Anda di halaman 1dari 24

Makalah Makanan dan Sistem Pencernaan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. Besty Millia Septi (A1C418042)


2. Wulan Mayalita (A1C418046)
3. Dewi Mayrani (A1C418051)

MATA KULIAH :

Fisiologi Hewan

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Dr. Dra. Asni Johari , M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Tanpa adanya
makanan, manusia tidak mungkin bertahan hidup. Pada zaman primitif, manusia memakan sesuatu
yang memang bisa dimakan dan hanya diolah dengan sangat sederhana. Sistem
pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel yang menerima
makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut
melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh
berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi
dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang
terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

B. Proses Pencernaan
Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses
tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong oleh gigi
seri dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum dapat
diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah menjadi sari makanan yang
mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh
kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap oleh jonjot
usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya dapat diserap dan
diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan tersebut
didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti
berikut.
1) Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang
terjadi di lambung.
2) Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran
kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses
pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi
hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

C. Alat Pencernaan

Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir
pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar
usus, hati, dan pankreas.
1. Rongga Mulut

Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: gigi,
lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami
pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.

a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat di
bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham
belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher
gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda.
Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan
permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing
berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan
datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi
merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-
sum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut
gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring,
dan 8 gigi geraham.
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap
yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.

c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah dalam rongga
mulut ada 3 pasang, yaitu:
 Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
 Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah
 Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga melindungi
selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Rangsang untuk pembentukan saliva (air
liur) adalah: adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium dan memikirkan makanan.
Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai
pelumas untuk mempermudah menelan.
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana (
maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekeja
dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

d. Tekak (pharynk)
Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan antara rongga hidung dengan
tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang menuju
tenggorokan disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu proses
menelan.
2. Kerongkongan (esophagus)
Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang panjangnya 25 cm, dimulai
dari farink sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Esophagus memiliki fungsi sebagai
pen ghantar makanan dari farynk ke lambung. Kerongkongan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Bagian inferior yang terdiri dari otot polos.

2. Bagian tengah yang terdiri dari campuran otot rangka (otot lurik) dan otot polos.

3. Bagian superior yang sebagian besar terdiri dari otot rangka.

Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan


lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung,
jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong
makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak
peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam
lambung.

3. Lambung
Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga
perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat
( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak
dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari
lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong.
Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung,
makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir ( musin ), asam
lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak
mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama
makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang
berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan
protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin
menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain menghasilkan
enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin
berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya
dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar
menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.

5. Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk menetralkan
racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan penting pada metabolisme
tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi oleh tubuh dari usus, bahan
makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

6. Usus Halus

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25
mm dengan banyaklipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas
permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Usus halus terbagi
menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat
bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan saluran pankreas
masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula hepatopankreatika atau
ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati.
Getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat di bawah lambung
menghasilkan getah pankreas, getah pankreas menghasilkan enzim pencernaan seperti amilase,
tritsin, dan lipase

b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,


Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan secara
kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang dihasilkan
pankreas.

c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.


Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan diserap
oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut oleh kapiler
darah, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil (pembuluh getah
bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar bawah selangka.

Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju, lumeu usus.
Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan mengandung berbagai enzim misalnya peptidase,
maltase, sukrase, ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada permukaan sel epitel
sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau di dalam sel-sel epitel. Sekresi
getah usus halus dikontrol oleh reflek otonom, hormon sekretin, dan kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari lambung. Isinya yang cair
digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Di samping gerakan peristaltik ada
juga gerakan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus satu
dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus duabelas jari (duodenum) melalui saluran-
saluran, empedu dan getah pangkreas (dari pangkreas). Empedu digunakan untuk pencernaan
lemak yang dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu kerja lipase.
Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang keluar dari lambung yang asam menjadi
netral. Garam empedu mengurangi ketegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk
emulsi dari lemak yang dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai
macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang
berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim.
Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan.
Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada
dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali.
Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh
yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu,
tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah
rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu
tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses
pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak
dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu
berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan
merangsang gerak peristaltik usus.

b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel
berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula
darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus.
Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak,
tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase membantu dalam pemecahan pati.

c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus.
Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul
glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam
amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus
halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan
ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air
penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam
villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan
glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus,
sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak.
Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak
dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang
terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke
dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap
di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

7. Usus Besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon
transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crissum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang
berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan
menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di
pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan
adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu
rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan
otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua
proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

I. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata


Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada
protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola
makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada
cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. Pencernaan
dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit.

1. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah

Cacing memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, tembolok, empedal,
usus dan anus. Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk
menghisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir, makanan cacing tanah berupa
humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tifa pasang
kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya. Makanan
cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk.
Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Proses pencernaan dibantu
oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh getah-getah pencernaan secara ekstrasel,. Makanan
cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat
mencerna senyawa organik tersebut menjadi ,olekul yang sederhana yang dapat diserap oleh
tubuhnya. Isisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

2. Sistem Pencernaan Pada Serangga

Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah
sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, samapi anus. Pencernaan pada
serangga dilakukakn secara ekstrasel.
Mekanisme sistem pencernaan pada serangga, misalnya tembolok berfungsi menyimpan
makanan sementara di sebelah bawah tembolok terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah.
Ludah tersebut dialirkan melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok makanan
masuk ke empedal dan dalam empedal makanan dihancurkan, selaanjutnya makanan diteruskan
ke dalam lambung. Di bagian depan lambung terdapat enam pasang usus buntu yang berfungsi
sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di dalam lambung. Sisa-sisa
makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui anus.

II. Sistem Pencernaan Pada Hewan Vertebrata


1. Sistem Pencernaan Pada Ikan

Pencernaan pada ikan mempunyai lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu
tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya. Ikan mas tidak mempunyai kelenjar ludah
tetapi mempunyai kelenjar lendir dari mulutnya. Lambung merupakan pelebaran dari saluran
pencernaan.
Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Ikan adalah sebagai berikut : dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus
berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan, lumennya
menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung pada umumnya membesar,
tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk
memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa
pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang
berukuran besar, bewarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan
mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang
menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang diseimpan dalam kantung
empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu untuk membantu proses
pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulatm bewarna kehijauan terletak di sebelah
kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan
empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran
mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim
pencernaan dan hormon insulin.

2. Sistem Pencernaan Pada Amfibi


Secara berurutan, saluran penceranaan pada katak meliputi, rongga mulut, terdapat gigi
berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa. Esofagus;
berupa saluran pendek;ventrikulus, berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.
Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar
menuju usus. Intestinum atau usus dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi; duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir
pada rektum danmenuju kloaka, dan kloaka ; merupakan muara bersama antara saluran pencernaan
makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati bewarna merah
kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi
mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang lambung dan usus dua belas
jari. Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

Mekanisme Sistem Pencernaan Makanan Pada Katak


Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak
berupa hewan-hewan kecil (serangga). Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa.
Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan
di cerna kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan
melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaiut saluran pencernaan, saluran ekskresi,
dan saluran alat kelamin.

3. Sistem Pencnaan Pada Reptil


Organ-organ Pencernaan
Secara berturut-turut pencernaan pada reptil meliputi :
Rongga mulut, pada bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan rahang bawah, masing-
masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit
melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada
tulang lidah dengan ujung bercapang dua.
Esofagus (kerongkongan)
Ventrikulus (Lambung)
Intestinum; terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada
reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan bewarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada
tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan.
Mekanisme Pencernaan Pada Reptil
Pada ular berbisa, terdapat gigi bisa yang tumbuh pada langit-langit mulutnya. Bisa
digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya. Lidah pada cicak digunakan untuk
menangkap mangsa. Ular, berkarung dan cicak tidak mengunyah mangsa. Makanan yang
ditangkap langsung dikunyaknya. Bentuk lambung pada reptilian sesuai dengan bentuk tubuhnya.
Kura-kura memiliki lambung membulat, ular dan berkarung memiliki bentuk lambung yang
memanjang. Sistem pencernaan makanan pada reptil, memiliki kelenjar pencernaan yaitu hati,
kantung empedu dan pakreas. Setelah makanan masuk kedalam rongga mulut yang dikunyah oleh
gigi yang berbentuk kerucut, menuju ke esofagus lalu menuju ke ventrikulus. Kemudian menuju
intestinum lalu bermuara ke anus.
4. Sistem pencernaan pada burung

Organ-Organ Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung dapat diliat pada gambar 6, yaitu terdiri dari;
Paruh; merupakan modifikasi dari gigi
Rongga mulut; terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan
tanduk
Faring; berupa saluran pendek, esofagus pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut
tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
Lambung terdiri atas; proventrikulus, banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya
tipis. Ventrikulus; ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan
pasir yang tertelan bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut
sebagai ”hen’s teeth”,
Intestinum : terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usu halus pad
aburung terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum.
Kelenjar pencernaan burun gmeliputi : hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung
merpati tidak terdapat kantun gempedu.
Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Burung
Misalnya burung Finch pemakan biji, mempunyai paruh kuat disesuaikan secara khusus untuk
memecah biji. Tepinya tajam dan permukaan dalam mempunyai relung-relung. Pada waktu
makan, biji mula-mula masuk ke dalam lambung tetapi setelah lambung itu penuh, tembolok itu
menyalurkan biji ke dalam lambung. Seperti kebanyakan vertebrata, bagian depan lambung burun
gitu berkelanjar dan menghasilkan protease dalam medium asam. Bagian bawah lambung
mengalami perubahan sebagai rempel dengan dinding otot yang tebal. Permukaan dalam bersifat
seratin dan mempunyai relung-relung. Butir mineral yang tertelan terdapat diantara relung-relung
tersebut dan membantu dalam menggiling makanan.
Berlawanan dengan burung finch, burun ghantu adalah pemangsa, memakan tikus dan rodentia
kecil lainnya yang ditelan secara utuh. Mangsa ditangkap dan dimatikan dengan cakr dan paruh
pendek bengkok yang kuat. Tidak terdapat tembolok, dan bagian lambung yang berkelenjar
berkembang dengan baik. Empela mengecil menjadi katup yang mencegah rambut dan tulang
masuk ke dalam usus. Usus burung hantu lebih pendek dari pada usus burung finch.

5. Sistem Pencernaan pada Hewan Memamah Biak (Ruminansia)

Organ-organ pencernaan
Gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar berfungsi untuk mengunyak
rerumputan yang sulut di cerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi
lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu : Rumen (perut besar), Retikulum (Perut jala),
Omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).

Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Ruminansia


Mula-mula makanan masuk ke perut besar (rumen) dan perut jala (retikulum), dimana
terjadi fermentasi, percampuran dan pemilihan materi tumbuhan. Isi rumen di muntahkan dan di
pemah lagi, untuk menghancurkan serabut tanaman secara mekanis kembali. Secara periodik
materi yang dipamah dan di fermentasi di salurkan dari retikulo rumen ke omasum yang
berkelenjar, yang mirip dengan lambung mamalia lainnya.

Rumen
Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak difermentasi oleh mikroba
menjadi VFA dan gas (CH4, CO2, NH3, H2S) lalu diserap oleh tubuh. VFA (Volatile Fatty Acid)
adalah asam lemak yang mudah menguap (Asam asetat =60-70%; asam butirat =10-15%, asam
propionate = 15-20%). Pada rumput yang mengandung gula dan karbohidrta, asam asetat menurun
dan propionate meningkat, pada molasses asam asetat menurun dan butirat meningkat. HCL dari
abomasum masuk ke rumen. Dirumen makanan sebagai sumber protein mikroba akan berubah
menjadi vitamin B kompleks dengan bantuan Mo dan Co. Berbeda dengan protein, lemak makanan
di dalam rumen diubah menjadi asam-asam lemak atau gliserol dengan bantuan hidrolisis mikroba,
kemudian diubah menjadi asam propionate dengan difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk
kedalam usus.

Usus Halus/Halus Ruminansia


Pada usus kecil atau usus halus perjalanan sisa makanan diperlambat di usus halus dengan
cepat menjadi hiopotonis terhadap plasma (disebabkan penurunan cepat konsi Na, Cl, CO2, VFA,
dan amonia). Absorbsi air dilakukan di usus besar.

Karbohidrat struktural
Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa) oleh bakteri sebagian besar
menghasilkan asam asetat. Bakteri pendegredasi karbohidrat struktural ini sensitif terhadap
kandungan lemak dan tingkat keasaman dalam rumen. Bahan pakan dengan kandungan lemak
yang tinggi atau kondisi rumen yang terlalu asam dapaat menekan pertumbuhan atau membunih
bakteri pendegredasi selulosa. Kondisi ini dapat menurunkan kecernaan dan konsumsi pakan oleh
ternak. Karbohidrat struktural yang keluar dari rumen kecil kemungkinan dapat dipecah dalam
saluran pencernaan selanjutnya.

D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Diare
Diare disebabkan karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases
penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya ialah penderita memakan makanan yang
mengandung kuman atau bakteri. Sehingga gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol.
Akibatnya, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases
yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala
tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada
dinding usus besar.
2. Malnutrisi (kurang gizi
Malnutrisi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh terganggunya pembentukan enzim
pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak
reticulum endoplasma. Sebagai contoh ialah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan
protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
3. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada
selaput lendir. Tukak lambung bisa disebabkan oleh faktor-faktor kuman, psikosomatis ataupun
toksin. Kecemasan, stress, ketakutan, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang
akhirnya bisa merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir
lambung akan rusak.
4. Keracunan Makanan
Keracunan makanan dapat disebabkan karena pengaruh beberapa bakteri, contohnya
bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
5. Maag
Orang yang menderita maag mempunyai ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, muntah,
mual, dan perut kembung. Gangguan ini dikarenakan meningkatnya kadar asam lambung yang
dipicu oleh pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
6. Ambeyen/Wasir/Hemeroid
Ambeyen/Wasir/Hemoroid adalah gangguan pembengkakan pada pembuluh vena
disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali menderita
gangguan ini.
7. Apendisitis
Apendisitis adalah gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya
adalah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan
sakit.
8. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan "sembelit" merupakn keadaan yang
dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit
disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisa makanan. Sehingga fases kekurangan air dan
menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu,
juga disebabkan kurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh sebab itu,
banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan berserat serta minum banyak air bisa
mencegah gangguan ini.
9. Diare
Diare disebabkan karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases
penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya ialah penderita memakan makanan yang
mengandung kuman atau bakteri. Sehingga gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol.
Akibatnya, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases
yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala
tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada
dinding usus besar.
10. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke
dalam tubuh melalui makanan atau air.
11. Gastritis
Gastritis adalah suatu peradangan kronis atau akut pada lapisan mukosa (lender) dinding
lambung. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung kuman
penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran
pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya,
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu
pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses
kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir
pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar
usus, hati, dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh system pencernaan
adalah: diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.

B. Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami susun
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC.
Almatsier, sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Simbolon, Hubu. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Irianto, Kus. 2005. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yrama Widya.
Green, J.H. 2002. Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai