Retensi Pada Gigi Tiruan Sebagian Cekat PDF
Retensi Pada Gigi Tiruan Sebagian Cekat PDF
Abstrak
Hasil klinis jangka panjang dari perawatan prostodontik tetap bergantung pada
pedoman yang menekankan tindakan preparasi gigi secara mekanis, biologis, dan
estetis. Preparasi restorasi gigi yang sukses dan berhasil tergantung pada faktor
penting seperti retensi dan bentuk resistensi. Kwalitas suatu preparasi yang
mencegah restorasi agar tidak terlepas oleh gaya yang sama dengan jalur penarikan
dikenal sebagai retensi. Untuk retensi yang baik pada prostesa cekat, ada berbagai
faktor mulai dari ukuran gigi, besarnya gaya pemindah/dislodging, geometri dari
preparasi gigi, kekasaran fitting surface, semen yang akan digunakan dan ketebalan
lapisan dari agen luting. Tujuan artikel ini adalah untuk meninjau dan menghitung
semua faktor retensi, yang diperlukan untuk meningkatkan umur/longevity klinis
dari restorasi yang dapat dianggap permanen dalam pengertian tradisional.
Kata Kunci: Bentuk retensi, Preparasi gigi, Semua Restorasi Keramik, Semen
Luting
PENDAHULUAN
1
aspek penting dari bentuk retensi dalam preparasi gigi telah diidentifikasi. Artikel
ini menyajikan berbagai pertimbangan, faktor, dan pedoman mendasar mengenai
peran retensi dalam gigi tiruan sebagian cekat, berdasarkan pada bukti ilmiah dan
literatur terkini. "Retensi didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada prostesis
yang bertindak untuk menahan gaya pemindah/dislodgement di sepanjang jalur
insersi". Dengan demikian retensi adalah ketahanan terhadap pemindahan ke arah
yang berlawanan dengan insersi/penyisipan. Gigi memerlukan preparasi untuk
menerima restorasi dan preparasinya harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar
dimana kriteria dasar dapat dikembangkan yang memprediksi keberhasilan
perawatan prostodontik. Preparasi yang baik akan memastikan bahwa teknik
selanjutnya mis. provisionalisasi/penyisihan, pembuatan impresi, penuangan die
dan cast, waxing dll dapat dilakukan dengan mudah.
Agar restorasi tetap kuat, dapat diterima dan tahan lama ada beberapa prinsip
preparasi gigi yang harus dipertimbangkan [4].
Pertimbangan Mekanis
Bentuk retensi
2
Force/gaya berkembang pada gigi dari banyak sekali sudut. Sebuah gaya/force
yang ditempatkan pada retainer bisa dihasilkan dari pengunyahan, bruxism,
asupan makanan dan juga log dari tekanan yang tidak dapat diprediksi. Jadi
elemen dari gigi tiruan sebagian cekat ini tidak boleh dikompromikan jika tidak,
hal itu dapat menyebabkan kegagalan dan restorasi. Faktor-faktor berikut harus
dipertimbangkan dalam menentukan apakah retensi cukup memadai untuk
restorasi cekat tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tsb termasuk:
Prostesis cekat bergantung pada bentuk geometris dari preparasi dan bukan
pada adhesi untuk retensi. Semen hanya efektif jika restorasi memiliki satu
jalur penarikan yaitu gigi dibentuk dengan cara menahan pergerakan bebas dari
restorasi. Bentuk preparasi adalah silinder hanya jika dua penampang
3
horizontal dari permukaan gigi aksial yang dipreparasi bertepatan. Gigi tiruan
sebagian akan kuat/retentif jika bagiannya bertepatan dan gerakan tegak lurus
akan ditahan oleh groove [5]. Namun, jika salah satu dinding dari preparasi
mahkota lengkap berupa taper, gigi tidak akan lagi berbentuk silindris dan
restorasi yang disemen tidak akan dibatasi oleh preparasi karena restorasi
kemudian memiliki banyak jalur penarikan. Dalam keadaan seperti ini, partikel
semen akan cenderung terangkat dibandingkan dengan bergeser di sepanjang
preparasi dan satu-satunya yang menjadi retensi terbatas dari dari adhesi
semen[4].
3. Taper
Pemilihan taper yang sesuai untuk preparasi gigi sangat penting. Taper yang
terlalu kecil bisa menyebabkan undercuts yang tidak diinginkan dan yang
terlalu besar tidak akan lagi kuat/retentif. Konvergensi yang disarankan antara
dinding yang berlawanan adalah 6 derajat. Gigi harus dipreparasi dengan
instrumen taper yang tepat serta dipegang pada angulasi yang konstan [1].
4. Luas Permukaan
5. Konsentrasi Tekanan/Stres
4
internal) mengurangi konsentrasi tegangan dan karenanya meningkatkan
retensi restorasi.
6. Jenis Preparasi
Berbagai jenis preparasi memiliki nilai retensi yang berbeda dan ini sesuai
dengan luas permukaan dari dinding aksial, yang memberikan faktor lain
(misalnya taper dijaga tetap konstan). Dengan demikian retensi dari full crown
hampir dua kali lipat dibandingkan restorasi cakupan parsial.
Bila permukaan internal restorasi sangat halus, kegagalan retentif terjadi bukan
melalui semen melainkan pada permukaan restorasi semen. Pengeringan
udara/air abrading telah terbukti meningkatkan retensi casting sebesar 64%.
Retensi dipengaruhi oleh paduan casting maupun bahan inti atau bahan
buildup. Dikatakan bahwa makin retentif paduan, dengan agen luting akan
semakain adhesif. Oleh karena itu paduan logam dasar seperti nikel, kobalt dan
kromium lebih retentif dan tahan daripada kandungan logam emas dengan
kandungan yang tidak terlalu reaktif.
5
membantu mencegah kebocoran mikro dan pada akhirnya retensi dan umur
restorasi meningkat. Juga memberikan tumpuan pada logam dan porselen
atau akrilik yang digunakan dalam restorasi. Ada empat tipe dasar finish line,
yaitu shoulder, bevel shoulder, chamfer dan knife-edge.
2. Membuat kontur dan menempatkan area kontak yang sesuai
3. Memasukkan Occlusal Lock misal: dovetail, box dan groove
4. Menambahkan pin yang meruncing atau paralel
2. Kurvatur lengkungan
Kurvatur lengkungan memiliki efek terhadap tegangan yang terjadi pada
jembatan cekat. Ketika pontik berada di luar garis sumbu abutmen, pontik
bertindak sebagai lengan tuas yang akan menghasilkan gerakan torsi yang
menyebabkan hilangnya retensi jembatan.
3. Jenis jembatan
Ada dua jenis jembatan yang dibuat sesuai dengan kondisi dan posisi prevalen
dari abutment yang ada pada lengkungan.
1. Konektor kaku
2. Konektor yang tidak kaku.
Restorasi yang benar-benar kaku tidak diindikasikan untuk semua situasi yang
membutuhkan prostesis cekat. Dalam banyak kasus, bentang edentulous akan
terjadi pada kedua sisi gigi yang menimbulkan pier abutment yang berdiri
bebas. Penggunaan bentuk konektor yang tidak kaku dapat mengurangi bahaya
ini. Konektor yang tidak kaku merupakan perpaduan mekanis tegangan yang
rusak pada retainer dan pontik, bukan sambungan solder kaku biasa.
6
4. Oklusi
5. Kondisi periodontal
Gigi abutment harus bisa memberikan tumpuan yang baik untuk jembatan. Tumpuan
ini berkaitan dengan jumlah akar dan jumlah ikatan yang ada.
Bila pontik kantilever digunakan untuk mengganti gigi yang hilang, kekuatan yang
diterapkan pada pontik tersebut memiliki efek yang sama sekali berbeda pada gigi
abutment. Pontik bertindak sebagai tuas yang cenderung tertekan di bawah tekanan
dengan vektor oklusal kuat.
• Intra koroner
• Ekstra koroner
Pada retainer intra koroner, retensi diperoleh antara dinding bagian dalam dari sediaan
gigi yaitu dinding internal rongga dan pengecoran yang disediakan.
Di sisi lain, pada retainer ekstra koroner, retensi diperoleh antara dinding luar sediaan
gigi dan dinding bagian dalam retainer.
7
8. Bahan yang digunakan dalam konstruksi retainer
Bahan yang digunakan dalam konstruksi gigi palsu parsial cekat memerlukan
persyaratan tertentu yang membantu meningkatkan umur restorasi.
Paduan kromium krobat atau kromium nikel yang umumnya digunakan untuk
membuat jembatan cekat memenuhi sebagian besar persyaratan ideal ini. Di sisi lain,
akrilik umumnya lemah, tidak kaku dan tidak bisa memberikan konektor yang kuat.
Juga memiliki kekuatan tekan dan tarik yang lebih rendah dibandingkan paduan
lainnya dan mudah mengalami fraktur. Oleh karena itu, akrilik digunakan untuk
sementara pada restorasi temporer di mulut.
Bila gigi abutment kurang atau lebih sejajar satu sama lain, retainer mahkota lengkap
atau parsial dapat dibuat. Jika gigi abutment tidak sejajar, retainer mahkota lengkap
dengan jalur insersi yang sama tidak layak dilakukan.
Jembatan ini memberikan metode pendukung pontik pada jarak tertentu dari retainer.
Jenis jembatan ini ditumpu gigi dan jaringan. Batang emas yang sesuai dengan mukosa
palatal menghubungkan pontik ke retainer.
Beragam Sediaan Gigi dan Cara untuk Mencapai Retensi pada Masing-
masing Sediaan Complete Cast Crown
Cara Meningkatkan Retensi pada Sediaan Gigi
Setelah reduksi oklusal selesai, galur panduan ditempatkan pada dinding aksial.
Saat galur panduan ini ditempatkan, dokter gigi harus memastikan bahwa batang
diamond sejajar dengan jalur penarikan restorasi yang diusulkan. Bur lancip
diamond dengan sudut lancip 3 – 6 ° harus digunakan dan dengan demikian akan
menghasilkan lancip identik pada dinding sediaan. Tempatkan chamfer servikal
bersamaan dengan reduksi aksial. Lebar chamer harus sekitar 0,5 mm yang akan
memungkinkan sebagian besar logam pada margin [7, 8].
8
Preparasi Metal Ceramic Crown
1. Reduksi ujung insisal yang lengkap pada gigi anterior harus memungkinkan
ketebalan material 2mm agar tembus cahaya dalam restorasi yang telah selesai
dilakukan. Proses ini memerlukan kehati-hatian untuk mencegah reduksi
berlebihan karena reduksi oklusal yang berlebihan memperpendek dinding aksial
dan dengan demikian merupakan penyebab umum retensi yang tidak memadai dan
bentuk resisten restorasi yang telah selesai [3].
2. Reduksi labial 1,5mm harus dilakukan untuk retensi logam dan porselen yang
memadai dan sediaan tepi harus memiliki sambungan tumpul 90 °.
3. Reduksi permukaan proksimal dan linguo-aksial harus dilakukan dengan sebuah
diamond yang ditahan sejajar dengan jalur penarikan retensi yang memberi
perkiraan sudut lancip 6o, jika tidak diikuti, sedikit lebih lancip atau diskrepansi
lancip dua dinding akan menghasilkan retensi.
4. Dalam restorasi yang telah selesai dilakukan, semua sudut garis dan sudut titik
harus dibulatkan. Yang akan membantu mengurangi konsentrasi tekanan dan
dengan demikian akan meningkatkan retensi.
9
Preparasi Anterior Partial Veneer Three Quarter Crown
Dengan munculnya restorasi keramik logam, penggunaan veneer parsial pada gigi anterior
telah berkurang sedikit selama beberapa tahun terakhir. Namun, dua jenis preparasi partial
veneer anterior crown masih dilakukan.
Galur mesial dan proksimal distal memberikan sebagian besar bentuk retensi untuk anterior
partial veneer crown. Dibuat dengan bur karbida 170L dan rata-rata pada sudut 3 – 5o
derajat.
Pin ledge digunakan sesekali sebagai restorasi tunggal yang pada umumnya untuk
membangun kembali anterior guidance, dalam hal ini hanya permukaan lingual
yang disiapkan. Namun, pin ledge seringnya digunakan sebagai retainer untuk gigi
tiruan cekat atau untuk membelat gigi yang rusak secara periodontal.
Pengurangan Insisal
Harus ada pengurangan insisal yang memadai yakni 2mm jika tidak akan terjadi
kerapuhan pada material.
Pengurangan Fasial
10
Pengurangan fasial dilakukan dengan flat end diamond yang kasar untuk
menghilangkan permukaan labial sambil membentuk shoulder awal. 2/3 insisal
dari permukaan fasial harus diinklinasi secara lingual untuk menghasilkan
porselen seragam dan memastikan estetika yang sesuai. Pengurangan gigi yang
tidak memadai pada permukaan fasial dapat menyebabkan cakupan tipis gigi
menutupi kontur restorasi. Hal ini juga dapat menyebabkan kegagalan restorasi.
Pengurangan Proksimal
Kelancipan yang berlebihan dari permukaan proksimal harus dihindari yang juga
dapat menyebabkan hilangnya retensi dengan mengurangi luas permukaan dan
juga paralel antar dinding.
Pengurangan Lingual
Pengurangan lingual yang tepat sangat penting untuk kekuatan dan retensi
restorasi. Permukaan lingual gigi umumnya dikurangi dalam dua bidang.
Shoulder cingulum pertama diletakkan dengan diamond flat ended taper untuk
mendapatkan shoulder 0,75mm di cingulum dengan kelancipan 2-5o.
Pengurangan cingulum sekarang sudah selesai.
Garis akhir marginal yang benar sangat penting untuk retensi. Garis akhir yang
tidak adekuat di beberapa daerah preparasi dapat menyebabkan microleakage
sehingga menyebabkan hilangnya retensi [10].
Semua titik tajam dan undercut harus dibuang atau dibulatkan untuk mencegah
akumulasi tekanan dan dengan demikian mencegah kegagalan restorasi
selanjutnya.
11
RETENSI PADA GIGI YANG TELAH DIRAWAT ENDODONTIK
Telah ditunjukkan secara eksperimental bahwa gigi yang telah dirawat endodontik
lebih lemah dan lebih rapuh daripada gigi vital. Untuk alasan ini, usaha yang
dilakukan untuk memperkuat gigi yakni dengan melepaskan sebagian filling saluran
akar dan menggantinya dengan pos logam [11].
Juga saat gigi akan berfungsi sebagai penyangga FPD, mahkota lengkap menjadi
kewajiban. Dalam keadaan ini, retensi dan dukungan paling banyak didapatkan dari
dalam saluran akar [12].
Retensi Kanal
Disarankan agar saluran akar harus diperbesar hanya pada jumlah yang
diperlukan untuk memungkinkan pos tersebut memenuhi syarat untuk kekuatan
dan retensi.
Untuk memastikan ketebalan yang seragam dan retensi dari laminate veneers,
kriteria berikut harus dipenuhi: [13]
a. Harus ada pengurangan seragam pada permukaan labial gigi dan preparasi
harus tetap sebisa mungkin berada pada enamel.
b. Margin dari laminate veneers porselen pada umumnya harus disembunyikan
di dalam area embrasure.
Garis akhir chamfer yang dimodifikasi memastikan arah preparasi enamel tepat
yang sejajar garis enamel untuk meningkatkan kekuatan ikatan pada margin
servikal sehingga meningkatkan retensi.
Ini juga menjamin ketebalan yang cukup pada margin dan karenanya meningkatkan
kekuatan [14].
Etching porselen juga dikatakan sebagai faktor utama dalam memproduksi retensi.
12
RETENSI UNTUK INLAY DAN ONLAY KERAMIK
Inlay dan onlay keramik memberikan alternatif yang tahan lama pada resin
komposit posterior bagi pasien yang menuntut restorasi estetika [15].
• Outline dan pengurangan gigi diatur oleh restorasi dan karies yang ada. Kali
ini adalah ikatan resin, permukaan dinding aksial dapat diblokir dengan
semen GI yang membentuk enamel tambahan untuk adhesi dan dengan
demikian meningkatkan retensi restorasi.
Namun enamel yang rusak dan lemah harus selalu dibuang.
• Outline harus menghindari kontak oklusal. Daerah yang harus dilalui
membutuhkan pembuangan 1,5 mm dalam semua bagian untuk mencegah
fraktur keramik dan dengan demikian meningkatkan umur restorasi.
• Dalam preparasi ini, lebih disarankan margin dipertahankan supragingival,
jika tidak memungkinkan, pemanjangan mahkota dianjurkan.
• Semua sudut garis internal harus dibulatkan untuk mencegah konsentrasi
stres dan untuk meningkatkan retensi.
• But joint 90o harus dibuatkan untuk margin inlay keramik. Bevel
dikontraindikasikan karena ketebalan dibutuhkan untuk mencegah fraktur
dan dengan demikian meningkatkan panjang umur.
• Retensi akhir dicapai selama bonding inlay seperti yang dilakukan dengan
resin luting cement. Dalam prosedur ini etsa asam yang dilakukan akan
menciptakan tag mikro dan membantu retensi mekanis.
Retensi protesa bergantung pada ikatan adhesive antara etsa enamel dan casting
logam. Untuk meningkatkan retensi pada restorasi ini, panjang mahkota klinis yang
signifikan harus ada. Jika kontrol kelembaban tidak memadai, retensi
diminimalkan. Mahkota klinis yang pendek dan embrasures sempit juga merupakan
kontraindikasi untuk resin retained FPD karena pada gigi jenis ini, luas permukaan
berkurang begitu juga retensinya. Jika pasien memiliki kebiasaan parafungsional,
13
restorasi ini tidak boleh diberikan karena akan menyebabkan kegagalan restorasi
dini [5,16].
Jenis agen luting yang dipilih mempengaruhi retensi restorasi yang disementasi.
1. Zinc Fosfat
2. Zinc Polikarboksilat
3. Glass Ionomer
4. Zinc oxide eugenol
5. Resin bonded cement.
Retensi restorasi telah dicapai terutama dari interlocking secara mekanis dari semen
hingga permukaan internal restorasi yang iregular dari restorasi yang dibuat dan
preparasi gigi.
Perekatan antara semen dan gigi sangat diperlukan karena berpotensi mengurangi
microleakage antara gigi dan restorasi [18].
Kegagalan retensi telah ditunjukkan jika permukaan internal restorasi sangat halus
[19]. Jadi dianjurkan untuk menyemprotkan udara ke permukaan internal casting
dengan alumina 50μm. Retensi dapat lebih banyak bila kandungan alloy reaktif
lebih banyak yaitu nikel, kobalt dan kromium lebih tahan terhadap retakan dan lebih
baik dibandingkan kandungan logam emas yang tidak terlalu reaktif.
Ada bukti yang menunjukkan efek peningkatan ketebalan kapisan semen terhadap
retensi restorasi. Tapi terdapat bukti, ketebalan semen yang seragam antara restorasi
14
dan gigi akan memberikan retensi lebih banyak daripada ketebalan yang tidak
seragam.
Ketebalan lapisan 2.5μm atau kurang lebih disukai untuk mendapatkan restorasi
yang sukses.
KESIMPULAN
Retensi pada gigi tiruan parsial cekat, merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan gigi tiruan sebagian cekat. Tidak ada faktor tunggal yang diandalkan
untuk mendapatkan retensi sepenuhnya. Melainkan retensi terdiri dari beberapa
daftar faktor, yang semuanya harus dipertimbangkan pada setiap tahap mulai dari
preparasi gigi hingga sementasi akhir. Bahkan jika satu faktor diabaikan, hal itu
dapat mempengaruhi retensi dari casting yang selanjutnya memiliki pengaruh
langsung pada umur restorasi.
15
Refrat Laboratorium Prostodonti
Disusun Oleh :
JAKARTA SELATAN
2017
16