Dosen Pembimbing
Ns.Masrofin,S.Kep
Disusun Oleh :
NPM:201714401005
Bahrul’Ulum Lab II
Kota Batu
2018/2019
Daftar Isi
i
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari
kontrak dengan sumber panas seperti api, air, panas, bahan kimia, listrik dan
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald),
jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat
1
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali
(Moenadjat, 2005).
sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak,
aktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk
terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka
a. Berdasarkan penyebab
2
3) Luka bakar karena bahan kimia
darah dan dibatasi oleh kulit yang berwarna merah serta hiperemis.
bekas.
3
a) Derajat II dangkal (superficial)
epitelisasi spontan.
4
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa, Luka bakar
dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut, (tidak mengenai muka,
dengan luas 10-20% pada anak (tidak mengenai muka, tangan, kaki,
dan perineum).
di atas usia 50 tahun, derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama, luka bakar pada muka, telinga, tangan,
kaki, dan perineum, Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
5
1.4 Pathway
6
1.5 Penatalaksanaan Medis Luka Bakar
a. Pertolongan pertama :
1) Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya
menjadi oedem.
4) Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih
5) Evaluasi awal
7
6) Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada
luka akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing
Circulation)
a) formula Parkland
b) Baxter
8
kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4 cc = 4000 cc yang diberikan
1.5mL/kgBB/jam.
koloni bakteri atau jamur. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk
rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID
9
(Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan
pembengkakan.
perban elastik. Pilihan lain luka dapat ditutup dengan penutup luka
sementara yang terbuat dari bahan alami (Xenograft (pig skin) atau
3) Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi
b. Pemberian Nutrisi.
non farmakologi.
1.7 Komplikasi
a. Syok hipovolemik
Terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya
biasanya pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi,
penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng,
tekanan cena sentral dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
b. Kekurangan cairan dan elektrolit
c. Infeksi
d. Gagal ginjal acut
10
e. Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan
yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis
dalam urine.
f. Masalah pernafasan acut
g. Sepsis pada luka
11
BAB 2
2.1 Pengkajian
2.1.2 Anamnesa
a. Biodata
pasien.
b. Keluhan utama
12
d. Riwayat penyakit masa lalu
f. Eliminasi
a. Keadaan umum
b. TTV
jam pertama
13
c. Pemeriksaan kepala dan leher
rambut setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar,
2) Mata
penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan
3) Hidung
4) Mulut
5) Leher
cairan
14
cairan yang masuk ke paru, auskultasi suara ucapan egoponi,
7) Abdomen
adanya gastritis.
8) Urogenital
pemasangan kateter.
9) Muskuloskletal
nyeri.
15
Bagian tubuh Anak-anak Dewasa
kepala 18% 9%
Ekstermitas atas(kanan-kiri) 9% 9%
perinium 1% 1%
16
- Adanya tanda- tanda
deviasi vitamin dan vesikulasi
protein
- Protein serum Vesikel pecah dalam
keadaan luas
Luka terbuka, kulit
terkelupas
Kebutuhan O2 meningkat
Peningkatan metabolisme
katabolisme
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DS: Kerusakan jaringan kulit Gangguan mobilitas fisik
klien mengeluh lemah dan
aktivitas dibantu keluarga Takut bergerak
DO:
- klien terlihat lemas Pergerakan terbatas
- Terdapat luka bakar
- Terpasang infus Mobilitas terganggu
- Hb
DS: Cedera luka bakar Gangguan volume cairan
klien mengatakan sering
haus Permeabilitas meningkat
DO:
- TD rendah Cairan merembes jaringan
- Takikardi dan takipneu subcutan
- Penurunan haluan
urine vesikulasi
- Hematokrit meningkat
Vesikel pecah dalam
keadaan luas
Luka terbuka, kulit
terkelupas
Penguapan yang berlebihan
dehidrasi
Volume caira menurun
DS: Kerusakan kapiler Gangguan perfusi jaringan
Klien mengeluh kesemutan
DO: Permeabilitas meningkat
- Penurunan sensasi
- Edema Cairan merembes ke
- luka bakar melingkari interstisial
ekstermitas atau luka
17
bakar dalam Oedema
Penurunan volume darah
yang bersikulasi
Penurunan curah jantung
Gangguan perfusi jaringan
18
Intervensi :
1) Cukur rambut 2 inchi dari daerah luka segera setelah terjadi luka
granulasi
Intervensi :
19
4) Kurangi iritasi untuk mencegah nyeri.
sesuai
Intervensi :
pengunjung
kulit
20
6) Berikan obat antimikrobial dan penggantian balutan pada luka
Intervensi :
makanan
dipertahankan
21
Intervensi :
1) Bantu pasien mendapatkan posisi yang tepat dan mobilitas bagi luka
3) Ajarkan latihan ROM aktif dan pasif setiap 4 jam, berikan pujian
Intervensi :
22
5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan lewat infus
random)
bila diperlukan
Intervensi :
3) Dorong latihan rentang gerak aktif pada bagian tubuh yang sakit
6) Monitor TTV
23
2.5 Evaluasi
24
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
Prima Medika
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta:
EGC
editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Moenadjat Y. 2003. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.
Sjamsudiningrat, R & Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC
Heimbach DM, Holmes JH. Burns. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR,
Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. 2007. Schwartz‟s principal
Huddak & Gallo. 2006. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC.
25