Anda di halaman 1dari 12

Indonesian Journal of Conservation Volume 07 (02), Tahun 2018

Indonesian Journal of Conservation


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc

PENGEMBANGAN MODEL KONSERVASI KESEJARAHAN DI SEMARANG BERBASIS


TEKNOLOGI INFORMASI
Ibnu Sodiq1, Ufi Saraswati1, Ardhi Prabowo2
1 Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
2 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Corresponding author : sejarah@mail.unnes.ac.id1*

Info Artikel Abstract


Diterima Semarang has various historical relics and cultural heritages
September 2018
stretching from the Hindu-Buddhist period to contemporary
Disetujui
Oktober 2018 times. The cultural heritage has a strategic meaning in shaping the
Dipublikasikan identity of the city and community in Semarang. With the
Desember 2018 existence of cultural heritage, society is expected to be able to
absorb the values and meanings implied in it. The value is the
Keywords value of care for the environment and the culture around it.
cultural heritage; However, community knowledge about the cultural heritages in
conservation; Semarang City is constrained when information about historical
Semarang; relics is not presented systematically, comprehensively, and easily
accessible. Therefore, through this research we aim to: (1) analyze
the needs of the community related to cultural heritage
information in Semarang City; (2) identify and inventory the
existing cultural heritage in Semarang City; (3) developing a
model of cultural heritage information system in Semarang City;
(4) to analyze the effectiveness of cultural heritage information
system model in Semarang City.

PENDAHULUAN berposisi sebagai bagian dari jati diri dan latar


Benda-benda cagar budaya merupakan kehidupan suatu bangsa. Ditinjau dari segi
kekayaan budaya bangsa yang penting estetik, cagar budaya merupakan bukti hasil
artinya bagi pemahaman dan seni yang adiluhung. Kemudian ditinjau dari
pengembangan sejarah ilmu pengetahuan segi public, cagar budaya memiliki nilai
dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi pendidikan untuk masyarakat, sebagai daya
dan dilestarikan demi pemupukan tarik wisata, serta warana untuk
kesadaran jatidiri bangsa dan kepentingan mendapatkan keuntungan secara ekonomis.
nasional (Tjandrasasmita, 2010). Secara lebih Salah satu kota yang memiliki beragam
rinci, Tanudirjo (2003) menguraikan bahwa cagar budaya adalah Kota Semarang. Kota
ada beberapa dimensi dalam melihat arti Semarang memiliki beberapa kawasan yang
penting cagar budaya, yakni dimensi strategis untuk dijadikan kawasan konservasi.
pengetahuan, etnik, estetik, dan publik. Dalam Kota Lama, daerah Pecinan, Pasar Johar, dan
dimensi pengetahuan, cagar budaya dijadikan Kampung Sekayu merupakan kawasan
sebagai media pengajian dan pengujian bersejarah yang harus dikonservasi (Hendro,
akademik. Dalam dimensi etnik, cagar budaya 2015). Bahkan, berdasarkan Peraturan

99
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi

Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 kejadian. Kedua, culture knowledge yaitu
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota pelestarian budaya dengan cara membuat
Semarang Tahun 2011–2031, Kota Semarang sebuah pusat informasi mengenai
memiliki 14 kawasan cagar budaya. Ke empat kebudayaan yang dapat difungsionalisasi
belas kawasan tersebut meliputi, (1) Kawasan dalam berbagai bentuk. Dari kedua bentuk
Kota Lama; (2) Kawasan Petudungan; (3) pelestarian tersebut, pelestarian budaya
Kawasan Kampung Kulitan; (4) Kawasan berupa culture knowledge adalah bentuk
Kampung Batik; (5) Kawasan Pecinan; (6) pelestarian budaya yang lebih efektif untuk
Kawasan Johar; (7) Kawasan Kampung dilakukan. Dinyatakan demikian karena
Melayu; (8) Kawasan Kampung Kauman; (9) lingkup pelestarian yang dilakukan tidak
Kawasan Tugu Muda; (10) Kawasan Kampung terfokus pada satu pelestarian budaya, dan
Senjoyo; (11) Kawasan Sam Po Kong, (12) mencakup sebagian besar budaya yang harus
Kawasan Perumahan PJKA di Kedungjati; (13) dilestarikan (Hastuti & hidayat, 2014).
Kawasan Makam Sunan Terboyo; dan (14) Salah satu strategi pendokumentasian
Kawasan Kampung Sekayu. dan publikasi yang mudah diakses secara luas
Namun demikian, berdasarkan adalah sistem informasi. Melalui sistem
penelitian dari Widiastuti (2014) ternyata ada informasi, berbagai data tentang cagar budaya
permasalahan dalam penangangan cagar akan dimunculkan, sehingga masyarakat
budaya di Semarang. Di Kota lama, misalnya, memiliki pengetahuan yang cukup terhadap
saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, cagar budaya di Kota Semarang. Dengan
tidak terawat, bahkan terkesan kumuh, demikian, pengembangan sistem informasi
pada hal kota lama menyimpan potensi yang ini diharpakan mampu memberi pemahaman
sangat besar baik sebagai wisata, sumber kepada masyarakat untuk berpartisipasi
belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam melestarikan cagar budaya di Kota
dan budaya. Berdasarkan kajian Bapeda Semarang.
selama kurun waktu sepuluh tahun
belakangan ini sudah 18 bangunan cagar METODE PENELITIAN
budaya yang hilang Penelitian ini dilakukan dengan
Permasalahan ini menjadi penguat menggunakan pendekatan Penelitian
pentingya konservasi terhadap cagar budaya Pengembangan (Research and Development).
di Kota Semarang. Menurut Undang-Undang Menurut Borg and Gall (1989:782), yang
Nomor 11 tahun 2010, pelestarian merupakan dimaksud dengan model penelitian dan
upaya dinamis untuk mempertahankan pengembangan adalah a process used develop
keberadaan Cagar Budaya dan nilainya and validate educational product. Selain untuk
dengan cara melindungi, mengembangkan, mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil
dan memanfaatkannya. Hendro (2015) pendidikan, penelitian jenis ini juga bertujuan
menyatakan bahwa konservasi kawasan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan
diperlukan untuk memberikan perlindungan baru melalui penelitian dasar, atau untuk
kawasan-kawasan tersebut dari gencarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus
pembangunan kota, termasuk mengendalikan tentang masalah-masalah yang bersifat
perkembangan kawasan tersebut agar tidak praktis melalui penelitian terapan, yang
hilang identitas kesejarahaan dan digunakan untuk meningkatkan praktik-
kebudayaannya. praktik pendidikan. Dalam penelitian ini
Secara umum, pelestarian budaya Research and Development dimanfaatkan
dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. untuk menghasilkan sistem informasi cagar
Pertama, culture experience yaitu pelestarian budaya di Kota Semarang.Mengacu pada Borg
budaya dengan terjun langsung di tempat & Gall (1989) ada empat kegiatan utama yang

100
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110

dilakukan dalam penelitian dan Kajian kedua tentang cagar budaya di


pengembangan, yakni (1) Studi Pendahuluan, Kota Semarang dilakukan oleh Widiastuti
meliputi tahap persiapan, survey (2014). Dalam penelitian berjudul Revitalisasi
pendalaman, dan analisis kebutuhan; (2) Benda Cagar Budaya Di Kota Semarang,
Penyusunan desain model konseptual; (3) diuraikan bahwa Semarang merupakan salah
Tahap validasi/verifikasi model konseptual; satu kota yang memiliki kawasan cagar
dan (4) Tahap Implementasi model melalui budaya yang cukup banyak, sehingga Kota
penelitian tindakan dan uji coba luas. Secara Semarang termasuk salah satu kota pusaka.
lebih operasional, dalam penelitian ini, ke Akan tetapi, Saat ini kawasan kota lama
empat tahap tersebut dijabarkan kegiatan kondisinya sangat memprihatinkan, tidak
sebagai berikut (1) analisis kebutuhan, terawat, bahkan terkesan kumuh, pada hal
(2) identifikasi dan inventarisasi cagar kota lama menyimpan potensi yang sangat
budaya; (3) desain prototype sistem besar baik sebagai wisata, sumber belajar dan
informasi; (4) penataan konten dalam sistem pengembangan ilmu pengetahuan dan
informasi; (5) evaluasi penerapan sistem budaya. Dengan melihat permasalahan
informasi; (6) penyempurnaan sistem tersebut maka pokok masalah dalam
informasi; (7) penyusunan panduan penelitian ini adalah tentang revitalisasi
pemanfaatan sistem informasi untuk benda cagar budaya di Kota Semarang
kepentingan pembelajaran. khususnya kawasan kota lama. Hasil
penelitian yang di dapat 70 % bangunan di
HASIL DAN PEMBAHASAN Kawasan Kota Lama kondisinya tidak
Urgensi Pengembangan Konservasi terawat dengan baik, sebab bangunan-
Kesejarahan bangunan yang ada 75 % dimiliki oleh
Terdapat dua kajian utama penelitian perorangan. Oleh karenanya, perlu upaya
terdahulu sebagai state of the arts dalam keras untuk melestariakn berbagai cagar
ulasan ini. Pertama, kajian tentang Cagar budaya di Kota Semarang.
Budaya di Kota Semarang. Kedua, kajian Penelitian ketiga dilakukan oleh Hendro
tentang pengembangan sistem informasi. (2015) yang berjudul Pelestarian Kawasan
Berbagai penelitian terdahulu tersebut Konservasi di Kota Semarang. Dalam
digunakan sebagai landasan pijak untuk kajiannya, diuraikan bahwa Kota Semarang
mengembangkan model konservasi cagar memiliki beberapa kawasan yang strategis
budaya berbasis sistem informasi. untuk dijadikan kawasan konservasi. Kota
Kajian tentang cagar budaya di Kota Lama, daerah Pecinan, Pasar Johar, dan
Semarang telah dilakukan oleh Tobing Kampung Sekayu merupakan kawasan
Warella & Purnaweni (2008). Penelitian ini bersejarah yang harus dikonservasi.
berjudul Studi Implementasi Kebijakan Penelitian ini menggunakan metode observasi
Pemerintah Kota Semarang Dalam Upaya dan pengembangan model konservasi.
Melestarikan Bangunan Cagar Budaya Di Kota Konservasi kawasan diperlukan untuk
Semarang. Hasil penelitian menunjukkan memberikan perlindungan kawasan-kawasan
bahwa implementasi kebijakan pemerintah tersebut dari gencarnya pembangunan kota,
Kota Semarang dalam upaya melestarikan termasuk mengendalikan perkembangan
bangunan cagar budaya semarang berlum kawasan tersebut agar tidak hilang identitas
berjalan dengan baik. oleh karena itu, perlu kesejarahaan dan kebudayaannya. Kawasan
adanya strategi yang tepat dalam melakukan konservasi ini juga merupakan potensi yang
pelestarian dalam berbagai dimensi, termasuk dapat dikembangkan menjadi destinasi dan
melalui pemberian informasi dan penyadaran atraksi wisata.
masyarakat.

101
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi

Ke tiga kajian tentang cagar budaya di Identifikasi Kawasan Cagar Budaya


Kota Semarang menguatkan asumsi bahwa Semarang adalah ibu kota provinsi Jawa
perlu segera dilakukan upaya pelestarian Tengah dan saat ini berfungsi sebagai pusat
terhadap peninggalan tersebut. Salah satu hal pemberintahan, industri, perdagangan,
yang direkomendasikan adalah pengem- pendidikan, dan pariwisata. Secara geografis,
bangan model konservasi yang melibatkan Semarang terletak di Pantai utara pulau Jawa
masyarakat. langkah utama yang perlu dan terletak di garis 6.50`-7.10` lintang
dilakukan adalah dengan mengembangkan selatan dan 109.35`-110.50` bujur timur dan
sistem informasi yang bertujuan untuk dengan luas wilayah 373,70 km2 (Semarang
membangun kesadaran masyarakat atas dalam Angka 2017:5). Ketinggian tanah dari
pentingnya konservasi terhadap cagar permukaan air laut adalah sekitar 0,75 m-350
budaya. m dan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Tema kajian kedua dalam penelitian ini Semarang Candi berada di daerah selatan kota
adalah pengembangan sistem informasi untuk semarang yang saat ini berkembang sebagai
cagar budaya. Beberapa penelitian terdahulu tempat tinggal dan semarang kota bawah yang
dilakukan oleh Amin, dkk (2011) dengan judul digunakan sebagai daerah perdagangan.
Repository Model for Intangible Heritage “The Amen Budiman (1979) menulis bahwa
Malay Scenario”. Kajian ini mengungkapkan Semarang adalah kota yang unik karena satu-
bahwa pelestarian cagar budaya berbasis satunya kota pantai yang berbukit. Sejarah
sistem informasi sangat penting untuk semarang membentang sejak masa kerajaan
dilakukan. Hal ini bertujuan agar identitas Islam pada abad XV. Pada mulanya Semarang
bangsa yang tercermin dalam cagar budaya didirikan oleh Kyai Ageng Pandan Arang yang
tidak punah ditelan zaman. Hal ini senada menjadi bupati pertama semarang sampai
dengan kajian yang dilakukan oleh Hastuti & 1496 M (Budiman, 1979:2). Pada masa itu,
Hidayat (2014) dalam kajian berjudul Semarang mulai tumbuh sebagai kota
Purwarupa Tangible Cultural Heritage pelabuhan yang ramai dan banyak dikunjungi
Kategori Cagar Budaya Tak Bergerak Berbasis oleh para pedangan dari luar negeri. Pedagang
Database Multimedia. Kajian ini menekankan Cina mendaratsekitar permulaan abad 15,
Sistem informasi database multimedia yang Portugis dan Belandapada permulaan abad
dikhususkan untuk perekaman data warisan 16, dari Malaysia, India, Arabdan Persia pada
budaya kategori tangible cultural heritage permulaan abad 17 (Laksono, 2005:29).
dapat menjadi salah satu solusi media Berdasarkan sejarahnya, Kota Semarang
pelestarian budaya. memiliki suatu kawasan yang ada pada sekitar
Selain itu, pengembangan sistem abad ke-18 menjadi pusat perdagangan.
informasi sangat perlu dikembangkan dengan Kawasan tersebut pada masa sekarang
pendekatan sistem informasi geografis (SIG). disebut Kawasan Kota Lama. Pada masa itu,
Hal ini senada dengan penelitian yang untuk mengamankan warga dan wilayahnya,
dilakukan oleh Meyer, dkk. (2007) berjudul A maka kawasan itu dibangun benteng, yang
web information system for the management dinamai benteng Vijhoek.Untuk mempercepat
and the dissemination of Cultural Heritage jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang
data. Kajian ini menguraikan bahwa SIG dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan
menjadi bagian yang tidak dilepaskan dalam perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai
pengembangan sistem informasi. Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Let Jen
Dari pemikiran di atas, konservasi Soeprapto.Salah satu lokasi pintu benteng
kesejarahan terhadap cagar budaya yang ada yang ada sampai saat ini adalah Jembatan
di Semarang sangatlah perlu untuk dilakukan. Berok, yang disebut De Zuider Por.

102
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110

Berdasarkan SK Walikota N0. lantainya beranjak 1,00 sampai 3,00. Pada


646/50/1992 atau Perda No.640 Tahun 2003 daerah ini kawasan terdapat Gereja Immanuel
tentang RTBL Kawasan Kota Lama Semarang, (Blenduk) dan taman. Ruang terbuka yang
benda cagar budaya di Kota Semarang lebih besar terletak di depan Stasiun Kereta
sebanyak 328 buah meliputi bangunan sosial Api Tawang.Karena berkembang sejak tahun
budaya seperi sekolah, bangunan kesehatan/ 1705, arsitektur kota lama memiliki ciri yang
rumah sakit, kantor pos dan kantor pelayanan, beragam, dari kolonial abad ke-18 dan ke-19,
gedung serba guna, stasiun, museum, lain-lain. Indische awal abad ke-19 sampai pergantian
Selain itu ada pula bangunan keagamaan, abad ini , sampai arsitektur Indische tropis
seperti masjid / mushola, gereja, serta lanjut Thomas Karsten. Kawasan ini
klenteng. Ada pula bangunan yang termasuk mempunyai fasilitas pelayanan umum cukup
dalam bangunan usaha seperti perkantoran, lengkap dulunya, dari rumah sakit, fasilitas
pabrik dan gudang, hotel/penginapan, gedung ibadah, pemerintahan, budaya, hiburan, dan
pertemuan, restoran, serta pasar. Namun rekreasi perbelanjaan dan perkantoran.
demikian, banyak pula bangunan cagar Bekas-bekasnya masih dapat dilihat karena
budaya yang termasuk dalam bangunan sebagian masih beroperasi seperti sedia kala
hunian serta bangunan khusus, seperti (Bappeda Kota Semarang, 2006).
reservoir, gerbang, gardu listrik, taman dan Kawasan Kota Lama Semarang disebut
sebagainya. juga outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31
Saat ini, Kota Semarang memiliki 14 Hektar. Dilihat dari kondisi geografi, nampak
kawasan cagar budaya. Ke empat belas bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah
kawasan tersebut meliputi, (1) Kawasan Kota sekitarnya, sehingga nampak seperti kota
Lama; (2) Kawasan Petudungan; (3) Kawasan tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little
Kampung Kulitan; (4) Kawasan Kampung Netherland". Kawasan Kota Lama Semarang
Batik; (5) Kawasan Pecinan; (6) Kawasan ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia
Johar; (7) Kawasan Kampung Melayu; (8) masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan
Kawasan Kampung Kauman; (9) Kawasan lokasinya berdampingan dengan kawasan
Tugu Muda; (10) Kawasan Kampung Senjoyo; ekonomi. Ditempat ini ada sekitar 50
(11) Kawasan Sam Po Kong, (12) Kawasan bangunan kuno yang masih berdiri dengan
Perumahan PJKA di Kedungjati; (13) Kawasan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme
Makam Sunan Terboyo; dan (14) Kawasan di Semarang. Kota Lama Semarang ini adalah
Kampung Sekayu (Peraturan Daerah Kota daerah yang bersejarah dengan banyaknya
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang bangunan kuno yang dinilai sangat berpotensi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang untuk dikembangkan dibidang kebudayaan
Tahun 2011–2031). ekonomi serta wilayah konservasi (Bappeda
Kawasan Kota Lama Semarang Kota Semarang, 2006).
merupakan satuan area yang mempunyai ciri Kawasan Petudungan terletak di Jl.
khusus dan bentuknya menyerupai sebuah Petudungan membujur dari arah timur ke
kota tersendiri. Batas kawasan Kota Lama barat, dari jalan MT Haryono sampai ke
ialah kali Semarang di sebelah barat, Jl. Pekojan di sebelah selatan kawasan ini
Stasiun Tawang di sebelah utara, Jl. berbatasan langsung dengan Kali Semarang.
Ronggowarsito disebelah timur, dan Jl. Agus Di sebelah barat terbentuk sebuah delta
Salim di sebelah selatan. Sebelum 1824 Kota akibat normalisasi Kali Semarang ,yang kalau
Lama dilingkungi benteng berbentuk segi dibenahi justru akan menjadi daya tarik
lima.Kawasan Kota Lama termasuk kawasan kawasan tersebut. Rumah-rumah di Jl.
dengan kepadatan tinggi. Angka lantai dasar Petudungan berupa ruko deret yang menerus.
berkisar 60-85%, sedangkan angka luas Ruko tersebut berlantai dua, lantai bawah kini

103
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi

dipakai untuk usaha sedangkan lantai atas Gang Besen, Klenteng Kwee Lak Wa di ujung
untuk tempat tinggal. Atap yang berbentuk Gang Gambiran, Klenteng Tjap Kauw King (Siu
pelana semuanya tertutup genteng, sedangkan Hok Bio) di ujung Gang Baru, dan Klenteng Ho
serambi memiliki atap sosoran yang ditopang Hok Bio di ujung gang Cilik (Bappeda Kota
oleh konsol kayu besar bersusun (Bappeda Semarang, 2006).
Kota Semarang, 2006). Pasar Johar merupakan kawasan
Kampung kulitan merupakan salah satu penting di Kota Semarang. Sejarah Pasar Johar
kampung yang berada di koridor Jalan Semarang dimulai lebih dari seabad yang lalu.
Mataram (sekarang Jalan MT Haryono, pada Pada tahun 1860 terdapat pasar yang
zaman Belanda disebut Groote Weg Semarang menempati bagian timur alun-alun ini
naar Mataram). Mulut gang kampung kulitan dipagari oleh deretan pohon johar ditepi jalan.
terletak di sisi sebelah barat jalan ini, Dari sinilah nama Pasar johar itu lahir. Lokasi
membujur arah timur-barat sampai ke aliran pasar ini disebelah barat pasar Semarang yang
Kali Semarang yang berada di belakang disebut seagai Pasar Pedamaran, dan
kampung.Kampung kulitan tidak bisa berdekatan pula dengan penjara sehingga
dipisahkan dengan kampung-kampung menjadi tempat menanti orang yang
lainnya yang terbangun sejajar pada jalan menengok kerabat dan kenalan yang
yang sama, seperti kampung Gandekan dan dipenjara. Pasar Johar menjadi semakin ramai
kampung Pusporagan yang menjadi semacam dan memerlukan perluasan ruang. Setelah
pagar samping bagi kampung Kulitan ini. melalui proses pengkajian, akhirnya diadakan
Sehingga pada zaman dahulu disebut sebagai perluasan Pasar Johar dengan menebang
kampung Gandekpuspo (Bappeda Kota pohon johar dan membangun los baru. Sampai
Semarang, 2006).. dengan saat pasar ini masih dimiliki oleh
Kawasan Kampung Batik berlokasi di pertikelir (swasta). Pada tahun 1931 itu
Kelurahan Rejamulya, Semarang Timur gedung penjara tua yang terletak didekat
tepatnya di dekat bundaran Bubakan. Jika dari pasar johar dibongkar sehubungan dengan
Gereja Blenduk Kota Lama, maka harus rencana pemerintah kota untuk mendirikan
memutar sampai ke bundaran Bubakan. Gang Pasar Central modern. Pasar Central lantas
masuknya berada di samping hotel Horison memang didirikan dengan tujuan
(Bappeda Kota Semarang, 2006). mempersatukan fungsi lima pasar yang telah
Kawasan pecinan adalah satuan distrik ada, yaitu pasar johar, pasar pedamaran,
(bukan administratif) yang mempunyai ciri pasar beteng, pasar jurnatan dan pasar
khusus berbeda dengan yang lain. Batas pekojan. Adapun tapak pasar yang akan
kawasan Pecinan terutama ialah Kali direncanakan melihat tapak pasar pedamaran,
Semarang yang mengelilingi sisi utara, timur, pasar johar, ditambah tapak rumah penjara,
dan selatan. Di samping Jl. Benteng disebelah beberapa toko, sebagian halaman Kanjengan
barat. Kawasan Pecinan terbentuk oleh blok- dan sebagian alun-alun (Bappeda Kota
blok panjang yang secara dominan membujur Semarang, 2006).
dari selatan ke utara. Akibatnya, tercipta Kawasan Kampung Melayu terletak di
lorong-lorong jalan dengan deretan rumah sekitar Jl Layur. Pada jalan ini ditemukan
toko di dakan dan kirinya. Kebanyakan lorong artefak-artefak fisik berupa bangunan seperti
tersebut berakhir pada Klenteng , karena Masjid Menara, pemukiman Pecinan, rumah
dipercaya bahwa tapak yang tusuk sate saudagar Arab dan Klenteng. Orientasi
dipengaruhi oleh roh-roh jahat dan kekuatan bangunan mengikuti jalur Kali Semarang
lain yang tidak diinginkan oleh manusia. Maka dapat dilihat dari bangunan berderet rapat di
terdapat Klenteng Tangkee pada belokan gang pinggir kali. Menurut sejarah Pelabuhan
pinggir, Klenteng Liong Hok Bio King di ujung Mangkang dipindahkan ke Kali Semarang

104
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110

tahun 1743 Masehi oleh Belanda menjadi kejahatan cukup baik. Kekuatan dan
Pelabuhan Kota Semarang yang disebut Boom ketahanan strukturl konstruksi bangunan
Lama (pelabuhan lama). Disitu terbentuk ditentukan oleh kayu yang berkualitas baik,
pemukiman baru yang dinamakan Dusun sistem konstnrksi rangka pada bentang
Darat (Bappeda Kota Semarang, 2006). bangunan berukuran kecil, serta adanya
Kauman merupakan kampung yang kestabilan karena bentuknya simetri.
selalu ada di kota-kota besar di Indonesia, Keindahan bangunan dibentuk oleh fasad
yang sejarah terbentuknya berkaitan dengan depan yang simetris dengsn tiga pintu yang
sejarah kotanya. Kampung Kauman Semarang mampu menciptakan balans, harmonis,
yang terletak di pusat kota (dekat dengan vitalitas dan dominansi (Bappeda Kota
alunalun dan mesjid Besar), merupakan Semarang, 2006).
kampung kota yang mewansi budaya bangsa Kawasan Tugu Mudaterletak di tengah
Indonesia pada masa lalu (pa& jaman persimpangan Jalan Pandanaran, Jalan Mgr
Belanda), memiliki rumah-rumah dengan Sugiopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan
bentuk arsitektur ‘klras’. Walaupun rumah- Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo. Sebelah Utara
rumah tersebut sudah berumur puluhan Tugu Muda ini terdapat Gedung Pandanaran
tahun bahkan hampir 100 tahun, namun di sebelah Timur terdapat Lawang Sewu, di
sampai sekarang masih mampu bertahan sisi selatan berhadapan dengan Museum
dengan bentuk aslinya dan masih dihuni oleh Mandala Bhakti, serta di sebelah barat Tugu
pcnduduk s l i setempat. Rumah-rumah lama/ Muda terdapat Wisma Perdamaian. Tugu
asli dengan bemtuk fasad simetri dengan tiga Muda merupakan sebuah monumen
pintu pacia bagian depan masih banyak bersejarah kota Semarang yang dibangun
dijumpai, sehingga rumah tersebut perlu untuk mengenang Pertempuran Lima Hari di
diteliti. Tujuan yang ingin dicapai &lam Semarang melawan penjajah Jepang. Tugu
penelitian ini adalah untuk memperoleh Muda ini menggambarkan tentang semangat
gambaran kualitas arsitektk rumah tinggal berjuang dan patriotisme warga semarang,
kampung Kauman ditinjau dari aspek khususnya para Remaja yang gigih, rela
kegunaan Ifungsi, kekuatnd struktur dan berkorban dengan semangat yang tinggi
keindahan berdasarkan teori Vitruvius, mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Smithies, Mangunwijaya dan Conway, dengan pada Umumnya dan mempertahankan kota
studi kasus pada 5 buah rumah tinggal. Semarang pada khususnya. Tugu Muda
Metode verifikatif analitis digunakan untuk didirikan atas prakarsa Koordinasi Pemuda
melakukan pembahasan berdasarkan Indonesia. Namun, karena mengalami sebuah
referemi/ teori yang terkait dengan tiaptiap kendala dalam pendanaan, akhirnya rencana
temuan di lapangan (cmpiris). Hail penelitian inipun gagal. Pada tahun 1951 dibentuklah
dapat rnenunjukkan gambaran kualitas Panitia Tugu Muda yang diketuai Subeno
arsitektur rumah tinggal kampung Kauman, Sosro Wardoyo (Walikota Semarang pada saat
ditinjau dari aspek kegunaad fungsi bangunan itu). Desain Tugu Muda sendiri dirancang oleh
&pat mengunykapkan adanya penerangan Salim, sedangkan pada bagian relief
alatni yang cukup besar dan merata; dikerjakan oleh seniman yang bernama
penghawaan alami dari aliran udara yang Hondro (Bappeda Kota Semarang, 2006).
secara terus rnenerus ke dalam bangunan; Kawasan Kampung Senjoyo terletak di
pengurangan kebisingan yang berasal dari antara Jalan Citarum, Dr Cipto, Bugangan, dan
dalam maupun luar bangunan; temperatur Kalibanger itu kini masuk wilayah Kelurahan
dan kelembaban bangunan dapat tejaga; Bugangan, Semarang Timur. Perumahan
kemudahan pergerakan manusia dan jaminan rancangan arsitek Thomas Karsten itu dulu
keselamatan penghuni dari kebakaran dan dihuni warga etnis Eropa, Timur Asing, dan

105
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi

pribumi. Karsten juga membangun pohon pohon menuju pintu masuk.Bangunan


perumahan di Kampung Progo dan Mlatiharjo. inti dari kelenteng adalah sebuah Goa Batu
Kawasan bekas rawa itu disulap menjadi yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat
permukiman sehat yang dilengkapi taman dan dan markas Laksamana Cheng Ho beserta
drainase lengkap. Dilihat sepintas, Senjoyo tak anak buahnya ketika mengunjungi Pulau Jawa
ubahnya kampung-kampung lain di sekitar di tahun 1400-an. Goa Aslinya tertutup
Jalan Dr Cipto dan Mataram. Rumah-rumah longsor pada tahun 1700-an, kemudian
yang ada didalamnya berukuran relatif kecil dibangun kembali oleh penduduk setempat
dan berdesak-desakan. Namun, jika kita lebih sebagai penghormatan kepada Cheng Ho
teliti mengamati, ada keunikan di dalamnya. (Bappeda Kota Semarang, 2006).
Di lingkungan RT 5 RW 6, misalnya, masih Kawasan Perumahan PJKA di Kedungjati
terlihat rumah-rumah mungil dengan bentuk dikelilingi Jl. Veteran, Jl. Kyai Saleh dan Jl. Dr.
dan ukuran sama. Tak lagi berkelompok, Karyadi. Dibangun pada 1920-1930. Dulunya
namun bertebaran di beberapa tempat. digunakan sebagai pemukiman dan sekarang
Rumah-rumah itu adalah sisa-sisa masih sama digunakan sebagai pemukiman,
permukiman rancangan Thomas Karsten yang kantor dan lain-lain. Lebih dari 60 rumah yang
dibangun pada Masa Hindia Belanda. terbangun disini menunjukkan bentuk denah
Permukiman itu dibangun sebagai upaya dan luasan bangunan yang hampir sama
menghindari wabah pes dan malaria yang (tipikal), tetapi berdiri di atas tanah yang
banyak menghinggapi warga kota (Bappeda luasnya bervariasi antara 450-750 m2 dengan
Kota Semarang, 2006). jalan lingkungan yang lebar dan pohon-pohon
Kawasan Sam Po Kongmerupakan bekas peneduh. Bentuk dan facede rumah tunggal
tempat persinggahan dan pendaratan pertama dan rumah couple sekias hampir sama tetapi
seorang Laksamana Tiongkok yang bernama jika dicermati terdapat variasi pada bentuk
Zheng He / Cheng Ho. Tempat ini biasa atap. Angunan rumah-rumah tersebut sampai
disebut Gedung Batu, karena bentuknya saat ini sebagian besar masih utuh seperti
merupakan sebuah Gua Batu besar yang aslinya. Begitu pula pohon-pohon mahoni
terletak pada sebuah bukit batu. Terletak di berusia puluhan tahun yang masih tumbuh di
daerah Simongan, sebelah barat daya Kota sepanjang jalan lingkungan (Bappeda Kota
Semarang.Hampir di keseluruhan bangunan Semarang, 2006).
bernuansa merah khas bangunan China. Kawasan Makam Sunan Terboyo.
Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat Kawasan ini berlokasi di jalan Yos Sudarso No.
peringatan dan tempat pemujaan atau 1 Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan
bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Genuk. Di sini terdapat makam tokoh
Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu penyebar Islam bernama Syeh Jumadil Kubro
itu diletakan sebuah altar, serta patung- yang hidup pada sekitar abad XII
patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana Masehi(Bappeda Kota Semarang, 2006).
Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi oleh Kawasan Kampung Sekayu menjadi
mereka di anggap dewa. Hal ini dapat tempat yang memiliki cagar budaya. Di sini
dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau terdapat masjid kuno At Taqwa. Masjid
Tau menganggap orang yang sudah meninggal berarsitektur Jawa ini memiliki saka (tiang)
dapat memberikan pertolongan kepada tunggal penyangga atap model tumpang.
mereka.Seperti umumnya bangunan Konon, masjid ini dibangun Kiai Kamal sekitar
kelenteng, Kuil Sam Poo Kong yang terletak di tahun 1413. Bentuk asli masjid tetap
Simongan, Semarang, ini juga didominasi dipertahankan, terutama arsitektur bagian
warna merah. Sejumlah lampion merah tidak dalam, saat direnovasi tahun 2006 (Bappeda
saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga Kota Semarang, 2006).

106
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110

Dalam aplikasi “Sejarah di Dekatku”


MODEL PELESTARIAN CAGAR BUDAYA terdapat dua system yang dikembangkan yang
KOTA SEMARANG pertama web server sebagai sebuah database
Model pelestarian cagar budaya untuk memasukkan data cagar budaya. Yang
dilakukan dengan mengintegrasikan antara kedua adalah system aplikasi berbasis
teks dan aplikasi. Dalam hal ini digunakan android. Pengembangan kedua system ini
aplikasi android bernama “Sejarah di bertujuan untuk kepentingan update apabila
Dekatku.” Ini merupakan aplikasi yang terdapat cagar budaya baru yang ingin di
berisikan informasi cagar budaya dan koleksi masukkan kedalam apliksai. Selain itu
cagar budaya yang tersebar di di wilayah Kota penggunaan 2 sistem ini memungkinkan
Semarang. informasi cagar budaya ini pengguna dapat mengases aplikasi baik secara
berisikan sebaran bangunan dan kawasan online maupun offline karena data selain
yang dikelompokan berdasarkan beberapa tersimpan di web server juga tersimpan
kategori, yakni; Kepemilikan, Periodisasi dan dalam memori telephone.
Tingkat keperawatan cagar budara, Masing- Dalam Aplikasi “Sejarah di Dekatku” ini
masing kategori tersebut juga dibagi lagi dibuat untuk telepon pintar ber-sistem
dalam sub kategori. Yakni dalam katergori operasi Android minimal versi ICS (4.0.1)
kepemilikan terdapat sub kategori milik hingga versi Nougat (7.1.2). Pembuatan
pemerintah, milik swasta, milik pribadi. aplikasi ini menggunakan Android Studio
Dalam kategori periodisasi terdapat sub versi 2.2. dengan memanfaatkan berbagai
kategori masa kolonial, masa pergerakan, sourch code google di antaranya Google Maps
masa pasca kemerdekaan. Sedangkan dalam Api yang memungkinkan menampilkan peta
kategori tingkat keperawatan terdapat sub beserta keterangan lokasi yang sudah di
kategori yang berisi urutan tingkat kostumisasi. Google Maps Android API ini
keperawatan yang tersusun dari yang paling mendukung jumlah pengguna yang tidak
terawat hingga tidak terawat (disimbolkan terbatas. Selain menggunakan Google Maps
dengan ikon bintang). Informasi yang Api, dalam aplikasi ini juga terdapat fitur
ditampikan dalam masing masing cagar notifikasi terintegrasi, apabila terdapat update
budaya berupa Foto utama bangunan/ sebuah cagar budaya baru maupun informasi
kawasan, alamat tempat cagar budaya, baru terkait cagar budaya secara otomatis
periodisasi, kepemilikan, tingkat keterawatan, seluruh telephone pintar yang menginstal
fungsi bangunan dulu dan kini, foto aplikasi ini akan mendapatkan notifikasi
perbandingan dahulu dan kini, deskripsi tersebut.
sejarahnya. Dalam fitur aplikasi ini pengguna juga
dapat mengetahui bangunan mana yang
paling dekat lokasinya. Sehingga pengguna
dapat mengetahui arah lokasi cagar budaya
tersebut dengan memanfaatkan aplikasi
Google Maps yang telah terintegrasi dengan
aplikasi “Sejarah di Dekatku”. Google
Maps adalah layanan pemetaan web yang
dikembangkan oleh Google. Layanan ini
memberikan citra satelit, peta jalan, panorama
360°, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute
Gambar 1. Tampilan Aplikasi berbasis
untuk bepergian dengan berjalan kaki, mobil,
Android
sepeda (versi beta), atau angkutan umum. Di
dalam Google maps, peneliti memberikan

107
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi

informasi terkait dengan peninggalan atau Bangi-Putrajaya, Malaysia, 14 - 15


cagar budaya yang ditandai. Berikut adalah January 201.
contoh penggambaran pada titik lawang sewu.
Melalui pemanfaatan google maps diharapkan Budiman, Amen. (1979). Semarang Juwita.
masyarakat lebih familiar dan mudah dalam "Semarang Tempo
mengakses informasi terkait dengan Doeloe Semarang Masa kini Dalam.
peninggalan kesejarahan yang ada di Kota Rekaman Kamera". Jilid I. Semarang:
Semarang. Satya Wacana.

Bappeda Kota Semarang. (2006).


SIMPULAN Senarai Inventarisasi dan
Kota Semarang sebanyak 328 buah Dokumentasi Bangunan dan Kawasan
meliputi bangunan sosial budaya seperi Pusaka Kota Semarang. Semarang:
sekolah, bangunan kesehatan/rumah sakit, Bappeda Kota Semarang.
kantor pos dan kantor pelayanan, gedung
serba guna, stasiun, museum, lain-lain. Selain Hastuti, Khafiizh & Erwin Yudi Hidayat.
itu ada pula bangunan keagamaan, seperti (2014). “Purwarupa Tangible Cultural
masjid/mushola, gereja, serta klenteng. Ada Heritage Kategori Cagar Budaya Tak
pula bangunan yang termasuk dalam Bergerak Berbasis Database
bangunan usaha seperti perkantoran, pabrik Multimedia”. Prooceding. Seminar
dan gudang, hotel/penginapan, gedung Nasional Teknologi Informasi dan
pertemuan, restoran, serta pasar. Namun Multimedia, Yogyakarta, 8 Februari
demikian, banyak pula bangunan cagar 2014
budaya yang termasuk dalam bangunan
hunian serta bangunan khusus, seperti Hendro, Eko Punto. (2015). “Pelestarian
reservoir, gerbang, gardu listrik, taman dan Kawasan Konservasi di Kota Semarang.”
sebagainya. Upaya pengembangan model Jurnal Konservasi Cagar Budaya
konservasi cagar budaya dilakukan dengan Borobudur, 9(1): 17-28
menguatkan aspek pengetahuan masyarakat.
Dengan demikian, penguatan konservasi Tobing Warella & Purnaweni (2008). Studi
diterapkan dengan berbasis literasi informasi. Implementasi Kebijakan Pemerintah
Penguatan ini dilakukan dengan Kota Semarang Dalam Upaya
mengintegrasikan informasi kesejarahan di Melestarikan Bangunan Cagar Budaya
aplikasi Android dan Google Maps. Di Kota Semarang. Dialogue, 5(1).
Penggunaan Google Maps dilakukan agar
masyarakat dengan mudah mengakses Meyer, E, P. Grussenmeyer, J.P. Perrin, Anne
informasi kesejarahan dan arti penting cagar Durand, Pierre Drap. A web information
budaya di Kota Semarang. system for the management and the
dissemination of Cultural Heritage data.
DAFTAR PUSTAKA (2007)Journal of Cultural Heritage,
Amin, dkk. (2011). Repository Model for Elsevier, 2007, 8 (4), pp.396-411.
Intangible Heritage “The Malay
Scenario”. Proceeding of the Peraturan Daerah Nomor 640 Tahun 2003
International Conference on Advanced tentang RTBL Kawasan Kota Lama
Science, Engineering and Information Semarang.
Technology 2011 Hotel Equatorial

108
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Mendatang”. Makalah. Disampaikan


Tahun 2011 tentang Rencana Tata dalam Kongres Kebudayaan V di
Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun Bukittinggi, 20-22 Oktober 2003.
2011–2031.
Tjandrasasmita, Uka. (2010). “Pelestarian
Purwanto, L.M.F. (2005). “Kota Kolonial Lama Benda Cagar Budaya dan
Semarang (Tinjauan Umum Sejarah Pemanfaatannya bagi Pembangunan
Perkembangan Arsitektur Kota).” Bangsa”. Suhuf, 3(1). Hlm. 131-143.
Dimensi Teknik Arsitektur, 33(1): 27-33.
Widiastuti, Eko Heri. (2014). “Revitalisasi
Tanudirdjo, Daud A. (2003). “Warisan Budaya Benda Cagar Budaya Di Kota Semarang”.
untuk Semua: Arah Kebijakan Pengelola Majalah Ilmiah Pawiyatan, 21(2): 1-11.
Warisan Budaya Indonesia di Masa

109
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi

110

Anda mungkin juga menyukai