Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI  BALITA (Studi

Di Desa Palasari
Dan Puskesmas Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang)
AFRIZAL ARLIUS
versitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Uni

BAB I

PENGANTA

1.1. Latar Belakang

Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang

cukup bagi setiap orang pada setiap saat dan setiap individu yang mempunyai

akses untuk memperolehnya baik secara fisik maupun ekonomi (Soetrisno,

1998).Fokus ketahanan pangan tidak hanya pada penyediaan pangan tingkat

wilayah tetapi juga ketersediaan dan konsumsi pangan tingkat daerah dan rumah

tangga bahkan bagi individu dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Kebijakan

pemerintah dalam ketahanan pangan ini dapat dianalisisdari diterbitkannya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang

Pangan.Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Ketahanan Pangan

adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari

ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata,

dan terjangkau.Hal itu diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor

83 tahun 2006 tentang Pembentukan Dewan Ketahanan


Pangan.

Perkembangan terbaru dalam sistem hukum menunjukkan bahwa UU No.

18 Tahun 2012 mendefinisikan Ketahanan Pangan sebagai kondisi

terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,

beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan


BUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI  BALITA (Studi
Desa Palasari
n Puskesmas Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang)
RIZAL ARLIUS
versitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,

dan produktif secara

1
HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI  BALITA (Studi
Di Desa Palasari 2
Dan Puskesmas Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang)
AFRIZAL ARLIUS
versitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Uni

berkelanjutan. Uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa ketahanan pangan

merupakan salah satu isu penting yang harus segera diwujudkan bagi segenap

pihak (Ariani dan Pitono, 2014)

Pentingnya ketahanan pangan diantaranya dikarenakan ketahanan

pangan mempengaruhi status gizi dari masyarakat itu sendiri.Jika ketahanan

pangan kurang maka status gizi otomatis menjadi kurang dan menyebabkan

turunnya derajat kesehatan.Apabila ketahanan pangan sangat erat kaitannya

dengan aspek gizi dan kesehatan.Apabila ketahanan pangan yang selalu kurang

dari kecukupan dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan kurang gizi

walaupun tidak menderita penyakit.Akan tetapi, ketahanan pangan yang cukup

apabila terdapat penyakit, dapat pula berakibat kurang gizi (Riyadi, H

2006).Hasil penelitian Soblia (2009) menunjukkan bahwa Tingkat ketahanan

pangan rumah tangga memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan

tingkat kosumsi energi dan protein balita.Demikian pula Jelliffe, D.B and

Jelliffe (1989) menyatakan bahwa masalah gizi berhubungan dengan

diantaranya dengan produksi pangan dan konsumsi makanan di samping

faktor keadaan infeksi, pengaruh budaya, sosial ekonomi, serta kesehatan dan

pendidikan.

Khususnya di wilayah Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa

jumlah gizi buruk di Banten pada tahun 2014 mencapai 1.244 balita.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten hingga Desember 2014,

jumlah gizi buruk di Kabupaten Tangerang mencapai 368 balita, Kabupaten

Lebak 352 balita, Kabupaten Serang 201 balita, , Kabupaten Pandeglang 115

balita, Kota Tangsel sebanyak 68 balita, Kota Serang 66 balita, Kota

Tangerang 45 balita dan Kota


HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI  BALITA (Studi
Di Desa Palasari 3
Dan Puskesmas Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang)
AFRIZAL ARLIUS
versitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Uni

Cilegon 29 balita. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tertinggi kasus balita

gizi buruk terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang dan terendah terjadi di

wilayah Kota Cilegon (Anonim, 2016).

Pengertian gizi buruk sendiri adalah status gizi yang didasarkan pada

indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) < -3 Standar Deviasi (SD) yang

merupakan padanan istilah severely underweight3 Terdapat 3 jenis gizi buruk

yang sering dijumpai yaitu kwashiorkor, marasmus dan gabungan dari keduanya

yang lazim disebut marasmiks-kwashiorkor.Pengertian kwashiorkor sendiri

adalah suatu bentuk malnutrisi protein kategori berat yang disebabkan oleh

asupan karbohidrat yang normal atau tinggi, namun asupan proteinnya

tidak cukup.Kwashiorkor dapat dibedakan dengan marasmus yang disebabkan

oleh asupan kurang jumlah tetapi kualitasnya normal, sedangkan

marasmiks- kwashiorkor adalah gabungan dari kwashiorkor dengan marasmus

yang disertai dengan “oedema” (pembengkakan) pada bagian kulit (Pudjiadi,

2005).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik mengangkat hubungan

ketahanan pangan keluarga dengan status gizi balita studi kasus di Desa Palasari

dan Puskesmas Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Hal

ini dimaksudkan untuk dapat mengungkap penyebab faktor balita menderita

gizi buruk dan kurang, dan upaya penanggulangan agar dapat menurunkan

kejadian gizi buruk pada balita.


HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI&Acirc;&nbsp; BALITA (Studi
Di Desa Palasari 4
Dan Puskesmas Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang)
AFRIZAL ARLIUS
versitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Uni

1.2. Perumusan
Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat

diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara ketahanan pangan denganstatus gizi balita

di Desa Palasari di wilayah kerja Puskesmas Legok Kecamatan

Legok Kabupaten Tangerang?

2. Bagaimana upaya penanggulangannya agar ketahanan pangan dapat

mengatasi gizi buruk bagi masyarakat Desa Palasari di wilayah kerja

Puskesmas Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang?

1.3. Tujuan
Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Mengkaji hubunganantara ketahanan pangan dan status gizi balita

di wilayah kerja Puskesmas Legok, Kecamatan Legok,

Kabupaten Tangerang.

2. Mendapatkanupaya untuk mengatasi gizi buruk tersebut diatas

melaluigerakan peningkatan ketahanan pangan.

1.4. Keaslian
Penelitian

Berbagai penelitian tentang ketahanan pangan dan status gizi bahkan

dikaji, namun belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara

ketahanan pangan dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas


HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI&Acirc;&nbsp; BALITA (Studi
Di Desa Palasari 5
Dan Puskesmas Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang)
AFRIZAL ARLIUS
versitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Uni

Legok,Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.Selanjutnya penelitian yang

pernah dilakukan tersebut akan dijadikan referensi dan bahan pembahasan.

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya disajikan pada table 1.1.

Tabel 1.1 Penelitianterdahulu terkait ketahanan pangan dan gizi

Peneliti
No Judul Obyek materiil Obyek formil
(Tahun)

Tingkat Ketahanan
Pangan Rumah Tangga,
Kondisi Lingkungan, Tingkat
Morbiditas, dan ketahanan
1. Soblia (2009) Hubungannya dengan Kecamatan pangan
Status Gizi Anak Balita Rawan Pangan dan
pada Rumah tangga karakteristik
(Studi di Daerah Rawan sosial
Pangan Banjarnegara, rumah tangga.
Jawa Tengah).

Menganalisis
Hubungan Antara
Rumah tangga di hubungan
Tingkat Ketahanan
daerah rawan antara
Slamet Pangan Rumah Tangga
pangan tingkat
2. Dengan Status Gizi
Rohaedi Kabupaten ketahanan
(2012) Balita Pada Rumah
Indramayu pangan
Tangga (Studi di
yang memiliki rumah tangga
Kabupaten Indramayu,
balita. usia2-5 dengan status
Jawa Barat)
tahun. gizi anak balita

Faktor-faktor
Faktor-Faktor yang
yang
Berhubungan dengan
berhubungan
Kejadian Gizi Buruk
dengan
3. Lutfiana pada Lingkungan Tahan Puskesmas
kejadian
(2013) Pangan dan Gizi (Studi Kendal I
gizi buruk
Kasus di Puskesmas
pada
Kendal I jawa tengah
lingkungan
Tahun2012)
tahan
pangan dan
gizi.
HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI&Acirc;&nbsp; BALITA (Studi
Di Desa Palasari 6
Dan Puskesmas Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang)
AFRIZAL ARLIUS
versitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Uni

Penelitian memiliki perbedaan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti tersebut diatas.

1.5. Manfaat
Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat yang dapat

diambil oleh berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi peneliti, maka penelitian ini dapat menjadi sarana dalam

mengaplikasikan bidang ilmu ketahanan pangan universal.

2. Bagi civitas akademika, maka penelitian ini diharapkan dapat menjadi

acuan informasi untuk penelitian lanjut.

3. Bagi masyarakat pada umumnya, maka informasi ini dapat

menjadi pertimbangan dan acuan untuk mengatasi masalah gizi buruk balita.

4. Bagian perencana program kesehatan, maka hasil penelitian ini dapat

dipakai untuk masukan dalam melakukan tindakan penanggulangan gizi

buruk balita.

Anda mungkin juga menyukai