Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI KUANTITATIF

Dosen Pengampu :
Prof DR. dr Sudarto Ronoatmodjo SKM
DR. Dian Ayubi SKM MQIH

Kelompok 2 :

1. Amanda 1906
2. Emilia
3. Rini Prasetyo Wahyu Wijayati 1906430711
4. Rosyana
5. Zahrina

Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2020
BAB I
Pendahuluan

1.1 Pentingnya Rumusan Masalah


Penelitian adalah sebuah upaya mencari kebenaran melalui cara yang sistematis dan
terstruktur untuk mendapatkan jawaban yang sah, terpercaya dan objectif terhadap sebuah
masalah penelitian. Penelitian tidak dapat dilakukan secara sembarangan terdapat kaidah yang
harus di ikuti.
Menentukan masalah penelitian merupakan langkah paling utama dan paling penting
dalam rangkaian penyusunan masalah penelitian. Permasalahn dalam penelitian merupakan
perumusan masalah ke dalam bentuk yan lebih terfokus. Masalah penelitian bermula dari
pengamatan terhadap fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari hari yang berlangsung
biasa, rutin dan tidak menimbulkan keheranan. Terkadang manusia di hadapkan pada peristiwa
atau fenomena yang menimbulkan rasa ingin tahu untuk menelaah lebih jauh. Keganjilan dapat
berupa kesenjangan antara yang seharusnya dengan apa yang baru terjadi di sebut sebagai
masalah.
Masalah penelitian merupakan pedoman untuk menentukan tujuan penelitian,
menegakkan hipotesis, mencari teori yang sesuai untuk kemudian menyusun kerangka konsep
usulan penelitian dan bila memakai penelitian metode kuantititatif mencari uji statistik yang
cocok untuk membuktikan praduga terhadap kemungkinan jawaban dari masalah yang di teliti.
Masalah penelitian merupakan bahan bakar pemicu sebuah proses pencarian ilmiah dan
merupakan dasar paling hakiki dari setiap jenis penelitian. Perumusan penelitian merupakan
pernyataan pertama pada setiap usulan penelitian yang kemudian di lanjutkan dengan langkah
langkah penulisan tujuan penelitian dan seterusnya. Merumuskan masalah penelitian tidak
mudah sebab sering di kacaukan dengan masalah yang bukan merupakan masalah penelitian.
Apabila pencarian jawaban terhadap keingintahuan dari masalah penelitian tidak dilakukan
secara sistematis dan terstruktur besar kemungkinan jawaban yang didapat tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Contoh keingintahuan mencari jawaban mengapa
masih banyak orang merokok, sudah jelas rokok merugikan kesehatan. Peneliti mendapat
memperoleh jawaban berbagai jawaban karena rasa rokok yang pahit menimbulkan
kenikmatan tersendiri, karena sudah kecanduan. Semua jawaban tersebut masih berupa
praduga. Melalui penelitian mungkin saj amenghasilkan jawaban yang sama dengan praduga
yang ditegakkan, bedanya jawaban melalui penelitan dapat dipertaruhkan dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

1.2 Pengertian Rumusan Masalah


Pernyataan permasalahan sebenarnya merupakan kesimpulan dari uraian “latar belakang”
tersebut. Castetter dan Heisler (1984, 11) menerangkan bahwa pernyataan permasalahan
merupakan ungkapan yang jelas tentang hal-hal yang akan dilakukan peneliti. Cara terbaik
untuk mengungkapkan pernyataan tersebut adalah dengan pernyataan yang sederhana dan
langsung, tidak berbelit-belit. Pernyataan permasalahan dari suatu penelitian merupakan
“jantung” penelitian dan berfungsi sebagai pengarah bagi semua upaya dalam kegiatan
penelitian tersebut. Pernyataan permasalahan yang jelas (tajam) akan sanggup memberi arah
(gambaran) tentang macam data yang diperlukan, cara pengolahannya yang cocok, dan
memberi batas lingkup tertentu pada temuan yang dihasilkan.

1.3 Persyaratan Rumusan Masalah Yang Baik


1.4 Persyaratan Tujuan Penelitian Yang Baik
BAB II

2.1 Telaah Kepustakaan


Telaah pustaka atau kajian pustaka atau telaah dokumen adalah suatu proses memahami
dan menganalisis substansi/konten (teori dan metodologi) dari kepustakaan berupa buku teks,
artikel ilmiah, laporan ilmiah yang dilakukan secara kritis tentang topik tertentu. Kemudian
hasil dari telaahan harus dituangkan dalam bentuk tertulis dan merupakan satu bab tersendiri.
telaah pustaka akan menghasilkan informasi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang
senada, informasi tentang keterbatasan penelitian, variabel apa saja yang digunakan dalam
menyusun kerangka konsep dan seterusnya. Selain itu membudayakan untuk selalu mencatat
sumber informasi guna menyusun daftar Tinjauan Pustaka, dan yang tidak kalah penting lagi
adalah untuk menghindari plagiatisme hanya karena tidak mencamtumkan nama penulis dan
sumber informasi.

2.2 Tujuan Menelaah Kepustakaan

1. Peneliti memperoleh informasi terpercaya sebagai rujukan untuk menyusun karya ilmiah,
dapat berupa usulan
2. Peneliti memperoleh data dan informasi untuk menyusun latar belakang, berupa dukungan
teori dan data
3. Peneliti memperoleh teori terbaru dan terkini untuk menyusun konsep penelitian
4. Peneliti pemula akan mendapatkan ilham dan ide tentang area, topik dan arah penelitian
5. Peneliti mendapatkan informasi tentang variabel atau metode yang digunakan
6. Peneliti belajar bagaimana cara menyajikan pikiran, ide menjadi sebuah karya
ilmiah/pustaka yang laik dibaca oleh banyak orang
7. Peneliti dapat membayangkan tampilan atau bentuk karya ilmiahnya nanti
8. Peneliti mendapatkan informasi tentang keterbatasan peneliti lain yang menjadi masukan
guna tidak melakukan kesalahan yang sama.

2.3 Langkah dan Kita Dalam Melakukan Telaah Pustaka

1. Menuliskan topik dari informasi yang akan dicari, ciptakan kata kunci
2. Mengumpulkan pustaka sesuai kata kunci
3. Biasakan untuk selalu menuliskan nama penulis dan sumber informasinya untuk
dikumpulkan pada Daftar Oustaka
4. Bekerjalah secara terstruktur dan teratur
5. Mencatat setiap bacaan yang kiranya cocok dan bermanfaat
6. Melakukan kutipan, paraphrase dan sintesis dari hasil bacaan
7. Menggunakan warna atau symbol waktu menelaah pustaka sehingga mudah
dikelompokkan
8. Perhatikan gaya Bahasa, apakah timbul kebosanan dalam membacanya, apakah mudah
dimengerti
9. Lakukan skoring
10. Mengelompokkan semua pustaka yang dibaca dibawah kata kunci yang sesuai
11. Menganalisis konten dari pengelompokan dan membuat ringkasan
12. Membuat kesimpulan dari semua yang dibaca
13. Menyusun sebagai sebuah tulisan yang membentuk kesatuan.

2.4 Menyusun Hasil Telaah Pustaka

1. Perhatikan gaya Bahasa, apakah timbul kebosanan dalam membacanya, apakah mudah
dimengerti
2. Lakukan skoring
3. Mengelompokkan semua pustaka yang dibaca dibawah kata kunci yang sesuai
4. Menganalisis konten dari pengelompokan dan membuat ringkasan
5. Membuat kesimpulan dari semua yang dibaca
6. Menyusun sebagai sebuah tulisan yang membentuk kesatuan.

2.5 Isi Sebuah Laporan Hasil Telaah Pustaka

1. Telaahan sebuah topik/subjek, isu, atau teori yang sedang dicari


2. Pengelompokkan dari aspek-aspek, misalnya aspek teoretisnya, aspek factor-faktor yang
bermain dalam fenomena tersebut atau aspek metode penelitian
3. Analisis kesamaan dan perbedaan dari konten berbagai pustaka yang dibaca (1 isi yang
sama)
4. Kesimpulan peneliti dari semua telaah pustaka yang telah dibaca dapat dalam bentuk
naratif atau dalam bentuk matriks.

2.6 Ciri Laporan Hasi Telaah Pustaka Yang Baik

1. Disusun secara logis, sekuensial dan sinambung harus ada benang merah yang
menggambarkan kesinambungan. Penyusunan kajian pustaka dituntun oleh kerangka teori
yang dikembangkan menjadi sebuah kerangka konsep penelitian.
2. Menyajikan telaah terkini, relevan, sesuai dengan topik dan masalah penelitian
3. Dituliskan dengan gaya Bahasa yang konsisten dan menggunakan terminology yang benar
4. Dituliskan dengan kata-kata sendiri, tidak boleh hasil mengutip langsung
5. Merupakan bagian tersendiri dalam sebuah karya ilmiah
6. Buat laporan dengan menarik, tidak monoton namun tidak melupakan syarat-syarat yang
sudah ditentukan
7. Kualitas penulisan
2.7. Cara Kritik Artikel

Kritik adalah sebuah analisis objektif sebuah karya sastra atau ilmiah, yang menekankan
pada apakah pengarang berhasil atau tidak mendukung pokok-pokok pikirannya dengan
alasan dan argumen yang tepat berdasarkan fakta-fakta. Sebuah kritik yang baik menunjukkan
pandangan tentang tulisan tersebut dengan memberikan cukup bukti untuk menunjang
pandangan. Dalam mengkritisi artikel atau karya ilmiah lainnya, membutuhkan adanya
latihan agar kritikan yang diberikan lebih efisien dan tepat sasaran. Adapun tahapannya adalah
sebagai berikut:
1. Menjadi Pembaca Aktif
a. Bacalah tulisan tersebut satu kali untuk mendapatkan pokok pikirannya. Saat membaca
tulisan pertama kali, cobalah memahami argumen sang penulis secara keseluruhan.
Perhatikan tesis sang penulis.
b. Tandai teks saat membaca ulang sekali lagi. Penggunaan bolpoin merah untuk
menandai diperlukan, supaya lebih mudah terlihat. Ajukan pertanyaan seperti di bawah
ini saat membaca untuk kedua kali:
 Apa argumen penulis?
 Apa tujuan penulis menuliskan artikelini?
 Siapa target pembacanya? Apakah tulisan ini bisa mencapai target pembacanya
secara efektif?
 Apakah penulis memberikan bukti yang cukup dan sahih?
 Apakah ada cacat logika dalam argumen penulis?
 Apakah penulis salah menginterpretasi bukti atau menambahkan bias pada bukti?
 Apakah penulis mencapai kesimpulan tertentu?
c. Buat tanda khusus. Buatlah tanda khusus untuk membedakan bagian-bagian pada teks
yang mungkin membingungkan, penting, atau tidak konsisten. Misalnya, dengan
menggarisbawahi bagian tertentu, melingkari bagian yang membingungkan, dan
memberi tanda bintang pada bagian yang tidak konsisten. Buatlah tanda khusus dengan
simbol tertentu yang bisa memudahkan Anda menandai sebuah tulisan dengan cepat.
Meskipun Anda mungkin butuh waktu untuk mengenali simbol yang Anda buat sendiri,
seiring waktu simbol tersebut akan masuk ke dalam pikiran dan Anda bisa menelusuri
tulisan lebih cepat.
d. Buatlah catatan yang lebih panjang pada pembacaan berikutnya. Selain memberikan
tanda khusus, catatan juga bisa membantu mengembangkan pikiran saat membaca.
Misalnya, jika klaim penulis bisa disanggah dengan satu karya ilmiah yang baru dibaca
sebelumnya, buatlah catatan pada marjinnya, atau pada secarik kertas, atau pada
komputer sehingga mudah mengingatnya kembali.
e. Kembangkan konsep awal kritik. Buat pandangan umum tentang tulisan tersebut.
Evaluasi pendapat penulis secara keseluruhan setelah membaca tulisannya dua atau tiga
kali. Catatlah pandangan awal Anda tentang tulisan tersebut. Buatlah daftar pustaka
bahan yang bisa mendukung kritik. Tuliskan semua bahan pustaka yang mungkin
membantu untuk mengevaluasi tulisan.

2. Mengumpulkan Bukti

a. Pertanyakan apakah pesan yang disampaikan penulis secara keseluruhan logis.


Uji hipotesisnya dan bandingkan dengan beberapa contoh lain yang mirip. Meskipun
penulis telah melakukan riset dan mengutip ahli tepercaya, analisis pesan yang ia
sampaikan berdasarkan kepraktisan dan penerapannya dalam dunia nyata. Periksa
pendahuluan dan kesimpulan penulis untuk melihat apakah keduanya cukup
meyakinkan dan saling melengkapi.
b. Periksa apakah tulisan tersebut mengandung bias, baik yang disengaja maupun tidak.
Jika penulis memiliki kepentingan pribadi dari kesimpulan yang ditunjukkan tulisan,
ada kemungkinan tulisan tersebut bias. Bias dapat berupa pengabaian bukti yang
bertentangan, penggunaan bukti yang tidak tepat supaya sampai pada kesimpulan yang
berbeda, dan penggunaan pendapat pribadi yang tidak berdasar pada tulisan. Pendapat
yang sumbernya bisa dipercaya bisa digunakan, tetapi pendapat yang tidak memiliki
dasar akademik harus diamati secara lebih jeli. Bias dapat pula datang dari prasangka.
Perhatikan jika ada bias yang berkaitan dengan ras, etnik, gender, kelas sosial, atau
politik.
c. Pertimbangkan interpretasi penulis atas tulisan lain.
Jika penulis membuat suatu klaim tentang tulisan lain, bacalah tulisan asli tersebut dan
nyatakan pendapat tentang tulisan tersebut. Pertimbangkan apakah interpretasi penulis
bisa dipertahankan. Perhatikan inkonsistensi antara interpretasi pengkritisi dan
interpretasi penulis atas teks yang sama. Perbedaan seperti ini bisa berguna sewaktu
menuliskan kritik.
d. Perhatikan apakah penulis mengutip sumber yang tidak bisa dipercaya.
Apakah penulis mengutip sebuah tulisan yang sudah kurang relevan dalam disiplin
ilmu tersebut. Jika penulis mengutip sumber yang kurang tepercaya, tulisan tersebut
akan berkurang jauh kredibilitasnya.
e. Jangan mengabaikan gaya penulisan secara keseluruhan.
Isi sebuah tulisan mungkin adalah aspek yang paling penting dari sebuah kritik literatur,
tetapi jangan melewatkan bentuk dan/atau gaya bahasa yang mungkin dipakai
pengarang. Perhatikan pemilihan kata yang tidak biasa dan penekanan pengarang
dalam tulisannya. Hal ini penting terutama dalam tulisan non-ilmiah yang berkaitan
dengan aspek sastra. Periksalah selalu definisi kata yang kurang dikenal. Definisi
sebuah kata bisa mengubah makna sebuah kalimat secara keseluruhan, terutama bila
kata tersebut memiliki beberapa definisi. Pertanyakan mengapa penulis memilih kata
tertentu ketimbang yang lain. Pilihan tersebut mungkin bisa menjelaskan sesuatu
tentang pendapat penulis.
f. Pertanyakan metode penelitian yang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Jika sebuah tulisan memuat teori ilmiah tertentu, pastikan memeriksa metode penelitian
di balik eksperimennya. Ajukan pertanyaan seperti di bawah ini :
 Apakah penulis menjelaskan detail metodenya?
 Apakah ada kesalahan fatal dalam rancangan penelitiannya?
 Apakah ada masalah dengan jumlah sampel?
 Apakah ada kelompok kontrol sebagai pembanding?
 Apakah semua perhitungan statistiknya benar?
 Apakah ada kelompok lain yang bisa menduplikasi eksperimen tersebut?
 Apakah eksperimen tersebut cukup penting bagi bidang ilmunya?
g. Galilah lebih dalam.
Gunakanlah seluruh pengetahuan, pendapat yang bisa dipercaya, dan penelitian apa
pun untuk mendukung atau menolak pendapat penulis dalam tulisan tersebut.
Tunjukkan argumen empiris untuk mendukung pendapat. Meskipun semakin banyak
bukti semakin baik, ada kalanya terlalu banyak bukti justru membuat pendapat
menjadi repetitif. Pastikan setiap sumber memberikan keunikan pada kritik.
h. Ingatlah bahwa sebuah kritik tidak harus seluruhnya positif atau negatif.
Pada umumnya, kritik tulisan yang paling menarik tidak sepenuhnya tidak setuju
dengan sang penulis melainkan melengkapi atau mengembangkan pendapat penulis
dengan bukti lain. Jika Asetuju sepenuhnya dengan penulis, kembangkan pendapat
penulis tersebut dengan memberikan bukti tambahan atau menambahkan ide tertentu.
Pemberikan bukti berlawanan terhadap pendapat tertentu tetap bias mempertahankan
kebenaran pendapat tersebut.

3. Menyusun Kerangka Kritik


a. Mulailah dengan pendahuluan yang menyampaikan kerangka pendapat
Pendahuluan harus menggambarkan kerangka dasar kritik. Mulailah dengan
menunjukkan di mana keberhasilan atau kegagalan terbesar tulisan yang dikritik.
Pastikan untuk memasukkan nama penulis, judul tulisan, jurnal atau terbitan yang
memuat tulisan tersebut, tanggal penerbitan, dan pernyataan tentang fokus dan/atau
tesis dari tulisan tersebut pada paragraf pendahuluan. Pendahuluan bukan tempat
untuk menyampaikan bukti-bukti dari pendapat. Bukti-bukti tersebut bisa dituliskan
pada paragraf isi dalam kritik. Tegaskan penyampaian tujuan dalam pendahuluan
secara langsung.
b. Berikan bukti-bukti pendapat dalam paragraf isi kritik.
Setiap paragraf harus menjelaskan suatu ide baru atau mengembangkan pendapat ke
arah yang baru. Mulailah setiap badan paragraf dengan sebuah kalimat tema yang
meringkas seluruh isi paragraf di dalamnya. Namun, jangan memaksa untuk
meringkas seluruh paragraf dalam satu kalimat tema. Kalimat ini hanya berfungsi
sebagai peralihan dari satu ide ke ide yang lain. Akhiri setiap paragraf isi dengan
sebuah kalimat perantara yang menunjukkan, meskipun tidak menyampaikan secara
eksplisit, ke mana arah paragraf berikutnya. Misalnya, tulisan Anda berbunyi,
"Sementara si Polan mengatakan bahwa angka obesitas anak di Amerika Serikat
menunjukkan peningkatan pesat, ada bukti yang menunjukkan penurunan angka
obesitas di beberapa kota Amerika." Paragraf berikutnya akan memberikan beberapa
contoh spesifik tentang anomali di beberapa kota yang baru saja disebutkan.
c. Perumit pendapat di akhir kritik.
Cara untuk membuat tulisan lebih menarik dengan menambahkan satu sentuhan akhir
atau membuat satu lompatan lebih jauh dan menunjukkan kemungkinan implikasinya.
Lakukan hal ini pada paragraf ini terakhir sebelum menyimpulkan untuk
meninggalkan kesan akhir mendalam pada pembaca. Misalnya, memberikan
sanggahan yang sudah Anda antisipasi sebagai kritik balik atas kritik Anda untuk
menegaskan kembali posisi Anda. Gunakan frasa seperti "Tidak dapat disangkal",
"Harus diakui", "Mungkin ada yang berkeberatan" untuk menuliskan sanggahan. Lalu,
jawab kemungkinan sanggahan tersebut dan perkuat pendapat Anda dengan "tetapi",
"namun", atau "meskipun demikian.
d. Sampaikan pendapat Anda secara logis dan nada objektif.
Hindari tulisan yang terlalu keras dan bernada mengecam; hal ini bisa menghilangkan
minat banyak pembaca. Tunjukkan semangat Anda dalam kemampuan melakukan
riset menyeluruh dan penyampaian pendapat yang efektif.
e. Simpulkan kritik dengan meringkas seluruh pendapat dan memberikan saran.
Selain meringkas pendapat di akhir, juga perlu menyampaikan kepada semua
pembaca pentingnya kritik bagi bidang ilmu secara keseluruhan. Apakah ada
implikasi luas terhadap bidang ilmu yang sedang dibahas, atau apakah kritik hanya
sekadar menyanggah pekerjaan . Tuliskan kalimat terakhir yang meninggalkan bekas
mendalam pada pembaca dengan menggunakan kalimat tegas yang menunjukkan
pentingnya tulisan.

Dalam melakukan kritisi, perlu disiapkan daftar pertanyaan yang dapat dimasukan dalam
sebuah format kritisi artikel. Daftar ini akan membantu menganalisis apa kekurangan dan
kelebihan dari artikel atau jurnal tersebut. Adapun daftar pertanyaan yang bisa membantu dalam
mengkritisi yaitu:

 Apakah judul artikel sudah sesuai (tepat) dan jelas? (Perhatikan juga apakah judulnya
terlalu panjang, atau justru sangat singkat sehingga tidak relevan dengan artikel).
 Jika artikel ilmiah/jurnal, apakah abstraknya sudah mewakili isi artikel termasuk masalah
penelitian, sampel, metodologi, temuan dan rekomendasi?
 Apakah tujuan dan identifikasi masalah sudah jelas?
 Apakah kamu menemukan kesalahan tentang fakta tertentu atau interpretasi? (Terkadang
penulis sering salah dalam menafsirkan pekerjaan orang lain. Pastikan untuk melihat
sendiri referensi yang dikutip penulis).
 Apakah sumber yang dikutip penulis relevan? (Jika referensi yang dikutip tidak relevan
dengan topik alias sudah mulai ngawur sarankan untuk menghapusnya).
 Apakah ada bagian naskah tertentu yang perlu dikembangkan, dipersingkat atau justru
dihilangkan?
 Apakah penjelasan yang diberikan penulis sudah jelas? Jika tidak, sarankan untuk
memberikan contoh.
 Apakah penulis menggunakan referensi yang update? (Studi penelitian harus memilik
daftar yang akurat dari semua buku; artikel jurnal, laporan dan media lain yang dimaksud
dalam pekerjaan (Polit dan Beck, 2006). Sumber yang direferensikan juga merupakan
sumber yang berguna untuk informasi lebih lanjut tentang subjek yang sedang dipelajari).
 Apakah prosedur telah disajikan dengan detail sehingga memungkinkan pembaca untuk
menirunya? (Kebanyakan penulis akan menulis bagian ini dengan sangat singkat sehingga
membuat pembaca susah memahaminya).

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang paling sering digunakan untuk mengkritisi sebuah
jurnal atau artikel. Namun tidak terpaku hanya itu, daftar pertanyaan dapat mengembangkannya
lebih lengkap lagi, misal dengan membandingkannya dengan jurnal lain yang sejenis.

Referensi

Adik, Wibowo Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan, Rajagrafindo Persada 2014

https://www.academia.edu//Kumpulan_bahan_kuliah_Metodologi_Penelitian%20auto=down
load

 Panduan langkah demi langkah untuk mengkritisi penelitian. Bagian 1: penelitian


kuantitatif diterbitkan oleh British Journal of Nursing. 2007. Vol 16, No II.
 ↑ https://www.jmu.edu/uwc/files/link-library/CritiqueHandout.pdf
 ↑ http://www.uis.edu/ctl/wp-
content/uploads/sites/76/2013/03/Howtocritiqueajournalarticle.pdf

Anda mungkin juga menyukai