dan pengalaman pelatihan KP-RS, adapun hasilnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 1 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019 Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 1 terlihat jika sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki
yaitu 10 orang (52,6%).
Tabel 2 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019 Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel 2 terlihat jika sebagian besar responden berpendidikan sarjana, yaitu
13 orang (68,4%)
Tabel 3 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019 Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan tabel 3 terlihat semua responden telah bekerja di Rumah Sakit Umum
Daerah Cikalong Wetan selama 1-5 tahun, yaitu 19 orang (100%).
Tabel 4 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019 Berdasarkan Profesi
Berdasarkan tabel 4 tampak sebagai besar responden merupakan profesi perawat, yaitu
7 orang (36.8%)
Tabel 5 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019 Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan tabel 5 terlihat semua responden bekerjan 40 jam atau lebih dalam
seminggu yaitu 19 orang (100%)
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Secara umum dapat dianalisis skor keseluruhan nilai budaya keselamatan pasien untuk
19 responden adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Ukuran pemusatan skor keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019
No Ukuran Skor
1 Mean 139.31
2 Median 141.00
3 Mode 144.00
4 Minimum 124.00
5 Maximum 164.00
Berdasarkan tabel 6 terlihat jika nilai median skor keseluruhan survey budaya
keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2018 adalah 139,31 jika
dipersentasekan dengan nilai maksimum 220 maka akan dapat hasil 139.31/220*100% = 63, 2%.
Ini membuktikan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan berada pada posisi
menengah keatas dalam hal budaya keselamatan pasien.Hasil penelitian ini cenderung lebih rendah
jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bea, Pasinringi, & Noor (2013)
dengan judul “Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin
Tahun 2013”. Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa budaya keselamatan pasien Rumah
Sakit Universitas Hasanuddin tergolong kuat dengan persentasi 71,57%. Penelitian terdahulu
tersebut menggunakan alat ukur yang sama, yaitu kuesioner budaya keselamatan pasien diadaptasi
dari kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture dipublikasikan oleh The Agency for
Healthcare Research and Quality (AHRQ) tahun 2004.
Tabel 7 Penjabaran nilai hasil budaya keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong
Wetan tahun 2019 Berdasarkan Area
Jika dilihat dari 19 area penyebaran kuesioner terlihat lebih banyak ruangan yang nilai
median budaya keselamatan pasien responden yang mewakilinya lebih rendah dari median
keseluruhan, yaitu 10 area (52,6%), sedangkan yang lebih tinggi dari median keseluruhan yaitu 9
area (47,4%).
Kondisi ini menunjukkan bahwa masih perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan terkait
keseragaman program keselamatan pasien di masing-masing area tersebut. Namun, secara umum
perlu diketahui terlebih dahulu faktor yang menyebabkan ketidakseragaman tersebut. Banyak
faktor yang bisa mempengaruhi, beberapa faktor yang dapat dilakukan analisis lebih mendalam
sesuai dengan penelitian terdahulu adalah motivasi perawat dan gaya kepemimpinan kepala
ruangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge Hartini, Agus
Santoso tahun 2013 dengan judul : “Pengaruh Motivasi Perawat Dan Gaya Kepemimpinan Kepala
Ruang Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah
Sakit Pemerintah Di Semarang”, menjelaskan bahwa ada pengaruh motivasi perawat terhadap
penerapan budaya keselamatan pasien sebesar 10,3%, ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala
ruang terhadap penerapan budaya keselamatan pasien sebesar 36,8%. Ada pengaruh secara
bersama-sama antara motivasi perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap penerapan
budaya keselamatan pasien sebesar 39,2%. (Nivalinda, Hartini, & Santoso, 2013)
Penelitian terdahulu yang lebih spesifik menjelaskan terkait hal yang dapat
menyebabkan ketidakseragaman budaya keselamatan pasien tersebut adalah dari faktor
pengetahuan dan motivasi perawat yang mempengaruhi sikap mendukung penerapan program
keselamatan pasien, dilakukan oleh Ariyani (2009) di Instalasi Perawatan Intensif RSUD DR
Moewardi Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan motivasi terhadap sikap mendukung penerapan program patient safety (p < 0,05).
Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya pengaruh bersama- sama antara pengetahuan (p =
0,006, Exp B = 2,322), motivasi ( p = 0,020, Exp B = 2,093) terhadap sikap mendukung penerapan
program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Untuk itu, dapat dijadikan pedoman di RSUD Cikalong Wetan untuk menelusuri terlebih
dahulu faktor yang dapat menyebabkan ketidak seragaman nilai median budaya keselamatan pasien
di setiap area, sehingga dapat dibuat program spesifik terkait perbaikan-perbaikan dalam program
keselamatan pasien pada tahun berikutnya.
Sesuai dengan dimensi instrumen survey budaya keselamatan pasien, maka dari 19
responden dapat dianalisis masing-masing jawaban responden untuk setiap pertanyaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 8 Analisis Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi dan Pertanyaan Survey Budaya
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019
FREKUENSI SKOR RAT
TOTA
NO A-
DIMENSI ITEM SOAL L
SOAL 1 2 3 4 5 RAT
SKOR
A
Grade Berilah peringkat
Keselamata keselamatan pasien
n Pasien di ruangan Anda,
(tambahan) E1 beri satu jawaban 0 5 9 5 0 57 3
dengan memberi
tanda rumput pada
kotak (√)
Jumlah Dalam 12 bulan
pelaporan terakhir, menurut
kejadian pengetahuan Anda,
(tambahan) kira-kira berapa 10 4 4 1 0
G1 kejadian 15 0.79
keselamatan pasien
yang dilaporkan di
ruangan Anda?
Tulis angka
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Setelah kami
melakukan
perubahan untuk
A13 mengembangkan 1 1 2 13 2 71 3.74
keselamatan pasien,
kami mengevaluasi
keefektifannya
Dukungan Manajemen rumah
manajemen sakit
rumah sakit mengembangkan
F1 1 5 9 4 0 54 2.84
dalam budaya kerja yang
keselamatan berfokus pada
pasien keselamatan pasien
Tindakan
manajemen rumah
sakit
F8 memperlihatkan 0 3 5 11 1 70 3.68
bahwa keselamatan
pasien adalah
prioritas utama
Manajemen rumah
sakit terlihat
antusias terhadap
F9 keselamatan pasien 0 7 4 6 1 55 2.89
hanya ketika terjadi
kejadian yang tidak
diharapkan (KTD)
Keseluruha Keselamatan pasien
n persepsi tidak pernah
tentang A15 dikorbankan dalam 2 4 10 3 0 52 2.74
keselamatan menyelesaikan
pasien banyak pekerjaan
SPO dan sistem
kami sudah baik
A18 untuk mencegah 2 2 7 8 0 61 3.21
terjadinya
kesalahan
Hanya suatu
kebetulan bahwa
A10 kesalahan yang 0 2 2 11 4 74 3.89
serius tidak terjadi
disini
Kami punya
masalah
A17 3 5 6 5 0 51 2.68
keselamatan pasien
di ruangan ini
Umpan Kami selalu
balik dan diberikan umpan
komunikasi balik tentang
C1 2 3 8 6 0 56 2.95
kejadian perubahan yang
kesalahan terjadi berdasarkan
laporan kejadian
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Kami selalu
diinformasikan
C3 tentang kesalahan 0 5 9 2 3 60 3.16
yang terjadi di
ruangan ini
Di Ruangan ini
kami berdiskusi
tentang cara
C5 0 1 4 8 6 76 4
mencegah
kesalahan terjadi
lagi
Keterbukaa Staf bebas berbicara
n tentang sesuatu jika
komunikasi hal tersebut dapat
C2 3 2 4 7 3 62 3.26
memberikan efek
negatif kepada
pasien
Staf bebas untuk
menanyakan
C4 keputusan atau 0 3 5 8 3 68 3.58
tindakan di luar
kewenangannya
Staf takut untuk
mengajukan
C6 pertanyaan ketika 6 6 4 2 1 43 2.26
sesuatu berjalan
tidak semestinya
Frekuensi Ketika kesalahan
pelaporan terjadi, tapi sudah
kejadian/ diketahui dan
insiden diperbaiki sebelum
berimbas pada
D1 1 4 9 4 1 57 3
pasien (Kejadian
Nyaris Cedera/
KNC), seberapa
sering hal tersebut
dilaporkan
Ketika kesalahan
terjadi, tapi tidak
potensial
mencederai pasien
D2 1 2 7 4 5 62 3.26
(Kejadian Potensial
Cedera/ KPC),
seberapa sering itu
dilaporkan
Ketika kesalahan
terjadi, dan dapat
mencederai pasien,
namun tidak terjadi
D3 1 4 5 8 1 61 3.21
cedera (Kejadian
Tidak Cedera/
KTC), seberapa
sering terlaporkan
Teamwork Terjadi kerjasama
antar unit yang baik antar
dalam ruangan dalam
F4 0 3 6 9 1 65 3.42
rumah sakit rumah sakit untuk
melakukan tugas
bersama
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Ruangan dalam
rumah sakit bekerja
sama dengan baik
F10 0 2 3 9 5 74 3.89
untuk mewujudkan
pelayanan terbaik
kepada pasien
Ruangan dalam
rumah sakit tidak
F2 berkoordinasi 1 2 10 4 2 61 3.21
dengan baik satu
sama lain
Sangat sering
terjadi
ketidaknyamanan
F6 3 7 5 4 0 48 2.53
saat bekerja di
ruangan lain dalam
rumah sakit
Staffing Kami memiliki
cukup staf/ tenaga
A2 untuk 0 2 1 12 4 75 3.95
menyelesaikan
beban kerja kami
Staf di ruangan ini
bekerja lewat dari
waktu kerja, demi
A5 1 1 3 10 4 72 3.79
memberikan
pelayanan yang
terbaik bagi pasien
Kami
menggunakan
karyawan tidak
A7 tetap untuk 2 4 1 7 5 66 3.47
memberikan
pelayanan terbaik
bagi pasien
Kami bekerja
seperti dalam
‘situasi krisis’,
mencoba
A14 0 2 3 10 4 73 3.84
melakukan
pekerjaan yang
terlalu banyak dan
terlalu cepat
Handoffs Saat melakukan
(serah transfer pasien antar
terima) dan ruangan merupakan
F3 0 3 8 8 0 62 3.26
transisi kondisi yang sangat
berisiko untuk
terjadinya insiden
Informasi penting
pasien sering hilang
F5 0 5 7 4 3 62 3.26
pada saat
pergantian shift
Masalah sering
terjadi dalam
F7 pertukaran 0 3 9 6 1 62 3.26
informasi antar
ruangan
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Perubahan shift
merupakan masalah
F11 4 5 8 1 1 47 2.47
bagi pasien di
rumah sakit ini
Respon Apabila terjadi
tidak kesalahan, staf
menyalahka merasa seolah
n terhadap A8 segala akibat dari 7 7 3 2 0 38 2
kejadian kesalahan mereka
kesalahan ditimpakan kepada
mereka sendiri
Ketika suatu
kejadian
dilaporkan,
A12 sepertinya inti 2 14 0 2 1 43 2.26
laporannya adalah
orangnya, bukan
pada masalahnya
Staf khawatir jika
kesalahannya
A16 tercatat dalam 1 2 3 13 0 71 3.73
catatan
kepegawaian
Jika ditelusuri dari masing masing dimensi dan pertanyaan survey budaya keselamatan
pasien yang memiliki nilai rata-rata < 3 poin maka ditemukan dimensi dan pertanyaan yang
membutuhkan perhatian secara nyata adalah sebagai berikut :
Tabel 9 Analisis Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi dan Pertanyaan Survey Budaya
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalong Wetan tahun 2019 yang lebih kecil
dari <3 poin
Manajemen rumah
sakit
mengembangkan
F1 budaya kerja yang 1 5 9 4 0 54 2.84
berfokus pada
keselamatan pasien
Manajemen rumah
sakit terlihat
Staffing antusias terhadap
F9 keselamatan pasien 0 7 4 6 1 55 2.89
hanya ketika terjadi
kejadian yang tidak
diharapkan (KTD)
Keseluruha Keselamatan pasien
n persepsi tidak pernah
tentang dikorbankan dalam
A15 2 4 10 3 0 52 2.74
keselamatan menyelesaikan
pasien banyak pekerjaan
Kami punya
masalah
A17 3 5 6 5 0 51 2.68
keselamatan pasien
di ruangan ini
Umpan Kami selalu
balik dan diberikan umpan
komunikasi balik tentang
kejadian C1 perubahan yang 2 3 8 6 0 56 2.95
kesalahan terjadi berdasarkan
laporan kejadian
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
1. Karakteristik : sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 10 orang (52,6%).
Sebagian besar responden berpendidikan berpendidikan diploma, yaitu 13 orang (68,4%).
Sebagian besar responden telah bekerja di RSUD Cikalong Wetan selama 1-5 tahun, yaitu 19
orang (100%). Sebagai besar responden merupakan profesi perawat, yaitu 7 orang (36,8%).
Sebagai besar responden bekerja 40 jam atau lebih dalam seminggu yaitu 19 orang (100%)
2. Nilai median skor keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di RSUD Cikalong Wetan
tahun 2019 adalah 160,00 jika dipersentasekan dengan nilai maksimum 141 maka akan dapat
hasil 141/220*100% = 64,09%. Ini membuktikan bahwa RSUD Cikalong Wetan berada pada
posisi menengah dalam hal budaya keselamatan pasien.
3. Jika ditelusuri dari masing masing dimensi dan pertanyaan survey budaya keselamatan pasien
yang memiliki nilai rata-rata < 3 poin maka ditemukan dimensi dan pertanyaan yang
membutuhkan perhatian secara nyata adalah Jumlah pelaporan kejadian (tambahan),
Ekspektasi dan aksi pimpinan dalam mempromosikan keselamatan pasien, Staffing,
Keseluruhan persepsi tentang keselamatan pasien, Umpan balik dan komunikasi kejadian
kesalahan, Keterbukaan komunikasi, Teamwork antar unit dalam rumah sakit, Handoffs (serah
terima) dan transisi, Respon tidak menyalahkan terhadap kejadian kesalahan, dengan kondisi
yang perlu ditingkatkan adalah kondisi dengan opini :
a. Kesadaran tentang jumlah pelaporan insiden
b. Kesadaran tentang pencegahan terjadinya insiden, karena tidak terjadinya insiden dalam
suatu unit bukan disebabkan oleh kebetulan.
c. Kesadaran teamwork antar unit dalam rumah sakit
d. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pasien
e. Jumlah staf/ tenaga untuk menyelesaikan beban kerja RS
f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang terlalu
banyak dan terlalu cepat
g. Kekhawatiran staf jika kesalahannya tercatat dalam catatan kepegawaian
5.2 Rekomendasi
1. Memperbaiki kondisi dibawah ini (dengan membuat keputusan/ langkah langkah strategis) :
a. Kesadaran tentang jumlah pelaporan insiden
b. Kesadaran tentang pencegahan terjadinya insiden, karena tidak terjadinya insiden dalam
suatu unit bukan disebabkan oleh kebetulan.
c. Kesadaran teamwork antar unit dalam rumah sakit
d. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pasien
e. Jumlah staf/ tenaga untuk menyelesaikan beban kerja RS
f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang terlalu
banyak dan terlalu cepat
g. Kekhawatiran staf jika kesalahannya tercatat dalam catatan kepegawaian
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Referensi
Agency for Healthcare Research and Quality. (2004). Hospital Survey on Patient Safety Culture.
(R. Westat, J. Sorra, & V. Nieva, Eds.). Rockville: Services, Agency for Healthcare Research
and Quality U.S. Department of Health and Human.
AHQR. (2000). Hospital Survey on Patient Safety Culture : Items and Dimensions, 4–6.
Ariyani. (2009). Analisis Pengetahuan Dan Motivasi Perawat Yang Mempengaruhi Sikap
Mendukung Penerapan Program Patient Safety Di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr
Moewardi Surakarta Tahun 2008. Universitas Diponegoro.
Bea, I. F., Pasinringi, S. A., & Noor, N. B. (2013). Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2013. Bagian Manajemen Rumah Sakit, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar, 1–14.
Beginta, R. (2012). Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien, Gaya Kepemimpinan, Tim Kerja,
Terhadap Persepsi Pelaporan Kesalahan Pelayanan oleh Perawat Di Unit Rawat Inap
Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2011. Universitas Indonesia.
Chooper, M. D. (2000). Towards a model of safety culture. Safety Science Journal, 36, 111–136.
Croll, Z. T., Coburn, A. F., & Pearson, K. B. (2012). Promoting a Culture of Safety : Use of the
Hospital Survey on Patient Safety Culture in Critical Access Hospitals. Flex Monitoring
Team, (April).
Departemen Kesehatan RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. (2008a). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Kedua).
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. (2008b). Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (Kedua).
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety dan Karakteristik Kesalahan Pelayanan : Implikasi
Kebijakan di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Jambi. Jurnal Kesehatan Mssyarakat Nasional,
6, No. 2(Oktober), 67–76.
Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Jati, S. K. (2013). Pengaruh Peningkatan Mutu Layanan Dan Fasilitas Fisik Terhadap Budaya
Dan Insiden Keselamatan Pasien Di RS Paru Jember. Universitas Jember.
Jones, K. J., Skinner, A., Xu, L., & Sun, J. (2007). The AHRQ Hospital Survey on Patient Safety
Culture : A Tool to Plan and Evaluate Patient Safety Programs, (May).
Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit (2009). Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2011). Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Marella, W. M. (2007). Why Worry About Near Misses? Patient Safety & Quality Healthcare
Journal, (October), 1.
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
UPTd RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 CikalongWetan Kode Pos 40556
Email:rsudcikalongwetan@gmail.com Website: www.rsudcikalongwetan.comTelp 022 86866243
Mark, D. (2001). Patient Safety and the “ Just Culture :” A Primer For Health Care Executives ;
Medical Event Reporting System – Transfusion Medicine (MERS-TM). National Institutes of
Health Journal, (April), 3.
Mustikawati, Y. H. (2011). Analisis Determinan Kejadian Nyaris Cedera Dan Kejadian Tidak
Diharapkan Di Unit Perawatan Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. Universitas Indonesia.
Nivalinda, D., Hartini, M. C. I., & Santoso, A. (2013). Pengaruh Motivasi Perawat Dan Gaya
Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Oleh
Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah Di Semarang. Departemen DKKD PSIK
FK Universitas Diponegoro, 1(November), 138–145.
Pujilestari, A., Maidin, A., & Anggraeni, R. (2013). Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Oleh
Perawat Dalam Melaksanakan Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Tahun 2013. Bagian Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, UNHAS, Makassar, 1–13.
Rachmat, M. (2012). Buku Ajar Biostatistik: Aplikasi pada Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.
Ranji, S. R., & Shojania, K. G. (2008). Implementing Patient Safety Interventions In Your Hospital:
What To Try And What To Avoid. The Medical Clinics of North America Journal, 92(2),
275–93, vii–viii. doi:10.1016/j.mcna.2007.10.007
Saryono, & Anggraeni, M. D. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiowati, D. (2010). Hubungan Kepemimpinan Efektif Head Nurse Dengan Penerapan Budaya
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Universitas Indonesia.
Sujono, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk
Smart Riset: Program SPSS IBM 21.0. Bandung: Alfa Beta.
The Health Foundation. (2013). Safety Culture: What Is It And How Do We Monitor And Measure
It?. London.
Vincent, C. (2011). The Essentials of Patient Safety (2nd ed., p. 2). London: Imperial Centre for
Patient Safety and Service Quality Department of Surgery and Cancer Imperial College of
Science, Technology & Medicine.
WHO World Alliance For Patient Safety. (2005). WHO Draft Guidelines for Adverse Event
Reporting and Learning Systems : From Information To Action (1st ed., p. 7). Geneva,
Switzerland: World Health Organization.