Anda di halaman 1dari 12

NAMA KELOMPOK

1. Dini fatharani
2. Faiza
3. Kurnia ningsih
4. Raja
5. Samuel
6. Savitri
7. Wigo
PERFILMAN
Perkembangan Film
• Perkembangan film dimulai ketika digunakannya alat kinetoskop temuan
Thomas Alfa Edison yang pada masa itu digunakan oleh penonton
individual. Film awal masih bisu dan tidak berwarna. Pemutaran film di
bioskop untuk pertama kalinya dilakukan pada awal abad 20, hingga
industri film Hollywood yang pertama kali, bahkan hingga saat ini merajai
industri perfilman populer secara global.
• Pada tahun 1927 teknologi sudah cukup mumpuni untuk memproduksi film
bicara yang dialognya dapat didengar secara langsung, tetapi masih hitam-
putih.
• Hingga pada 1937 teknologi film sudah mampu memproduksi film berwarna
yang lebih menarik dan diikuti dengan alur cerita yang mulai populer.
• Pada tahun1970-an, film sudah bisa direkam dalam jumlah massal dengan
menggunakan videotape yang kemudian dijual.
• Tahun 1980-an ditemukan teknologi laser disc, lalu VCD dan kemudian
DVD. Hingga saat ini digital movie yang lebih praktis banyak digemari
sehingga semakin menjadikan popularitas film meningkat dan film menjadi
semakin dekat dengan masyarakat modern.
Industri Perfilman
Terdapat delapan delapan produser film raksasa yang selama ini sudah merajai
industri perfilman dunia, di antaranya
• Columbia
• Fox
• MGM
• Paramount
• Universal
• Warner Brothers
• Buena Vista (Disney)
• TriStar (Sony)
Mereka merupakan bagian dari integrasi vertikal konglomerasi yang
mendominasi distribusi dan produksi film. Masing-masing perusahaan memiliki
kemampuan untuk memproduksi 15 hingga 25 film setiap tahun.
Pembagian Keuntungan
• Pihak rumah produksi mendapat 60 persen, dan
operator bioskop sisanya, yakni 40 persen (khusus
dalam negeri Amerika Serikat).
• Sementara itu, untuk distribusi film ke bioskop-bioskop di
seluruh dunia, pihak rumah produksi akan mendapat 20-
40 persen, dan operator bioskop mendapat sisanya.
Persentase bagi hasil ini tidak bersifat mutlak.
• Selain di bioskop, film juga akan diputar di
televisi, layanan streaming berbayar, dan keping
DVD. Disinilah potensi sumber revenue yang
besar bagi industri perfilman karena dengan
meminta hak siar, pihak televisi, streaming
berbayar, dan produsen DVD harus membayar
kepada rumah produksi.
• Selain uang, hak siar juga bisa menjadi medium
promosi yang efektif bagi sebuah film untuk
dapat dikenal oleh khalayak, dan pastinya gratis.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERFILMAN
INDONESIA

Di beberapa kota besar di Indonesia, sekitar tahun 1920 an,


sudah ada beberapa gedung bioskop yang memutar film film
barat (masih bisu). Pada tahun 1927, dua orang bangsa Eropa, F
Carly dan G Kruger, mencoba membuat film cerita pendek di
kota Bandung, berjudul Rulis Acih dan Lutung Kasarung.
Pertama kali film diproduksi tahun 1927.

Tanggal 30 Maret Sineas Indonesia, Usmar Ismail membuat


film pertamanya, yakni Darah dan Doa. Itulah film pertama yang
murni diproduksi bangsa Indonesia. Kemudian tanggal 30 Maret
ditetapkan sebagai Film Nasional.
Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat
menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film
Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal
pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih
banyak film lain.

Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih


diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan
film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal
perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang
membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema
yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah
tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari
Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah
menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap
film Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film
Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat
terbatas, tetapi arah menuju ke sana telah terlihat.
selain itu juga perkembangan ke arah kualitas gambar contoh : kualitas
gambar pada tahun 90-an kebawah masih dengan resolusi warna hitam putih
dan tidak jernih, lalu menginjak tahun 90-an sudah mulai menggunakan
resolusi yang berwarna tetapi masih tidak terlalu jernih dan di banding dengan
film di tahun 2010 ke atas film indonesia sudah menyuguhkan film yang
berwarna dan enak di lihat dan seiring berkembangnya perfilman sekarang
kualitas gambar dari film indonesia makin bagus dan sedikit lagi menyaingi
film hollywood.

selain kualitas gambar juga ada genre film, contoh: film tahun lama dan
sekarang yang semakin berkembang dan menyesuaikan jaman, sinematografi
juga sangat berbeda film jaman dulu dan jaman sekarang seperti pengambilan
gambar yang bagus, dan yang terakhir kualitas pemeranan aktor dan aktris
pada jaman dahulu film indonesia juga mengangkat aktor dan aktris yang
berbakat tetapi seiring berjalannya waktu aktor dan aktris semakin berkualitas
di bidang pemeranan tokoh itu juga di dukung oleh acting coach
• Dari segi pengambilan gambar/ proses syuting di luar negeri
lebih bagus karena menggunakan tekhnologi yang lebih
canggih dan proses editing seperti terlihat asli.
DAMPAK PERFILMAN

• DAMPAK POSITIF • DAMPAK NEGATIF


film sebagai media meningkatnya
pertukaran budaya agresifitas anak
film sebagai sarana konten porno
hiburan masyarakat membutuhkan waktu
film sebagai penyimpan khusus
pesan dan kemampuan hilangnya nilai budaya
mempengaruhi audiens ke lokal
arah positif

Anda mungkin juga menyukai