Oleh :
KELOMPOK II
Nama Nim
Febria Safitri (1508104010006)
Fitra Heriansyah (1508104010024)
Raisa Amalia Harahap (1508104010010)
Sri Dewi Utami (1508104010016)
Yulia Fitri (1508104010020)
Asisten
Noni Abdul Majid
(1408104010046)
LABORATORIUM ZOOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
MEI, 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dalam bidang Pratikum Biosistematika
Hewan yang berjudul “Keanekaragaman Fauna di Kawasan Wisata Sungai
Brayeun, desa Leupung, Kab. Aceh Besar”. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik, gagasan dan saran selalu penyusun harapkan
demi kesempurnaan laporan ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Khususnya bagi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan kependidikan
demi terciptanya pendidik professional.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah
ikut membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2. Pembahasan ................................................................................................ 23
BAB V................................................................................................................... 28
KESIMPULAN .................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
LAMPIRAN ......................................................................................................... 30
A. Klasifikasi Spesimen ...................................................................................... 30
B. Foto Anggota Kelompok 2 ............................................................................. 36
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Jenis-jenis hewan yang ada di sekitar kita sangat beraneka ragam dan
memiliki ciri yang berbeda-beda. Ada klasifikasi hewan berdasarkan habitatnya,
misalnya jenis hewan air, hewan darat, dan hewan amfibi. Ada yang membedakan
hewan berdasarkan pada jenis makanannya, misalnya kelompok binatang
pemakan tumbuhan, pemakan daging, dan pemakan serangga. Hal di atas
merupakan cara klasifikasi sederhana. Hewan yang sama-sama satu golongan
dalam klasifikasi sederhana belum tentu memiliki ciri-ciri yang sama. Misalnya,
tidak semua jenis hewan air memiliki alat pernapasan yang sama, alat gerak yang
sama, dan susunan perncernaan yang sama. Untuk mempermudah penyebutan
kelompok hewan serta untuk membedakan dengan kelompok tumbuhan, maka
taksonomi hewan dibedakan dengan taksonomi tumbuhan. Urutan setelah
Kingdom ialah Phyllum, Classis, Ordo, Familia, Genus dan Species.
Praktikum lapangan ini diharuskan mencari beberapa filum Annelida, filum
Molusca, filum Arthropoda, filum Chordata diantaranya kelas Pisces, Amphibia,
Reptil dan Mamalia. Kegiatan ini diadakan oleh pihak program studi Biologi
dikhususkan untuk mahasiswa semester 4 dan mengambil mata kuliah
biosistematika hewan. Kegiatan ini dilakukan di Sungai Brayeung Leupung,
Aceh Besar. Kegiatan ini dilakukan di Sungai Brayeung Leupung karena kita
ingin melihat keanekaragaman organisme yang hidup di daerah tersebut. setiap
daerah memiliki keanekaragaman yang berbeda - beda. Praktikum lapangan ini
bermanfaat untuk pembelajaran dan menambah wawasan mahasiswa tentang
aneka ragam hewan.
5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
6
peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Avertebrata
dibagi menjadi 9 filum yaitu protozoa, porifera, cnidaria, platyhelminthes,
nematelminthes, annelida, mollusca, arthropoda, dan echinodermata
(Romimohtarto, 2007).
7
yang dkhususkan untuk pertukaran gas. Misalnya, sebagian besar serangga
memiliki sistem trakea, saluran udara bercabang yang menuju ke arah bagian
dalam dari pori-pori yang ada pada kutikula.
Atrhropoda terdiri dari 5 kelas utama yaitu:
Arachnida
Tubuh memiliki satu atau dua bagian utama, enam pasang angota badan
(chelicerae, pedipalpus, dan empat pasang kaki untuk berjalan), sebagian
besar adalah hewan darat seperti laba-laba, kutu, dan tungau.
Diplopoda
Tubuh dengan kepala yang jelas memiliki antena besar dan tiga pasang
bagian mulut yang mengunyah, badan bersegmen dengan dua pasang kaki
berjalan per segmen, teresterial, dan herbivora, seperti: kaki seribu.
dimodifikasi sebagai cakar beracun; segmen badan mengandung satu pasang
kaki berjalan setiap segmen; teresterial; karnivora. Contoh:lipan.
Crustacea
Tubuh dengan dua atau tiga bagian; memiliki antena; bagian mulut untuk
mengunyah, tiga atau lebih pasang kaki, sebagian besar adalah hewan laut
seperti kepiting, udang galah, crayfish atau udang karang, dan udang.
Insekta (serangga)
Tubuh terbagi menjadi kepala toraks, dan abdomen, memiliki antena, bagian
mulut dimodifikasi untuk mengunyah, menyedot atau menelan, umumnya
memiliki dua pasang sayap dan tiga pasang kaki, sebagaian besar adalah
hewan teresterial.
Insekta terdiri dari beberapa ordo, diantaranya adalah:
a. Orthoptera
Memiliki dua pasang sayap bermembran (beberapa tahapan tidak bersayap),
mulut untuk mengunyah; sangat sosial; metamorfosis tak sempurna. Contoh:
rayap.
b. Mantodea
Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu: kepala (caput), dada (thorax) dan
perut (abdomen), antena berbentuk kawat, betina biasanya memiliki abdomen
8
yang lebih besar dibandingkan dengan yang jantan, metamorfosis tidak
sempurna. Contoh: belalang sembah (Erya, 2011).
c. Hymenoptera
Memiliki dua pasang sayap bermembran, kepala dapat bergerak, bagian
mulut untuk mengunyah atau penghisap, organ untuk menyengat pada bagian
posterior pada betina, metamorfosis sempurna, banyak spesies bersifat sosial.
Contoh: semut, lebah, tawon.
d. Lepidoptera
Memiliki dua pasang sayap yang ditutupi dengan sisik kecil, lidah panjang
melilit untuk penghisap. metamorfosis sempurna. Contoh: kupu-kupu,
ngengat.
e. Odonata
Memiliki dua pasang sayap bermembran, bagian mulut untuk menggigit,
metamorfosis tak sempurna. Contoh: Damselfly, capung.
f. Hemiptera
Memiliki dua pasang sayap (satu pasang sebagian seperti berkulit, satu
pasang bermembran), mulut untuk menusuk dan menyedot, metamorfosis tak
sempurna. Contoh: kutu busuk, assassin bug, bedbug, chinch bug
g. Diptera
Memiliki satu pasang sayap dan halter (organ untuk keseimbangan), mulut
untuk penghisap, menusuk atau menelan, metamorfosis sempurna. Contoh:
lalat, nyamuk (Campbell et al. 2005).
9
mensekresi cangkang (jika ada). Pada banyak mollusca, mantel meluas melebihi
massa viseral dan menghasilkan suatu ruang yang penuh air atau rongga mantel
(mantle cavity) yang menampung insang, anus dan pori ekskretoris. Banyak
mollusca yang mengambil makanan menggunakan organ kasar mirip tali karet
yang disebut radula. Sebagian mollusca memiliki organ jenis kelamin yang
terpisah, dengan gonad (ovarium dan testes) yang terletak di dalam massa viseral.
Namun demikian, banyak keong dan bekicot adalah hemafrodit (Campbell et al.
2005).
Kelas Gastropoda
Kelas filum Mollusca yang terbesar, Gastropoda, memiliki lebih dari 40.000
spesies yang hidup. Sebagian besar gastropoda adalah hewan laut, tetapi
banyak juga spesies air tawar. Bekicot dan slug telah beradaptasi terhadap
kehidupan di darat (Campbell et al. 2005).
Kelas Bivalvia
Mollusca dari Kelas Bivalvia meliputi banyak spesies remis, tiram, kerang
hijau, dan scallop. Bivalvia memiliki cangkang yang terbagi menjadi dua
paruhan. Kedua bagian cangkang itu bertaut pada garis pertengahan dorsal,
dan otot adduktor yang sangat kuat menarik kedua paruh cangkang agar
menutup untuk melindungi hewan berbadan lunak itu. Rongga mantel
hewan bivalvia memiliki insang yang digunakan untuk makan dan untuk
pertukaran gas. Sebagian bivalvia adalah pemakan suspensi. Bivalvia tidak
memiliki kepala yang jelas dan radula telah hilang (Campbell et al. 2005).
Kelas Cephalopoda
Cephalopoda (cephalopod artinya “kaki kepala”) adalah satu-satunya
mollusca dengan sistem sirkulasi tertutup. Kaki hewan cephalopoda telah
termodifikasi menjadi sifon berotot dan bagian-bagian tentakel dan kepala
dirancang untuk bergerak secara cepat, suatu adaptasi yang cocok dengan
cara makannya sebagai karnivora.tMereka juga memiliki suatu sistem syaraf
yang berkembang dengan baik dengan otak yang kompleks. Kemampuan
untuk belajar dan bertingkah laku dalam cara yang rumit keungkinan lebih
penting bagi pemangsa yang bergerak cepat dibandingkan dengan hewan
10
yang diam seperti remis. Cumi-cumi dan gutita memiliki organ indera yang
berkembang baik (Campbell et al. 2005).
11
dengan sistem peredaran darah. Contoh lain : Moniligaster houtenii
(endemik di Sumatera).
c. Hirudinae
Tidak memiliki rambut (chaeta) tetapi menghasilkan zat antikoagulasi
(anti pembekuan darah) yang dinarnakan Hirudin (Martomijoyo, 1990).
12
d. Fertilisasi eksternal. Contoh : ikan lele, belut, kakap, dan ikan nila.
13
Ciri-ciri amphibia sebagai berikut:
Dapat hidup di air dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab
Disebut juga hewan yang mempunyai tempat hidup (habitat) di dua alam
Hewan bernafas dengan paru-paru dan kulit.
Telur dan berudu katak hidup di air kemudian setelah dewasa hidup di
darat, berudu berbentuk seperti ikan yang bernafas dengan insang dan
kulit, setelah masanya tumbuh kaki yang susut oleh kehidupan dan
akhirnya ekor menghilang sementara itu insang berangsur-angsur
menghilang dan digantikan oleh paru-paru kemudian katak menjadi
dewasa.
Jantung beruang tiga yaitu dua serambi dan satu bilik.
Berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan sel telur oleh sperma
terjadi di luar tubuhnya (fertilisasi eksternal).
Amphibi dapat dibagi menjadi beberapa ordo:Ordo Apoda (amphibia tidak
berkaki tetapi memiliki eko, contoh: ular); Ordo Anura (amphibia tidak
berekor tetapi memiliki kaki, contoh; katak dan kodok); dan Ordo wodela /
candata (amphibia yang berekor dan berkaki, contoh: salamander.
14
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
15
lalu dimasukkan ke dalam botol yang berisi alkohol untuk pengawetb sementara
sebelum dimasukkan ke dalam botol spsimen yang berisi formalin. Diberi label
dan diidentifikasi spesimen
3.3.5. Pengoleksian Mamalia
Pengoleksian mamalia dapat dilakukan menggunakan kamera, hanya
memotret spesies pada lokasi, dari foto tersebut dapat dilakukan identifikasi.
3.3.6. Pengoleksian Aves
Pengkoleksian aves yaitu menggunakan ketapel untuk mendapatkan
spesimen aves terutama burung, disiapkan ketapel dan kamera. Lokasi disurvei
sekitar pohon-pohon untuk menemukan spesies aves. Setelah itu aves yang
ditemukan difoto untuk pengkoleksian.
3.3.7. Pengoleksian Reptilia
Proses pengkoleksian reptilia yaitu disiapkan kamera untuk memotret
spesimen. Lokasi di survei untuk menemukan spesies reptilia. Spesies reptilia
yang ditemukan kemudia difoto untuk pengkoleksian. Jika jenis reptil tidak
berbahaya dapat dimasukkan kedalam botol pembunuh yang berisi kapas dan
kloroform agar reptil pingsan dan mudah dimasukkan ke dalam botol nescafe.
3.3.8. Pengoleksian Amfibi
Proses pengoleksian amfibi yaitu disiapkan botol pembunuh, kapas, formalin dan
kloroform. Botol pembunuh diisi kloroform dan kapas secukupnya. Spesimen
ditangkap menggunakan jaring insecnet. Setelah itu dimasukkan kedalam botol
pembunuh yang telah diisi klorofom. Spesimen yang sudah pingsan dimasukkan
kedalam botol nescafe lain yang sudah berisi formalin untuk pengawetan.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aranea sp Arachnida
2. Gemiramphus Pisces
brasiliensis
Locusta
migrotaria
4. Insecta
5. Theraphosidae archinida
17
6. Anthophilia Insecta
7. Mantodea Insecta
18
10. Selandria Insecta
melanosterna
chinese zebra
11. Insecta
shrimp
19
14.
Graphium Insecta
euryphylus
17.
20
19.
20.
Euploea Insecta
21. mulciber
Dolichoderus Insecta
22. thoracicus
21
Tabel 4.2. Data hasil pengamatan moluska
1. Melanoides Gastropoda
tuberculotus
22
4.2. Pembahasan
Artropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar yang ada
di dunia. Empat dari lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah
di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai
awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam
variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang.
Artropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan
bumi dipenuhi oleh spesies ini. Karakteristik yang membedakan Arthropoda
dengan filum yang lain yaitu: tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi
dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan, simetri
bilateral, eksoskeleton berkitin.
Jenis arthropoda yang ditemukan pada praktikum lapangan ini adalah
beberapa jenis kupu-kupu yaitu Graphium sarpedon, Graphium euryphylus,
Tirumala septentrionis, Eureima daira, Eurema sp. Euploea mulciber, Euploea
mulciber, Dolichoderus thoracicus. Kupu-kupu merupakan organisme Arthropoda
dari kelas Insekta. Ada beberapa organisme lain dari kelas Insekta yang
ditemukan disekitaran hutan sungai Brayeun yaitu Valanga nigricornis,
Dolichoderus thoracicus dan Basiaeschna janata. Selain dari kelas Insekta, kami
menemukan organisme dari kelas Diplopoda yaitu Julus virgatus.
Moluska adalah filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah
filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis
dalam bentuk fosil. Moluska merupakan hewan triploblastik selomata yang
bertubuh lunak. Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Moluska
dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda,
Pelecypoda, dan Cephalopoda. Kelompok pertama yaitu, Gastropoda (dalam
bahasa latin, gaster = perut dan podos = kaki) adalah kelompok hewan yang
menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Gastropoda bergerak lambat
menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang
dan sepasang tentakel pendek. Beberapa organisme dari filum Moluska yang
ditemukan di Sarah adalah Melanoides tuberculotus, Trilobite Beetles dan
Viviparus sp. dari kelas Gastropoda. Kedua organisme tersebut ditemukan
menempel di bebatuan yang berada di sungai brayeun.
23
Filum chordata adalah bagian dari kingdom animalia yang dicirikan
memiliki notochord sebagai sumbu tubuh. Notochord adalah sebuah struktur
batang yang berfungsi untuk menyangga tubuh ketika telah terbentuk secara
sempurna dan membantu pergerakan. Filum chordata ini memiliki anggota yang
terdiri dari subfilum hemichordate, urochordata , cephalochordata, dan vertebrata.
Beberapa jenis Chordata yang didapatkaan saat praktikum lapangan terdiri dari
Kelas Pisces saja.
Lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang
paling membedakan adalah tingkat salinitasnya. Ikan air tawar untuk bertahan di
air tawar membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan menjaga keseimbangan
konsentrasi ion dalam tubuh 41% dari seluruh spesies ikan diketahui berada di air
tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang menjadikan habitat yang terpencar
menjadi mungkin untuk ditinggali. Ikan yang ditemukan di perairan sungai
Brayeun adalah Rasbora sp. ikan ini memiliki bentuk badan bulat panjang
mirip pipa dan memiliki moncong yang runcing serta panjang.Pisces disebut
hewan poikiloterm karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah dingin), yaitu
terpengaruh suhu disekelilingnya. Ikan bernafas dengan insang (operculum),
tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi
berenang. ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan. Berdasarkan tulang penyusunnya, kelas pisces dibedakan
atas Agnatha, Chonrichtyes, dan Osteichtyes. Ikan air tawar adalah ikan yang
menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar,
seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05%.
Amfibi adalah hewan yang secara taksonomi dikelompokkan dalam kelas
Amphibia. Secara singkat Amphibia bisa diberikan pengertian sebagai hewan
bertulang belakang (vertebrata), berdarah dingin (poikiloterm), dan ‘berkaki
empat’ (tetrapoda) yang hidup di dua alam, yaitu di air dan daratan. Sesuai dengan
namanya, separuh hidup amfibi adalah di daratan (semiterrestial). Peralihan
berkala dari air ke daratan dan sebaliknya menimbulkan masalah tambahan dalam
mempertahankan keseimbangan air dan ekskresi limbah nitrogen. Di dalam air,
seperti pada ikan air tawar, pemasukan air secara terus menerus harus dikeluarkan
dari glomerulus. Di daratan, air harus dipertahankan, dan untuk ini amfibia
24
mengurangi masukan darah ke glomerulus, dan dengan demikian mengurangi laju
filtrasi.
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari
dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di
daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan
ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak
pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah
tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna
berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk
faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan
ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi
keanekaragaman sebagai berikut :
1. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan
angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia.
Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan
fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk
proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan
fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor
iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan
maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya,
subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang
tinggi dan cukup sinar matahari.
2. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi
pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di
dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik.
Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu
tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%),
25
bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan
betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah
menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup
di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana
karena tanahnya yang kurang subur.
3. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena
dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari
dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat
tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah
sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di
daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang
dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya.
4. Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya
dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat
tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih
rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu
daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar
pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu
udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah
yang suhunya panas dan kering.
5. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia
dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu
manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan
melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa
26
faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini.
Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan
flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai
membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan
adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi
perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan
faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang
membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan
tanah.
27
BAB V
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
A. Klasifikasi Spesimen
1. Filum arthopoda
No. Nama ilmiah Klasifikasi
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Araneae
1. Aranea sp.
Familia : Araneidae
Genus : Araneus
Species : Aranea sp.
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Gemiramphus brasiliensis Ordo : Beloniformes
2. Familia : Gemiramphidae
Genus : Gemiramphus sp
KLASIFIKASI Species
:Gemiramphus brasiliensis
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
3. Diaptera sp. Ordo : Diaptera
Familia : Syrphidae
Genus : Syrphus
Species : Diaptera sp.
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
4. Locusta migrotaria
Familia : Acrididae
Genus : Locusta
Species : Locusta migrotaria
30
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachinida
Ordo : Araneae
Theraphosidae Familia : Syiridiae
5. Genus : Brachypelma
Species : Theraphosidae
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Calliphoridae
Antrhophilia Genus : Lucilia
Species : Antrhophilia
6.
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Mantodea
7. Familia : Mantidae
Genus : Mantis
Species : Mantodea
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
8. Diaptera sp.
Familia : Oxyopidae
Genus : Diaptera
Species : Diaptera sp.
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Araneae
9. Oxycopis sp.
Familia : Oxyopidae
Genus : Oxyopes
Species : Oxycopis sp.
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Araneae
10. Selandria melanosterna
Familia : Linyphiidae
Genus : Selandria
Species : Selandria melanosterna
31
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Malacostraca
Ordo : Stomatopoda
11. chinese zebra shrimp
Familia : Lysiosquillidae
Genus : Lysiosquillina
Species : chinese zebra shrimp
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Homoptera
12. Cicada
Familia : Cicadidae
Genus : Cicadomorpha
Species : Cicada
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Odonata
13. Coptotermes
Familia : Coenagrionidae
Genus : Ischnura
Species : Coptotermes
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Odonata
14. Crimson darter
Familia : Coenagrionidae
Genus : Ischnura
Species : Crimson darter
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Odonata
15. Neotrothermis terminata
Familia : Libellulidae
Genus : Neurothemis
Species : Neotrothermis terminata
32
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera
16. Graphium sarpedon Familia : Papilionidae
Genus : Graphium
Species : Graphium sarpedon
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
17. Graphium euryphylus Ordo : Lepidoptera
Familia : Papilionidae
Genus : Graphium
Species : Graphium euryphylus
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera
18. Tirumala septentrionis Familia : Nymphalidae
Genus : Tirumala
Species : Tirumala septentrionis
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
19. Eureima daira Ordo : Lepidoptera
Familia : Pieridae
Genus : Eurema
Species : Eureima daira
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
20. Eurema sp. Ordo : Lepidoptera
Familia : Pieridae
Genus : Eurema
Species : Eurema sp.
33
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
21. Euploea mulciber Ordo : Lepidoptera
Familia : Nymphalidae
Genus : Euploea
Species : Euploea mulciber
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Hexapoda
22. Dolichoderus thoracicus Ordo : Hymenotera
Familia : Forcidae
Genus : Dolichoderus
Species : Dolichoderus thoracicus
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
23. Polistes sp. Ordo : Hymenoptera
Familia : Vespidae
Genus : Polistes
Species : Polistes sp
2. Filum moluska
No. Nama ilmiah Klasifikasi
Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis :Gastropoda
1. Melanoides tuberculotus Ordo : Caenogastropoda
Familia : Thiaridae
Genus : Melanoides
Species :. Melanoides tuberculotus
Regnum : Animalia
Phylum : Antropoda
Classis : Gastropoda
2. Trilobite Beetles Ordo : Coleoptera
Familia : Lycidae
Genus : Trilobite
Species : Trilobite Beetles
34
Regnum : Animalia
Phylum : Molllusca
Classis : Gastropoda
3. Viviparus sp. Ordo : Caenogastropoda
Familia : Viviparidae
Genus : Viviparus
Species : Viviparus sp.
3. Filum moluska
No. Nama ilmiah Klasifikasi
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
1. Rasbora sp.
Familia : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Species : Rasbora sp.
35
B. Foto Anggota Kelompok 2
36