Anda di halaman 1dari 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media kreatif selalu menjadi minat masyarakat karena di media inilah segala macam seni
yang dikenal manusia mulai dari puisi sampai lukisan dapat disalurkan. Media perfilman
termasuk cabang seni yang terbaru masuk ke dunia, sekaligus menjadi cabang paling diserbu
masyarakat karena dapat mengandung dua bagian panca indra yang digunakan, yaitu audio dan
visual. Selain itu, film memiliki begitu banyak aspek yang dapat diukur kualitasnya, seperti cerita,
pemeranan, sinematografi, musik, efek artistik, dan sebagainya, berbeda dengan fotografi yang
hanya dapat diukur dari konteks, momen, dan pencahayaannya, atau novel yang hanya dapat
diukur dari alur cerita dan kebahasaannya, sehingga film menjadi sangat bervariasi dari kualitas
hingga genre-nya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa industri perrfilman di Indonesia masih jauh dibanding negara
lain. Indonesia pernah mencapai puncak prestasi mereka pada tahun 90-an. Tetapi, kurangnya
sutradara yang berkualitas di zaman ini sangat memukul industri film Indonesia. Hanya sedikit
sutradara seperti Joko Anwar dan Timo Tjahjanto yang berhasil mengharumkan nama Indonesia
dengan film mereka, Perempuan Tanah Jahanam (Impetigore) dan The Night Come For Us. Film
Indonesia secara umum hanya terdiri dari film komedi buatan Starvision atau film horor dengan
special efek berkualitas rendah, sehingga orang - orang lebih memilih menonton film impor
daripada film lokal

Hal ini dapat dijadikan kesempatan untuk mengembangkan usaha film independen yang akan
berkembang semakin harinya. Sebuah usaha bernama “Hawk View Production” berupa
kelompok produksi film yang bermula dalam skala kecil, tetapi dapat berkembang dengan
berbagai inovasi seperti kolaborasi dengan production house lain untuk membuat sebuah film
big budget . Perusahaan ini juga dapat bergerak lebih dari hanya membuat film, tetapi dapat
menayangkan film hasil produksi sendiri dalam bioskop independen. Perusahaan ini tidak hanya
bertujuan untuk memulihkan pandangan masyarakat tentang film lokal, tetapi juga membantu
menumbuhkan sutradara terbaik lainnya demi kelangsungan industri perfilman Indonesia

B. Tujuan Proposal
Tujuan dari pembuatan proposal ini adalah
 Sebagai tugas akhir dari mata pelajaran Leadership Kelas 11
 Sebagai bentuk penyaluran minat filmografi
 Sebagai rencana untuk meraup pendapatan tambahan
 Untuk mengenalkan masyarakat terhadap dunia filmografi
C. Manfaat Proposal
Manfaat proposal ini bagi masyarakat adalah
 Dapat meningkatakan demand konsumen terhadap perfilman Indonesia
 Menjadi perantara bagi para sutradara untuk menoreh langkah kesuksesan mereka dengan
membuat feature film mereka melalui usaha ini

Anda mungkin juga menyukai