Kalian tahu aku dilahirkan dimana?, dibesarkan dimana? Dan... apa bahasa yang aku gunakan
sehari-hari?.
Mungkin bagi kalian aku ini lucu, menanyakan sesuatu yang seharusnya tidak aku tanyakan,
sebab kalian pasti sudah tahu jawabannya.
Aku gila karena cinta, bukan cinta kepada seseorang, melainkan kepada bahasa yang aku
gunakan sehari-hari, ya ini, bahasa ini, yang kalian dengar sekarang ini.
Aku gila, memang gila, karena bahasaku ini aku gila.
Gila memang!.
Apa kalian tidak menanyakan kenapa aku bisa gila karena mencintai bahasa sendiri?.
Hahahaha.....
Maaf sebelumnya, bukan bermaksud apa-apa aku berbicara seperti ini, kalau kalian tahu segala
kasih yang ada di negeri ini, entah kasih sayang atau kasih-kasih yang lain, itu berasal dari kisah,
iya, dari kisah-kisah yang telah kau ciptakan maka timbulah sebuah kasih yang kau rasakan,
benar? Benar....
Kalian pernah berangan? Kalian berangan tentang sesuatu, pasti sesuatu yang kalian angankan
itu adalah sesuatu yang kalian inginkan, benar?. Karena memang segala sesuatu yang kalian
inginkan, berasal dari angan-angan kalian.
Hahahaha.... haduuuuuh.......
Tetapi jika kalian tahu, bahasaku ini terkadang membuatku frustasi, sangat rumit,
membingungkan hingga jengkel sendiri aku karenanya.
Betapa tidak, sering kalian dengar orang-orang menyebutnya apotik, orang-orang menyebutnya
praktek padahal yang benar menurut KBBI apotek dan praktik.
Ada ada saja....
Mereka marah, mereka putus asa yang disebut? Asu!
Mereka tidak takut kepada Tuhan dan mereka lebih takut kepada hantu. Lah, Mereka lupa siapa
yang menciptakan mereka.
Terkadang aku jengkel juga sama orang-orang pemakai bahasa yang sama dengan bahasa yang
aku gunakan. Bukan jengkel sama orangnya, tetapi aku jengkel sama kata-kata atau kalimat-
kalimat yang digunakannya.
Lucu bukan?, ya karena memang ini kondisinya, bahasa yang gundah, bahasa yang sangat lucu.
Walaupun begitu, aku sangat bangga dengan bahasaku, mungkin tanpa bahasa ini aku tidak akan
bisa bicara, mungkin aku tidak bisa mengungkapkan ini dihadapan kalian semua, atau mungkin
aku akan dipanggil si bodoh buta huruf, si bodoh buta bahasa dan bodoh-bodoh lainnya.
Bahasaku yang mengajariku berbagai ilmu, segala ilmu bisa kudapat karena bahasaku ini.
Bahasa Indonesia, bahasa yang memberi banyak pengetahuan kepadaku sehingga aku enggan
yang akan meninggalkan dan enggan untuk ditinggalkan.