1 SM PDF
1 SM PDF
99
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi
Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 kejadian. Kedua, culture knowledge yaitu
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota pelestarian budaya dengan cara membuat
Semarang Tahun 2011–2031, Kota Semarang sebuah pusat informasi mengenai
memiliki 14 kawasan cagar budaya. Ke empat kebudayaan yang dapat difungsionalisasi
belas kawasan tersebut meliputi, (1) Kawasan dalam berbagai bentuk. Dari kedua bentuk
Kota Lama; (2) Kawasan Petudungan; (3) pelestarian tersebut, pelestarian budaya
Kawasan Kampung Kulitan; (4) Kawasan berupa culture knowledge adalah bentuk
Kampung Batik; (5) Kawasan Pecinan; (6) pelestarian budaya yang lebih efektif untuk
Kawasan Johar; (7) Kawasan Kampung dilakukan. Dinyatakan demikian karena
Melayu; (8) Kawasan Kampung Kauman; (9) lingkup pelestarian yang dilakukan tidak
Kawasan Tugu Muda; (10) Kawasan Kampung terfokus pada satu pelestarian budaya, dan
Senjoyo; (11) Kawasan Sam Po Kong, (12) mencakup sebagian besar budaya yang harus
Kawasan Perumahan PJKA di Kedungjati; (13) dilestarikan (Hastuti & hidayat, 2014).
Kawasan Makam Sunan Terboyo; dan (14) Salah satu strategi pendokumentasian
Kawasan Kampung Sekayu. dan publikasi yang mudah diakses secara luas
Namun demikian, berdasarkan adalah sistem informasi. Melalui sistem
penelitian dari Widiastuti (2014) ternyata ada informasi, berbagai data tentang cagar budaya
permasalahan dalam penangangan cagar akan dimunculkan, sehingga masyarakat
budaya di Semarang. Di Kota lama, misalnya, memiliki pengetahuan yang cukup terhadap
saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, cagar budaya di Kota Semarang. Dengan
tidak terawat, bahkan terkesan kumuh, demikian, pengembangan sistem informasi
pada hal kota lama menyimpan potensi yang ini diharpakan mampu memberi pemahaman
sangat besar baik sebagai wisata, sumber kepada masyarakat untuk berpartisipasi
belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam melestarikan cagar budaya di Kota
dan budaya. Berdasarkan kajian Bapeda Semarang.
selama kurun waktu sepuluh tahun
belakangan ini sudah 18 bangunan cagar METODE PENELITIAN
budaya yang hilang Penelitian ini dilakukan dengan
Permasalahan ini menjadi penguat menggunakan pendekatan Penelitian
pentingya konservasi terhadap cagar budaya Pengembangan (Research and Development).
di Kota Semarang. Menurut Undang-Undang Menurut Borg and Gall (1989:782), yang
Nomor 11 tahun 2010, pelestarian merupakan dimaksud dengan model penelitian dan
upaya dinamis untuk mempertahankan pengembangan adalah a process used develop
keberadaan Cagar Budaya dan nilainya and validate educational product. Selain untuk
dengan cara melindungi, mengembangkan, mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil
dan memanfaatkannya. Hendro (2015) pendidikan, penelitian jenis ini juga bertujuan
menyatakan bahwa konservasi kawasan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan
diperlukan untuk memberikan perlindungan baru melalui penelitian dasar, atau untuk
kawasan-kawasan tersebut dari gencarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus
pembangunan kota, termasuk mengendalikan tentang masalah-masalah yang bersifat
perkembangan kawasan tersebut agar tidak praktis melalui penelitian terapan, yang
hilang identitas kesejarahaan dan digunakan untuk meningkatkan praktik-
kebudayaannya. praktik pendidikan. Dalam penelitian ini
Secara umum, pelestarian budaya Research and Development dimanfaatkan
dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. untuk menghasilkan sistem informasi cagar
Pertama, culture experience yaitu pelestarian budaya di Kota Semarang.Mengacu pada Borg
budaya dengan terjun langsung di tempat & Gall (1989) ada empat kegiatan utama yang
100
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110
101
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi
102
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110
103
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi
dipakai untuk usaha sedangkan lantai atas Gang Besen, Klenteng Kwee Lak Wa di ujung
untuk tempat tinggal. Atap yang berbentuk Gang Gambiran, Klenteng Tjap Kauw King (Siu
pelana semuanya tertutup genteng, sedangkan Hok Bio) di ujung Gang Baru, dan Klenteng Ho
serambi memiliki atap sosoran yang ditopang Hok Bio di ujung gang Cilik (Bappeda Kota
oleh konsol kayu besar bersusun (Bappeda Semarang, 2006).
Kota Semarang, 2006). Pasar Johar merupakan kawasan
Kampung kulitan merupakan salah satu penting di Kota Semarang. Sejarah Pasar Johar
kampung yang berada di koridor Jalan Semarang dimulai lebih dari seabad yang lalu.
Mataram (sekarang Jalan MT Haryono, pada Pada tahun 1860 terdapat pasar yang
zaman Belanda disebut Groote Weg Semarang menempati bagian timur alun-alun ini
naar Mataram). Mulut gang kampung kulitan dipagari oleh deretan pohon johar ditepi jalan.
terletak di sisi sebelah barat jalan ini, Dari sinilah nama Pasar johar itu lahir. Lokasi
membujur arah timur-barat sampai ke aliran pasar ini disebelah barat pasar Semarang yang
Kali Semarang yang berada di belakang disebut seagai Pasar Pedamaran, dan
kampung.Kampung kulitan tidak bisa berdekatan pula dengan penjara sehingga
dipisahkan dengan kampung-kampung menjadi tempat menanti orang yang
lainnya yang terbangun sejajar pada jalan menengok kerabat dan kenalan yang
yang sama, seperti kampung Gandekan dan dipenjara. Pasar Johar menjadi semakin ramai
kampung Pusporagan yang menjadi semacam dan memerlukan perluasan ruang. Setelah
pagar samping bagi kampung Kulitan ini. melalui proses pengkajian, akhirnya diadakan
Sehingga pada zaman dahulu disebut sebagai perluasan Pasar Johar dengan menebang
kampung Gandekpuspo (Bappeda Kota pohon johar dan membangun los baru. Sampai
Semarang, 2006).. dengan saat pasar ini masih dimiliki oleh
Kawasan Kampung Batik berlokasi di pertikelir (swasta). Pada tahun 1931 itu
Kelurahan Rejamulya, Semarang Timur gedung penjara tua yang terletak didekat
tepatnya di dekat bundaran Bubakan. Jika dari pasar johar dibongkar sehubungan dengan
Gereja Blenduk Kota Lama, maka harus rencana pemerintah kota untuk mendirikan
memutar sampai ke bundaran Bubakan. Gang Pasar Central modern. Pasar Central lantas
masuknya berada di samping hotel Horison memang didirikan dengan tujuan
(Bappeda Kota Semarang, 2006). mempersatukan fungsi lima pasar yang telah
Kawasan pecinan adalah satuan distrik ada, yaitu pasar johar, pasar pedamaran,
(bukan administratif) yang mempunyai ciri pasar beteng, pasar jurnatan dan pasar
khusus berbeda dengan yang lain. Batas pekojan. Adapun tapak pasar yang akan
kawasan Pecinan terutama ialah Kali direncanakan melihat tapak pasar pedamaran,
Semarang yang mengelilingi sisi utara, timur, pasar johar, ditambah tapak rumah penjara,
dan selatan. Di samping Jl. Benteng disebelah beberapa toko, sebagian halaman Kanjengan
barat. Kawasan Pecinan terbentuk oleh blok- dan sebagian alun-alun (Bappeda Kota
blok panjang yang secara dominan membujur Semarang, 2006).
dari selatan ke utara. Akibatnya, tercipta Kawasan Kampung Melayu terletak di
lorong-lorong jalan dengan deretan rumah sekitar Jl Layur. Pada jalan ini ditemukan
toko di dakan dan kirinya. Kebanyakan lorong artefak-artefak fisik berupa bangunan seperti
tersebut berakhir pada Klenteng , karena Masjid Menara, pemukiman Pecinan, rumah
dipercaya bahwa tapak yang tusuk sate saudagar Arab dan Klenteng. Orientasi
dipengaruhi oleh roh-roh jahat dan kekuatan bangunan mengikuti jalur Kali Semarang
lain yang tidak diinginkan oleh manusia. Maka dapat dilihat dari bangunan berderet rapat di
terdapat Klenteng Tangkee pada belokan gang pinggir kali. Menurut sejarah Pelabuhan
pinggir, Klenteng Liong Hok Bio King di ujung Mangkang dipindahkan ke Kali Semarang
104
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110
tahun 1743 Masehi oleh Belanda menjadi kejahatan cukup baik. Kekuatan dan
Pelabuhan Kota Semarang yang disebut Boom ketahanan strukturl konstruksi bangunan
Lama (pelabuhan lama). Disitu terbentuk ditentukan oleh kayu yang berkualitas baik,
pemukiman baru yang dinamakan Dusun sistem konstnrksi rangka pada bentang
Darat (Bappeda Kota Semarang, 2006). bangunan berukuran kecil, serta adanya
Kauman merupakan kampung yang kestabilan karena bentuknya simetri.
selalu ada di kota-kota besar di Indonesia, Keindahan bangunan dibentuk oleh fasad
yang sejarah terbentuknya berkaitan dengan depan yang simetris dengsn tiga pintu yang
sejarah kotanya. Kampung Kauman Semarang mampu menciptakan balans, harmonis,
yang terletak di pusat kota (dekat dengan vitalitas dan dominansi (Bappeda Kota
alunalun dan mesjid Besar), merupakan Semarang, 2006).
kampung kota yang mewansi budaya bangsa Kawasan Tugu Mudaterletak di tengah
Indonesia pada masa lalu (pa& jaman persimpangan Jalan Pandanaran, Jalan Mgr
Belanda), memiliki rumah-rumah dengan Sugiopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan
bentuk arsitektur ‘klras’. Walaupun rumah- Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo. Sebelah Utara
rumah tersebut sudah berumur puluhan Tugu Muda ini terdapat Gedung Pandanaran
tahun bahkan hampir 100 tahun, namun di sebelah Timur terdapat Lawang Sewu, di
sampai sekarang masih mampu bertahan sisi selatan berhadapan dengan Museum
dengan bentuk aslinya dan masih dihuni oleh Mandala Bhakti, serta di sebelah barat Tugu
pcnduduk s l i setempat. Rumah-rumah lama/ Muda terdapat Wisma Perdamaian. Tugu
asli dengan bemtuk fasad simetri dengan tiga Muda merupakan sebuah monumen
pintu pacia bagian depan masih banyak bersejarah kota Semarang yang dibangun
dijumpai, sehingga rumah tersebut perlu untuk mengenang Pertempuran Lima Hari di
diteliti. Tujuan yang ingin dicapai &lam Semarang melawan penjajah Jepang. Tugu
penelitian ini adalah untuk memperoleh Muda ini menggambarkan tentang semangat
gambaran kualitas arsitektk rumah tinggal berjuang dan patriotisme warga semarang,
kampung Kauman ditinjau dari aspek khususnya para Remaja yang gigih, rela
kegunaan Ifungsi, kekuatnd struktur dan berkorban dengan semangat yang tinggi
keindahan berdasarkan teori Vitruvius, mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Smithies, Mangunwijaya dan Conway, dengan pada Umumnya dan mempertahankan kota
studi kasus pada 5 buah rumah tinggal. Semarang pada khususnya. Tugu Muda
Metode verifikatif analitis digunakan untuk didirikan atas prakarsa Koordinasi Pemuda
melakukan pembahasan berdasarkan Indonesia. Namun, karena mengalami sebuah
referemi/ teori yang terkait dengan tiaptiap kendala dalam pendanaan, akhirnya rencana
temuan di lapangan (cmpiris). Hail penelitian inipun gagal. Pada tahun 1951 dibentuklah
dapat rnenunjukkan gambaran kualitas Panitia Tugu Muda yang diketuai Subeno
arsitektur rumah tinggal kampung Kauman, Sosro Wardoyo (Walikota Semarang pada saat
ditinjau dari aspek kegunaad fungsi bangunan itu). Desain Tugu Muda sendiri dirancang oleh
&pat mengunykapkan adanya penerangan Salim, sedangkan pada bagian relief
alatni yang cukup besar dan merata; dikerjakan oleh seniman yang bernama
penghawaan alami dari aliran udara yang Hondro (Bappeda Kota Semarang, 2006).
secara terus rnenerus ke dalam bangunan; Kawasan Kampung Senjoyo terletak di
pengurangan kebisingan yang berasal dari antara Jalan Citarum, Dr Cipto, Bugangan, dan
dalam maupun luar bangunan; temperatur Kalibanger itu kini masuk wilayah Kelurahan
dan kelembaban bangunan dapat tejaga; Bugangan, Semarang Timur. Perumahan
kemudahan pergerakan manusia dan jaminan rancangan arsitek Thomas Karsten itu dulu
keselamatan penghuni dari kebakaran dan dihuni warga etnis Eropa, Timur Asing, dan
105
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi
106
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110
107
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi
108
Indonesian Journal of Conservation 7 (2) (2018): 99-110
109
Ibnu Sodiq. Pengembangan Model Konservasi Kesejarahan di Semarang Berbasis Teknologi Informasi
110