Anda di halaman 1dari 6

Ronny Gani , Animator RI

Jakarta, CNBC Indonesia- Di balik kesuksesan film box office Avengers: Endgame, kini jadi
film terlaris kedua sepanjang masa, terdapat tangan-tangan animator andal yang membuat tokoh-
tokoh fiksi dengan kostum dan aksi luar biasa itu seakan nyata.

Perlu dicatat, bahwa di antara nama yang berderet panjang di kredit film terdapat nama animator
asal Indonesia yang turut mengantar Iron Man dan kawan-kawan ke puncak kesuksesan.

Dia adalah Ronny Gani, animator yang diam-diam sudah memoles tampilan visual Hulk dan
kawan-kawan sejak Avengers dirilis.

Ronny Gani merupakan Senior Animator, Industrial Light & Magic's Singapore. Gani
bergabung dengan Industrial Light & Magic pada 2008 dan telah bekerja di film-film
blockbuster Hollywood.

Gani sendiri telah mengerjakan film-film Marvel lainnya seperti The Avengers (2012),
Avengers: Age of Ultron (2015), Ant-Man (2015) dan Avengers: Infinity War (2018).
Foto: Pria
Indonesia dibalik Film Marvel (Photo: Film Frame ©Marvel Studios 2019)

CNBC Indonesia mewawancarai khusus Ronny Gani lewat conference call di kantor Disney
Indonesia, beberapa waktu lalu. Berikut adalah cuplikannya.

Bagaimana perjalanan karier Anda hingga akhirnya bisa tampil di produksi Marvel ?
Jadi saya bekerja di visual effects namanya Industrial Light & Magic's Singapore itu dibawah
Lucas Film. Jadi kita mengerjakan film skala besar contohnya seperti film Marvel.

Kalau perjalanan karir awalnya saya tidak pernah ada pendidikan formal semua otodidak. Tapi
11 tahun lalu saya apply ke studio di Indonesia dan waktu itu kesempatannya kerja di Batam dan
setelah itu ke Singapore tapi studio lokalnya.

Setelah itu lanjut dan diterima di Lucas Film dimana saya waktu itu masih magang. Lalu setelah
magang diangkat jadi karyawan tetap. Saat itu untuk proyek series Star Wars yang tayang di
Cartoon Network.

Lalu setelah 3 tahun saya mendapatkan kesempatan ditransfer untuk divisi Industrial Light &
Magic (ILM) untuk film hollywood. Dimana film pertama saya The Avengers tahun 2012.

Berapa banyak proyek Marvel yang telah Anda kerjakan dan pekerjaan yang paling
berkesan bagi Anda?
Saya bekerja di ILM ini total 8 tahun. Selama di ILM saya bekerja untuk semua Avengers dari
pertama, kedua, ketiga dan keempat. Yang paling berkesan banyak dan kerumitannya berbeda-
beda.

Namun paling berkesan Avengers pertama itu pertama kali juga saya terlibat jadi pengerjannya
bukan pada proyek tapi experience.

Kemudian Infinity Wars itu challenging-nya berbeda saya ngerjain bagian terakhirnya. Terakhir
bagian Hulk yang dibuat agar terkesan hidup bukan karakter digital saat bagian dia di restoran.

Apakah ada tantangan atau hambatan yang Anda hadapi saat bekerja?
Pada dasarnya ini industri kreatif jadi enggak pernah linear. Jadi satu sisi itu terlihat seperti
hambatan tapi itu buat saya kesempatan.

Bagi saya itu kesempatan karena dapat mengeksplorasi ide dan kreatifitas. Yang penitng story
tellingnya sampai.

Kalau di Endgame kita mengerjakan 4-5 bulan. Dan paling lama kita mengerjakan Pacific Rim
itu 1 tahun.
Bagian mana yang Anda kerjakan dalam Avengers: Endgame?
Tim kita ILM singapure itu buat Hulk saat makan atau brunch. Kemudian saat di New York city
spesifiknya shoot Hulk zaman dulunya marah-marah yang dia naik tangga sementara temannya
naik lift.

Kemudian tim kita mengerjakan saat Captain America mengembalikan infinity stones.
Kemudian saat Antman lagi makan taco. Semua tim yang kerjain proyek Endgame kurang lebih
150 orang.

Siapa pahlawan super hero favorit Anda?


Paling lama saya favorit Spiderman karena saya lihat dia keren. Kemudian posenya pas
gelayutan itu keren.
Jika Anda diberi pilihan kekuatan super, kekuatan super apa yang akan Anda pilih?
Mungkin bisa mengontrol pikiran orang lain. Saya pikir itu paling dahsyat kekuatannya.

Apakah ada keinginan untuk membuat film sendiri di Indonesia?


Keinginan ada tapi enggak harus di Indonesia. Itu juga yang buat saya bertahan lama di industri
ini. Saya terus terlibat kreatif yang sifatnya story telling.

Apa tantangan membuat animasi di Indonesia?


Karena saya enggak berkecimpung di bidang langsung jadi saya pikir tidak juga sulit. Namun
saya pantau dari teman-teman Indonesia sudah berkembang.

Profesi animator sendiri dulu dan sekarang bagaimana?


Industri ini sudah membaik sudah bisa mengakomodir berbagai kreator muda. Sebab tak semua
memiliki keandalan ini.

Sekarang, Anda telah mengatur "Bengkel Animasi" sebenarnya Bengkel Animasi?


Ini seperti inisiatif saya dan teman-teman. Dimana ini bisa mendapatkan kerja yang normal atau
konvensional.

Ini juga untuk membantu memberikan informasi kepada para pecinta industri ini. Kita juga
provide industri nya bahwa ada banyak ragam soal industri ini.

Kini kita kembangkan bikin daya pelatihan. Jadi pengetahuan mereka tentang dunia animasi jadi
lebih lebar secara global.
Selain berkolaborasi dengan Marvel, adakah studio flm lain yang Anda kolaborasi ?
Kita membuka diri provide service memamg film maker yang ingin film nya membutuhkan
sentuhan visual effect kita mencoba untuk berkolaborasi jadi kita enggak bekerja pada pihak
tertentu atau spesifik.

Apa pesan Anda untuk animator Indonesia? Dan apa yang Anda harapkan dari
pemerintah untuk animasi di Indonesia?
Banyak mencari informasi itu pasti paling penting baik dari profesionalism dan skill. Sebab
mendapatkan kerjaan yang fit the passion itu tidak mudah.

Kembangkan aspek skill dan profesional itu sangat penting. Kemudian untuk pemerintah agar
dibantu untuk mengembangkan industri ini agar lebih baik dan berkembang.

Anda mungkin juga menyukai