Anda di halaman 1dari 4

7.

Identifikasi berbagai lembaga/kementerian/institusi yang seharusnya bisa berperan aktif


dalam pencegahan dan pengendalian polusi udara.
Jawaban :

Berdasarkan UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,


Perpres RI No. 16/2015 (Pasal 2, 3, 4), Permen LHK No. P.18/MenLHK-II/2015 (Bab I, II,
III), berikut adalah lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan di
Indonesia.1

1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Fungsinya
membantu Presiden dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup
dan kehutanan. KLHK memiliki beberapa Direktorat Jenderal yang mengurus bidang
berbeda:
a) Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
b) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
c) Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
d) Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
e) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
f) Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya
g) Pengendalian Perubahan Iklim
h) Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
i) Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

Setiap daerah/provinsi memiliki BLH sendiri dan bertanggung jawab kepada kepala
daerah/provinsi masing-masing. Misalnya, BLH tingkat provinsi bertanggung jawab kepada
gubernur, sedangkan BLH tingkat kabupaten/kota bertanggung jawab pada bupati/walikota.
Fungsinya kurang lebih sama, yakni membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan
perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup di lingkup daerah masing-masing secara
otonomi.

3. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Bekerja sama dengan KLHK dalam pengawasan lingkungan hidup berskala nasional dengan
mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan kekayaan alam negara.
Bertanggung jawab dalam pengembangan sumber energi baru dan terbarukan untuk
menjamin lingkungan yang bersih.

4. Badan Restorasi Gambut (BRG)

Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 1/2016, lembaga non-struktural ini


bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh seorang kepala. Fungsi BRG ialah
untuk koordinasi dan fasilitasi restorasi lahan gambut di berbagai provinsi di Indonesia: Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan
Papua.
5. Badan Informasi Geospasial (BIG)

Geospasial adalah lokasi atau posisi objek yang berada di bawah, pada, atau di atas
permukaan bumi yang mengacu pada sistem koordinat nasional. Sebelumnya, BIG bernama
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Dalam menjalankan
kegiatan survei dan pemetaan untuk menyediakan informasi geospasial, BIG dipimpin oleh
seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Presiden melalui koordinasi Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional.

6. Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional

Fungsinya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan nasional di bidang tata ruang,
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum keagrariaan/pertanahan, penataan
agraria/pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah,
penanganan masalah agraria/pertanahan, serta pemanfaatan ruang dan tanah.

7. Kementerian Dalam Negeri

Kementerian ini memiliki tugas membuat peraturan dan menerapkan kebijakan pengelolaan
barang milik/kekayaan negara. Setelah itu, bertanggung jawab dalam pengawasan dan
pelaksanaan peraturan tersebut.

8. Kementerian Pertanian

Pertanian sangat erat hubungannya dengan lingkungan hidup. Maka dari itu, pengelolaan
barang milik/kekayaan negara menjadi tanggung jawab Kementan sebagai pembantu Presiden
pada skala nasional.

9. Kementerian PU

Bertanggung jawab dalam sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan dan pembinaan jasa konstruksi. Tugasnya mencakup perumusan, penetapan,
serta pelaksanaan kebijakan.

10. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

Menyusun rencana pembangunan nasional sebagai acuan penetapan program dan kegiatan
yang diadakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang berkaitan dengan
lingkungan. Semua kegiatan akan direncanakan dengan baik melalui analisis investasi proyek
pembangunan.

11. Kementerian Keuangan

Setiap program pembangunan, perlindungan, dan pelestarian lingkungan pasti butuh dana.
Nah, kementerian inilah yang mengatur dan bertanggung jawab atas perumusan dan
pelaksanaan anggaran belanja terkait program pelestarian lingkungan.
12. Dirjen Pajak

Sumber dana yang digunakan untuk perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup
bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, pengumpulan dana
dari rakyat merupakan tanggung jawab Dirjen Pajak. Maka dari itu, taatlah membayar pajak
demi pembangunan negara.

13. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Meski tidak secara langsung terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan,
KPK memiliki posisi sebagai penyeimbang yang mendukung percepatan kawasan hutan
melalui harmonisasi kebijakan, penegakan hukum, pemantauan perizinan, dan segala hal yang
berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan. Segala bentuk penyelewengan
dana akan diusut oleh KPK.

8. Bagaimana kita bisa berkontribusi dalam pencegahan dan pengendalian polusi udara dan
dampaknya ?
Jawaban :
Banyak sekali upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dan mengurangi potensi
terjadinya polusi udara, diantaranya:
 Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui
diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
 Menghemat Energi yang digunakan.
 Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
 Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.
 Pembuangan limbah industry, khususnya limbah gas diatur sehingga tidak mencemari
lingkungan atau ekosistem.
 Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
 Memperluas gerakan penghijauan.
 Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
 Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya. 
 Menanam dan merawat tumbuhan di sekitar lingkungan kita. Berapa pun luas area
kosong di rumah atau di tempat kerja kita, tanamilah dengan tumbuhan. Hal ini
berguna untuk menyejukkan dan mengurangi jumlah polusi udara di sekitar kita.
 Gunakan kendaraan bermotor Anda, mobil ataupun motor, seefisian mungkin
 Gunakan transportasi umum. Jika tidak perlu sekali, simpan kendaraan pribadi Anda
di rumah dan gunakan transportasi umum yang ada. Ini akan membantu mengurangi
jumlah kendaraan yang membuang polusinya setiap hari ke angkasa.
 Ikutlah komunitas bersepeda. Alat transportasi yang ramah lingkungan seperti sepeda
akan sangat membantu untuk mengurangi polusi udara di kota, terlebih dengan
bersepeda Anda juga sehat karena aktivitas ini bagus untuk jantung.
 Gunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti becak, sepeda, dokar atau
delman. Jika menggunakan mobil atau motor, sebaiknya selalu lakukan pengecekan
supaya mesin kendaraan bagus dan mengurangi polusi udara dengan memastikan
emisi pembuangan di kendaraan Anda baik.
 Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-
gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
 Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang
bahan penyerap polutan atau saringan.
 Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum
dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara
bebas.
 Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan
inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu
pemukiman atau kita.
 mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
 mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi
industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
 tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
 tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan
AC dalam kehidupan sehari-hari.
 tidak merokok.
 menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
 ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
 tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.
 mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.
 menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
 mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
 mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

Referensi
1. Kemen LHK RI. Hutan Adat dan Hutan Hak. Peratur. Menteri LHK 35 (2019).

Anda mungkin juga menyukai