Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Prinsip Doppler pertama kali dikemukakan oleh Christian Johann Doppler, seorang ahli
matematika, fisika dan astronomer. Transcranial Doppler ultrasonography (TCD) diperkenalkan
tahun 1982 oleh Aaslid dan kawan-kawan sebagai teknik non-invasif untuk monitoring kecepatan
aliran darah (blood flow velocity) pada arteri serebral basalis. Saat ini telah digunakan secara luas
dibidang anestesi dan perawatan intensif, baik untuk penelitian maupun pelayanan medis.1
Pemeriksaan Transcranial Doppler merupakan suatu perangkat diagnostik yang dapat digunakan
untuk menilai perubahan hemodinamik serebral. Pemeriksaan ini tidak invasif, dapat dilakukan
secara serial dan memiliki mobilitas tinggi. Penggunaan Transcranial Doppler paling umum
adalah pada kondisi stroke. Transcranial Doppler dapat memberikan informasi akurat kondisi
oklusi, reperfusi, stenosis, dan vasospasme pada stroke. Transcranial Doppler juga dapat
mendeteksi adanya vasopasme pasca perdarahan subarachnoid (subarachnoid hemorrhage) dan
peningkatan tekanan intrakranial setelah kejadian trauma kepala. Keunggulan lain Transcranial
Doppler adalah mobilitasnya yang tinggi.2
Pada bidang perawatan intensif neurologi, Transcranial Doppler digunakan sebagai alat
diagnosis dan monitoring vasopasme pada pasien dengan subarachnoid hemorrhage dan juga
dapat digunakan untuk mendeteksi peningkatan tekanan intrakranial. Hal tersebut penting untuk
monitoring efektivitas respon terhadap CO2 dan kondisi autoregulasi otak, sehingga menjadi dasar
bagi ahli perawatan intensif neurologi (neurointesivist) untuk mengoptimalisasi tekanan perfusi
cerebral (cerebral perfusion pressure/CPP) dan manajemen terapi ventilator pada setiap pasien.
Transcranial Doppler juga mampu mendeteksi kondisi kematian otak (brain death) dan penting
sebagai alat penapis (screening) dalam kondisi tersebut. Penggunaan Transcranial Doppler
semakin penting pada pasien dengan kondisi trauma neurologik yang mengancam jiwa (life
threatening neurologic injury).3

Pengertian Transcranial Doppler


Transcranial Doppler (TCD) adalah pemeriksaan ultrasonografi yang telah digunakan secara
luas dibidang neuroanestesi dan perawatan intensif. Pada bidang perawatan intensif neurologi,
pemeriksaan Transcranial Doppler sangat berguna untuk evaluasi dan monitoring perubahan
sirkulasi pembuluh darah penting di otak, seperti arteri serebri media (middle cerebral artery-
MCA), arteri serebri anterior (anterior cerebral artery-ACA), arteri carotis interna (internal
carotid artery-ICA) cabang terminalis, arteri cerebri posterior (posterior cerebral artery-PCA),
arteri vertebralis dan arteri basilaris.4 Selain kecepatan aliran, pemeriksaan Transcranial Doppler
juga dapat digunakan untuk evaluasi perubahan diameter pembuluh darah. Transcranial Doppler
digunakan untuk pemeriksaan penunjang diagnostik perdarahan subarachnoid, monitoring
vasospasme dan deteksi peningkatan tekanan intrakranial, evaluasi hemodinamik serebral pada
kasus trauma kepala, serta sebagai alat bantu penentuan kasus kematian otak. Pada tindakan
pembedahan saraf atau neurosurgery, Transcranial Doppler sangat berguna dalam deteksi dini
adanya mikroemboli.4

Anatomi Otak
Otak melaksanakan semua fungsi yang disadari. Otak bertanggung jawab terhadap
pengalaman-pengalaman berbagai macam sensasi atau rangsangan terhadap kemampuan manusia
untuk melakukan gerakan-gerakan yang menuruti kemauan (disadari), dan kemampuan untuk
melaksanakan berbagai macam proses mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional,
intelegensia, berkomunikasi, sifat atau kepribadian dan ramalan. Berikut adalah beberapa bagian
otak:5
a) Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia. Otak besar mempunyai
fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental, yang berkaitan dengan kepandaian
(intelegensia), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar terdiri atas lobus
oksipitalis sebagai pusat penglihatan, lobus temporalis yang berfungsi sebagai pusat
pendengaran, dan lobus frontalis yang berfungsi sebagai pusat kepribadian dan pusat
komunikasi.
b) Otak kecil (serebelum)
Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus
otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga berfungsi
mengkoordinasikan gerakan yang halus dan luwes.
c) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi penting
pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh.
d) Otak depan (diensefalon)
Otak depan terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima semua rangsang
dari reseptor kecuali bau, dan hipothalamus yag berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan
nutrien, penjagaan agar tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
e) Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.

Fisologi Otak
Terhentinya aliran darah serebrum atau Cerebrum Blood Flow (CBF) selama beberapa
detik saja akan menimbulkan gejala disfungsi serebrum. Apabila berlanjut selama beberapa detik,
defisiensi Cerebrum Blood Flow menyebabkan kehilangan kesadaran dan akhirnya iskemia
serebrum. Cerebrum Blood Flow normal adalah sekitar 50ml/100gram jaringan otak/menit. Pada
keadaan istirahat otak menerima seperenam curah jantung; dari aspek aspirasi oksigen, otak
menggunakan 20% oksigen tubuh.6
Terdapat empat arteri besar yang menyalurkan darah ke otak yaitu dua arteri karotis interna
dan dua arteri vertebralis (yang menyatu dengan arteri basilaris untuk membentuk sistem
vertebrobasilar). Darah arteri yang menuju ke otak berasal dari arkus aorta. Secara umum, arteri-
arteri serebrum bersifat penetrans atau konduktans. Arteri-arteri konduktans (karotis, serebri media
dan anterior, vertebralis, basilaris, dan serebri posterior) serta cabang-cabangnya membentuk suatu
jaringan yang ekstensif di permukaan otak. Secara umum, arteri karotis dan cabang-cabangnya
memperdarahi bagian terbesar dari hemisfer serebrum, dan arteri vertebralis memperdarahi dasar
otak dan serebelum. Arteri-arteri penetrans adalah pembuluh yang menyalurkan makanan dan
berasal dari arteri-arteri konduktans. Pembuluh-pembuluh ini masuk ke otak dengan sudut tegak
lurus serta menyalurkan darah ke struktur-struktur yang terletak di bawah korteks (talamus,
hipotalamus, kapsula interna, dan ganglia basal).6
Sirkulasi kolateral dapat terbentuk secara perlahan-lahan apabila terjadi penurunan aliran
darah normal ke suatu bagian. Sebagian besar sirkulasi kolateral serebrum antara arteri-arteri besar
adalah melalui Sirkulus Wilisi. Efek sirkulasi kolateral ini adalah menjamin terdistribusinya aliran
darah ke otak. Kolateral-kolateral ini hanya berfungsi bila rute lain terganggu.6 Substansia grisea
otak memiliki laju metabolisme jauh lebih tinggi darpada di substansia alba, maka jumlah kapiler
dan aliran darah juga empat kali lebih besar.7

Daftar Pustaka

1. Moppett IK, Mahajan RP. Transcranial doppler ultrasonography in anaesthesia and intensive
care. Br. J Anaesth 2004; 93(5): 710-24
2. Pinzon R. Transcranial Doppler untuk deteksi perubahan hemodinamik serebral pada stroke
akut. CDK 2011;38(4): 253-56
3. Saqqur M, Zygun D, Demchuk A. Role of trenscranial doppler in neurocritical care. Crit Care
Med 2007; 35(5); 216-23.
4. Laksono BH. Transcranial Doppler Ultrasonography: Diagnosis dan Monitoring Non Invasif
pada Neuroanesthesia dan Neurointesive Care. JNI 2017; 6(2): 124-31
5. Untari I. Kesehatan otak modal dasar hasilkan SDM handal. Akper PKU Muhammadiyah
Surakarta.2012; 8
6. Hartwig, MS. 2012. Penyakit Serebrovaskular. Dalam: Price SA, Wilson LM, penyunting.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. (diterjemahkan oleh: Pendit
B.U., Hartanto, H., Wulansari P., Mahanani, D.A.). Jakarta: EGC. hlm. 1105-32
7. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC,
1022

Anda mungkin juga menyukai