Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR

RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL


NOMOR : 005.a TAHUN 2017

TENTANG
PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM
PADA RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL

DIREKTUR RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya penyelesaian dan penanganan


keluhan maupun pengaduan masyarakat, terutama
yang menyangkut dugaan pelanggaran kode etik profesi
pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu
dibentuk Komite ETik dan Hukum RSUD Suradadi
Kabupaten Tegal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur tentang Pembentukan Komite Etik dan
Hukum Pada RSUD Suradadi Kabupaten Tegal;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah – daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
3. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
5. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang –
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 512 Tahun 2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008
tentang Rekam Medis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 755 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Komite Medik di Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Tehnis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014
tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 77 Tahun 2002
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 02 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pelayanan
Kesehatan pada RSUD Suradadi Kabupaten Tegal;
17. Peraturan Bupati Tegal Nomor 53 Tahun 2012 tetang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum
Daerah Suradadi Kabupaten Tegal;
18. Peraturan Bupati Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun
2015 Tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Suradadi
Kabupaten Tegal;
19. Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2017 tentang
Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah
Suradadi Kabupaten Tegal;
20. Keputusan Bupati Tegal Nomor 976 Tahun 2014
Tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Suradadi Kabupaten Tegal.

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SURADADI KABUPATEN


TEGAL TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN
HUKUM PADA RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL.
KESATU : Komite Etik dan Hukum RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
dimaksud pda diktum KESATU beserta dengan fungsi dan
uraian tugas serta tata cara penanganan kasus etik yang
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau
kekurangan akan diadakan perbaikan atau perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Suradadi
pada Tanggal : 03 Januari
2017

DIREKTUR

JOKO WANTORO
Lampiran I Keputusan Direktur RSUD
Suradadi
Nomor : 005.a Tahun 2017
Tanggal : 03 Januari 2017

PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM PADA


RSUD RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL

No. Nama Jabatan Ket


1 2 3 4
1. dr. ARIF AMINUDIN AZIZ, Sp.AN.,M.Kes Ketua -
2. drg. EKI NUR ILLAISYAH H Anggota -
3. UJI SETYAWATI, S.Kep Anggota -

Direktur

JOKO WANTORO
Lampiran II Keputusan Direktur RSUD
Suradadi
Nomor : 005.a Tahun
2017
Tanggal : 03 Januari 2017

KOMITE ETIK DAN HUKUM


PADA RSUD RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL

A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainnya
kemampuan untuk hidup sehat bagi warga negara. Agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional, perlu
ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendapatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang lebih baik dan biaya
terjangkau.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi
dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat cenderung menuntut
pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah, lebih bermutu termasuk
pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit, maka fungsi pelayanan
RSUD Suradadi Kabupaten Tegal secara bertahap perlu terus
ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan
dan kenyamanan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
RSUD Suradadi Kabupaten Tegal adalah suatu institusi
pelayanan kesehatan yang kompleks, padat karya dan padat modal.
Kompleksitas ini muncul karena pelayanan kesehatan menyangkut
berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar RSUD Suradadi
Kabupaten Tegal mampu melaksanakan fungsi yang demikian
kompleks, maka diperlukan sumber daya manusia yang profesional di
bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga
dan meningkatkan mutu pelayanan, RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
mempunyai suatu aturan yang menjamin peningakatan mutu di semua
tingkatan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan hukum Rumah Sakit yang efektif dan
berkualitas.
2. Tujuan Khusus
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur dalam hal
:
a. Penyusunan dan perumusan medicoetiklegal dan kode etik
pelayanan rumah sakit.
b. Menyelesaikan masalah etik rumah sakit dan pelanggaran
terhadap kode etik pelayanan rumah sakit.
c. Pemeliharaan etik penyelenggaraan fungsi rumah sakit, Hospital
Bylaws, dan Medical Staff Bylaws.
d. Sebagai gugus tugas dalam penanganan masalah hukum di RSUD
Suradadi Kabupaten Tegal.

D. FUNGSI
1. Fungsi Pendidikan
Bekerjasama dengan administrasi rumah sakit, instalasi dan
ruangan, staf medis, perawat dan berbagai profesi kesehatan lainnya,
komite akan melakukan upaya pendidikan mengenai etika klinis
dengan cara in house training atau metode pelatihan dan pendidikan
lainnya.
2. Meninjau dan Mengembangkan Kebijakan
Komite akan membantu rumah sakit dan staf profesionalnya dalam
mengembangkan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan etika
dan hukum kesehatan.
3. Meninjau Kasus
Salah satu fungsi penting dari komite adalah perannya sebagai forum
untuk menganalisa pertanyaan-pertanyaan etika yang muncul dalam
perawatan pasien secara individu. Dalam perannya ini, komite akan
berusaha untuk memberikan dukungan dan konsultasi bagi mereka
yang bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan meliputi
petugas kesehatan, pasien, pendamping dan anggota keluarga
pasien.

E. KEGIATAN POKOK DANRINCIAN KEGIATAN


a. Mengadakan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan
Komite Medik dan Komite Keperawatan setiap 3 bulan sekali.
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
hak dan kewajiban antara pasien dan dokter.
c. Membantu Direktur menyusun dan merumuskan medicoetiklegal
dan kode etik pelayanan rumah sakit.
d. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum terhadap
pegawai di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
e. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum antara pasien
dan RSUD Suradadi Kabupaten Tegal.
f. Menyelesaikan konflik etik yang timbul antar profesi di RSUD
Suradadi Kabupaten Tegal.

F. TATA CARA PENANGANAN KASUS ETIK


1. Direktur mengajukan permintaan kepada komite etik untuk
melakukan peninjauan kasus
2. Tim akan melakukan peninjauan terhadap permintaan tersebut
untuk menentukan :
a. Masalah yang terjadi;
b. Status pasien;
c. Pertanyaan seputar etika;
d. Masalah-masalah yang menyebabkan permintaan;
e. Informasi lain yang diperlukan.
3. Jika penilaian dari tim bahwa permintaan tersebut tepat, tim akan
menghubungi dokter pasien untuk mendiskusikan permintaan
tersebut, meminta partisipasinya dan menjadualkan pertemuan
peninjauan kasus. Sebagai tambahan, pasien atau keluarga pasien
atau pembuat keputusan bagi pasien, sesuai kebutuhan kasus,
harus juga diberitahukan bahwa peninjauan kasus akan dilakuakan,
dan diundang untuk berpartisipasi. Keputusan mereka untuk tidak
berpartisipasi, atau penolakan mereka untuk konsultasi, tidak boleh
mencegah konsultasi etika formal berlangsung, dengan asumsi
bahwa konsultasi ditentukan tim.
4. Anggota tim dapat menentukan bahwa sangat tepat untuk
mengundang peserta lain dalam pertemuan dimana tima
mendiskusikan kasus. Diantara orang-orang yang dapat diundang
dalam pertemuan tersebut adalah : anggota staf professional yang
secara langsung terlibat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien, personil dengan keahlian tertentu; dan pasien dan/atau
anggota keluarga pasien.
5. Jika dalam penilaian peninjauan kasus oleh tim, permintaan
peninjauan kasus tidak tepat, tim juga akan menginformasikan
kepada pihak yang meminta peninjauan kasus dan/atau dokter yang
merawat
6. Melakukan Pertemuan Peninjauan Kasus :
a. Ketua tim menjelaskan mengapa pertemuan tersebut dilakukan
dan menjelaskan tugas mereka dan perlunya menjaga
kerahasiaan
b. Jika dokter yang merawat pasien dan petugas kesehatan lain
hadir, akan tepat sekali bila mereka mempresentasikan kepada
tim peninjau mengenai riwayat pasien, kondisi pasien saat ini,
prognosis dan hal-hal yang berkaitan dengan peninjauan kasus.
Anggota tim dapat meminta peserta pertemuan, termasuk
pasien/anggota keluarag jika ada, untuk menjelaskan apa
pertanyaan, masalah atau hal-hal etika yang diminta untuk
ditinjau.
c. Setelah itu diadakan pertemuan tertutup untuk tim untuk
merumuskan rekomendasi.
7. Rekomendasi hasil dari peninjauan kasus dan setiap rekomendasi
akan dikomunikasikan kepada individu yang meminta peninjauan
kasus; ke dokter yang merawat; ke staf rumah sakit; dan ke
pasien/keluarganya. Setelah diskusi ini, dan bersama-sama dengan
dokter yang merawat, tim akan mencatat hasil dari peninjauan kasus
etik dalam rekam medis pasien. Hasil ini juga akan dilaporkan ke,
dan ditinjau oleh, komite pada pertemuan berikutnya.

DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai