Selanjutnya sudah hadir juga 3 pembicara sebagai pemantik diskusi mala mini, yaitu:
Sebelum memulai diskusi, kita akan mendengarkan sepatah dua patah kata terlebih dahulu dari
KETUA KOMITE FILM DKJ YAITU MAS EKKY IMANJAYA. Silahkan mas Ekky.
Langsung saja kita mulai diskusinya. Dari mas Ifan dulu. Mas Ifan semasa kuliahnya di ITB aktif di Liga
Film Mahasiswa, lalu sempat terjun sebagai tim produksi film AADC. Mas Ifan kemudian terjun ke
televisi dan perfilman sebagai penulis scenario, karyanya antara lain Extravaganza, film Habibie &
Ainun, dan Sultan Agung. Sempat mengikuti residensi ASEAN in Residence yang diadakan
Kementrian Kebudayaan Thailand dan Kyoto Filmmakers Lab tahun 2014. Sempat terjun juga di
dunia kajian dan kritik film melalui RumahFilm.org. Tahun 2017 menjabat sebagai Koordinator
Program Kineforum.
Lanjut ke mas EDWIN. Mas Edwin ini dulu pernah jadi astrada Riri Riza dalam pembuatan film Gie
2005. Lalu memulai karirnya lewat film pendek, karya-karya beliau antara lain Kara, Anak Sebatang
Pohon (2005) berhasil jadi film pendek Indonesia pertama yang berhasil menembus ajang Festival
Film Cannes 2005 dalam sesi Director's Forthnight, Kebun Binatang (2012), lalu ada Babi Buta yang
Ingin Terbang (2008) yang memenangkan penghargaan FIPRESCI di Festival Film Internasional ke-38
Rotterdam dan berkeliling di 45 festival film seperti BAFICI Buenos Aires, Hongkong, Seattle, Karlovy
Vary, Viennale, dan Thessaloniki, juga di Museum of Modern Art, New York. Film Panjang beliau
berjudul Posesif membawanya kepada Piala Citra untuk Sutradara Terbaik tahun 2017. Kemudian
film Panjang beliau yang terakhir, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berhasil membawa
pulang piala Golden Leopard (film terbaik) pada Locarno International Film Festival 2021.
Lanjut ke mba SUGAR NADIA. Pernah menjabat sebagai manajer Kineforum Dewan Kesenian Jakarta
pada 2011- 2014. Pada 2013, ia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program singkat Institut
Français d'Indonésie (IFI), film preservasi dan restorasi di University of Louis Lumière Paris. Pada
2015 ia berkesempatan menjadi anggota juri MiCe Film Festival, festival film anak dan kaum muda di
Valencia, Spanyol. Pada 2018, Sugar menyelesaikan program pelatihan dan proyek kolaborasi antara
film kurator muda Asia Tenggara dan Jepang oleh Japan Foundation Asia Center. Saat ini ia terlibat di
Festival Film Indonesia, Bidang Penjurian, dan Direktur Madani International Film Festival, serta
terlibat di beberapa proyek bersama Garin Nugroho.
KESIMPULAN. Terima kasih kepada para pembicara, mas Ifan, mas Edwin, dan mba Sugar Nadia yang
sudah meluangkan waktunya. Terima kasih juga kepada KETUA DKJ / KOMITE FILM yang sudah
hadir. Kepada para audiens yang sudah hadir, terima kasih, dan jangan lupa untuk terus mengikuti
rangkaian Seri Diskusi Publik Dewan Kesenian Jakarta. Diskusi publik selanjutnya adalah Diskusi
Publik Komite Seni Rupa DKJ, 30 Agustus 2022. Untuk info lebih lanjut, dapat mengunjungi Instagram
DKJ, @jakartscouncil.