Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK

Bantuan Hidup Dasar


Qonita Imma Irfani
Majelis Kesehatan Ranting Aisyiyah Kertonatan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia

ABSTRAK
Bantuan hidup dasar merupakan aspek dasar tindakan penyelamatan sehubungan dengan kejadian henti jantung. Untuk menunjang
keberhasilan dan kualitas hidup pasien, aspek yang penting termasuk pencegahan kejadian henti jantung (cardiac arrest), tindakan dini
cardiopulmonary rescucitation (CPR)/resusitasi jantung paru (RJP), aktivasi sistem respons emergency, tindakan bantuan hidup lanjut (advance life
support) yang efektif, dan penatalaksanaan post cardiac arrest yang terpadu.

Kata kunci: Bantuan hidup lanjut, CPR, henti jantung, RJP

ABSTRACT
Basic life support is a basic aspect of salvage related to cardiac arrest. The important aspects for success and quality of life of patients, include
prevention of cardiac arrest, early Cardiopulmonary Rescucitation (CPR), activation of emergency response systems, advanced life support, and
integrated post cardiac arrest management. Qonita Imma Irfani. Basic Life Support

Keywords: Advance life support, cardiac arrest, CPR, RJP

PENDAHULUAN menular adalah penyakit kardiovaskuler. Salah yang menyaksikan di tempat kejadian, hal
Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal satu gangguan kardiovaskuler yang paling ini disinyalir akibat kurangnya pengetahuan
karena penyakit tidak menular (63% dari sering menjadi penyebab kematian adalah masyarakat terkait tindakan RJP yang harusnya
seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian henti jantung. dilakukan kepada pasien di tempat kejadian.3
oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum
usia 60 tahun, dan 90% kematian “awal” Henti jantung merupakan salah satu Keterampilan melakukan RJP harus dimiliki
tersebut terjadi di negara berpenghasilan keadaan berhentinya fungsi mekanis jantung setiap orang untuk mengurangi dampak
rendah dan menengah.1 Salah satu penyebab secara mendadak, yang dapat reversibel buruk atau keparahan gejala sisa pasien
kematian nomor satu pada penyakit tidak dengan penanganan yang sesuai tetapi henti jantung. Tidak ada persyaratan usia
akan menyebabkan kematian apabila tidak minimum untuk belajar CPR. Kemampuan
ditangani dengan segera. Henti jantung sering untuk melakukan CPR lebih didasarkan
terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala awal. pada kekuatan tubuh daripada usia.1
Henti jantung dipicu oleh kerusakan listrik Keterampilan dalam tindakan pertolongan
jantung yang menyebabkan tidak teraturnya awal ini bertujuan untuk oksigenasi darurat
detak jantung (aritmia). Setelah terjadi henti mempertahankan fungsi jantung paru
jantung, seseorang akan mengalami henti melalui ventilasi dan sirkulasi buatan. Dengan
napas dan tidak terabanya denyut nadi yang demikian, diharapkan ventilasi dan sirkulasi
menyebabkan hilangnya kesadaran. Kematian dapat pulih spontan sehingga mampu
akan terjadi dalam beberapa menit jika tidak melakukan oksigenasi secara mandiri. Hal ini
segera ditolong.2 akan memberikan prognosis yang lebih baik,
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
Pada sebagian besar kasus, dari awal kejadian
henti jantung, dibutuhkan waktu cukup Aspek dasar pertolongan pada henti jantung
lama untuk tiba di layanan gawat darurat. mendadak adalah bantuan hidup dasar
Selain jarak tempuh, prognosis pasien juga (BHD), aktivasi sistem tanggap darurat, RJP
dipengaruhi oleh tatalaksana awal resusitasi sedini mungkin, serta dengan defibrilasi cepat
jantung paru. Hingga saat ini, hanya sebagian menggunakan defibrillator eksternal otomatis
kecil pasien henti jantung yang menerima atau automatic external defibrillator (AED). BHD
resusitasi jantung paru (RJP) dari masyarakat di menit-menit awal dapat meningkatkan
Alamat Korespondensi email: qonitaimmairfani@gmail.com

458 CDK-277/ vol. 46 no. 6 th. 2019


TEKNIK

angka bertahan hidup sebanyak 4% dan pasien tidak merespons dan tidak bernapas
pada pasien napas spontan sebesar 40%.1 atau bernapas tidak normal, harus dianggap
Masyarakat penting untuk mengetahui bahwa pasien mengalami henti jantung
dan paham terkait BHD, serta untuk dapat (Gambar 2).4
memberikan pertolongan di tempat kejadian
sampai petugas medis datang.4 Pemeriksaan Denyut Nadi
Pemeriksaan denyut nadi pada orang dewasa
TINDAKAN dapat dilakukan dengan merasakan arteri
Langkah–Langkah Bantuan Hidup Dasar karotis. Lama pemeriksaan tidak boleh lebih
Dewasa dari 10 detik, jika penolong secara definitif
Langkah–langkah bantuan hidup dasar terdiri tidak dapat merasakan pulsasi dalam periode
dari urutan pemeriksaan diikuti tindakan. tersebut, kompresi harus segera dilakukan.
Idealnya tindakan dapat dilakukan secara Cek nadi dilakukan secara simultan bersamaan
simultan.1 dengan penilaian napas pasien (Gambar 3).1

Mengenali Kejadian Henti Jantung dengan Jika pernapasan tidak normal atau tidak
Segera bernapas tetapi dijumpai denyut nadi,
Pada saat menemukan orang dewasa yang berikan bantuan napas setiap 5-6 detik.
tidak sadar, setelah memastikan lingkungan Nadi pasien diperiksa setiap 2 menit. Hindari
aman, tindakan pertama adalah memastikan bantuan napas yang berlebihan, selama RJP
adanya respons, hal tersebut dapat dilakukan direkomendasikan dengan volume tidal 500-
dengan menepuk atau menggoncang korban 700 mL, atau terlihat dada mengembang.
dengan hati-hati pada bahunya dan bertanya
dengan keras. Pada saat bersamaan penolong Mengaktifkan Sistem Respons Emergensi
melihat apakah pasien tidak bernapas atau Jika pasien tidak menunjukkan respons dan
bernapas tidak normal (gasping). Apabila tidak bernapas atau bernapas tidak normal

AED AED pad placement


pad placement for children 8 and under

CDK-277/ vol. 46 no. 6 th. 2019 459


TEKNIK

(gasping) maka perintahkan orang lain yang mencukupi minimum 100 kali per Penolong harus konsentrasi untuk mengikuti
untuk mengaktifkan sistem emergensi dan menit. perintah suara setelah alat diterima, terutama
mengambil AED jika tersedia. Informasikan 2. Tekan kuat (push hard) untuk melakukan RJP sesegera mungkin
secara jelas lokasi kejadian, kondisi, jumlah Untuk dewasa berikan kompresi dada setelah diintruksikan.
korban, nomor telepon yang dapat dihubungi, dengan kedalaman minimal 2 inci (5 cm)
dan jenis kegawatannya.3 – 2,4 inhi (6 cm). Langkah –langkah penggunaan AED;
3. Full chest recoil 1. Pastikan korban dan penolong dalam
Bila pasien bernapas normal, atau bergerak Berikan kesempatan agar dada situasi aman dan ikuti langkah-langkah
terhadap respons, usahakan mempertahankan mengembang kembali secara sempurna. bantuan hidup dasar dewasa. Lakukan
posisi seperti saat ditemukan atau posisikan Seminimal mungkin melakukan interupsi RJP sesuai panduan bantuan hidup dasar,
dalam posisi recovery, panggil bantuan, sambil baik frekuensi maupun durasi terhadap kompresi dada dan bantuan pernapasan
memantau tanda-tanda vital korban secara kompresi dada. sesuai panduan.
terus-menerus sampai bantuan datang 4. Perbandingan kompresi dada dan 2. Segera setelah AED datang, nyalakan
(Gambar 4).3 ventilasi untuk 1 penolong adalah 30 : 2, alat dan tempelkan elektroda pads pada
sedangkan untuk dua penolong adalah dada korban. Elektroda pertama di line
Mulai Siklus Kompresi Dada dan Bantuan 15 :2. midaxillaris sedikit di bawah ketiak, dan
Napas elektroda pads kedua sedikit di bawah
Kompresi dada yang efektif sangat penting Bantuan Pernapasan clavicula kanan.
untuk mengalirkan darah dan oksigen selama Tujuan primer bantuan napas adalah untuk 3. Ikuti perintah suara dari AED. Pastikan tidak
RJP. Kompresi dada terdiri dari aplikasi tekanan mempertahankan oksigenasi yang adekuat ada orang yang menyentuh korban saat
secara ritmik pada bagian sternum setengah dengan tujuan sekunder untuk membuang AED melakukan analisis irama jantung.
bawah. Tindakan kompresi dada ini akan CO2. Setelah melakukan kompresi dada, buka 4. Jika shock diindikasikan, pastikan tidak ada
menyebabkan aliran darah akibat naiknya jalan napas korban dengan head tilt – chin seorangpun yang menyentuh korban.
tekanan intratorak dan kompresi langsung lift baik pada korban trauma ataupun non- Lalu tekan tombol shock.
pada jantung. Hal ini sangat penting untuk trauma. Bila terdapat kecurigaan atau bukti 5. Segera lakukan kembali RJP.
menghantarkan oksigen ke otot jantung dan cedera spinal, gunakan jaw thrust tanpa 6. Jika shock tidak diindikasikan, lakukan
otak, dan dapat meningkatkan keberhasilan mengekstensi kepala saat membuka jalan segera RJP sesuai perintah suara AED,
tindakan defibrilasi (Gambar 5).1 napas (Gambar 6).2 hingga penolong profesional datang dan
mengambil alih RJP, korban mulai sadar,
Kompresi Dada Penolong memberikan bantuan pernapasan bergerak, membuka mata, dan bernapas
Posisi penolong jongkok dengan lutut di sekitar 1 detik (inspiratory time), dengan normal, atau penolong kelelahan.
samping korban sejajar dada pasien. Letakkan volume yang cukup untuk membuat dada
pangkal salah satu tangan pada pusat mengembang, hindari pemberian bantuan SIMPULAN
dada pasien, letakkan tangan yang lain di napas yang cepat dan berlebihan karena Resusitasi jantung paru atau tindakan bantuan
atas tangan pertama, jari-jari kedua tangan dapat menimbulkan distensi lambung beserta hidup jantung (basic cardiac life support)
dalam posisi mengunci dan pastikan bahwa komplikasinya seperti regurgitasi dan aspirasi. merupakan bantuan pertama pada penderita
tekanan tidak di atas tulang iga korban. Jaga Lebih penting lagi, ventilasi berlebihan henti jantung. Tindakan bantuan hidup dasar
lengan penolong dalam posisi lurus. Jangan juga dapat menyebabkan naiknya tekanan ini secara garis besar dikondisikan untuk
melakukan tekanan pada abdomen bagian intratorakal, mengurangi venous return, dan kejadian henti jantung di luar rumah sakit
atas atau ujung sternum. Posisikan penolong menurunkan cardiac output.3 sebelum mendapatkan pertolongan medis.
secara vertikal di atas dinding dada pasien,
berikan tekanan ke arah bawah, sekurang- Penggunaan Automated External Defibrillator Dengan melakukan bantuan hidup jantung
kurangnya 5 cm. Gunakan berat badan (AED) dasar dengan baik dan tepat, henti jantung
penolong untuk menekan dada dengan Defibrilasi merupakan tindakan kejut listrik dapat segera diatasi, fungsi jantung paru
panggul berfungsi sebagai titik tumpu.1 dengan tujuan mendepolarisasi sel-sel dan otak dapat dipertahankan dan dijaga
jantung dan menghilangkan fibrilasi ventrikel/ dengan baik, agar suplai darah ke otak dapat
Setelah kompresi dada, lepaskan tekanan takikardi ventrikel tanpa nadi. AED aman dan terpelihara sampai bantuan lanjutan tiba.
dinding dada secara penuh, tanpa melepas efektif digunakan oleh penolong awam dan
kontak tangan penolong dengan sternum petugas medis, dan memungkinkan defibrilasi
korban (full chest recoil), ulangi dengan dilakukan lebih dini sebelum tim bantuan
kecepatan minimum 100 kali per menit. Durasi hidup lanjut datang. Menunda resusitasi
kompresi dan release harus sama.1 dan pemakaian defibrilasi akan menurunkan
harapan hidup. Penolong harus melakukan
Kriteria High Quality CPR antara lain: RJP secara kontinu dan meminimalkan
1. Tekan cepat (push fast ) interupsi kompresi dada saat aplikasi AED.1
Berikan kompresi dada dengan frekuensi

460 CDK-277/ vol. 46 no. 6 th. 2019


TEKNIK

DAFTAR PUSTAKA
1. American Heart Association. 2018 American Heart Association guidelines For cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular. Circulation. 2018.
2. Intensive Care Society. Levels of critical care for adult patient: Standard and guideline, 2009.
3. Banerjee, Hargreaves. A resuscitation room guide, 1st ed. United Kingdom: Oxford University press; 2007.
4. Graves J. Code blue manual, Royal Brisbane & Woman Hospital Service District, Queensland; 2007.

CDK-277/ vol. 46 no. 6 th. 2019 461

Anda mungkin juga menyukai