Anda di halaman 1dari 28

PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

A. INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)


1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Angka perhitungan dari jumlah kematian ibu kurang dari Jumlah kematian karena kehamilan,
satu tahun untuk setiap 100.000 kelahiran hidup yang persalinan, masa nifas atau
terdapat disuatu wilayah per satu tahun berjalan komplikasi- komplikasinya,
selama satu periode
x 100.000
jumlah kelahiran hidup selama
periode yang sama

2 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup Angka perhitungan dari jumlah kematian bayi kurang dari Jumlah kematian karena kehamilan,
satu tahun untuk setiap 1000 kelahiran hidup yang persalinan, masa nifas atau
terdapat disuatu wilayah per satu tahun berjalan komplikasi- komplikasinya,
selama satu periode
x 100.000
jumlah kelahiran hidup selama
periode yang sama

3 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup Angka perhitungan dari jumlah kematian balita kurang
dari satu tahun untuk setiap 1000 kelahiran hidup yang
terdapat disuatu wilayah per satu tahun berjalan

B. INDIKATOR KINERJA (OUTPUT)


1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Pemeriksaan pertama kali pada ibu hamil yang terdapat
disuatu wilayah per satu tahun berjalan

2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Pemeriksaan pada trimester ketiga kehamilan (minimal 2
kali) yang terdapat disuatu wilayah per satu tahun
berjalan
3 Cakupan Persalinan Ditolong Nakes Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang
terdapat disuatu wilayah per satu tahun berjalan

4 Cakupan Pertolongan Di fasilitas Kesehatan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan yang terdapat disuatu wilayah per
satu tahun berjalan

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 1


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

5 Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditanganin Cakupan ibu dengan komplikasi disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar
oleh nakes terlatih diseluruh sarana pelayanan
kesehatan dengan kelainan dan penyakit yang
menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian
seperti Asfiksia, Ikterus, Hiportemia, Tetanus
Neonaturum, Infeksi/ sepsis, trauma lahir, BBLR,
sindrom gangguan pernafasan

6 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Cakupan ibu nifs yang mendapat pelayanan pada 29-42
hari yang terdapat disuatu wilayah per satu tahun
berjalan
7 Cakupan Kepesertaan KB Aktif Cakupan pelayanan keluarga berencana paada akseptor
aktif yang terdapat disuatu wilayah per satu tahun
berjalan
8 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Cakupan neonatus yang telah memperoleh 1 kali
pelayanan Kunjungan Neonatal pada 6-48 jam, setelah
lahir sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu
tahun
9 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap Cakupan neonatus yang telah memperoleh pelayanan
Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-
48 jam, 1 kali pada 3- 7 hari 1 kali pada 2-28 hari sesuai
standar disatu wilayah kerja pada satu tahun

10 Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditanganin Cakupan neonatus dengan komplikasi disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu yang dtanganin sesuai
standar oleh nakes terlatih diseluruh sarana pelayanan
kesehatan dengan kelainan dan penyakit yang
menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian
seperti Asfiksia, Ikterus, Hiportemia, Tetanus
Neonaturum, Infeksi/ sepsis, trauma lahir, BBLR,
sindrom gangguan pernafasan persatu tahun berjalan

11 Cakupan Kunjungan Bayi Lengkap Bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar min 4x : 1x usia 29 hari- 2
bulan, 1x usia 3-5 bulan, 1x usia 6-8 bulan, 1x usia 9-11
bulan, telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, telah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap, telah
mendapatkan 1x vitamin A

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 2


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

12 Cakupan Pelayanan Anak Balita Lengkap setahun Anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun,
pemberian vitamin A 2 x setahun
13 Penemuan Penderita Pneumonia Balita Anak balita (12- 59 bulan ) yang terdektesi pneumonia
dan memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar penanganan pneumonia dalam suatu
wilayah dalam satu tahun berjalan

14 Cakupan Puskesmas Mampu PKPR Semua Puskesmas yang memenuhi kriteria berikut : 1.
Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah (sekolah
umum, sekoalh berbasis agama ) per tahun 2. Melatih
Kader Kesehatan Remaja disekolah minimal sebanyak
10% dari jumlah murid disekolah binaan 3.
Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja
yang memerlukan konseling yang kontak dengan
petugas PKPR 4.
Melaksanakan Kegiatan KIE disekolah binaan minimal 2
kali dalam setahun Penjelasan
masing-masing kriteria sebagai berikut : 1.
Pembinaan pada sekolah
Dilakukan oleh Puskesmas dengan mengarahkan
sekolah agar -
Melakukan survei sederhana sebagai bahan analisa
masaslah kesehatan remaja disekolah -
Bekerjasama dengan guru BK dalam menangani peserta
didik yang bermasalah dan melakukan rujukan -
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 'koselor
sebaya' secara berkala -
Mendampingi ' konselor sebaya' disekolah agar dapat
berperan dalam memberikan KIE, menemukan
kasus/deteksi dini, tempat curhat dan melakukan rujukan
ke puskesmas 2. Melatih
'konselor sebaya' disekolah - Membentuk
'konselor sebaya' di sekolah - Mengawasi
dan mengendalikan kegiatan 'konselor sebaya'

15 Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK 75 a


% dari sasaran Balita

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 3


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

16 RS melayani tumbuh kembang Jumlah Rumah Sakit tingkat kabupaten/kota pemerintah


maupun swasta (termasuk RS provinsi atau RS rujukan
Nasional yang berada di wilayah kabupaten/kota)
tersebut yang melayani dan menerima rujukan kasus
gangguan tumbuh kembang

17 Cakupan Pelayanan Anak Balita anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun,
pemberian vitamin A 2 x setahun

18 Jumlah Sekolah Yang Melaksanakan UKS Diisi : jumlah sekolah yang melaksanakan program
Usaha Kesehatan Sekolah (Pendidikan kesehatan,
Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah)
diwilayah kerja
19 Jumlah Siswa yang Diperiksa melalui Penjaringan kesehatan Diisi : jumlah murid baru kelas I ( baru masuk) yang
dilakukan pemeriksaan kesehatan (pengukuran tinggi
badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman mata,
ketajaman pendengaran, gigi, kelainan mental
emosional, kebugaran jasmani, dll)

20 Jumlah Sekolah yang melaksanakan Penjaringan kesehatan Diisi : jumlah sekolah yang melakukan pemeriksaan
kesehatan (skrining) pada murid baru kelas I

24 Jumlah Sekolah yang Melaksanakan Pemeriksaan Berkala Diisi : jumlah sekolah yang melakukan pemeriksaan
kesehatan (pengukuran tinggi badan, berat badan,
pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran,
gigi,secara berkala tiap 6 (enam) bulan sekali

25 Sasaran Remaja semua penduduk yang berusia 10 tahun hingga 17 tahun


11 bulan 30 hari, menikah ataupun tidak menikah

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 4


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

26 Jumlah Tenaga Kesehatan terlatih PKPR semua tenaga kesehatan di puskesmas yang telah
dilatih PKPR (ada ataupun tidak ada sertifikat telah
mengikuti pelatihan PKPR)
27 Jumlah Puskesmas Mampu laksana PKPR Semua Puskesmas yang memenuhi kriteria berikut:
1. Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah
(sekolah umum,sekolah berbasis agama) per tahun
2. Melatih Kader Kesehatan Remaja di sekolah minimal
sebanyak 10% dari jumlah murid di sekolah binaan

3. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja


yang memerlukan konseling yang kontak dengan
petugas PKPR
4. Melaksanakan kegiatan KIE di sekolah binaan minimal
2 kali dalam setahun
Penjelasan masing-masing kriteria sebagai berikut :
1. Pembinaan pada sekolah
Dilakukan oleh Puskesmas dengan mengarahkan
sekolah agar
- Melakukan survei sederhana sebagai bahan analisa
masalah kesehatan remaja di sekolah
- Bekerjasama dengan guru BK dalam menangani
peserta didik yang bermasalah dan melakukan rujukan
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 'konselor
sebaya' secara berkala
- Mendampingi 'konselor sebaya' di sekolah agar dapat
berperan dalam memberikan KIE, menemukan
kasus/deteksi dini, tempat curhat dan melakukan rujukan
ke puskesmas
2. Melatih 'Konselor Sebaya' di sekolah
- Membentuk 'konselor sebaya' di sekolah
- Mengawasi dan mengendalikan kegiatan 'konselor
sebaya'
3. Memberi layanan Konseling pada semua remaja yang
memerlukan konseling yang kontak dengan petugas
PKPR
- Deteksi dini kelainan terkait kesehatan remaja baik di
dalam/ di luar gedung puskesmas
- Melakukan tindakan berupa konseling dan tindakan
medis lain
4. Melaksanakan KIE di sekolah binaan

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 5


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

Dilakukan oleh Puskesmas bekerjasama dengan sekolah


yang dibina dalam rangka
- Mempunyai jadwal dan melaksanakan kegiatan KIE di
sekolah untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran dalam ketrampilan hidup sehat
28 Jumlah Puskesmas Mampu Tata Laksana Kasus KtA Puskesmas yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tenaga Kesehatan terlatih/terorientasi tata laksana
medis kasus KtA
2. Melaksanakan rujukan kasus KtA ke Pusat Pelayanan
Terpadu (PPT) di RSUD/RS Bhayangkara

29 Jumlah Tenaga terlatih tatalaksana kasus KtA adalah jumlah tenaga kesehatan (dokter/dokter gigi dan
perawat/bidan) yang telah mengikuti Pelatihan
Tatalaksana Kasus Kekerasan terhadap Anak
30 Kekerasan terhadap Anak (KtA) Semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara
fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual,
trafiking, penelantaran, eksploitasi komersial termasuk
ekploitasi seksual komersial anak (ESKA) yang
mengakibatkan cidera/kerugian nyata ataupun potensial
terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,
tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang
dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab,
kepercayaan atau kekuasaan.

31 Kekerasan Fisik Adalah kekerasan yang mengakibatkan cidera fisik nyata


ataupun potensial terhadap anak sebagai akibat dari
interaksi atau tidak adanya interaksi yang layaknya ada
dalam kendali orangtua atau orang dalam hubungan
posisi tanggungjawab, kepercayaan atau kekuasaan.

32 Kekerasan Seksual Adalah pelibatan anak dalam kegiatan seksual, dimana


ia sendiri tidak sepenuhnya memahami atau tidak
mampu memberi persetujuan atau oleh karena
perkembangannya belum siap atau tidak mampu
memberi persetujuan, atau yang melanggar hukum atau
pantangan masyarakat, yang ditandai dengan adanya
aktivitas seksual antara anak dengan orang dewasa atau
anak lain dengan tujuan untuk memberikan kepuasan
bagi orang tersebut.

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 6


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

33 Kekerasan Emosional Adalah suatu perbuatan terhadap anak yang


mengakibatkan atau sangat mungkin akan
mengakibatkan gangguan kesehatan atau
perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial,
misalnya pembatasan gerak, sikap tindak yang
meremehkan, mencemarkan, mengkambing hitamkan,
mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi,
mengejek atau menertawakan anak, atau perlakuan
kasar lain atau penolakan.

34 Penelantaran Adalah kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu


yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, seperti:
kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional,
nutrisi, rumah atau tempat bernaung, serta keadaan
hidup yang aman dan layak.

35 Eksploitasi anak. Adalah penggunaan anak dalam pekerjaan atau aktivitas


lain untuk keuntungan orang lain. Hal ini termasuk, tetapi
tidak terbatas pada, pekerja anak dan prostitusi.
Kegiatan ini merusak atau merugikan kesehatan fisik dan
kesehatan mental anak, merugikan perkembangan
pendidikan, spiritual, moral dan sosial-emosional anak>
termasuk pekerja perempuan dan/atau anak, serta
prostitusi.

36 Trafiking (Perdagangan Orang) Adalah tindakan perekrutan, pengangkatan,


penampungan, pengiriman, pemindahan atau
penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan,
pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau
posisi rentan, penjeratan hutang atau memberi bayaran
atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari
orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut,
baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar
negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan
orang tereksploitasi.

37 Jumlah SLB Yang Dibina Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di
wilayah puskesmas yang dibina
38 Jumlah LAPAS/RUTAN ANAK yang Dibina Jumlah Lembaga Pemasyarakatan Anak atau Rumah
Tahanan Anak yang berada di wilayah Puskesmas yang
dibina
39 Jumlah LAPAS/RUTAN yang Dibina Jumlah Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah
Tahanan yang berada di wilayah Puskesmas yang
dibina

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 7


SUMBER DATA

1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3,


PWS-KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan
yang dilakukan oleh swasta (akan
direvisi).

1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3,


PWS-KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan
yang dilakukan oleh swasta (akan
direvisi).

1) SIMPUS,
2) SIRS
3) Laporan pelaksanaan audit
Maternal dan perinatal.

1) SIMPUS (Kohort bayi,PWS-


KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan
yang dilakukan oleh swasta (akan
direvisi).

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 8


SUMBER DATA

Mampu tatalaksana MTBS bisa


melalui: pelatihan standarisasi
MTBS, mendapatkan materi
MTBS saat pendidikan/pre
service di fakultas kedokteran,
Akbid dan Akper, serta kalakarya/
on the job training.

Mampu tatalaksana MTBS bisa


melalui: pelatihan standarisasi
MTBS, mendapatkan materi
MTBS saat pendidikan/pre
service di fakultas kedokteran,
Akbid dan Akper, serta kalakarya/
on the job training.

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 9


SUMBER DATA

Register kunjungan Balita sakit,


Register kohort

1. Register kohort bayi


2. Register kohort balita dan anak
prasekolah 3.
Buku KIA

1. Register kohort bayi


2. Register kohort balita dan anak
prasekolah 3.
Buku KIA

1. Register kohort bayi


2. Register kohort balita dan anak
prasekolah 3.
Buku KIA

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 10


SUMBER DATA

1. Kohort Anak Balita dan


Prasekolah
2. Laporan rutin SKDN
3. Buku KIA
4. KMS
5. Laporan pelayanan
SDIDTK 6. Laporan
pemberian Vit. A 7.
Pencatatan pemantauan tumbuh
kembang di Pos PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini),
Taman Bermain, Play Group,
Taman Penitipan ANak, Taman
Kanak-kanak, Raudatul Athfal, dll.

Format laporan Kegiatan


Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota

Format laporan Kegiatan


Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota

Format laporan Kegiatan


Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota
Format laporan Kegiatan
Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota

Format Pencatatan dan


Pelaporan kegiatan kesehatan
remaja tingkat kabupaten/kota
dan Sensus

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 11


SUMBER DATA

Format laporan kegiatan


kesehatan remaja tingkat
kabupaten/kota
Format Pencatatan dan
Pelaporan kegiatan kesehatan
remaja tingkat kabupaten/kota

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 12


SUMBER DATA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 13


SUMBER DATA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 14


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

1 Cakupan KN 1 Cakupan neonatus yang telah memperoleh 1 kali


pelayanan Kunjungan Neonatal pada 6-48 jam, setelah
lahir sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu
tahun.

2 Cakupan KN Lengkap Cakupan neonatus yang telah memperoleh pelayanan


Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-
48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai
standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.

3 Cakupan neonatus komplikasi yang ditangani Cakupan neonatus dengan komplikasi disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh
sarana pelayanan kesehatan.
Neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian.
Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma
lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr ),
sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital
maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada MTBS

4 Cakupan Kunjungan Bayi cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan,
dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan,
paling sedikit 4 kali (1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan,
1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, 1
kali pada umur 9-11 bulan) disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.

5 Jumlah Sasaran Bayi Jumlah anak yang berumur 0 - 11 bulan di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu.

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 15


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

6 Jumlah Tenaga Puskesmas Terlatih Asfiksia Jumlah Tenaga Puskesmas (dokter, bidan, perawat)
yang telah mendapatkan pelatihan Manajemen Asfiksia
baik dari Depkes, Dinkes provinsi/kab/kota, oranisasi
profesi, maupun dari donor.
7 Jumlah Tenaga Puskesmas Terlatih Bayi Berat Lahir Rendah Jumlah Tenaga Puskesmas (dokter, bidan, perawat)
(BBLR) yang telah mendapatkan pelatihan Manajemen BBLR
baik dari Depkes, Dinkes provinsi/kab/kota, organisasi
profesi, maupun dari donor.
8 Jumlah Lahir Mati Jumlah Bayi yang pada waktu dilahirkan dalam keadaan
mati (tidak ada tanda-tanda kehidupan)
9 Jumlah kematian Neonatal (0 - 6 hari) Jumlah neonatal berumur 0 - 6 hari yang mati, setelah
dilahirkan dalam keadaan hidup
10 Jumlah kematian Neonatal (7 - 28 hari) Jumlah neonatal berumur 7 - 28 hari yang mati, setelah
dilahirkan dalam keadaan hidup
11 Jumlah kematian bayi (29 hari - 11 bulan) Jumlah bayi berumur 29 hari - 11 bulan yang mati,
setelah dilahirkan dalam keadaan hidup
12 Sebab Kematian Neonatal, Bayi dan Anak Balita Penyakit yang menyebabkan kematian pada neonatal,
bayi dan anak balita, berdasarkan autopsi verbal dan
diketahui Dokter
13 Jumlah Puskesmas memiliki tenaga terlatih MTBS < 60 % Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan
yang melayani Balita sakit < 60 % dari mereka telah
terlatih atau mampu tatalaksana MTBS

14 Jumlah Puskesmas memiliki tenaga terlatih MTBS ≥ 60 % Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan
yang melayani Balita sakit ≥ 60 % dari mereka telah
terlatih atau mampu tatalaksana MTBS

15 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan MTBS Puskesmas yang melayani minimal 75 % dari kunjungan
Balita sakit dengan MTBS
16 Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK < Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK
50 % dari sasaran Balita

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 16


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

17 Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK 25 Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK
- 50 % dari sasaran Balita

18 Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK 75 Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK
% dari sasaran Balita

19 RS melayani tumbuh kembang Jumlah Rumah Sakit tingkat kabupaten/kota pemerintah


maupun swasta (termasuk RS provinsi atau RS rujukan
Nasional yang berada di wilayah kabupaten/kota)
tersebut yang melayani dan menerima rujukan kasus
gangguan tumbuh kembang

20 Cakupan Pelayanan Anak Balita anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun,
pemberian vitamin A 2 x setahun

21 Jumlah Sekolah Yang Melaksanakan UKS Diisi : jumlah sekolah yang melaksanakan program
Usaha Kesehatan Sekolah (Pendidikan kesehatan,
Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah)
diwilayah kerja
22 Jumlah Siswa yang Diperiksa melalui Penjaringan kesehatan Diisi : jumlah murid baru kelas I ( baru masuk) yang
dilakukan pemeriksaan kesehatan (pengukuran tinggi
badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman mata,
ketajaman pendengaran, gigi, kelainan mental
emosional, kebugaran jasmani, dll)

23 Jumlah Sekolah yang melaksanakan Penjaringan kesehatan Diisi : jumlah sekolah yang melakukan pemeriksaan
kesehatan (skrining) pada murid baru kelas I

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 17


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

24 Jumlah Sekolah yang Melaksanakan Pemeriksaan Berkala Diisi : jumlah sekolah yang melakukan pemeriksaan
kesehatan (pengukuran tinggi badan, berat badan,
pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran,
gigi,secara berkala tiap 6 (enam) bulan sekali

25 Sasaran Remaja semua penduduk yang berusia 10 tahun hingga 17 tahun


11 bulan 30 hari, menikah ataupun tidak menikah

26 Jumlah Tenaga Kesehatan terlatih PKPR semua tenaga kesehatan di puskesmas yang telah
dilatih PKPR (ada ataupun tidak ada sertifikat telah
mengikuti pelatihan PKPR)
27 Jumlah Puskesmas Mampu laksana PKPR Semua Puskesmas yang memenuhi kriteria berikut:
1. Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah
(sekolah umum,sekolah berbasis agama) per tahun
2. Melatih Kader Kesehatan Remaja di sekolah minimal
sebanyak 10% dari jumlah murid di sekolah binaan

3. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja


yang memerlukan konseling yang kontak dengan
petugas PKPR
4. Melaksanakan kegiatan KIE di sekolah binaan minimal
2 kali dalam setahun
Penjelasan masing-masing kriteria sebagai berikut :
1. Pembinaan pada sekolah
Dilakukan oleh Puskesmas dengan mengarahkan
sekolah agar
- Melakukan survei sederhana sebagai bahan analisa
masalah kesehatan remaja di sekolah
- Bekerjasama dengan guru BK dalam menangani
peserta didik yang bermasalah dan melakukan rujukan
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 'konselor
sebaya' secara berkala
- Mendampingi 'konselor sebaya' di sekolah agar dapat
berperan dalam memberikan KIE, menemukan
kasus/deteksi dini, tempat curhat dan melakukan rujukan
ke puskesmas
2. Melatih 'Konselor Sebaya' di sekolah
- Membentuk 'konselor sebaya' di sekolah
- Mengawasi dan mengendalikan kegiatan 'konselor
sebaya'

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 18


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

3. Memberi layanan Konseling pada semua remaja yang


memerlukan konseling yang kontak dengan petugas
PKPR
- Deteksi dini kelainan terkait kesehatan remaja baik di
dalam/ di luar gedung puskesmas
- Melakukan tindakan berupa konseling dan tindakan
medis lain
4. Melaksanakan KIE di sekolah binaan
Dilakukan oleh Puskesmas bekerjasama dengan sekolah
yang dibina dalam rangka
- Mempunyai jadwal dan melaksanakan kegiatan KIE di
sekolah untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran dalam ketrampilan hidup sehat
28 Jumlah Puskesmas Mampu Tata Laksana Kasus KtA Puskesmas yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tenaga Kesehatan terlatih/terorientasi tata laksana
medis kasus KtA
2. Melaksanakan rujukan kasus KtA ke Pusat Pelayanan
Terpadu (PPT) di RSUD/RS Bhayangkara

29 Jumlah Tenaga terlatih tatalaksana kasus KtA adalah jumlah tenaga kesehatan (dokter/dokter gigi dan
perawat/bidan) yang telah mengikuti Pelatihan
Tatalaksana Kasus Kekerasan terhadap Anak
30 Kekerasan terhadap Anak (KtA) Semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara
fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual,
trafiking, penelantaran, eksploitasi komersial termasuk
ekploitasi seksual komersial anak (ESKA) yang
mengakibatkan cidera/kerugian nyata ataupun potensial
terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,
tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang
dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab,
kepercayaan atau kekuasaan.

31 Kekerasan Fisik Adalah kekerasan yang mengakibatkan cidera fisik nyata


ataupun potensial terhadap anak sebagai akibat dari
interaksi atau tidak adanya interaksi yang layaknya ada
dalam kendali orangtua atau orang dalam hubungan
posisi tanggungjawab, kepercayaan atau kekuasaan.

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 19


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

32 Kekerasan Seksual Adalah pelibatan anak dalam kegiatan seksual, dimana


ia sendiri tidak sepenuhnya memahami atau tidak
mampu memberi persetujuan atau oleh karena
perkembangannya belum siap atau tidak mampu
memberi persetujuan, atau yang melanggar hukum atau
pantangan masyarakat, yang ditandai dengan adanya
aktivitas seksual antara anak dengan orang dewasa atau
anak lain dengan tujuan untuk memberikan kepuasan
bagi orang tersebut.

33 Kekerasan Emosional Adalah suatu perbuatan terhadap anak yang


mengakibatkan atau sangat mungkin akan
mengakibatkan gangguan kesehatan atau
perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial,
misalnya pembatasan gerak, sikap tindak yang
meremehkan, mencemarkan, mengkambing hitamkan,
mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi,
mengejek atau menertawakan anak, atau perlakuan
kasar lain atau penolakan.

34 Penelantaran Adalah kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu


yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, seperti:
kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional,
nutrisi, rumah atau tempat bernaung, serta keadaan
hidup yang aman dan layak.
35 Eksploitasi anak. Adalah penggunaan anak dalam pekerjaan atau aktivitas
lain untuk keuntungan orang lain. Hal ini termasuk, tetapi
tidak terbatas pada, pekerja anak dan prostitusi.
Kegiatan ini merusak atau merugikan kesehatan fisik dan
kesehatan mental anak, merugikan perkembangan
pendidikan, spiritual, moral dan sosial-emosional anak>
termasuk pekerja perempuan dan/atau anak, serta
prostitusi.

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 20


PENJELASAN VARIABEL

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL RUMUS

36 Trafiking (Perdagangan Orang) Adalah tindakan perekrutan, pengangkatan,


penampungan, pengiriman, pemindahan atau
penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan,
pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau
posisi rentan, penjeratan hutang atau memberi bayaran
atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari
orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut,
baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar
negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan
orang tereksploitasi.

37 Jumlah SLB Yang Dibina Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di
wilayah puskesmas yang dibina
38 Jumlah LAPAS/RUTAN ANAK yang Dibina Jumlah Lembaga Pemasyarakatan Anak atau Rumah
Tahanan Anak yang berada di wilayah Puskesmas yang
dibina
39 Jumlah LAPAS/RUTAN yang Dibina Jumlah Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah
Tahanan yang berada di wilayah Puskesmas yang
dibina

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 21


SUMBER DATA

1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3,


PWS-KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan
yang dilakukan oleh swasta (akan
direvisi).

1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3,


PWS-KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan
yang dilakukan oleh swasta (akan
direvisi).

1) SIMPUS,
2) SIRS
3) Laporan pelaksanaan audit
Maternal dan perinatal.

1) SIMPUS (Kohort bayi,PWS-


KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan
yang dilakukan oleh swasta (akan
direvisi).

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 22


SUMBER DATA

Mampu tatalaksana MTBS bisa


melalui: pelatihan standarisasi
MTBS, mendapatkan materi
MTBS saat pendidikan/pre
service di fakultas kedokteran,
Akbid dan Akper, serta kalakarya/
on the job training.

Mampu tatalaksana MTBS bisa


melalui: pelatihan standarisasi
MTBS, mendapatkan materi
MTBS saat pendidikan/pre
service di fakultas kedokteran,
Akbid dan Akper, serta kalakarya/
on the job training.

Register kunjungan Balita sakit,


Register kohort
1. Register kohort bayi
2. Register kohort balita dan anak
prasekolah 3.
Buku KIA

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 23


SUMBER DATA

1. Register kohort bayi


2. Register kohort balita dan anak
prasekolah 3.
Buku KIA
1. Register kohort bayi
2. Register kohort balita dan anak
prasekolah 3.
Buku KIA

1. Kohort Anak Balita dan


Prasekolah
2. Laporan rutin SKDN
3. Buku KIA
4. KMS
5. Laporan pelayanan
SDIDTK 6. Laporan
pemberian Vit. A 7.
Pencatatan pemantauan tumbuh
kembang di Pos PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini),
Taman Bermain, Play Group,
Taman Penitipan ANak, Taman
Kanak-kanak, Raudatul Athfal, dll.

Format laporan Kegiatan


Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota

Format laporan Kegiatan


Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota

Format laporan Kegiatan


Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 24


SUMBER DATA

Format laporan Kegiatan


Kesehatan Anak Usia sekolah
Tingkat Kab/Kota

Format Pencatatan dan


Pelaporan kegiatan kesehatan
remaja tingkat kabupaten/kota
dan Sensus
Format laporan kegiatan
kesehatan remaja tingkat
kabupaten/kota
Format Pencatatan dan
Pelaporan kegiatan kesehatan
remaja tingkat kabupaten/kota

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 25


SUMBER DATA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 26


SUMBER DATA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 27


SUMBER DATA

Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Di Print Tgl 02/22/2020 Penjelasan Variabel Page 28

Anda mungkin juga menyukai