Anda di halaman 1dari 35

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Anemia merupakan kelainan hematologi yang sering dijumpai. Anemia


sendiri merupakan suatu istilah yang menunjukkan tubuh kekurangan sel darah
merah atau sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Secara
fisiologis terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.1
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena
terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang
dikandung. Anemia dalam kehamilan sangat berpotensial membahayakan ibu dan
anak termasuk terganggunya pertumbuhan janin, kelahiran prematur, berat lahir
rendah, gangguan laktasi, interaksi perilaku ibu/bayi yang buruk, depresi post
partum dan peningkatan kematian janin dan neonatal. Oleh karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dan semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan pada masa yang akan datang. Pada saat hamil apabila anemia tidak
dapat tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat
postpartum.2,3
Sampai saat ini, anemia pada ibu hamil masih merupakan salah satu
masalah kesehatan di Indonesia. Menurut WHO pada tahun 2012, terdapat anemia
dalam kehamilan sebesar 41,8% di seluruh dunia. Menurut Riskesdas 2018,
prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 48,9 %. Prevalensi anemia ini lebih
tinggi dibandingkan dengan prevalensi anemia di negara maju, karena itu di
Indonesia masalah anemia pada ibu hamil masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena prevalensinya lebih dari 20%. Anemia dapat disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi
asam folat, penyakit infeksi, faktor bawaan dan perdarahan. Di negara
berkembang 40% anemia disebabkan karena defisiensi zat besi yang dikenal
dengan istilah anemia gizi besi.4-6
Tablet Besi merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk
pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Unsur Fe merupakan unsur paling
penting untuk pembentukan sel darah merah. Tablet zat besi (Fe) sangat

1
dibutuhkan oleh wanita hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi
tablet Fe minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilannya.7
Di Indonesia program penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil telah
dikembangkan sejak tahun 1975 melalui distribusi Tablet Tambah Darah (TTD).
TTD merupakan suplementasi gizi mikro khususnya zat besi dan folat yang
diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia gizi besi selama
kehamilan. Pemberian TTD diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil
(antenatal care). Standar TTD diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
88 tahun 2014. Target yang ditetapkan dalam pedoman kerja puskesmas adalah
sebesar 90 %.8,9
Berdasarkan data laporan program gizi Puskesmas Loji dari bulan Januari
2019 sampai dengan November 2019, didapatkan cakupan ibu hamil yang
mendapat tablet Fe adalah 96,87 % dimana pencapaian belum mencapai target
Januari-November 2019 ( 100%).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Menurut WHO pada tahun 2012, terdapat anemia dalam kehamilan sebesar
41,8% di seluruh dunia.
1.2.2 Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar
48,9 %.
1.2.3 Menurut data Riskesdas 2013, ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe
89,1% tetapi hanya 33,3% dari 89,1% yang mengkonsumsi hingga 90 tablet
atau lebih.
1.2.4 Menurut data Riskesdas 2013, pemberian minimal 90 tablet besi untuk
mencegah anemia pada ibu hamil di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar
87.3 % dari target 90%.
1.2.5 Masih belum tercukupinya cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe di
Puskesmas Loji periode Januari 2019 sampai dengan November 2019
sebesar 96.87% dari target 100%.

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya masalah anemia, penyebab masalah anemia, penyelesaian
masalah anemia dan keberhasilan program pemberian minimal 90 tablet besi pada
ibu hamil untuk menurunkan prevalensi anemia di Puskesmas Loji Kabupaten
Karawang periode Januari 2019 sampai dengan November 2019.

1.3.2 Tujuan khusus


1.3.2.1 Diketahuinya perencanaan kebutuhan dan penyediaan tablet besi di
wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang, periode Januari
2019 sampai dengan November 2019.
1.3.2.2 Diketahuinya kelompok sasaran tablet besi di wilayah kerja Puskesmas
Loji, Kabupaten Karawang, periode Januari 2019 sampai dengan
November 2019
1.3.2.3 Diketahuinya pendistribusian tablet besi di wilayah kerja Puskesmas Loji,
Kabupaten Karawang, periode Januari 2019 sampai dengan November
2019.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang, periode Januari 2019
sampai dengan November 2019.
1.3.2.5 Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan program pemberian tablet
besi pada ibu hamil di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang, periode
Januari 2019 sampai dengan November 2019.

1.4 Manfaat Evaluasi Program


1.4.1 Bagi Evaluator
1.4.1.1 Menerapkan ilmu yang telah diperoleh saat kuliah mengenai evaluasi
program dengan pendekatan sistem.
1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengevaluasi suatu program
Puskesmas melalui pendekatan sistem.
1.4.1.3 Menjadi suatu pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana
mengevaluasi program di Puskesmas.

3
1.4.1.4 Mengetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam menjalankan program
Puskesmas dan memicu cara berpikir kritis dan ilmiah dalam
menyelesaikan masalah yang timbul.

1.4.2 Bagi Puskesmas yang dievaluasi


1.4.2.1 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pemberian
tablet besi pada Ibu hamil di Puskesmas dan pemecahan masalahnya.
1.4.2.2 Memperoleh masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan saran untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya
pemberian tablet besi pada Ibu hamil.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu hamil akibat kekurangan zat
besi yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi saat kehamilannya melalui
program Puskesmas dengan perencanaan kebutuhan, penyimpanan,
pendistribusian tablet besi, sosialisasi berupa penyuluhan kelompok, dan
pemberian tablet besi kepada ibu hamil dan melakukan pencatatan dan pelaporan
dengan baik.

1.5 Sasaran
1.5.1.1 Semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang, periode Januari 2019 sampai dengan November 2019.

4
Bab II
Materi dan Metode

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai program pemberian tablet besi minimal 90 tablet
pada ibu hamil di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang, periode Januari 2019
sampai dengan November 2019, yang berisi kegiatan :
a) Pemberian tablet besi pada ibu hamil
b) Pencatatan dan pelaporan program pemberian tablet besi pada ibu hamil.

2.2 Metode
Metode evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program
pemberian tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
periode Januari 2019 sampai dengan November 2019 terhadap tolok ukur yang
ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian
data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem
sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program pemberian
tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas Loji kemudian dibuat usulan dan saran
sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.

5
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1 Sistem

Bagan di atas menerangkan tentang sistem, yang merupakan suatu


rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu
tujuan yang jelas. Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen
yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai
salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan.10
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Ada enam
unsur yang saling berhubungan dan berpengaruh pada sistem, yaitu:10
a) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
Terdiri dari tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode
(method), mesin atau alat yang digunakan (machine), jangka alokasi waktu
(minute), lokasi masyarakat (market) dan informasi (information).
b) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Mulai dari perencanaan (planning), organisasi (organization),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).

6
c) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
d) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola
oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik.
e) Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut, misalnya berupa rapat bulanan.
f) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.2 Tolok Ukur


Tolok ukur merupakan suatu nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan
dan digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem,
yang meliputi masukan, proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik yang
digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
pemberian tablet besi pada ibu hamil.

7
Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam evaluasi ini diambil dari data tersier
yang berasal dari:
a) Data geografis dari Puskesmas Loji , Kabupaten Karawang tahun 2019.
b) Data demografis dari Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang, semua ibu
hamil yang mendapat tablet besi dari bulan Januari 2019 sampai dengan
September 2019.
c) Data laporan bulanan program upaya gizi di Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang periode Januari sampai dengan September 2019.

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografi
4.2.1.1 Luas Wilayah dan Batas-Batas
Puskesmas Loji terletak di wilayah Kecamatan Tegalwaru, yang lokasinya
terletak di bagian selatan Kabupaten Karawang yaitu di kampung Munjul
Rt.01/02 Desa Cintalaksana Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang. Luas
wilayah kerja Puskesmas Loji adalah 10.768 km2.
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Ciampel
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Cariu
c. Sebelah Barat : Kecamatan Pangkalan
d. Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari

4.2.1.2 Wilayah Administrasi


Wilayah kerja Puskesmas Loji terdiri dari 9 desa, 40 RW dan 114 RT.
Sembilan desa tersebut adalah:

1. Desa Kutamaneuh
2. Desa Kutalanggeng
3. Desa Cintalanggeng
4. Desa Cintawargi

8
5. Desa Cintalaksana
6. Desa Mekabuana
7. Desa Wargasetra
8. Desa Cigunungsari
9. Desa Cipurwasari.

4.2.2 Data Demografi

Berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas Loji pada tahun 2018,


didapatkan gambaran sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk yang mendiami wilayah kerja Puskesmas Loji,


Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang ialah sebanyak 35.959 jiwa,
dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki mencapai 18.125 jiwa, dan
proporsi jumlah penduduk perempuan mencapai 17.834 jiwa dan total
12.266 KK.
2. Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Loji paling banyak adalah tamat sekolah dasar (SD) yaitu
sebanyak 641 jiwa, dan paling sedikit tamat SMA sebanyak 289 jiwa.

4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Loji meliputi:
1. Puskesmas Pembantu (PUSTU) : 2 Buah
2. Polindes :-
3. Klinik 24 Jam : 1 Unit
4. Praktek Dokter Swasta: 1 Unit
5. Pondokan Bidan : 13 Unit
6. Rumah Bersalin : 1 Unit
7. Apotik : 4 Unit
8. Praktek Bidan Swasta: 1 Unit
9. Balai Pengobatan: -
10. Posyandu : 38 Unit
11. Posbindu : 9 Unit

Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Loji yaitu:

9
1. Dokter Umum : 2 Orang
2. Dokter Gigi : 1 Orang
3. Bidan : 24 Orang
4. Perawat : 9 Orang
5. Sanitarian : 1 Orang
6. Analis : 1 Orang
7. Assisten Apoteker: 1 Orang
8. Administrasi :-
9. Keamanan : 1 Orang
10. Kebersihan : 2 Orang
11. Sopir : 1 Orang

Pembiayaan Kesehatan diperoleh dari:

1. Umum
2. Askes
3. Jamkesda/Karawang Sehat
4. Jamkesmas/BPJS/Kartu Indonesia Sehat

4.3 Data Khusus


4.3.1. Masukan
4.3.1.1 Tenaga (man)

 Kepala Puskesmas : 1 Orang


 Koordinator Bidang KIA: 1 Orang
 Dokter Umum : 2 Orang
 Bidan Desa : 9 Orang
 Bidan Poned dan Puskesmas : 15 Orang

4.3.1.2 Dana (money)

 Anggaran dana puskesmas yang bersifat BLUD (sebagian dari APBD dan
sebagian dari hasil jasa layanan puskesmas)

10
 Anggaran dana dari setiap desa.

4.3.1.3 Sarana

Sarana Medis:
 Ranjang pemeriksaan: ada
 Stetoskop : ada
 Handschoon : ada
 Fetal Doppler : ada
 Termometer : ada
 Sphygmomanometer : ada
 Timbangan konvensional: ada
 USG : ada
 Microtoise : ada
 Pita Ukur : ada
 Infus set : ada
 Cairan infus : ada
 Alat suntik : ada
 Obat-obatan : ada

Sarana Non-Medis:
 Gedung Puskesmas : 1 gedung
 Posyandu : 38 gedung
 Pondokan bidan : 13 gedung
 Poned : 1 gedung
 Praktek dokter swasta: 1 gedung

Alat bantu lainnya:

 Laptop : 1 unit
 Proyektor : 1 unit

4.3.1.4 Metode (Method)


a. Perencanaan Kebutuhan dan Penyediaan Tablet Besi

11
Kebutuhan tablet besi perlu dihitung secara seksama karena akan
mempengaruhi proses penyediaan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam proses pengadaan diantaranya adalah sasaran yaitu ibu hamil yang
jumlahnya diketahui secara tepat. Hal ini sangat diperlukan dalam perencanaan
untuk mencegah terjadinya kekurangan atau sebaliknya kelebihan jumlah tablet
besi yang disediakan. Data dari sasaran ibu hamil di tingkat Puskesmas
diperoleh dari data riil yang merupakan rekapitulasi data desa/kelurahan, telah
disepakati oleh bagian KIA dan gizi dan kemudian digunakan untuk
mengajukan kebutuhan tablet besi ke kabupaten/kota. Sedangkan pada tingkat
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/kota melakukan perhitungan sasaran
menggunakan data proyeksi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik provinsi
atau kabupaten/kota yang disepakati oleh KIA dan gizi.

Tablet Fe = (Jumlah Ibu hamil x minimal 90 tablet) + (10%)

Pengadaan tablet besi dapat dilaksanakan melalui jalur pemerintahan


(sektor kesehatan dan non kesehatan) maupun non-pemerintahan (masyarakat
dan swasta).
Perhitungan kebutuhan suplementasi tablet besi untuk ibu hamil yang
merupakan data dari Puskesmas Loji bulan Januari 2019 sampai dengan
November 2019, di mana jumlah sasaran ibu hamil riil sebanyak 4.215 orang
ibu hamil.

Jumlah Target Fe = (Jumlah ibu hamil x minimal 90 tablet)+ (10%)


= ( 4.215 x 90 tablet ) + (10% kebutuhan tidak terduga)
= 379.350 tablet + (10% x 379.350 tablet)
= 417.285 tablet besi

b. Penentuan Sasaran Penerima Tablet Besi


Ibu hamil menjadi prioritas utama karena kelompok ini paling rentan
menderita anemia. Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di
pelayanan kesehatan harus diperiksa kadar hemoglobin. Pemberian tablet besi
pada ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari selama kehamilan dengan jumlah

12
minimal 90 tablet hingga mencapai 270 tablet besi.

c. Pendistibusian Tablet Besi.


Distiribusi dimulai dari tingkat pusat/provinsi/kabupaten sampai ke
tempat-tempat sarana pelayanan di mana tablet besi diberikan kepada sasaran.
Tempat distribusi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu Jalur pemerintah dimana
tablet besi dikirim langsung ke instalasi farmasi di tingkat provinsi dan
kemudian di distribusikan ke kabupaten dan kota. Kabupaten dan kota
mendistribusikan ke puskesmas. Petugas kesehatan di puskesmas
mendistribusikan ke puskesmas pembantu, poskesdes, polindes dan posyandu
serta sarana pelayanan kesehatan lainnya untuk kemudian didistribusikan ke
sasaran. Jalur swasta dimana produsen mendistribusikan tablet besi ke
pedagang farmasi/ distributor, yang selanjutnya didistribusikan ke apotek,
rumah sakit, rumah bersalin swasta, sarana pelayanan kesehatan lainnya dan ke
perusahaan. Masyarakat atau sasaran dapat memperoleh tablet besi di tempat-
tempat tersebut secara langsung.

d. Sosialisasi Suplementasi Tablet Besi.


Sosialisasi memberikan kontribusi yang penting untuk terciptanya
mobilisasi dan partisipasi yang efektif dalam masyarakat dengan cara
memberitahukan hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan, seperti
pentingnya konsumsi tablet Fe yang diperlukan untuk pertumbuhan janin,
plasenta, dan pengganti perdarahan saat persalinan. Sosialisasi tablet Fe dapat
dilakukan secara perorangan (tatap muka) maupun kelompok. Secara
perorangan dapat melalui kunjungan ibu hamil ke Puskesmas, karena
didalamnya mencakup pelayanan minimal, seperti timbang badan dan ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus (dan
pemberian Tetanus Tokosid), ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi
(90 tablet selama kehamilan), temu wicara (pemberian komunikasi
interpersonal dan konseling), dan tes laboratorium sederhana (Hb, Protein
urin). Sedangkan sosialisasi berkelompok dapat disisipkan dalam pelaksanaan
kelas ibu hamil. Pertemuan tersebut bisa dihadiri bersama suami atau anggota

13
keluarga yang lain.

e. Pemberian Tablet Besi terhadap Ibu Hamil.


Tablet besi diberikan 1 tablet setiap hari selama kehamilan minimal 90
tablet, dimulai sedini mungkin dan dilanjutkan sampai masa nifas. Bagi ibu
hamil yang menderita anemia diberikan 2 tablet setiap hari sampai kadar Hb
mencapai normal ( maksimal 30 hari dosis pengobatan ).

f. Pencatatan dan Pelaporan.


Bagian ini merupakan bagian yang penting dari kegiatan pemantauan
dan evaluasi. Pencatatan dan pelaporan cakupan suplementasi tablet besi
dilakukan secara berjenjang mulai dari posyandu sampai dengan pusat.
Pencatatan di posyandu dicatat dalam Sistem Informasi Posyandu (SIP) dan
direkapitulasi di posyandu oleh bidan atau petugas pustu saat kegiatan
posyandu maupun saat kunjungan ibu hamil.
Pencatatan di tingkat desa dilakukan oleh bidan dan dicatat pada kohort
Antenatal Care (lembar KIA-4) dan kemudian dilaporkan ke puskesmas
selambat-lambatnya pada tanggal 5 bulan berikutnya. Pihak puskesmas
melakukan pencatatan dalam kohort Antenatal care (lembar KIA-4).

4.3.2 Proses
A. Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai :
1) Perencanaan kebutuhan dan penyediaan tablet besi.

Perencanaan kebutuhan tablet besi dihitung secara seksama setiap 1 tahun


sekali dengan menggunakan data jumlah sasaran riil ibu hamil, dan
penyediaan tablet besi dari pusat dari pihak pemerintah dan swasta.

2) Penentuan Kelompok Sasaran Tablet Besi.

Sasaran ditentukan oleh pihak kesehatan baik bidan maupun petugas


kesehatan lainnya.

14
3) Pendistibusian Tablet Besi.

Pendistribusian tablet besi diberikan secara gratis setiap kunjungan ibu hamil
ke bidan atau pusat kesehatan di puskesmas. Tablet besi diberikan sebanyak
30 butir saat ibu hamil datang melakukan pemeriksaan. Atau membeli sendiri
di apotek.

4) Sosialisasi Suplementasi Tablet Besi.

Sosialisasi dilakukan setiap kali ada kelas ibu hamil di setiap desa oleh bidan
desa maupun kader yang bertanggung jawab.

5) Pemberian Tablet Besi terhadap Ibu Hamil.

Pemberian tablet besi sebanyak 1 butir perhari pada ibu hamil sewaktu ibu
hamil datang melakukan pemeriksaan dan diberikan sedini mungkin hingga
ibu memasuki masa nifas. Pemberian tablet besi sebanyak 2 butir perhari
pada ibu hamil dengan anemia.

6) Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan secara berjenjang mulai dari


posyandu hingga pusat. Pemberian tablet besi harus dicatat di kohort ante
natal lalu dilaporkan ke puskesmas untuk dilaporkan ke kabupaten/kota setiap
1 bulan.

15
B. Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur
dalam melaksanakan tugasnya.

Kepala Puskesmas

H. Ujang Suryana S.KM

Kordinator Gizi

Hj. Evi Noviliasusi, Am.Keb

PenanggungJawab

Hj. Evi Noviliasusi, Am.Keb

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Loji , Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten


Karawang.

C. Pelaksanaan
1) Perencanaan kebutuhan dan penyediaan tablet besi.

Perencanaan kebutuhan tablet besi dihitung secara seksama setiap 1 tahun


sekali dengan menggunakan data jumlah sasaran riil ibu hamil, dan
penyediaan tablet besi dari pusat dari pihak pemerintah dan swasta.
2) Penentuan kelompok sasaran tablet besi.

Sasaran ditentukan oleh pihak kesehatan baik bidan maupun petugas


kesehatan lainnya yaitu semua ibu hamil hingga memasuki masa nifas.
3) Pendistribusian tablet besi.

Pendistribusian tablet besi diberikan setiap kunjungan ibu hamil ke bidan


atau pusat kesehatan di puskesmas. Tablet besi diberikan sebanyak 30

16
butir saat ibu hamil datang melakukan pemeriksaan.

4) Sosialisasi suplementasi tablet besi.

Sosialisasi dilakukan setiap kali ada kelas ibu hamil di setiap desa oleh
bidan desa maupun kader yang bertanggung jawab.

5) Pemberian Tablet Besi terhadap Ibu Hamil.

Setiap kali ibu hamil datang memeriksakan kehamilan akan diberikan 30


butir tablet besi untuk 30 hari. Apabila hasil pemeriksaan Hb didapati
hemoglobin rendah maka akan diberikan tablet besi sebanyak 2 butir
perhari. Tablet besi diberikan oleh bidan di puskesmas, bidan desa,
posyandu, atau pihak kesehatan pemerintah lainnya.

6) Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan secara berjenjang mulai dari


posyandu hingga pusat. Pemberian tablet besi harus dicatat di kohort
antenatal lalu dilaporkan ke puskesmas untuk dilaporkan ke
kabupaten/kota setiap 1 bulan. Laporan itu diproses oleh bagian Gizi.

D. Pengawasan
1) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap satu bulan sekali.
2) Rapat
Kegiatan rapat di dalam puskesmas dan di dinas kesehatan dilakukan
setiap 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan sekali.

4.3.3 Keluaran
A. Cakupan pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil
Pemberian tablet besi (tablet tambah darah) pada ibu hamil minimal telah
mendapat total 90 tablet besi.
Persentase :

17
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 90 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 tambah darah
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑑𝑖 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 Loji 𝑝𝑒𝑟𝑖ode tertentu X 100 %

= 714 x 100 %
737
= 96.87%

Target pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama 11 bulan = 100 % (*)
Besar Masalah pada cakupan pemberian tablet besi minimal selama 9 bulan:
Besar masalah = ( Target – Cakupan) : Cakupan x 100%

= 100 % – 96.87 % x 100%


100%
= 3.13%

Kesimpulan:
Cakupan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama 9 bulan, belum mencapai
target dengan besar masalah 3,13%

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Jumlah ibu hamil


yang memperoleh pelayanan
antenatal K4 di wilayah
kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil x 100%
di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu tertentu

= 624 x 100 %
737
= 84.66 %

18
Target cakupan kunjungan ibu hamil K4 selama 11 bulan = 85.52%. (*)
Besar Masalah pada cakupan kunjungan ibu hamil K4 selama 12 bulan adalah:

Besar masalah = Target –cakupan x 100%


Target

= 85.52% - 84.66% x 100 %


85.52%

= 1.39%

Kesimpulan:
Cakupan kunjungan ibu hamil K4, belum mencapai target dengan besar masalah
1.39%.

19
Bab V
Pembahasan Masalah

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran:


Tabel 5.1. Masalah menurut Variabel Keluaran
No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah
1. Cakupan pemberian 100 % 96.87% 3.13%
tablet besi 3 pada ibu (Januari 2019 –
hamil November 2019)

2. Cakupan Kunjungan 85.52 % 84.66% 1.39%


Ibu Hamil K4 (Januari 2019 –
November
2019)

5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan


Tabel 5.2. Masalah menurut Variabel Masukan
No Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah
1. Tenaga 1 bidan tiap desa, 5 kader 1 bidan desa, 5 kader (-)
tiap posyandu tiap posyandu
2. Dana Cukup Cukup (-)
3. Sarana Tersedia Ada

4. Metode Perhitungan jumlah Bidan tidak (-)


*Perencanaan sasaran dan kebutuhan melakukan
kebutuhan dan disesuaikan dengan jumlah perencanaan yang
penyediaan tablet sasaran riil , dan jelas sebelum
besi penyediaan tablet besi oleh menjalankan program
pemerintah maupun swasta

*Penentuan sasaran Ibu hamil hingga masa Metode kegiatan


penerima tablet besi nifas sudah sesuai dengan
Tolok ukur

*Pendistibusian Distiribusi dimulai dari


tablet besi. tingkat pusat /provinsi / Metode kegiatan
kabupaten sampai ke sudah sesuai dengan (-)
tempat-tempat sarana Tolok ukur
pelayanan di mana tablet
besi diberikan kepada
sasaran.
*Sosialisasi tablet Beberapa pertanyaan yang Metode kegiatan (+)
besi berkaitan dengan kegiatan sudah sesuai dengan
sosialisasi suplementasi Tolok ukur
tablet besi adalah sebagai

20
berikut :
1. Mengapa perlu
dilakukan kegiatan
sosialisasi suplementasi
tablet besi?
2. Apa tujuan yang ingin
dicapai dalam sosialisasi?
3. Siapa sasaran, dimana
dan kegiatan apa yang
dapat digunakan dalam
sosialisasi suplementasi
tablet besi
4. Kapan sosialisasi
suplementasi dilakukan?
5. Media komunikasi apa
yang dapat digunakan?
6. Siapa yang bertanggung
jawab melakukan
sosialisasi?
7. Siapa yang berperan
dalam melakukan
sosialisasi?

Pada ibu hamil sebanyak Metode kegiatan


Pemberian tablet 3x selama masa kehamilan sudah sesuai dengan (-)
besi pada ibu hamil ketika ibu hamil Tolok ukur
memeriksakan kehamilan.
Setiap kali pemberian, ibu
hamil mendapat 30 tablet
besi

Pencatatan dan pelaporan Melakukan


ini dilakukan berjenjang pencatatan dan
*Pencatatan dan mulai dari posyandu pelaporan dengan
(-)
pelaporan hingga pusat. Pemberian benar
tablet besi dicatat di
bagian UPGK dan KIA
setiap bulan.

5.3 Masalah Menurut Variabel Prosess


Tabel 5.3. Masalah menurut Variabel Proses
No Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah
1. Perencanaan Terdapat perencanaan Ada (-)
tertulis mengenai
kegiatan Pemberian
Tablet Besi
2. Pengorganisasian Ada Ada (-)
* Pembagian tugas dalam
melaksanakan program
pemberian tablet besi pada
ibu hamil
Ada Ada (-)
*Struktur organisasi secara
tertulis
3. Pelaksanaan Perhitungan jumlah Perhitungan (-)
 Perencanaan kebutuhan sasaran dan kebutuhan jumlah sasaran

21
tablet besi dan penyediaan disesuaikan dengan dan kebutuhan
tablet besi jumlah sasaran riil, dan disesuaikan
penyediaan tablet besi dengan jumlah
oleh pemerintah sasaran riil , dan
maupun swasta penyediaan
tablet besi oleh
pemerintah
maupun swasta
Setiap ibu hamil yang
datang melakukan Sesuai dengan (-)
 Penentuan sasaran
pemeriksaan antenatal sasaran
penerima tablet besi
di bidan

 Sosialisasi suplementasi Satu bulan tiga kali di Metode kegiatan (+)


tablet besi tiga desa, pada bulan sudah sesuai
puasa dua kali di dua
Tolok ukur
desa melalui leaflet,
poster, penyuluhan,
kelas ibu hamil, dan
lain-lain dimana dapat
menjangkau seluruh ibu
hamil

Setiap kali ibu hamil


 Pemberian tablet besi pada Masih ada Ibu (+)
melakukan pemeriksaan
ibu hamil. hamil yang
antenatal, ibu hamil
akan diberikan 30 tablet menolak
besi, untuk dikonsumsi menerima tablet
1 tablet per hari, dan besi dengan
bila ibu menderita alasan masih ada
anemia, maka akan
sisa. Mual-mual
diberikan tablet besi
untuk dikonsumsi 2 sehingga tidak
tablet perhari. minum TTD.
(+)
Pencatatan dan Pencatatan pada
pelaporan ini dilakukan buku KIA sering
Pencatatan dan pelaporan
berjenjang mulai dari tidak dilakukan
posyandu hingga pusat.
oleh Bidan dan
Pencatatan dilakukan
oleh bagian Upaya ada Ibu hamil
Perbaikan Gizi yang tidak
Keluarga dan bagian membawa buku
Kesehatan Ibu dan KIA saat ANC
Anak. Kemudian sehingga
laporan tersebut akan di pencatatan pada
berikan kepada
kohort Antenatal
kabupaten/kota setiap
bulannya masih belum
optimal

4. Pengawasan 1x/bulan Belum Optimal (+)


Oleh Kepala Puskesmas

22
5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
Tabel 5.4. Tabel Masalah Menurut Variabel Lingkungan
No Variabel Pencapaian Masalah
1. Fisik
Fasilitas kesehatan lain Belum baik, karena kurangnya (+)
pencatatan dan pelaporan pasien yang
melakukan kunjungan antenatal di
luar wilayah kerja puskesmas, belum
dilaporkan ke puskesmas tempat
dimana ibu tinggal.
2. Non Fisik
 Pendidikan Sebagian masyarakat belum (+)
memahami pentingnya tablet tambah
darah pada masa kehamilan

 Budaya Beranggapan bahwa suplemen tablet (+)


besi mengakibatkan bayi yang lahir
gemuk, dan hipertensi.

Bab VI
Perumusan Masalah

23
6.1 Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):
a. Cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil 96.87% dari target 100%
dengan masalah sebesar 3.13%.
b. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 mencapai 84.66% dari target 85.52%
dengan besar masalah adalah 1.39%.

6.2 Masalah dari unsur lain (penyebab):


Dari masukan:
a. Kurang tersedia poster sebagai saran informasi bagi pasien atau calon
pasien dan keluarganya yang berkunjung di Puskesmas Loji

Dari proses (pelaksanaan)


a. Sebagian ibu hamil menolak pemberian tablet besi dengan alasan masih
ada sisa di rumah.
b. Mual-mual bila minum tablet besi.
c. Kurang ada pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh petugas BPS
d. Kurang adanya kordinasi dari petugas puskesmas dan petugas BPS

Dari Lingkungan
a. Anggapan bahwa tablet besi mengakibatkan bayi gemuk dan hipertensi.
b. Kurangnya kesadaran dan partisipasi keluarga untuk memberi motivasi
kepada Ibu hamil untuk mengkonsumsi TTD.
c. Belum baik, karena kurangnya pencatatan dan pelaporan dari tempat ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya di luar puskesmas atau di bidan
swasta.

Bab VII
Prioritas Masalah

24
7.1 Masalah Menurut Keluaran
a) Cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil 96.87% dari target 100%
dengan masalah sebesar 3.13%.
b) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 mencapai 84.66% dari target 85.52%
dengan besar masalah adalah 1.39%.

Bab VIII
Penyelesaian Masalah

25
8.1 Masalah
a) Cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil 96.87% dari target 100%
dengan masalah sebesar 3.13%.
b) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 mencapai 84.66% dari target 85.52%
dengan besar masalah adalah 1.39%.

8.1.1 Penyebab
Dari masukan:
a. Kurang tersedia poster sebagai saran informasi bagi pasien atau calon
pasien dan keluarganya yang berkunjung di Puskesmas Loji.

Dari proses (pelaksanaan)


a. Sebagian ibu hamil menolak pemberian tablet besi dengan alasan masih
ada sisa di rumah.
b. Mual-mual bila minum tablet besi.
c. Kurang ada pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh petugas BPS.
d. Kurang adanya kordinasi dari petugas puskesmas dan petugas BPS.
e. Kurang optimal pengawasan dari Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab
Program.
Dari Lingkungan
a. Kurang adanya pencatatan dan pelaporan dari tempat ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di luar puskesmas atau di bidan swasta.
b. Kurangnya kesadaran dari keluarga untuk memberikan motivasi bagi ibu
hamil yang mengkonsumsi TTD.

8.1.2 Penyelesaian:
Untuk Masukan:
a. Meningkatkan kordinasi antara petugas dan kader di posyandu.
b. Mengadakan poster dan leaflet dengan bahasa yang sederhana dan
promotif yang mudah dipahami oleh semua orang.

Untuk Proses (Pelaksanaan)

26
a. Memberikan edukasi kepada ibu hamil pada saat pemberian tablet besi di
posyandu atau puskesmas atau BPS untuk patuh minum obat.
b. Membuat kartu Kepatuhan Minum Obat yang diisi oleh ibu hamil setiap
hari.
c. Memberikan anjuran kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi Tablet besi
pada malam hari untuk mencegah mual-mual dibarengi dengan tablet
vitamin C.
d. Meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang pemberian tablet besi pada
ibu hamil melalui kelas ibu hamil, sekaligus memberdayakan ibu hamil
sebagai sumber informan bagi orang lain (Commnication word of mouth)
e. Meningkatkan kepatuhan petugas dalam pencatatan pada kohort dengan
sosialisasi mengenai pentingnya pencatatan.
f. Mencatat pemberian tablet besi pada Ibu hamil pada buku KIA dan
menggunakan kartu pemberian tablet besi agar dapat terlihat apakah Ibu
hamil tersebut mendapatkan tablet besi minimal 90 tablet dan kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang sudah diberikan.
g. Membina kerjasama dengan bidan swasta atau pihak lainnya dengan
membuat acara temu wicara sekaligus membuat kontrak atau perjanjian
untuk memberikan laporan pemberian tablet besi pada ibu hamil setiap
bulan termasuk penditribusian tablet besi.
h. Mengoptimalkan pengawasan oleh kepala puskesmas dan
penanggungjawab program.

Untuk Lingkungan
a. Penyuluhan di masyakat tentang pentingnya pemberian tablet besi pada
ibu hamil ( di balai desa, Di KUA – kelompok calon pengantin)
b. Kunjungan keluarga ibu hamil yang mendapat tablet besi secara khusus
yang berisiko anemia.
c. Mengedukasi suami dan anggota keluarga lain saat kujungan rumah untuk
memotivasi ibu hamil agar patuh mengkonsumsi tablet besi.
d. Melibatkan suami pada kelas ibu hamil minimal 1 x pertemuan.

27
e. Melengkapi poster di balai desa atau di tempat umum dan membagikan
leaflet yang berisikan pentingnya mengkonsumsi tablet besi selama
kehamilan dengan bahasa yang sederhana dan promotif sehingga mudah
dipahami oleh masyarakat.
f. Penyuluhan Tablet Tambah Darah untuk anak Remaja (SMP dan SMA).

28
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program Pemberian Tablet besi pada ibu hamil
di Puskesmas Loji periode Januari 2019 sampai dengan September 2019, dengan
cara pendekatan sistem didapatkan:
a. Kebutuhan tablet besi di Puskesmas Loji, Kabupaten Kawarang sebanyak
417.285 tablet besi.
b. Sasaran pemberian tablet besi adalah semua ibu hamil hingga masa nifas yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang.
c. Pendistribusian tablet besi bagi ibu hamil di Puskesmas Loji menggunakan
jalur pemerintahan dimana pusat menyalurkan tablet besi hingga sampai ke
Puskesmas dan kemudian di simpan di Gudang farmasi untuk kemudian
didistribusikan kepada ibu hamil setiap kali ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan.
d. Cakupan pemberian minimal 90 tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas Loji,
Kabupaten Karawang sejak Januari 2019 sampai dengan November 2019
masih kurang. Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di puskesmas Loji masih
belum mencapai target.
e. Sistem pencatatan dan pelaporan program pemberian tablet besi pada ibu
hamil di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang dilakukan secara berjenjang
mulai dari Posyandu hingga pusat. Pemberian tablet besi pada ibu hamil baik
di lingkungan Puskesmas maupun swasta harus dicatat oleh pihak Gizi yang
bekerja sama dengan Kesehatan Ibu dan Anak, lalu dilaporkan setiap
bulannya oleh pihak Puskesmas untuk dilaporkan ke kabupaten/kota setiap 1
bulan.

9.2. Saran
Saran bagi Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab program:
1. Melengkapi sarana informasi, terutama poster dengan bahasa yang menarik,
jelas, singkat, dan mudah dimengerti di Puskesmas, Posyandu dan di tempat
praktek bidan desa dan balai desa.

29
2. Meningkatkan Penyuluhan Tablet Besi di kelas ibu hamil, kegiatan desa dan
sekolah.
3. Mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya pencatatan untuk meningkatkan
kepatuhan petugas dalam pencatatan pada kohort dan pada buku KIA.
4. Meningkatkan pengambilan dan kepatuhan meminum tablet besi serta
mengoptimalkan pencatatan dengan menggunakan kartu penambah darah
5. Meningkatkan kerjasama dengan pihak dari luar puskesmas, seperti pelaporan
data ibu hamil yang menerima tablet besi dan kunjungan K4 di praktek swasta
sehingga Puskesmas memiliki data yang lebih lengkap.
6. Meningkatkan kordinasi dan kerjasama Lintas Program dan lintas sektor, yaitu
dengan program Ante Natal Care dan bidan swasta serta kelurahan.
7. Memperbaiki dan melengkapi data pencatatan laporan ibu hamil.
8. Kerjasama dengan kepala desa dan kader mengenai hari pelaksanaan kegiatan
yang berkaitan dengan ibu hamil baik itu posyandu, kelas ibu hamil, dan lain
sebagianya.

30
Daftar Pustaka
1. Bakta IM. Hematologi klinik. Jakarta: EGC;2016
2. Ogunjuyigbe PO, Sanusi, et al. Poor dietary intake of energy and retinol
among pregnant women: Implications for pregnancy outcome in Southwest
Africa. Pak. J. Nutr. 2013; 7(3):480-484.
3. Sarwono, IBG. Ilmu kandungan, penyakit kandungan, dan KB. Jakarta ; buku
kedokteran EGC;2016
4. WHO. Daily iron and folic acid supplementation in pregnant women. 2012.
Diunduh dari, http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/77770/1/9_eng.pdf, 15
Desember 2019.
5. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman penatalaksanaan pemberian tablet
tambah darah. 2015.h.1-23
6. Muliaty. Factor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsusmsi tablet besi di rsud arifin nu’mang rappang kabupaten sidrap.
FKM unhas. 2017. Di unduh pada 15 Desember 2019.
7. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Pentingnya konsumsi tablet Fe bagi ibu hamil. Edisi 13 Agustus
2018. Diunduh dari http://promkes.kemkes.go.id/home pada tanggal 15
Desember 2019
8. Kementerian Kesehatan RI. Rencana kerja pembinaan gizi masyarakat tahun
2013. Di unduh dari http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman %20Gizi/bk
%20rencana %20kerja %20gizi %20FINAL.pdf, 25 September 2019.
9. Kementerian Kesehatn RI dan Millenium Challange Account-Indonesia.
Pedoman program pemberian dan pemantauan mutu tablet tambah darah
untuk ibu hamil di wilayah program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat.
2015
10. Anuar A. Pengantar admisinitrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa
Aksara; 2006.h.17-2.

31
LAMPIRAN

Lampiran 1
Peta Wilayah Puskesmas Loji

Gambar 2. Profil Puskesmas Loji Tahun 2018.

32
Lampiran 2
Peta Wilayah Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Jawa Barat

Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Jawa Barat


Sumber: www.JawaBaratinfo.com

33
Lampiran 3
Data Monografi Kecamatan Tegalwaru

Tabel 1. Jumlah Desa, Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin,


Jumlah RW dan Jumlah RT di Wilayah Puskesmas Loji Tahun 2018

No. Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah


L P JML RW RT
1. Kutamaneuh 2.195 2.072 4.267 8 18
2. Kutalanggeng 1.577 1.557 3.134 3 13
3. Cintalanggeng 2.014 1.938 3.952 3 9
4. Cintawargi 1.938 2.054 3.992 4 12
5. Cintalaksana 2.279 2.044 4.323 4 11
6. Mekarbuana 2.323 2.188 4.511 4 12
7. Wargasetra 2.747 2.987 5.734 6 14
8. Cigunungsari 1.722 1.666 3.388 4 12
9. Cipurwasari 1.330 1.328 2.658 4 14
Jumlah 18.125 17.834 35.959 40 114
Sumber: Laporan Kegiatan Puskesmas DTP Loji Tahun 2018

Lampiran 6

Gambar 4. Tablet Tambah Darah

34
Lampiran 7

Gambar 5. Leaflet Anemia pada Kehamilan

35

Anda mungkin juga menyukai