Anda di halaman 1dari 15

E P I S TA K S I S

II N
NEE SS A
A UUN N II KKA A SS A AKKA
ARR II A
A
1111 22 00 11 99 00 88 44

PP E
EM MB B II M
MB B II NNG G
D
DRR .. R
R II Z
ZAA R R II Z
ZAAL LDD II ,, SS PP.. T
THHT
T-- K
KLL
Anatomi Hidung Luar
Anatomi Hidung Dalam
PERDARAHAN
HIDUNG
Di anteroinferior septum nasi membentuk
Pleksus Kiesselbach (Little’s area)
1. A. etmoidalis anterior
2. A. palatina mayor
3. A. sfenopalatina
4. A. labialis superior
PERSARAFAN HIDUNG

 Anterior KN : n. etmoidalis ant


dari n. trigeminus
 Posterior KN : serabut saraf
ganglion pterigopalatinum
 N. olfaktorius (secara langsung)
 N.V cabang oftalmikus : Sinus
etmoidalis ant dan post, sinus
sfenoid, sinus frontalis
 N.V cabang maksilaris : Sinus
maksilaris dan gigi rahang atas
E P I S TA K S I S
EPIDEMIOLOGI

• Epistaksis diperkirakan terjadi pada 60% orang di seluruh dunia selama masa
hidup mereka
• Epistaksis anterior lebih sering terjadi → 80% kasus epistaksis
ETIOLOGI
• Trauma → mengorek hidung, benturan ringan, mengeluarkan
ingus terlalu keras
• Kelainan pembuluh darah → Sering kongenital, pembuluh darah
lebih lebar, tipis, jaringan ikat dan sel-selnya lebih tipis.
• Infeksi lokal → rhinitis atau sinusitis
• Tumor → hemangioma dan karsinoma
• Penyakit kardiovaskular → Hipertensi atau kelainan pembuluh
darah, diabetes mellitus
• Kelainan darah → leukemia, trombositopenia
• Kelainan kongenital → Von Willenbrand disease
• Infeksi sistemik → demam berdarah
• Perubahan udara atau tekanan atmosfir → cuaca sangat dingin
atau kering.
• Gangguan hormonal → wanita hamil atau menopause
SUMBER PERDARAHAN
EPISTAKSIS

Epistaksis Anterior → Kebanyakan berasal dari pleksus Kisselbach (a. Ethmoidalis


posterior, a. Sphenopalatina, a. Palatina mayor, a. Labialis superior
Epistaksis Posterior → Dapat berasal dari a. Ethmoidalis posterior
atau a. Sphenopalatina.
TA L A K S A N A
TAMPON ANTERIOR

Alat-alat tindakan
• Lampu kepala/ Head Lamp
• Hand scoen
• Spekulum hidung
• Pinset hidung
• Kapas atau kasa 2-4 buah
• Pelumas vaselin atau Salep antibiotic
Tindakan
• Pemasangan tampon anterior dilakukan apabila perdarahan tidak berhenti dengan
sendirinya setelah dicoba dengan tindakan :
– Menekan hidung dari luar selama 10-15 menit
– Tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras Argenti (AgNO3) 25-30%,
kemudian area tersebut diberikan krim antibiotik.
• Tampon anterior dibuat dari :
– Kapas atau kasa pelumas vaselin atau salep antibiotik, berukuran 72 x ½ inci
– Tampon dimasukkan sebanyak 2-4 buah, disusun dengan teratur dan harus dapat
menekan asal perdarahan.
– Tampon di pertahankan selama 2 x 24 jam, kemudian harus dikeluarkan untuk
mencegah infeksi hidung.
TAMPON POSTERIOR

memasukkan kateter melalui salah satu lubang hidung atau keduanya ke nasofaring
dan keluar melalui mulut.
Tampon kasa dikaitkan diujung kateter → ditempatkan di nasofaring posterior,
kateter ditarik dari hidung sehingga tampon kasa dapat berada di belakang koana dan
menutupi aliran rogga hidung posterior.

Anda mungkin juga menyukai