Anda di halaman 1dari 37

OLEH:

ALV I O R E C H A D E S I N TA
AR F I N M AU L A N A W I J AYA
AU L I A S E T Y O WAT I I M AM I
K R I S T I N I D A AY U O K TAV I A

. GAGAL GINJAL
DEFINISI GAGAL GINJAL
Suatu penyakit dimana fungsi
organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak lagi mampu
bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit
tubuh menjaga keseimbangan cairan
dan zat kimia tubuh seperti sodium
dan kalium didalam darah atau produksi
urin.
DEFINISI

Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif danirreversible dimana ginjal gagal
untuk mempertahankan metabolisme dankeseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia beru
pa retensi ureadan sampah lain dalam darah. (bunner and suddath 2002)

Gagal ginjal akut adalah penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba tiba, atau disfungsi ginjal secra
mendadak
.
. seringkali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta asidosismetabolic dan hiper
kalemia. ( D. Thomson 1992)
ETIOLOGI

Post Renal :
• Sumbatan saluran kemih
G ag al G i n j al • Pembesaran prostart
Aku t • Batu ginjal
• Tumor di perut
Renal :
Pra Renal :
• Sepsis
• Hipovelemia • Obat obatan
• Dehidrasi • Rhabdomyolysis
• Obat obatan (ex: deuretic) • Multiple myeloma
• Gangguann aliran darah ke ginjal • Peradangan pada gromelorus
ETIOLOGI
GAGAL GINJAL KRONIK

a. Diabetes militus tipe 1 dan 2


b. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
c. Peradangan dan kerusakan pada glomerulus
d. Penggunaan obat obatan dalam jangka lama
e. Pembulu darah arteri yang tersumbat dan
mengeras
f. Sumbatan aliran urine karena batu, prostan yang
memebesar dll
g. Penyakit ginjal polikistik
1. Gagal Ginjal akut prerenal

KLASIFIKASI aliran darah ke ginjal


menurun sehingga
mengganggu fungsi
2. Gagal Ginjal Renal
normal ginjal

• Nekrosis Tubuler Akut 3. Gagal ginjal postrenal


(NTA) merupakan
kelanjutan
• suatu keadaan dimana
Gagal Ginjal Akut prerenal
• Penyakit Primer pada pembentukan urin
Ginjal misalnya cukup,namun alirannya dalam
: Glomerulonefritis, Nefro saluran kemih terhambat.
skleros suatu keadaan dimana
pembentukan urin
cukup,namun alirannya dalam
saluran kemih terhambat.
Klasifikasi
Gagal Ginjal Kronis
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3
Penurunan . Insufiensi ginjal (faal Uremi gagal ginjal (faal
cadangan ginjal (faal ginjal antar 20 % – ginjal sekitar 10-20%)
ginjal baik 50%) daya dan gejala sudah jelas penderita
antar 50 % – 80 %). konsentrasi ginjal tidak dapat melakukan
paling ringan belum menurun 50 % tugas sehari hari
merasasakan gejala jaringan yang 90 % dari massa nefron
gejala kreatinin berfungsi telah telah hancur
serum dan kadar rusak,Kadar BUN Nilai GFR nya 10-20 % dari
BUN (Blood Urea meningkat kreatinin keadaan normal
Nitrogen) dalam serum mulai kreatinin sebesar 5-10 ml /
batas normal meningkat menit
.
MANIFESTASI KLINIS
1. Kardiovaskuler
• hipertensi
• Pitting edema (kaki, tangan, sakrum)
• Edema periorbital
• Gagal jantung kongestif
• Edema pulmoner (akibat cairan
berlebih)
• Pembesaran vena leher
• Nyeri dada dan sesak napas akibat
perikarditis
• Gangguan irama jantung

2. Reproduksi :
• Atrofi testikuler
• Gangguan seksual
MANIFESTASI KLINIS
3. Integumen
• Rasa gatal yang parah
• Warna kulit abu-abu mengkilat akibat
anemia dan kekuning-kuningan
• Kulit kering, bersisik
• Kuku tipis dan rapuh
• Rambut tipis dan kasar

4. Gastrointestinal :
• Fetor uremik
• Ulserasi dan perdarahan pada mulut
• Anoreksia, mual, muntah
• Cegukan (hiccup)
• Konstipasi dan diare
• Perdarahan dari saluran GI
MANIFESTASI KLINIS
5. Neurologi :
• Ensefalopati metabolic
• Konfusi
• Disorientasi
• Kelemahan pada tungkai
• Rasa panas pada telapak kaki
• Perubahan perilaku
• Burning feet syndrome.

6. Muskuloskleletal :
• Kram otot
• Kekuatan otot hilang
• Fraktur tulang
• Foot drop
• Restless leg syndrome
• Miopati.
MANIFESTASI KLINIS
7. Hematologi :
• Anemia
• Fibrosis sumsum tulang
• Gangguan perfusi trombosit dan
trombositopenia
• Gangguan fungsi leukosit
8. Endokrin :
• Gangguan metabolism glukosa
• Gangguan metabolisme lemak
9. Sistem lain :
• Tulang: osteosklerosis
• Asidosis metabolic
• Elektrolit : hiperfosfatemia, hiperkalemia,
hipokalsemia
Pemeriksaan Penunjang GGK
a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Untuk menentukan ada tidaknya kegawatan,
menentukan derajat Gagal Ginjal Kronis, menentukan
gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi
c. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG).
d. Ultrasonografi (USG)
e. Foto Polos Abdomen
f. Pieolografi Intra-Vena (PIV).
g. Pemeriksaan Pielografi Retrograd
h. Pemeriksaan Foto Dada.
i. Pemeriksaan Radiologi Tulang.
Pemeriksaa Penunjang
GGA
Urine , Darah
KUB Foto : ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan
adanya obstruksi
Pielografi retrograd
abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
Arteriogram ginjal
Sistouretrogram berkemih
Ultrasono ginjal
Biopsi ginjal
nefroskopi :
EKG : Mungkin abnormal
Pecegahan :
• Menjaga BB
• Menghentikan kebiasaan merokok
• Mengatur pola makan dan minum
• Menghindari memgkonsumsi obat yang tidak
sesuai Resep dr atau dosis
• Hindari stress
• Olahraga teratur
Komplikasi :
• Gangguan elektrolit
• Penyakit jantung
• Anemia
• Kerusakan saraf pusat
1. . Konservatif
PENATALAKSANAAN a. Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya oedema
d. Batasi cairan yang masuk
e. Diit rendah uremi
2. Obat-obatan: diuretik, anti hipertensi, suplemen besi,
agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid.
.

Made in Birchwood: The Annual Creators' Market


. 3. Dialysis
PENATALAKSANAAN a. Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak
bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial
Dialysis )
b. Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena
dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka
dilakukan :
• AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
• Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke
jantung )
Made in Birchwood: The Annual Creators' Market
Asuhan Keperawatan
Gagal Ginjal
Pengkajian Gagal Ginjal Akut

 Anamnesa

Pengkajian pada jenis kelamin, pria mungkin disebabkan oleh


hipertrofi prostat. Pada wanita, infeksi saluran kemih yang berulang
dapat menyebabkan Gagal Ginjal Akut, serta pada wanita yang
mengalami perdarahan pasca-melahirkan. Keluhan lain yang mungkin
didapatkan adalah nyeri, demam
 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pengkajian ditunjukan sesuai dengan predisposisi etiologi penyakit


terutama pada prerenal dan renal. Secara ringkas perawat menanyakan
berapa lama keluhan penurunan jumlah urine output dan apakah
penurunan jumlah urine output tersebut ada hubungannya dengan
predisposisi penyebab
 Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem


perkemihan yang berulang, penyakit diabetes mellitus dan penyakit
hipertensi pada masa sebelumnya
 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan alergi. Pada TTV
sering didapatkan adanya perubahan, yaitu pada fase oliguri sering
didapatkan suhu tubuh meningkat, frekuensi denyut nadi mengalami
peningkatan dimana frekuensi meningkat sesuai dengan peningkatan suhu
tubuh dan denyut nadi.Tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi
ringan sampai berat. Perubahan pola kemih pada periode oliguri akan
terjadi penurunan frekuensi dan penurunan urine output <400 ml/hari,
sedangkan pada periode diuresis terjadi peningkat yang menunjukan
peningkatan jumlah urine secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi
glomerulus. Pada pemeriksaan didapatkan prubahan warna urine menjadi
lbih pekat/gelap
Diagnosa Keperawatan Gagal Ginjal
Akut
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan
serta natrium.
 Nyeri berhubungan dengan obstruksi saluran
kemih.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet dan perubahan
membrane mukosa mulut.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
keletihan, anemia, dan retensi.
Intervensi Diagnosa No 1
1. Timbang popok/pembalut jika
Kelebihan volume cairan berhubungan diperlukan
dengan haluaran urine, diet berlebih 2. Pertahankan catatan intake dan
dan retensi cairan serta natrium. output yang akurat
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Monitor hasil Hb yang sesuai
• Keseimbangan elektrolit dan asam dengan retensi cairan
basa. 5. Monitor indikasi retensi/ kelebihan
• Keseimbangan cairan cairan
6. (cracles,CVP, edema, distensi vena
leher, asites)
7. Kaji lokasi dan luas edema
8. Monitor masukan makanan/cairan
dan hitung intake kalori
9. Monitor status nutrisi
Intervensi Diagnosa No 2
• Lakukan pengkajian nyeri
Nyeri berhubungan dengan secara komprehensif termasuk
obstruksi saluran kemih. lokasi karakteristik durasi
frekuensi kualitas dan faktor
presipitasi
• Observasi reaksi nonverbal
• Tingkat kenyamanan dari ketidaknyamanan
• Pengendalian nyeri • Gunakan komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
• Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
• Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
Intervensi Diagnosa No 3
1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang 2. Anjurkan pasien untuk
dari kebutuhan tubuh berhubungan meningkatkan intake Fe
dengan anoreksia, mual dan muntah, 3. Anjurkan pasien untuk
pembatasan diet dan perubahan meningkatkan protein dan
membrane mukosa mulut. vitamin C
4. Berikan substansi gula
• Status Nutrisi : Asupan makanan 5. Yakinkan diet yang dimakan
dan cairan. 6. mengandung tinggi serat untuk
• Status Nutrisi : Asupan Nutrien mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Intervensi Diagnosa No 4
• Bantu klien untuk
Intoleransi aktivitas berhubungan mengidentifikasi aktivitas yang
dengan keletihan, anemia, dan mampu dilakukan
retensi • Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologis dan
• Toleransi aktivitas sosisal
• Ketahanan • Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
• Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, kruk
Pengkajian Gagal Ginjal Kronik
 Keluhan Utama
Keluhan utama yang di dapat biasanya bervariasi,
mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat
BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran

 Riwayat Kesehatan Sekarang


Kaji onset penurunan urine output, penurunan
kesadaran, perubahan pola napas, kelemahan fisik,
adanya perubahan kulit
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran
kemih, payah jantung, penggunaan obat-obat
nefrotoksik, Benign Prostatic Hyperplasia, dan
prostatektomi
Diagnosa Keperawatan Gagal
Ginjal Kronik
 Ketidakefektifan pola nafas b/d anemia, kelebihan
beban volume, dan penekanan dialisat pada diagfragma
 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan yang
tidak normal (muntah),kehilangan darah yang tidak
normal sekunder akibat prosedur hemodialisis, asupan
cairan yang tidak adekuat.
 Kerusakan integritas kulit b/d edema, kulit kering,
pruritis, gangguan sirkulasi vena sekunder akibat
pembedahan pembuatan akses darah hemodialisa,
gangguan sirkulasi arteri sekunder akibat hipertensi,
hiperglikemia
 Keadaan Umum Tanda-Tanda Vital
Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit berat.
Tingkat kesadaran menurun sesuai dengan tingkat
uremia dimana dapat mempengaruhi sistem saraf
pusat. Pada Tanda-Tanda Vital sering didapatkan
adanya perubahan; RR meningkat, Tekanan darah
terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai
berat.
Penurunan urine output <400 ml/hari sampai anuri,
terjadi penurunan libido berat.
Intervensi Diagnosa No 1
• Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
Ketidakefektifan pola nafas b/d lift atau jaw thrust bila perlu
anemia, kelebihan beban volume, dan • Posisikan pasien untuk
penekanan dialisat pada diagfragma. memaksimalkan ventilasi

• Identifikasi pasien perlunya


pemasangan alat jalan nafas buatan

• Lakukan fisioterapi dada jika perlu

• Keluarkan sekret dengan batuk atau


suction

• Auskultasi suara nafas, catat adanya


suara nafas tambahan

• Lakukan suction
Intervensi Diagnosa No 2
1. Pertahankan cairan intake dan output yang
Kekurangan volume cairan b/d akurat
kehilangan cairan yang tidak normal
2. Monitor status hidrasi (kelembaban
(muntah),kehilangan darah yang membran mukosa, nadi adekuat, TD
tidak normal akibat prosedur ortostatik) jika diperlukan
hemodialisis, asupan cairan yang
3. Monitor vital sign
tidak adekuat, diuresis
4. Monitor masukan makanan/ cairan dan
hitung intake kalori harian

5. Kolaborasikan pemberian cairan IV

6. Monitor status nutrisi

7. Dorong masukan oral


Intervensi Diagnosa No 3
Kerusakan integritas kulit b/d edema, 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
kulit kering, pruritis, gangguan sirkulasi pakaian yang longgar
vena sekunder akibat pembedahan
pembuatan akses darah hemodialisa, 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
gangguan sirkulasi arteri sekunder akibat
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
hipertensi, hiperglikemia.
dan kering

4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)


setiap 2 jam sekali
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
pada daerah yang tertekan
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi
pasien
Plis ojo
Plis ojok

Anda mungkin juga menyukai