Anda di halaman 1dari 1

Selesai:

Tidak sulit bagi saya untuk mengakui bahwa tanpa memperhitungkan masalah
lainnya, hidup sebagai seorang perempuan saja sudah berat. Setiap hari kaki ini melangkah
dengan segala pandangan misoginis dan seksis yang menatap tajam. Belum lagi adanya
budaya menyalahkan korban. Ketika ada saatnya seorang perempuan jatuh sebagai
korban―pelecehan seksual, perselingkuhan, penyebaran konten privasi tanpa konsen―maka
saat itu juga ia disudutkan sebagai yang bersalah. Ironisnya, praktik atas budaya tersebut terus
saja berjalan, seolah ia termasuk kategori yang layak dilestarikan.

Tidak hanya masyarakat umum saja yang ‘melestarikannya’ melalui media sosial
mereka

Tanpa perlu jauh-jauh menggali pengalaman pribadi saya, Bagi tidak sedikit orang,
budaya menyalahkan korban ini ironisnya nampak sebagai sesuatu yang layak dilestarikan.
Banyak orang yang gemar menyerang pihak perempuan dalam kasus tersebarnya rekaman
public figure perempuan yang selalu menjadi bual-bualan masyarakat ketika mereka terjerat
kasus

Anda mungkin juga menyukai