Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS POTENSI ANCAMAN TSUNAMI DAN JALUR EVAKUASI DI

KECAMATAN KOTAAGUNG, KABUPATEN TANGGAMUS, LAMPUNG

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas UAS


Mitigasi Bencana

Yang diampu oleh:

1. Yakub Malik, MT.


2. Hendro Murtianto, S.Pd., M.Sc.

Ilyas Fajar Zulfikar ( 1705522)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
KaruniaNya saya bisa menyelesaikan Laporan tugas UAS tepat pada waktunya. Tak lupa salawat
serta salam kami curahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, para
sahabatnya dan kita selaku umatnya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas UAS dalam mata kuliah Mitigasi
Bencana Ucapan terimakasih saya berikan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan tak lupa juga saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian laporan ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya masukan, kritik maupun saran
yang membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan laporan ini.

Bandung, Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK

Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang
tinggi di dunia. Pada tanggal 22 Desember 2018, peristiwa tsunami yang disebabkan oleh
letusan Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah
pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Pemetaan potensi bencana, wilayah pemukiman
terdampak dan pemetaan jalur evakuasi perlu dilakukan. Metode yang digunakan adalah
dengan teknologi SIG dengan pendekatan analisis deskriptif. diperoleh peta potensi
tsunami yang terdiri dari 3 kategori. Ketiga kategori tersebut adalah kategori rendah ,
yaitu wilayah yang mempunyai total skor kerentanan 100-185. Kategori sedang , yaitu
wilayah yang mempunyai total skor kerentanan 186-270. Kategori Tinggi , yaitu
wilayah yang mempunyai total skor kerentanan 271-355.
Didapatkan wilayah Kecamatan Anyer memiliki potensi bencana Tsunami
rendah seluas 746,84 Ha dengan presentasi 12,16% dari total luas wilayah, kategori
Sedang seluas 3179,70 Ha dengan presentasi 51,80% dari total luas wilayah dan katefori
Tinggi seluas 2211,42 Ha dengan presentasi 36,02% dari total luas wilayah . Sementara
itu Pemukiman yang berpotensi terkena bencana tsunami dengan luas wilayah katergori
rendah 0,07 Ha dengan presentasi 0,019 % dari total luas wilayah, Kategori Sedang
Seluas 129,65 Ha dengan presentasi 30,90 % dari total luas wilayah dan kategori tinggi
seluas 289,75 Ha dengan presentasi 69,07% dari total luas wilayah.

Kata Kunci : Tingkat Potensi Tsunami , Wilayah terdampak , SIG


1. PENDAHULUAN

Indonesia dengan kondisi geografis yang dilingkupi oleh perairan tak ayal menjadikannya
memiliki garis pantai terpanjang nomor 2 (dua) di dunia dengan panjang 99.093 km (
Kementrian Kelautan dan Perikanan 2018 ). Dengan kondisi tersebut bukan hanya beragam
manfaat secara ekonomis melainkan ada sisi lain yang perlu di waspadai dan perlu
dipersiapkan segala kemungkinan potensi kebencanaan yang akan terjadi.

Potensi kebencanaan atau ancaman yang terjadi apabila dilihat dari kondisi wilayah
Indonesia secara maritim ialah potensi bencana tsunami dengan beragam sebab dan asal
muasal terjadi nya. Kemungkinan terjadinya tsunami yang berasal dari patahan lempeng di
dasar laut, atau adanya longsoran akibat dipicu oleh gempa bumi dan sebab lainnya
menjadikan Indonesia harus memiliki data juga aksi mitigasi bencana khususnya tsunami
bagi daerah rawan bencana atau berpotensi terjadinya tsunami.

Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung merupakan wilayah


pusat pemerintahan Tanggamus dengan potensi pariwisata pantai yang indah bernama teluk
semangko dan pariwisata gunung tanggamus. Selain daya tarik potensi pariwisata, tentu ada
potensi bahaya tsunami yang mengincar lokasi ini. Maka dari itu, dilakukanlah pengambilan
data dari beragam aspek untuk mengetahui potensi bahaya bencana tsunami di Kecamatan
Kotaagung, diantaranya, kondisi keterbukaan lahan, jarak tertentu pada garis pantai,
ketinggian lokasi, serta kemiringan lerengnya.

Mitigasi adalah suatu hal yang penting di daerah rawan bencana seperti di Negara
Indonesia ini maka dari itu di butuhkan pemodelan mitigasi yang akurat dan tanggap
sehingga dapat mengurangi jumlah korban yang terkena dampak dari suatu bencana
alam.dalam laporan ini saya diberi tugas untuk membuat pemodelan yang se akuarat
mungkin untuk menimalisir jatuhnya korban jiwa dengan membuat peta ancaman bencana
tsunami. Peta ini di buat dengan mempertimbangkan beberapa parameter yaitu kemiringan
lereng, alltitude, radius garis pantai, keterlindung lahan. Dengan di buat nya peta ini saya
berharap dapat menambah ilmu saya dalam hal mitigasi bencana khususnya tsunami dan
juga menambah pengetahuan masyarakat yang berada di Kecamatan Kotaagung Kabupaten
Tanggamus.
2. METODOLOGI
Pemetaan dilakukan dengan 3 Sintaks yang berbeda dan hasil akhir 3 Output Peta
yaitu Peta potensi Tsunami berdasar ketinggian , Peta derah pemukiman yang terkena
dampak dan Peta Jalur Evakuasi
Tahapan Metodologi pada bagan I
Pengumpula
n data

Peta Peta Penggunaan Citra Peta


Administrasi Lahan SRTM Hidrografi

Digitasi Garis Reclassify Buffering


Pantai Sungai

Buffering
Kemiringan Ketinggian
Lereng

Skoring dan Pembobotan

Overlay

Peta Potensi
Bencana Tsunami
Tahapan Metodologi pada bagan II

Peta Potensi Bencana Peta Penggunaan Lahan


Tsunami Pemukiman

Overlay

Peta derah pemukiman yang


terkena dampak

Tahapan Metodologi pada bagan III


Peta Potensi Bencana Peta Jaringan Peta Peta Ketinggian
Tsunami Kategori Tinggi Jalan Penggunaan Lahan
Tanah Kosong

Overlay

Wilayah Aman

Digitasi Titik
evakuasi

Overlay

Digitasi Jalur
Evakuasi
Peta Jalur
Evakuasi

2.1 Lokasi Wilayah


Kecamatan Kotaagung berada di Kabupaten Tanggamus
2.2 Peralatan dan Bahan
- Laptop
- Perangkat Lunak ArcMap
- Microsoft Ofice
- Citra SRTM
- Peta Penggunaan Lahan
- Peta Hidrografi
-
2.3 Penentuan Peta Potensi Tsunami Berdasar Ketinggian
Untuk Menentukan Peta Potensi Tsunami Berdasar ketinggian dibutuhkan data
ketinggian dan lereng yang diturunkan dari citra SRTM , selain itu parameter lain
yang berpengaruh adalah zonasi jarak dari sungai , zonasi dari garis pantai , dan
keterbukaan lahan. Peta ketinggian di klasifikasikan ke dalam tiga kelas , peta lereng
ke dalam 5 kelas, zonasi jarak sungai 4 kelas dan keterbukaan lahan 3 Kelas. Setelah
data terhimpun proses selanjutnya adalah memberikan skor dan bobot sesuai dengan
tingkat pengaruh terhadap potensi tsunami proses berikutnya adalah meng-overlaykan
5 Variable tersebut . Adapun Parameter skor dan bobot sebagai berikut :

Parameter Kelas Skor Bobot


0-20m 3
Ketinggian 20-30m 2 25
>30m 1
Terbuka 3
Penggunaan
Agak Terbuka 2 20
Lahan
Rapat 1
0-8% 4
8-15% 3
Kemiringan
15-35% 2 25
Lereng
>35% 1

<500m 3
Jarak dari Garis
500-1000m 2 30
Pantai
>1000m 1
0-200m 4
Jarak dari 200-500m 3
15
Sungai 500-1000m 2
>1000m 1
Skoring dan pembobotan tersebut dilakukan untuk menentukan nilai potensi
bahaya, Secara matematis, skoring dan pembobotan tersebut dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

.(1) dimana: X = Nilai Bahaya Wi = Bobot untuk parameter ke-i Xi = Skor kelas
pada parameter ke-i Setiap kelas dikalikan dengan bobotnya, dan dijumlahkan
sehingga menghasilkan nilai potensi bahaya. Selanjutnya, nilai bahaya tersebut
diklasifikasikan untuk menentukan tingkat bahayanya.
Skor akhir Dikatgorikan ke dalam 3 kelas rendah, sedang dan tinggi
Skor Kategori
25-135 Rendah

136-250 sedang

251-365 Tinggi

2.4 Peta derah pemukiman yang terkena dampak


Peta daerah Permukiman yang terdampak adalah dengan cara mengoverlaykan
peta sebelumnya yang memiliki potensi tsunami dengan wilayah pemukiman
sehingga dapat diketahui berapa luas wilayah pemukiman yang berpotensi terkena
tsunami kategori rendah , sedang dan Tinggi.

2.5 Peta Jalur Evakuasi


Peta jalur evakuasi di asumsikan dengan menentukan wilayah aman yang yaitu
wilayah yang ketinggiannya >15mdpl dan penggunaan lahan kosong, karena prinsip
untuk evakuasi ketika terjadinya tsunami adalah dengan evakuasi vertikal ke tempat
yang lebih tinggi dan penggunaan lahan yang terbuka. Selanjutnya setelah diketahui
wilayah yang aman dilakukan penentuan titik terdekat dari lokasi pemukiman yang
kemudian dihubungkan dengan peta jaringan jalan .

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Peta Potensi Tsunami berdasarkan ketinggian
3.1.1 Peta ketinggian

3.1.2 Peta Kemiringan Lereng


3.1.3 Peta Jarak Sungai
3.1.4 Peta Jarak dari Garis Pantai
3.1.5 Peta Penggunaan Lahan
3.1.6 Peta Hasil Overlay

Setelah melakukan Proses overlay di dapatkan 3 Tingkatan klasifikasi potensi bencana


tsunami dengan luas wilayah katergori rendah 8106,055 Ha dengan presentasi 18,30% dari total
luas wilayah Kategori Sedang 31416,78 Ha dengan presentasi 70,95% dari total luas wilayah
dan kategori tinggi 4755,994 Ha presentase 10,75% dari total luas wilayah.
3.2 Peta daerah pemukiman yang terkena dampak bencana tsunami

Setelah melakukan Proses overlay peta potensi tsunami dan peta penggunaan lahan
pemukiman di dapatkan 3 Wilayah pemukiman yang berpotensi terkena bencana tsunami.
3.3 Peta Jalur Evakuasi

Peta Jalur evakuasi di dapatkan 11 titik evakuasi sementara untuk jalur terdekat
terdapat 9 jalur yang dihasilkan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. potensi bencana tsunami dengan luas wilayah katergori rendah 8106,055 Ha
dengan presentasi 18,30% dari total luas wilayah Kategori Sedang 31416,78 Ha
dengan presentasi 70,95% dari total luas wilayah dan kategori tinggi 4755,994
Ha presentase 10,75%.
2. Daerah yang berada di dekat pantai sangat tinggi mengalami potensi bencana
yang sangat besar

Saran
1. Melakukan pemetaan di seluruh wilayah Kecamatan Indonesia yang memiliki
garis Pantai untuk menginventarisasi wilayah yang memiliki urgensi tinggi
unttuk mitigsi bencana
2. Membangun sarana atau fasilitas untuk mengurangi potensi ancaman tsunami di
dekat pinggir pantai.
3. Kurangi pembangunan di dekat garis pantai agar mengurangi Ancaman Bencana
Tsunami.
Daftar Pustaka

Badan nasional peananggulangan bencana.2011.standarisasi data kebencanan no 8 tahun


2011.Jakarta:Sekretariat BNPB

BNPB. 2018. Definisi dan jenis bencana, (Online),


(https://www.bnpb.go.id/home/definisi). diakses 22 Desember 2018).

Mardiyanto, Bangun. dkk (2013). Kajian Kerentanan Tsunami Menggunakan Metode Sistem
Informasi Geografi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Journal Of Marine
Research, 2, 103-111. doi: https://media.neliti.com/media/publications/135420-ID-kajian-
kerentanan-tsunami-menggunakan-me.pdf

Subardjo, Petrus (2015) Uji Kerawanan Terhadap Tsunami Dengan Sistem Informasi
Geografis (SIG) Di Pesisir Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Jurnal Kelautan
Tropis 18 (2) 82–97 doi: https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/download/519/394

Anda mungkin juga menyukai