PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hukum adat adalah hukum yang ada sejak dahulu kala. Hukum ini adalah
hukum yang tidak tertulis dan ada secara turun temurun. Dalam makalah ini kami akan
membahas tentang sejarah dan berlakunya teori hukum adat. Yang mana akan diawali
dengan sejarah singkat hukum adat. Dalam masyarakat Indonesia, istilah hukum adat
tidak dikenal adanya. Istilah tersebut hanyalah istilah teknis saja. Dikatakan demikian
karena istilah tersebut hanya tumbuh dan dikembangkan oleh para ahli hukum dalam
rangka mengkaji hukum yang berlaku dalam masyarakat Indonesia yang kemudian
dikembangkan ke dalam suatu sistem keilmuan.
Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai tugas harian. Selain itu,
dibuatnya makalah ini juga untuk menambah pengetahuan kami tentang sejarah lahirnya
hukum adat dan pemberlakuan hukum adat. Dengan dibuatnya makalah ini, berguna
juga untuk bahan belajar mata kuliah Hukum Adat kami.
Rumusan Masalah
A. Kapan lahirnya hukum adat?
B. Bagaimana dasar berlakunya hukum adat?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yaitu Hadazt, yang apabila diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia berarti kebiasaan. Adat atau kebiasaan telah meresap kedalam
Bahasa Indonesia, sehingga hampir semua bahasa daerah di Indonesia telah mengenal
dan menggunakan istilah tersebut.
Pengertian adat-istiadat menyangkut sikap dan kelakuan seseorang yang diikuti
oleh orang lain dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini menunjukkan begitu
luasnya pengertian adat-istiadat sendiri-sendiri, yang satu dengan yang lainnya pasti
tidak sama.
Adat-istiadat dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan
merupakan suatu kepribadian dari suatu masyarakat atau bangsa. Tingkat peradaban,
cara hidup yang modern seseorang tidak dapat menghilangkan tingkah laku atau adat-
istiadat yang hidup dan berakar dalam masyarakat.
Pada mulanya, Hukum Adat disebut dengan Hukum Kebiasaan. Dibeberapa
peraturan undang-undang disebut hukum kebiasaan dan bukan hukum adat. Kebiasaan
adalah segala sesuatu perbuatan, tingkah laku, perilaku yang diulang ulang di dalam
menghadapi yang sama akan berbuat yang sama untuk waktu yang sama.
Sebelum datang VOC belum ada penelitian tentang hukum adat, dan
semasa VOC karena ada kepentingan atas Negara jajahannya, maka pejabat di
Negeri Belanda yang mengurus Negara-negara jajahan Belanda mengeluarkan
perintah kepada Jenderal yang memimpin daerah jajahannya masing-masing
untuk menerapkan hukum Belanda di Negara jajahan (Indonesia) tepatnya
yaitu pada tanggal 1 Maret 1621 yang baru dilaksanakan pada tahun 1625 yaitu
pada pemerintahan De Carventer yang sebelumnya mengadakan penelitian
dulu dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa di Indonesia masih
ada hukum adat yang hidup. Yang oleh karena itu, Carventer memberikan
tambahan bahwa hukum itu disesuaikan sehingga perlu 4 Kodifikasi hukum
adat.
Proses terbentuknya hukum adat sendiri menurut Soerjono Soekanto
dibagi menjadi 2 aspek, yaitu :
A. Aspek Sosiologi
Pada Prinsipnya manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan
manusia lainnya karena manusia adalah makhluk sosial dan memiliki naluri.
Karena hidup manusia membutuhkan manusia lainnya maka setiap manusia
akan berinteraksi dengan manusia lainnya, dari interaksi tersebut melahirkan
pengalaman. Dari pengalaman ini akan dapat didapati sistem nilai yang dapat
dianggap sebagai hal yang baik dan hal yang buruk. Dari sistem nilai ini akan
melahirkan suatu pola pikir yang akan menimbulkan suatu sikap yaitu
kecenderungan untuk berbuat atau tidak berbuat. Bila sikap ini telah mengarah
kecenderungan untuk berbuat maka akan timbulah perilaku.
Interaksi-Pengalaman-Nilai-PolaBerpikir-Sikap-Perilaku-Kebiasaan
B. Aspek Yuridis
Aspek ini dilihat dari tingkat sanksinya. Bentuk konkret dari wujud
perilaku adalah cara yang seragam dari sekumpulan manusia misalnya cara
berjual beli, cara bagi waris, cara menikah, dsb. Bila ada penyimpangan ada
sanksi namun lemah. Dari cara tersebut akan terciptanya suatu kebiasaan, dan
sanksi atas penyimpangannya agak kuat dibanding sanksi cara. Kebiasaan yang
berulang-ulang dalam masyarakat akan lahir standar kelakuan dimana sanksi
atas penyimpangan sudah menjadi kuat. Dalam perkembangan standar
kelakuan ini akan melahirkan Custom yang terdiri dari Adat-istiadat dan
Hukum Adat, dan sanksinya pun sudah kuat sekali.
Interaksi-Pengalaman-PolaBerpikir-Nilai-Sikap-Perilaku-Kebiasaan
2. Dasar Berlakunya Hukum Adat
Dalam hukum adat terdapat kaidah hukum yang berhubungan dengan
dunia di luar dan di atas kemampuan manusia. Hukum adat, yang merupakan
hukum nilai-nilai kebudayaan merupakan pengisi dari kekosongan Hukum
Positif yang belum mengkaji hal-hal tertentu. Hukum adat yang mengandung
kajian peraturan dan hukum memiliki upaya penyesuaian yang tak lepas dari
latar belakang keagamaan kesukuan, latar belakang dari pengesahan dari
perundang-undangan dan juga dari hal keadaan sosial masyarakat. Sehingga,
hukum dan peraturan dari adat itu tidak boleh secara tegas bertentangan dengan
hukum positif, karena pada dasarnya hukum adat merupakan penyokong dari
hukum positif. Berikut ini adalah beberapa dasar-dasar berlakunya hukum adat :
1. Dasar Berlakunya Hukum Adat dari Sudut Pandang Filosofis
Adapun yang dimaksud dasar filosofis dari Hukum Adat adalah
sebenarnya nilai-nilai dan sifat Hukum Adat itu sangat identik dan bahkan
sudah terkandung dalam butir-butir Pancasila. Sebagai contoh, religio
magis, gotong royong, musyawarah mufakat dan keadilan. Dengan
demikian Pancasila merupakan kristalisasi dari Hukum Adat.
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah dapat disimpulkan bahwa hukum adat telah lama
lahir dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan juga melihat dari
tingkah laku masyarakatnya. Berkembangnya hukum adat karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu agama, kekuasaan yang lebih tinggi daripada persekutuan hukum
adat, hubungan dengan orang-orang ataupun kekuasaan asing. Seiring dengan
perkembangan zaman sehingga akhirnya hukum adat dijadikan dasar bagi terbentuknya
hukum nasional dalam rangka pembangunan hukum, karena merupakan hukum yang
mencerminkan kepribadian atau jiwa bangsa Indonesia.