Disusun Oleh :
Suwandy Eko Saputra Sihombing
211481031
PEMBAHASAN
1. Kajian Literatur
a. Sejarah Bioskop
Sejarah bioskop atau tempat pemutaran film ini telah dimulai pada
masa Hindia Belanda. Saat itu awal 1900an, masyarakat Indonesia
disuguhkan oleh film tentang Ratu Belanda dengan Pangeran Hertog
Hendrick yang menceritakan tentang masuknya mereka ke ibukota
Belanda (Irwansyah, 2012). Penanyangan film ini pertama kali di rumah
seorang Belanda bernama Schwarz. Untuk tiketnya sendiri saat itu
memiliki tiga rentang harga yang mana sangat menunjukan bahwa mereka
sengaja menentukan harga yang cukup wah agar pribumi atau rakyat asli
Indonesia pada khusunya, tidak dapat membeli tiket dengan fasilitas yang
VIP atau salah satu deretan nomor duduk istimewa(Ardiyanti, 2017).
Hingga saat ini, mulai dari orde lama hingga tahun 2018---banyak
kebijakan terhadap industri bioskop sendiri yang mana tidak jarang
bersinggungan dengan politik dan ekonomi. Contohnya saja pada masa
orde baru, proses pemutaran film dari luar negeri mengalami pembatasan.
Hal ini terjadi karena ada pihak yang melakukan boikot atas film dari
Amerika Serikat yang tergabung dalam Panitia Aksi Pemboikotan Film
Imperialis Amerika Serikat. Ditambahkan oleh Ardiyanti bahwa hal ini
berkaitan dengan gejolak politik saat itu. Akibatnya, minat masyarakat
terhadap industri perfilman mengalami penurunan.
2. Kajian Teori
Gambar III. Perbandingan dan Pra Kiraan Penonton dari Tahun ke Tahun.
(Sumber: Filmindonesia.or.id)
Tercatat bahwa banyak tiket dari judul – judul film seperti “Dilan”
telah habis terjual pada saat penanyangan perdananya. Hal ini sangat
menjadi buah segar yang dipetik oleh jerih payah membangun secara
bertahap perfilman dalam negeri. Tak luput dari bantuan yang diberikan
oleh kebijakan pemerintah di era Jokowi tentang pencabutan anggapan
bahwa bioskop menjadi investasi negatif---maka,para investor berani
menanamkan modal pada bioskop Indonesia. Kebijakan itu pun
berdampak bagi pengusaha bioskop di tanah air sejalan juga membantu
untuk menambah ruang tayang bagi film Indonesia.
3. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Laman