Anda di halaman 1dari 16

RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT

KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW

Sumber: Siddharth Narula, dkk. Retention in Conventional Fixed Partial Dentures:


A Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2011; 5: 1128-1133.

Abstrak

Hasil klinis jangka panjang dari perawatan prostodontik tetap bergantung pada
pedoman yang menekankan tindakan preparasi gigi secara mekanis, biologis, dan
estetis. Preparasi restorasi gigi yang sukses dan berhasil tergantung pada faktor
penting seperti retensi dan bentuk resistensi. Kwalitas suatu preparasi yang
mencegah restorasi agar tidak terlepas oleh gaya yang sama dengan jalur penarikan
dikenal sebagai retensi. Untuk retensi yang baik pada prostesa cekat, ada berbagai
faktor mulai dari ukuran gigi, besarnya gaya pemindah/dislodging, geometri dari
preparasi gigi, kekasaran fitting surface, semen yang akan digunakan dan ketebalan
lapisan dari agen luting. Tujuan artikel ini adalah untuk meninjau dan menghitung
semua faktor retensi, yang diperlukan untuk meningkatkan umur/longevity klinis
dari restorasi yang dapat dianggap permanen dalam pengertian tradisional.

Kata Kunci: Bentuk retensi, Preparasi gigi, Semua Restorasi Keramik, Semen
Luting

PENDAHULUAN

Gigi tidak memiliki kemampuan regeneratif seperti yang ditemukan di kebanyakan


jaringan lainnya. Oleh karena itu, ketika enamel atau dentin hilang akibat karies,
trauma, atau keausan, bahan restoratif harus digunakan untuk membangun kembali
bentuk dan fungsinya. Gigi memerlukan preparasi untuk menerima restorasi, dan
preparasi ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar dimana kriteria dasar
dapat dikembangkan untuk membantu memprediksi keberhasilan perawatan
prostodontik [1-3]. Melalui tinjauan terhadap literatur kedokteran gigi, beberapa

1
aspek penting dari bentuk retensi dalam preparasi gigi telah diidentifikasi. Artikel
ini menyajikan berbagai pertimbangan, faktor, dan pedoman mendasar mengenai
peran retensi dalam gigi tiruan sebagian cekat, berdasarkan pada bukti ilmiah dan
literatur terkini. "Retensi didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada prostesis
yang bertindak untuk menahan gaya pemindah/dislodgement di sepanjang jalur
insersi". Dengan demikian retensi adalah ketahanan terhadap pemindahan ke arah
yang berlawanan dengan insersi/penyisipan. Gigi memerlukan preparasi untuk
menerima restorasi dan preparasinya harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar
dimana kriteria dasar dapat dikembangkan yang memprediksi keberhasilan
perawatan prostodontik. Preparasi yang baik akan memastikan bahwa teknik
selanjutnya mis. provisionalisasi/penyisihan, pembuatan impresi, penuangan die
dan cast, waxing dll dapat dilakukan dengan mudah.

PRINSIP-PRINSIP MEKANIK DARI RETENSI DALAM PREPARASI


GIGI [2]

Agar restorasi tetap kuat, dapat diterima dan tahan lama ada beberapa prinsip
preparasi gigi yang harus dipertimbangkan [4].

Di antara prinsip-prinsip ini meliputi: 1. Pertimbangan biologis: Ini mempengaruhi


kesehatan jaringan mulut yang mencakup konservasi untuk struktur gigi,
menghindari overcontouring, margin supragingival, oklusi yang harmonis, dan
perlindungan terhadap fraktur gigi. 2. Pertimbangan mekanis: Ini mempengaruhi
integritas dan daya tahan restorasi. 3. Pertimbangan estetik: Ini mempengaruhi
penampilan pasien.

Pertimbangan Mekanis

Pertimbangan mekanis dapat dibagi menjadi, memberikan bentuk retensi, bentuk


resistensi/ketahanan dan mencegah deformasi restorasi.

Bentuk retensi

2
Force/gaya berkembang pada gigi dari banyak sekali sudut. Sebuah gaya/force
yang ditempatkan pada retainer bisa dihasilkan dari pengunyahan, bruxism,
asupan makanan dan juga log dari tekanan yang tidak dapat diprediksi. Jadi
elemen dari gigi tiruan sebagian cekat ini tidak boleh dikompromikan jika tidak,
hal itu dapat menyebabkan kegagalan dan restorasi. Faktor-faktor berikut harus
dipertimbangkan dalam menentukan apakah retensi cukup memadai untuk
restorasi cekat tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tsb termasuk:

1. Besaran gaya pemindah/dislodging.


2. Geometri preparasi gigi.
3. Taper/keruncingan.
4. Luas permukaan.
5. Konsentrasi tekanan/stres.
6. Jenis preparasi.
7. Kekasaran fitting surfaces dari restorasi.
8. Bahan yang disemen.

1. Besaran Gaya Pemindah/Dislodging Forces

Gaya yang cenderung memindahkan restorasi yang disemen di sepanjang jalur


penarikan cukup kecil dibandingkan dengan gaya yang cenderung menggeser
atau memiringkannya. Misalnya menarik dengan benang di bawah konektor.
Umumnya gaya pemindahan yang terbesar muncul saat makanan yang sangat
lengket, misalnya memakan atau mengunyah permen karet. Besarnya gaya
pemindah tergantung pada kelengketan makanan, luas permukaan, dan tekstur
dari restorasi yang ditarik.

2. Geometri dari Preparasi Gigi

Prostesis cekat bergantung pada bentuk geometris dari preparasi dan bukan
pada adhesi untuk retensi. Semen hanya efektif jika restorasi memiliki satu
jalur penarikan yaitu gigi dibentuk dengan cara menahan pergerakan bebas dari
restorasi. Bentuk preparasi adalah silinder hanya jika dua penampang

3
horizontal dari permukaan gigi aksial yang dipreparasi bertepatan. Gigi tiruan
sebagian akan kuat/retentif jika bagiannya bertepatan dan gerakan tegak lurus
akan ditahan oleh groove [5]. Namun, jika salah satu dinding dari preparasi
mahkota lengkap berupa taper, gigi tidak akan lagi berbentuk silindris dan
restorasi yang disemen tidak akan dibatasi oleh preparasi karena restorasi
kemudian memiliki banyak jalur penarikan. Dalam keadaan seperti ini, partikel
semen akan cenderung terangkat dibandingkan dengan bergeser di sepanjang
preparasi dan satu-satunya yang menjadi retensi terbatas dari dari adhesi
semen[4].

3. Taper

Pemilihan taper yang sesuai untuk preparasi gigi sangat penting. Taper yang
terlalu kecil bisa menyebabkan undercuts yang tidak diinginkan dan yang
terlalu besar tidak akan lagi kuat/retentif. Konvergensi yang disarankan antara
dinding yang berlawanan adalah 6 derajat. Gigi harus dipreparasi dengan
instrumen taper yang tepat serta dipegang pada angulasi yang konstan [1].

4. Luas Permukaan

Jika restorasi memiliki jalur penarikan yang terbatas, retensinya bergantung


pada panjang jalur ini atau lebih tepatnya pada luas permukaan dalam kontak
geser. Oleh karena itu mahkota dengan dinding aksial yang panjang lebih
retentif dibandingkan dengan dinding aksial yang pendek dan mahkota molar
dengan taper yang sama lebih retentif dibandingkan mahkota premolar dengan
taper yang sama.

5. Konsentrasi Tekanan/Stres

Bila terjadi kegagalan retensi, semen sering ditemukan menempel pada


prepatasi gigi dan fitting surface dari restorasi. Dalam kasus ini, kegagalan
kohesif terjadi pada lapisan semen karena kekuatan semen lebih kecil
dibandingkan dengan tegangan yang diinduksi. Telah dibuktikan bahwa
perubahan dalam geometri preparasi (misalnya pembulatan sudut garis

4
internal) mengurangi konsentrasi tegangan dan karenanya meningkatkan
retensi restorasi.

6. Jenis Preparasi

Berbagai jenis preparasi memiliki nilai retensi yang berbeda dan ini sesuai
dengan luas permukaan dari dinding aksial, yang memberikan faktor lain
(misalnya taper dijaga tetap konstan). Dengan demikian retensi dari full crown
hampir dua kali lipat dibandingkan restorasi cakupan parsial.

7. Kekasaran Permukaan yang Disemen

Bila permukaan internal restorasi sangat halus, kegagalan retentif terjadi bukan
melalui semen melainkan pada permukaan restorasi semen. Pengeringan
udara/air abrading telah terbukti meningkatkan retensi casting sebesar 64%.

8. Bahan yang Disemenkan

Retensi dipengaruhi oleh paduan casting maupun bahan inti atau bahan
buildup. Dikatakan bahwa makin retentif paduan, dengan agen luting akan
semakain adhesif. Oleh karena itu paduan logam dasar seperti nikel, kobalt dan
kromium lebih retentif dan tahan daripada kandungan logam emas dengan
kandungan yang tidak terlalu reaktif.

TINDAKAN TAMBAHAN UNTUK MENINGKATKAN RETENSI [6]


Salah satu metode untuk meningkatkan retensi tanpa memperpanjang permukaan
aksial adalah dengan groove (galur) atau box. Pin juga digunakan untuk
meningkatkan retensi. Empat cara untuk menahan tekanan geser dan
meningkatkan retensi adalah:
1. Menyiapkan Gingival Finish Line yang sesuai
Bila memungkinkan, finish line harus ditempatkan di area di mana margin
restorasi dapat ditutup oleh dokter gigi dan dijaga kebersihannya oleh pasien.
Penempatan finish line menimbulkan penghalang dengan mencegah semen
untuk bersentuhan dengan cairan oral dan dengan demikian finish line ini

5
membantu mencegah kebocoran mikro dan pada akhirnya retensi dan umur
restorasi meningkat. Juga memberikan tumpuan pada logam dan porselen
atau akrilik yang digunakan dalam restorasi. Ada empat tipe dasar finish line,
yaitu shoulder, bevel shoulder, chamfer dan knife-edge.
2. Membuat kontur dan menempatkan area kontak yang sesuai
3. Memasukkan Occlusal Lock misal: dovetail, box dan groove
4. Menambahkan pin yang meruncing atau paralel

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi pada Fixed Partial Denture


1. Panjang bentang
Selain peningkatan beban pada ligamen periodontal oleh bentang jembatan
yang panjang, bentang yang lebih panjang kurang kaku dan kurang tahan.

2. Kurvatur lengkungan
Kurvatur lengkungan memiliki efek terhadap tegangan yang terjadi pada
jembatan cekat. Ketika pontik berada di luar garis sumbu abutmen, pontik
bertindak sebagai lengan tuas yang akan menghasilkan gerakan torsi yang
menyebabkan hilangnya retensi jembatan.

3. Jenis jembatan
Ada dua jenis jembatan yang dibuat sesuai dengan kondisi dan posisi prevalen
dari abutment yang ada pada lengkungan.
1. Konektor kaku
2. Konektor yang tidak kaku.
Restorasi yang benar-benar kaku tidak diindikasikan untuk semua situasi yang
membutuhkan prostesis cekat. Dalam banyak kasus, bentang edentulous akan
terjadi pada kedua sisi gigi yang menimbulkan pier abutment yang berdiri
bebas. Penggunaan bentuk konektor yang tidak kaku dapat mengurangi bahaya
ini. Konektor yang tidak kaku merupakan perpaduan mekanis tegangan yang
rusak pada retainer dan pontik, bukan sambungan solder kaku biasa.

6
4. Oklusi

Interferensi kontak oklusal yang tidak diinginkan menghasilkan penyimpangan


selama penutupan intercuspation maksimum, menghambat kelancaran perjalanan ke
dan dari posisi intercuspation dan menimbulkan tekanan oklusal deflektif pada
jembatan yang dapat menyebabkan efek merusak pada abutment dan juga pada retensi
pengecoran. Ada empat jenis interferensi oklusal, di antaranya sentris, bekerja, tidak
bekerja dan protrusif. Semua interferensi ini harus dilepas pada artikulator yang sesuai
dan oklusi yang harmonis harus dicapai pada pengecoran akhir.

5. Kondisi periodontal

Gigi abutment harus bisa memberikan tumpuan yang baik untuk jembatan. Tumpuan
ini berkaitan dengan jumlah akar dan jumlah ikatan yang ada.

6. Gigi yang diganti

Jembatan yang menggantikan kaninus maksila menerima tekanan lebih banyak


daripada pada mandibula karena kekuatan ditransmisikan ke luar (labial) pada
lengkung maksila terhadap bagian dalam kurva (titik terlemahnya).

Bila pontik kantilever digunakan untuk mengganti gigi yang hilang, kekuatan yang
diterapkan pada pontik tersebut memiliki efek yang sama sekali berbeda pada gigi
abutment. Pontik bertindak sebagai tuas yang cenderung tertekan di bawah tekanan
dengan vektor oklusal kuat.

7. Jenis retainer yang digunakan

Ada dua jenis retainer yang umumnya digunakan

• Intra koroner
• Ekstra koroner
Pada retainer intra koroner, retensi diperoleh antara dinding bagian dalam dari sediaan
gigi yaitu dinding internal rongga dan pengecoran yang disediakan.

Di sisi lain, pada retainer ekstra koroner, retensi diperoleh antara dinding luar sediaan
gigi dan dinding bagian dalam retainer.

7
8. Bahan yang digunakan dalam konstruksi retainer

Bahan yang digunakan dalam konstruksi gigi palsu parsial cekat memerlukan
persyaratan tertentu yang membantu meningkatkan umur restorasi.

Paduan kromium krobat atau kromium nikel yang umumnya digunakan untuk
membuat jembatan cekat memenuhi sebagian besar persyaratan ideal ini. Di sisi lain,
akrilik umumnya lemah, tidak kaku dan tidak bisa memberikan konektor yang kuat.
Juga memiliki kekuatan tekan dan tarik yang lebih rendah dibandingkan paduan
lainnya dan mudah mengalami fraktur. Oleh karena itu, akrilik digunakan untuk
sementara pada restorasi temporer di mulut.

9. Posisi lengkungan gigi abutment dan retensi

Bila gigi abutment kurang atau lebih sejajar satu sama lain, retainer mahkota lengkap
atau parsial dapat dibuat. Jika gigi abutment tidak sejajar, retainer mahkota lengkap
dengan jalur insersi yang sama tidak layak dilakukan.

10. Spring cantilever bridge dan retensi

Jembatan ini memberikan metode pendukung pontik pada jarak tertentu dari retainer.
Jenis jembatan ini ditumpu gigi dan jaringan. Batang emas yang sesuai dengan mukosa
palatal menghubungkan pontik ke retainer.

Beragam Sediaan Gigi dan Cara untuk Mencapai Retensi pada Masing-
masing Sediaan Complete Cast Crown
Cara Meningkatkan Retensi pada Sediaan Gigi
Setelah reduksi oklusal selesai, galur panduan ditempatkan pada dinding aksial.
Saat galur panduan ini ditempatkan, dokter gigi harus memastikan bahwa batang
diamond sejajar dengan jalur penarikan restorasi yang diusulkan. Bur lancip
diamond dengan sudut lancip 3 – 6 ° harus digunakan dan dengan demikian akan
menghasilkan lancip identik pada dinding sediaan. Tempatkan chamfer servikal
bersamaan dengan reduksi aksial. Lebar chamer harus sekitar 0,5 mm yang akan
memungkinkan sebagian besar logam pada margin [7, 8].

8
Preparasi Metal Ceramic Crown

Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi yang harus dipertimbangkan saat preparasi


antara lain:

1. Reduksi ujung insisal yang lengkap pada gigi anterior harus memungkinkan
ketebalan material 2mm agar tembus cahaya dalam restorasi yang telah selesai
dilakukan. Proses ini memerlukan kehati-hatian untuk mencegah reduksi
berlebihan karena reduksi oklusal yang berlebihan memperpendek dinding aksial
dan dengan demikian merupakan penyebab umum retensi yang tidak memadai dan
bentuk resisten restorasi yang telah selesai [3].
2. Reduksi labial 1,5mm harus dilakukan untuk retensi logam dan porselen yang
memadai dan sediaan tepi harus memiliki sambungan tumpul 90 °.
3. Reduksi permukaan proksimal dan linguo-aksial harus dilakukan dengan sebuah
diamond yang ditahan sejajar dengan jalur penarikan retensi yang memberi
perkiraan sudut lancip 6o, jika tidak diikuti, sedikit lebih lancip atau diskrepansi
lancip dua dinding akan menghasilkan retensi.
4. Dalam restorasi yang telah selesai dilakukan, semua sudut garis dan sudut titik
harus dibulatkan. Yang akan membantu mengurangi konsentrasi tekanan dan
dengan demikian akan meningkatkan retensi.

Preparasi Partial Veneer Crown

Three Quarter crown Gigi Posterior

1. Selama reduksi aksial, tempatkan groove untuk penjajaran aksial di tengah


permukaan lingual dan pada sudut jalur transisi mesiolingual dan distolingual.
Galur ini harus dibuat sejajar dengan sumbu panjang gigi.
2. Selama reduksi proksimal, galur proksimal ditempatkan sejajar dengan jalur
penarikan. Galur sebaiknya tidak lebih dalam dari 1mm dan paling baik dilakukan
dengan bur karbida yang meruncing. Galur yang dibuat harus menahan
perpindahan lingual probe periodontal.
3. Jika bulk tambahan diperlukan untuk memastikan kekakuan restorasi, bulk
tambahan tersebut dapat diberikan dengan offset oklusal. Galur berbentuk V ini
memanjang dari galur proksimal sepanjang puncak bukal.

9
Preparasi Anterior Partial Veneer Three Quarter Crown

Dengan munculnya restorasi keramik logam, penggunaan veneer parsial pada gigi anterior
telah berkurang sedikit selama beberapa tahun terakhir. Namun, dua jenis preparasi partial
veneer anterior crown masih dilakukan.

1. Three quarter crown gigi kaninus maksila.


2. Preparasi pin ledge.
Untuk meningkatkan bentuk retensi dan resistensi preparasi, chamfer yang sedikit
berlebihan pada aspek lingual gigi harus ditempatkan dan galur di tengah dinding
cingulum.

Galur mesial dan proksimal distal memberikan sebagian besar bentuk retensi untuk anterior
partial veneer crown. Dibuat dengan bur karbida 170L dan rata-rata pada sudut 3 – 5o
derajat.

Preparasi dan retensi pin ledge

Pin ledge digunakan sesekali sebagai restorasi tunggal yang pada umumnya untuk
membangun kembali anterior guidance, dalam hal ini hanya permukaan lingual
yang disiapkan. Namun, pin ledge seringnya digunakan sebagai retainer untuk gigi
tiruan cekat atau untuk membelat gigi yang rusak secara periodontal.

FITUR RETENTIF UNTUK SEMUA RESTORASI KERAMIK

Semua restorasi keramik merupakan restorasi estetika untuk menduplikasi gigi


anterior secara individu. Pengurangan gigi yang adekuat dibuat untuk mendapatkan
ruang bagi porselin yang dibutuhkan untuk kekuatan restorasi.

FITUR RETENTIF YANG DIAMBIL MENJADI PERTIMBANGAN


SELAMA SETIAP TAHAP PREPARASI

Pengurangan Insisal

Harus ada pengurangan insisal yang memadai yakni 2mm jika tidak akan terjadi
kerapuhan pada material.

Pengurangan Fasial

10
Pengurangan fasial dilakukan dengan flat end diamond yang kasar untuk
menghilangkan permukaan labial sambil membentuk shoulder awal. 2/3 insisal
dari permukaan fasial harus diinklinasi secara lingual untuk menghasilkan
porselen seragam dan memastikan estetika yang sesuai. Pengurangan gigi yang
tidak memadai pada permukaan fasial dapat menyebabkan cakupan tipis gigi
menutupi kontur restorasi. Hal ini juga dapat menyebabkan kegagalan restorasi.

Pengurangan Proksimal

Kelancipan yang berlebihan dari permukaan proksimal harus dihindari yang juga
dapat menyebabkan hilangnya retensi dengan mengurangi luas permukaan dan
juga paralel antar dinding.

Pengurangan Lingual

Pengurangan lingual yang tepat sangat penting untuk kekuatan dan retensi
restorasi. Permukaan lingual gigi umumnya dikurangi dalam dua bidang.
Shoulder cingulum pertama diletakkan dengan diamond flat ended taper untuk
mendapatkan shoulder 0,75mm di cingulum dengan kelancipan 2-5o.
Pengurangan cingulum sekarang sudah selesai.

Diamon berbentuk flame dan wheel digunakan untuk membentuk kecekungan


lingual pada gigi anterior. Pengurangan gigi yang tidak adekuat pada permukaan
lingual dapat menyebabkan hilangnya clearance dan juga mengurangi kekuatan
untuk porselen yang dapat menyebabkan kehilangan retensi restorasi.

Garis Akhir yang Tepat

Garis akhir marginal yang benar sangat penting untuk retensi. Garis akhir yang
tidak adekuat di beberapa daerah preparasi dapat menyebabkan microleakage
sehingga menyebabkan hilangnya retensi [10].

Poin yang Tajam dan Undercuts

Semua titik tajam dan undercut harus dibuang atau dibulatkan untuk mencegah
akumulasi tekanan dan dengan demikian mencegah kegagalan restorasi
selanjutnya.

11
RETENSI PADA GIGI YANG TELAH DIRAWAT ENDODONTIK

Telah ditunjukkan secara eksperimental bahwa gigi yang telah dirawat endodontik
lebih lemah dan lebih rapuh daripada gigi vital. Untuk alasan ini, usaha yang
dilakukan untuk memperkuat gigi yakni dengan melepaskan sebagian filling saluran
akar dan menggantinya dengan pos logam [11].

Juga saat gigi akan berfungsi sebagai penyangga FPD, mahkota lengkap menjadi
kewajiban. Dalam keadaan ini, retensi dan dukungan paling banyak didapatkan dari
dalam saluran akar [12].

Retensi Kanal

Disarankan agar saluran akar harus diperbesar hanya pada jumlah yang
diperlukan untuk memungkinkan pos tersebut memenuhi syarat untuk kekuatan
dan retensi.

RENTENSI PADA LAMINATE VENEERS PORSELEN

Untuk memastikan ketebalan yang seragam dan retensi dari laminate veneers,
kriteria berikut harus dipenuhi: [13]

a. Harus ada pengurangan seragam pada permukaan labial gigi dan preparasi
harus tetap sebisa mungkin berada pada enamel.
b. Margin dari laminate veneers porselen pada umumnya harus disembunyikan
di dalam area embrasure.

Garis akhir chamfer yang dimodifikasi memastikan arah preparasi enamel tepat
yang sejajar garis enamel untuk meningkatkan kekuatan ikatan pada margin
servikal sehingga meningkatkan retensi.

Ini juga menjamin ketebalan yang cukup pada margin dan karenanya meningkatkan
kekuatan [14].

Etching porselen juga dikatakan sebagai faktor utama dalam memproduksi retensi.

12
RETENSI UNTUK INLAY DAN ONLAY KERAMIK

Inlay dan onlay keramik memberikan alternatif yang tahan lama pada resin
komposit posterior bagi pasien yang menuntut restorasi estetika [15].

Untuk retensi maksimum beberapa poin berikut harus diperhatikan:

• Outline dan pengurangan gigi diatur oleh restorasi dan karies yang ada. Kali
ini adalah ikatan resin, permukaan dinding aksial dapat diblokir dengan
semen GI yang membentuk enamel tambahan untuk adhesi dan dengan
demikian meningkatkan retensi restorasi.
Namun enamel yang rusak dan lemah harus selalu dibuang.
• Outline harus menghindari kontak oklusal. Daerah yang harus dilalui
membutuhkan pembuangan 1,5 mm dalam semua bagian untuk mencegah
fraktur keramik dan dengan demikian meningkatkan umur restorasi.
• Dalam preparasi ini, lebih disarankan margin dipertahankan supragingival,
jika tidak memungkinkan, pemanjangan mahkota dianjurkan.
• Semua sudut garis internal harus dibulatkan untuk mencegah konsentrasi
stres dan untuk meningkatkan retensi.
• But joint 90o harus dibuatkan untuk margin inlay keramik. Bevel
dikontraindikasikan karena ketebalan dibutuhkan untuk mencegah fraktur
dan dengan demikian meningkatkan panjang umur.
• Retensi akhir dicapai selama bonding inlay seperti yang dilakukan dengan
resin luting cement. Dalam prosedur ini etsa asam yang dilakukan akan
menciptakan tag mikro dan membantu retensi mekanis.

RETENSI PADA RESIN BONDED BRIDGE

Retensi protesa bergantung pada ikatan adhesive antara etsa enamel dan casting
logam. Untuk meningkatkan retensi pada restorasi ini, panjang mahkota klinis yang
signifikan harus ada. Jika kontrol kelembaban tidak memadai, retensi
diminimalkan. Mahkota klinis yang pendek dan embrasures sempit juga merupakan
kontraindikasi untuk resin retained FPD karena pada gigi jenis ini, luas permukaan
berkurang begitu juga retensinya. Jika pasien memiliki kebiasaan parafungsional,

13
restorasi ini tidak boleh diberikan karena akan menyebabkan kegagalan restorasi
dini [5,16].

PERAN LUTING CEMENT PADA RETENSI

Jenis agen luting yang dipilih mempengaruhi retensi restorasi yang disementasi.

Lima jenis agen luting yang paling sering digunakan:

1. Zinc Fosfat
2. Zinc Polikarboksilat
3. Glass Ionomer
4. Zinc oxide eugenol
5. Resin bonded cement.

Retensi restorasi telah dicapai terutama dari interlocking secara mekanis dari semen
hingga permukaan internal restorasi yang iregular dari restorasi yang dibuat dan
preparasi gigi.

Polikarboksilat dan semen glass ionomer melekat secara langsung ke jaringan


terkalsifikasi melalui ikatan kimiawi terhadap ion kalsium dan juga interlock
mekanis [17].

Perekatan antara semen dan gigi sangat diperlukan karena berpotensi mengurangi
microleakage antara gigi dan restorasi [18].

Kegagalan retensi telah ditunjukkan jika permukaan internal restorasi sangat halus
[19]. Jadi dianjurkan untuk menyemprotkan udara ke permukaan internal casting
dengan alumina 50μm. Retensi dapat lebih banyak bila kandungan alloy reaktif
lebih banyak yaitu nikel, kobalt dan kromium lebih tahan terhadap retakan dan lebih
baik dibandingkan kandungan logam emas yang tidak terlalu reaktif.

Ketebalan lapisan semen Luting

Ada bukti yang menunjukkan efek peningkatan ketebalan kapisan semen terhadap
retensi restorasi. Tapi terdapat bukti, ketebalan semen yang seragam antara restorasi

14
dan gigi akan memberikan retensi lebih banyak daripada ketebalan yang tidak
seragam.

Ketebalan lapisan 2.5μm atau kurang lebih disukai untuk mendapatkan restorasi
yang sukses.

KESIMPULAN

Retensi pada gigi tiruan parsial cekat, merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan gigi tiruan sebagian cekat. Tidak ada faktor tunggal yang diandalkan
untuk mendapatkan retensi sepenuhnya. Melainkan retensi terdiri dari beberapa
daftar faktor, yang semuanya harus dipertimbangkan pada setiap tahap mulai dari
preparasi gigi hingga sementasi akhir. Bahkan jika satu faktor diabaikan, hal itu
dapat mempengaruhi retensi dari casting yang selanjutnya memiliki pengaruh
langsung pada umur restorasi.

15
Refrat Laboratorium Prostodonti

RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT


KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW

Disusun Oleh :

Inesza Sylviane A. 2015-16-081


Kejora Hanadinanti 2015-16-083
Yosi Diana 2015-16-115

Pembimbing : drg. Ignatia Wurangian, SP. Pros

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA SELATAN

2017

16

Anda mungkin juga menyukai