Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH DISCOVERING LEARNING

KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga dan Komunitas 3

Kelompok 4B:
Ovi Wijayanti 11151040000054
Ana Rizwanah Harun 11151040000062
Siti Rosyidah 11151040000063
Nor Aidatul khikmah 11151040000064
Puji Astuti 11151040000065
Ranti Puspita Dewi 11151040000067
Yunita Salamah 11151040000099
Ismia Ningrum 11151040000103
Cynthia Alya Tantiani 11151040000104
Aulia Noor Azizah 11151040000106
Asrizal M 11151040000120

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunianya. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ilmiah dalam bentuk makalah tanpa suatu halangan yang
amat berarti hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada Jamaludin, S.Kp,.M.Kep sebagai
dosen penanggung jawab mata kuliah Keperawatan Keluarga dan Komunitas 3
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah diskusi kelompok mengenai Konsep Keperawatan
Keluarga .

Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat kata di dalam


makalah ini yang kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekali
lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung penulis dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi yang membacanya. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan laporan kami dimasa yang akan
datang dan kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Penyusun

Kelompok 4B

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB I.......................................................................................................................5

PENDAHULUAN...................................................................................................5

A. Latar Belakang..............................................................................................5

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Masalah.............................................................................................6

BAB II......................................................................................................................7

PEMBAHASAN......................................................................................................7

1. Sejarah keperawatan keluarga.......................................................................7

2. Definisi keperawatan keluarga......................................................................9

3. Tujuan dari keperawatan keluarga..............................................................10

4. Peran perawat keluarga...............................................................................10

5. Tahap perkembangan keperawatan keluarga..............................................12

6. Fungsi keluarga...........................................................................................14

7. Ruang lingkup keperawatan keluarga.........................................................15

8. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga......................................................16

9. Asuhan keperawatan keluarga.....................................................................18

BAB III..................................................................................................................26

KESIMPULAN......................................................................................................26

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang
dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih
banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat
Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar
masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan
dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia.

Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan


salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga
sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk
meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota keluarga.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat


yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah keperawatan keluarga?

2. Apa yang dimaksud dengan keperawatan keluarga ?

3. Apa tujuan dari keperawatan keluarga?

3
4. Bagaimana peran perawat keluarga?

5. Bagaimana perkembangan keperawatan keluarga?

6. Bagaimana spesialisasi keperawatan keluarga?

7. Apa saja ruang lingkup keperawatan keluarga?

8. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah keperawatan keluarga.

2. Untuk mengetahui pengertian keperawatan keluarga.

3. Untuk mengetahui tujuan dari keperawatan keluarga.

4. Untuk mengetahui peran perawat keluarga.

5. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan keluarga.

6. Untuk mengetahui spesialisasi keperawatan keluarga.

7. Untuk mengetahui ruang lingkup keperawatan keluarga.

8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah keperawatan keluarga


Perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
tokoh metologi Yunan yaitu: Ascleipius dan Higeia. Berdasarkan mitos Yunani
bahwa Ascleipius adalah seorang dokter yang tampan dan pandai meskipun tidak
disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang ditempuhnya, berdasarkan mitos
orang Yunani bahwa dia dapat mengobati penyakit dan melakukan bedah. Hegeia
adalah asisten Asclepius dan juga merupakan istrinya, dia juga telah melakukan
upaya-upaya kesehatan.

Perbedaannya beliau lebih menekankan pada cara pendekatan atau penang


anan masalah kesehatan (Wahit Iqbal, 2005). Berbicara tentang sejarah
keperawatan di Indonesia,maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat
dibagi dalam tiga masa yaitu:

1. Keperawatan di Masa Kuno


Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu
disebabkan oleh perbuatan makhluk hakus yang jahat.
2. Keperawatan di Masa Penjajahan
Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami
kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep
konsep keperawatan dari Negeri Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan
pemerintah Belanda yang mendirikan dinas kesehatan khusus tentara (saat itu
disebut MGD) dandinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui
kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut perawat dari penduduk
pribumi.
Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan
tugasnya sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang
disebut Zieken Opposer. Para perawat dan penjaga orang sakit ini di fasilitasi
untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama
dibentuk diSurabaya pada tahun
1799, organisasi tersebut bernama Perkoempoelan ZiekenVelpleeger/Velplees

5
ter Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra). Para perawat ini bekerja di
Binnen Hospital di Surabaya untuk merawat staf dan tentara Belanda.
Sejak saat itu banyak sekali istilah istilah keperawatan Indonesia yang
mengadopsi bahasa belanda sampai sekarang masih sering kita dengar istilah
belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok) , laken (sprei) , bovenlaken
(kain penutup) ,warmwater zak (buli buli hangat), liskap (buli buli dingin),
scheren (gunting/cukur), dan lain lain.

3. Keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan


a. Sebelum tahun 1950 : Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang
keperawatan
a. Tahun 1950 : Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu
sekolah penata rawat (SPR)
b. Tahun 1945-1955 : Berdirinya beberapa organisasi profesi,
diantaranya yaitu persatuan Djuru rawat dan bidan Indonesia (PDBI),
serikat buruh kesehatan, persatuan djuru kesehatan Indonesia ( PDKI)
Persatuan pegawai dalam kesehatan.
c. 1962 : berdirinya akademik keperawatan ( Akper)
d. 1955-1974 : organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan
yaitu ikatan perawat Indonesia, ikatan bidan Indonesia , ikatanguru
perawat Indonesia , corps perawat Indonesia, majelis
permusyawaratan perawat Indonesia sementara (MAPPIS) dan pederasi
tenaga keperawatan.
e. 1974 : rapat kerja nasional tentang pendidikan tenaga perawat tingkat
dasaryaitu berdirinya sekolah perawat kesehatan ( SPK) yang mengganti
sekolah penata rawat (SPR).
f. 1974 : berdirinya persatuan perawat nasional Indonesia (PPNI).
g. 1876 : pendidikan keperawatan di Indonesia yang semula menyatudengan
pelayanan di rumah sakit, telah memulai memisahkan diri (terpisah) dari
rumah sakit.
h. Pada januari 1983 : dilaksanakan loka karya nasional keperawatan I yang
menghasilkan :
 Peranan independent dan interdependent yang lebih terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan.
 Program gelar dalam pendidikan keperawatan
 Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi
yangmempunyai identitas professional berotonomi, ber keahlian,

6
mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan
dan pendidikan keperawatan.
i. Tahun 1985 : berdiri pendidikan keperawatan setingkat sarjana
S1keperawatan yang pertama yaitu fakultas ilmu keperawatan
universitasIndonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan profesi
keperawatandi Indonesia.
j. Tahun 1999 : berdiri pendidikan keperawatan pasca sarjana ( S2
keperawatan)
k. Tahun 2000 : keluarnya lisensi praktek keperawatan berupa peraturan
menterikesehatan.

2. Definisi keperawatan keluarga


Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah
proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup
praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan


keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya
sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber pelayanan
kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumbersumber dari profesi lain, termasuk
pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes RI, 2010).

3. Tujuan dari keperawatan keluarga


Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan
keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut ini.

1. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.


Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota
keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan
gejala kencing manis yang diderita oleh anggota keluarganya?
2. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera

7
memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing
manis ke pelayanan kesehatan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit. Contoh, keluargamampu merawat anggota keluarga yang sakit
kencing manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat
antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan
kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga dalam
mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan dan
memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga.
Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis
untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Contoh,
keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit. (Widagdo, 2016)

4. Peran perawat keluarga


a) Penyuluhan atau pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan satu dari pendekatan intervensi


keperawatan keluarga yang paling utama.Pendidikan dapat mencakup
berbagai bidang, isi dan fokus, termasuk promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, serta dinamika keluarga.

b) Konseling

Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor dan


klien yang di tandai oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan,
penerimaan.

c) Membuat kontrak

Suatu cara efektif bagi keluarga dan berpusat pada keluarga agar dapat
dengan realistik membantu individu dan keluarga membuat perubahan
perilaku adalah dengan cara membuat kontrak.

d) Manajemen kasus

8
Manajemen kasus memiliki riwayat perkembangan sebagai bagian
dari peran perawat.

e) Advokasi

Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya


dengan empat cara :

a. Dengan membantu layanan yang mereka butuhkan dan menjadi


hak mereka
b. Dengan melakukan tindakan yang menciptkan sistem layanan
kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan klien
c. Dengan memberikan advokasi untuk memasukan pelayanan yang
lebih sesuai dengan sosial-budaya
d. Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial yang lebih
respinsive
f) Koordinasi

Kordinasi juga dapat diperlukan untuk mengatur program kegiatan


atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan

g) Kolaborasi

Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan


rumah sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan lain untik mencapai
tahap kesehatan keluarga yang optimal.

h) Konsultasi

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah


kesehatan, maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik,
perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. (Friedman, 2010)

5. Tahap perkembangan keperawatan keluarga


Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

9
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan
17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :


1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Konseling KB post partum 6 minggu.
6. Menata ruang untuk anak.
7. Biaya / dana Child Bearing.
8. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

10
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalh :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak –anaknya.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah
minat social dan waktu santai.
2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.

11
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

6. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat
dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambilkeputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang
digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

7. Ruang lingkup keperawatan keluarga


Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan
kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan

12
keluarga. Berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.

a) Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga


dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan
pendidikan seks.
b) Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.
c) Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit
atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit di
rumah, perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Puskesmas atau
rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan
buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir
d) Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di
rumah atau keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti
TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi
pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
e) Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita
(anggota keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan
oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

8. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan
Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.


2. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

13
6. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan
dasar atau perawatan dirumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga-
keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain
adalah :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah :
1) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
2) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga
dengan penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
1) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
2) Menderita kekurangan gizi (anemia).
3) Menderita hipertensi.
4) Primipara dan Multipara.
5) Riwayat persalinan atau komplikasi
c. Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
1) Lahir prematur (BBLR).
2) Berat badan sukar naik.
3) Lahir dengan cacat bawaan.
4) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam
bayi dan anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga :
1) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba
untuk digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
sering timbul cekcok dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit

14
4) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah.

( Setiadi, 2008 )

9. Asuhan keperawatan keluarga


9.1. Pengkajian keluarga
1. Mengidentifikasi data sosial – budaya
2. Data lingkungan
3. Struktur
4. Fungsi
5. Stress dan strategi koping keluarga

Pengkajian individu anggota keluarga:

1. Mental
2. Fisik
3. Emosi
4. Sosial
6. Spiritual

(Mubarok, 2010)

9.2. Proses pengkajian

Penjajahan keluarga. Penjajahan keluarga perlu dilakukan untuk membina


hubungan baik dengan keluarga. Dalam penjajahan ini perawat perlu mengadakan
kontak dengan RW/RT dan keluarga yang bersangkutan guna menyampaikan
maksud dan tujuan serta mengatasi maslah kesehatan mereka. Setelah
mendapatkan tanggapan positif dari keluarga tersebut, pengkajian di teruskan
pada langkah berikutnya. (Zaidin Ali, 2010)

1. Pengumpulan data. Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua


data, fakta, dan informasi yang mendukung pemecahan maslah klien. Jenis
data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan sehari-hari
1) Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk
tidur/istirahat dan bangun sesuai kemampuan setiap anggota?
Apakah terdapat waktu setiap siang untuk istirahat sebentar?
Apakah anggota keluarga tidur bersama-sama?)

15
2) Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang
terlihat terlalu gemuk, terlalu kurus?)
3) Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga
memakai waktu senggang? Apakah penggunaan waktu senggang
cocok dengan jenis kelamin dan usia individu? Apakah ada
anggota keluarga yang hiburannya sangat memakan waktunya?
Bila ada, apa dampaknya terhadap keluarga? Apakah keluarga
mempunyai hiburan bersama?)
b. Faktor sosial-budaya-ekonomi
1) Penghasilan dan pengeluaran
2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang
sudah bekerja.
3) Sumber penghasilan.
4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga
yang bekerja.
5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan,
pakaian, dan perumahan.
6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.
7) Jam kerja ayah dan ibu
8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana
uang digunakan.
c. Faktor lingkungan
1) Perumahan
a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)
b) Pengaturan kamar tidur
c) Kelengkapan perabotan rumah tangga
d) Serangga dan binatang pengerat
e) Adanya bahaya kecelakaan
f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak
g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat
diminum?)
h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi
syarat?)
i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)
j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)
k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek
rumahan, daerah kumuh, dll
l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
m) Fasilitas transportasi dan komunikasi
d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:
1) Riwayat kesehatan setiap anggota
2) Penyakit yang pernah diderita

16
3) Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)
4) Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit
5) Status imunisasi anak
6) Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit
7) Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama
atau berbeda untuk setiap anggota keluarga?
8) Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?
9) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan
pelayanan yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap
pelayanan petugas kesehatan?
10) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan
atau tidak?

(Zaidin Ali, 2010)

9.3. Konsep pengkajian

1. Data umum

a. Identitas

Pada data ini yang perlu dikaji adalah tentang nama, usia, pendidi kan,
pekerjaan, alamat, dan genogram.

b. Komposisi keluarga

Dikaji tentang daftar anggota keluarga dan genogram.

c. Tipe keluarga

Pada tipe keluarga ini yang dikaji yaitu tentang jenis keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan tipe tersebut.

d. Suku bangsa

Kaji identifikasi budaya suku bangsa terebut.

e. Agama

Pada pengkajian ini yang perlu dikaji yaitu panutan keluarga tersebut dan
bagaimana keluarga tersebut menjalankan ibadahnya.

f. Status sosial ekonomi keluarga

17
Pada status sosial ekonomi yang dikaji yaitu tentang pekerjaan , tempat
kerja, dan penghasilan setiap anggota yang sudah bekerja, sumber
penghasilan, berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga
yang bekerja.

g. Aktivitas rekreasi kelurga

Dimana pengkajian ini berisi tentang kegiatan keluarga dalam mengisi


waktu luang dan kapan keluarga pergi bersama ketempat rekreasi.

2. Riwayat dan perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga saat ini, dan
komunikasi antar keluarga tersebut, apaka ada pertengkaran , perdebatan
dan sebagainya antar keluarga.

b. Tahap perkembangan keluarga yg berlaku yg belum terpenuhi:

Pada tahap ini yang dikaji adalah tugas perkembangan keluarga saat ini yg
belum belum dilaksanakan secara optimal oleh keluarga.

c. Riwayat keluarga inti

Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga inti, dan apa latar
belakang sebelum menjalani sebuah kelurga.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Pada tahap ini yang dikaji adalah bagaimana keaadan keluarga


sebelumnya, sampai keadaan sekarang.

3. Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Pada tahap ini yg dikaji adalah letak posisi rumah pada denah
perkampungan yg ditinggali keluarga dengan jelas.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Pada tahap ini yg dikaji adalah gambaran tentang rumah keluarga dan apa
yg dilakukan keluarga setiap harinya, misalnya berbaur dengan tetangga.

18
c. Mobilitas geografis keluarga

pada tahap ini yg dikaji adalah letak daerah rumah keluarga

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga

Pada tahap ini yg dikaji adalah tentang interaksi dengan tetangga, misalnya
apakah keluarga mengikuti pengajian atau perkumpulan ibu-ibu rumah
tangga lainnya ataupun kegiatan lainya

e. Sistem pendukung keluarga

Pada tahap ini dikaji adalah tentang kesulitan keungan yang keluarga dapat
diatasi dengan dukungan keluarga

4. Struktur Keluarga

a. Pola-pola komunikasi keluarga menjelaskan komunikasi antar anggota


keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bhsa yang digunakan,
komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional(positif/negatif),
frekuensi kualitas komunikasi yg berlangsung.adakah hal – hal yang
tertutup dalam keluarga dan untuk didiskusikan.

b. Strukrur kekuatan keluarga

Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat yang memutuskan dalam


penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam pekerjaan tempat
tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak –
anak. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan adalah membuat
keputusan.

c. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara


formal maupun informal

d. struktur nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai norma yang
dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

19
b. Mengkaji diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan kepada keluarga
dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai

c. Fungsi sosialisasi

Mengkaji tentang otonomi setiap anggota dalam keluarga, saling


ketergantungan keluarga, yang bertanggung jawab dalam membesarkan
anak. Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah

d. Fungsi perawatan kesehatan

Mengkaji tentang sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian ,


dan perlindungan terhadap anggota yang sakit

e. Fungsi reproduksi

Mengkaji tentang beberapa jumlah anak , merencanakan jumlah anggota


keluarga serta metode yang digunakan keluarga dalam mengendalikan
jumlah anggota keluarga

f. Fungsi ekonomi

Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang pangan dan


papan

6. Stres dan koping keluarga

a. Stesor jangka pendek

Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan dalam


waktu lebih dari 6 bulanStrategi koping yang digunakan.

b. Mengkaji tentang strategi koping apa yang digunakan keluarga bila


menghadapi permasalahan

c. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stresor, Mengkaji


sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stresor.

20
d. Strategi adaptasi disfungsional menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga metode ini sama
dengan pemerikasaan fisik di klinik.

8. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap


petugas kesehatan yang ada.

(Mubarok, 2010; Harnilawati, 2013; susanto, 2012)

9.4. Daftar Diagnosa Yang Mungkin Muncul Dalam Asuhan Keperawatan


Keluarga

Aktual (terjadi defisit/gangue kesehatan)

1. Perubahan dalam proses keluarga


2. Ketidakmampuan mempertahankan kesehatan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
5. Penurunan pola asuh orang tua
6. Perubahan penampilan peran
7. Perubahan pola seksual
8. Konflik pengambilan keputusan
9. Proses kehilangan yang abnormal
10. Gangguan koping keluarga
11. Ketidakmampuan berperilaku sehat
12. Ketidakmampuan dalam pemeliharaan rumah
13. Ketidakmampuan dalam interaksi social
14. Kurang pengetahuan (spesifik)
15. Konflik peran sebagai orang tua
16. Kelemahan
17. Isolasi sosial

Resiko (ancaman kesehatan)

1. Antisipasi kehilangan
2. Resiko trauma (injury)
3. Resiko tinggi terjadi kekerasan
4. Noncompliance (spesifik)
5. Rentannya koping keluarga
6. Resiko penurunan pola asuh orang tua pada anak

21
Potensial (Keadaan sejahtera/Wellness)

1. Koping keluarga siap untuk perubahan


2. Perilaku mencari hidup sehat (spesifik)

22
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan


masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai saran/penyalur. Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.

Dalam prakteknya, proses keperawatan keluarga menggunakan dua


tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan
keperawatan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses
keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan
pengkajian dan anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah
keluarga dan individu (diagnosa keperawatan ), rencana perawatan,
intervensi dan evaluasi perawatan.

23
DAFTAR PUSTAKA

 Mubarak, Wahit Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Keperawatan


Komunitas Pengantar dan Teori, buku 1. Jakarta : Salemba Medika
 Iqbal, Wahit., dkk. 2005. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi
dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik,
Keluarga. Jakarta : EGC
 Andarmoyo, 2012. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta:Graha Ilmu.
 Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu
 Friedman, Marilyn M. 2008. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik edisi 3.
Jakarta : EGC Departemen Kesehatan RI. 2003. Kemitraan menuju Indonesia
sehat 2010. Jakarta: Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.
 Widagdo, Wahyu. 2016. Keperawatan keluarga dan komunitas. Jakarta :
Kemenkes RI
 Friedman, Marilyn. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

24

Anda mungkin juga menyukai