Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal 1

Judul : The Impact of Thin Capitalization Rule on Capital Structure (2019)


Jurnal : -
Volume: Vol. 72
Tahun : 2018
Penulis : Venantius Budi Jatmiko & Zaafri Ananto Husodo
Tanggal review : 25 Februari 2020

Masalah
Pada penelitian ini mengenai Pajak Penghasilan Badan, penggunaan utang dalam suatu keputusan
pendanaan dengan adanya penggunaan ekuitas. Keuntungan ini muncul dari perlakuan yang berbeda
antara biaya hutang dan biaya ekuitas yang dikenal sebagai bias utang. Dalam biaya hutang, bunga, dapat
dikurangkan dengan Pajak Penghasilan Badan, sedangkan biaya ekuitas, dividen adalah nondeductible.
Perusahaan yang memiliki akses ke pendanaan dari pihak terkait di luar negeri juga memiliki insentif
untuk penggunaan utang. Selain faktor bias yang utang. Perbedaan tariff pajak antara Negara juga
mendorong penggunaan utang. Perusahaan di Negara-negara tariff pajak yang tinggi dapat mengambil
keuntungan dari utang perusahaan induk di Negara-negara dengan tingkat pajak yang lebih rendah, yang
dikenal sebagai pergeseran utang. Kedua ini dapat menyebabkan kapitalisasi tipis.

Kapitalisasi tipis adalah jenis penghindaran pajak yang biasanya digunakan oleh wajib pajak asing.
Dalam bentuk ini, penghindaran pajak penghasilan, yang pada gilirannya akan melemahkan penerimaan
pajak pemerintah. Untuk alasan ini, banyak neara di dunia, termasuk pemerintah Indonesia, membuat
regulasi yang membatasi dunia deductibility dengan membatasi rasio utang terhadap ekuitas. Bagaimana
perusahaan direspon Indonesia terhadap aturan ini belum banyak dibahas dalam studi emiris. Oleh karena
itu, hal tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini untuk melihat respon perusahaan pada skala yang
lebih luas (tidak terbatas pada perusahaan yang terdaftar) dan diharapkan penelitian ini data memberikan
kontribusi akademik dari data yang digunakan (data SPT Pajak Penghasilan) dan bagaimana aturan ini
mempengaruhi penggunaan utang pihak terkait.

Tujuan

Dengan menggunakan data SPT, penelitian ini menunjukkan respon dari perusahaan untuk diberlakunnya
aturan kapitalisasi tipis dengan mengurangi penggunaan utang dalam struktur modal, meskipun
keseluruhan penggunaan utang mengalami penurunan, penggunaan utang pihak terkait tampaknya telah
meningkat.
Ruang lingkup dan batasan
Ruang lingkup penelitian ini ada pada pembahasan kapitalisasi yang berdampak atau berpengaruh dalam
perusahaan. Dalam hal tersebut, berhubungan untuk melihat respon perusahaan pada skala yang lebih luas
(tidak terbatas pada perusahaan yang terdaftar) dan diharapkan penelitian ini data memberikan kontribusi
akademik dari data yang digunakan (data SPT Pajak Penghasilan)
Batasan penelitian adalah dalam konteks kapitalisasi tipis batas aturan hanya penggunaan utang internal.
Namun, pembatasan itu hanya mencakup uang internal dengan meningkatnya penggunaan utang luar
sebagai pengganti. Penggunaan utang internal di pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan
Multinasional memanfaatkan tarif pajak. Dengan tidak adanya pembatasan penggunaan perusahaan yang
memiliki akses ke pendanaan dari pihak terkait (perusahaan induk) untuk menggeser sumber utang
eksternal untuk pihak internal/terkait. Mereka masih dapat mematuhi batas rasio total hutang terhadap
ekuitas sambil menikmati manfaat dari menggunakan pihak terkait/utang internal. Oleh karena itu,
hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah ada indikasi bahwa pembayar pajak meningkatkan proporsi
penggunaan utang pihak terkait setelah pelaksanaan aturan kapitalisasi tipis di Indonesia.

Metode
Metode yang digunakan penenelitian ini adalah kuantitatif karena variabel –variabel yang jelas. Metode
ini dapat mengetahui bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahun pajak 2010 untuk
tahun pajak 2017. Data ini hanya mencakup wajib pajak yang tidak dikecualikan dari aturan.

Sampel dan variabel riset


Variabel riset dalam penelitian yang telah dibahas tersebut menggunakan uji F untuk melihat apakah
variabel independen bersama-sama secara signifikan mempengaruhi variabel dependen. Hasil
menunjukkan bahwa nilai F adalah 17.0/1,11 dan tingkat signifikansi adalah 0,000 untuk model pertama
fi, sedangkan F adalah 10/44, dan signifikan level 0 untuk model kedua. Ini berarti semua varibel
independen bersama-sama secara signifikan pengaaruh variabel dependen
Sampel yang peneliti gunakan adalah data SPT Pajak Penghasilan. Data yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi tahun pajak 2010 untuk tahun pajak 2017. Data ini hanya mencakup wajib pajak yang tidak
dikecualikan dari aturan. Data tersebut meliputi 96.613, wajib pajak sebesar 245.773 pengamatan. Dat
dipisahkan menjadi dua bagian: wajib pajak yang berpotensi terkena dampak (kelompok perlakuan) dan
wajib pajak yang tidak berpotensi terkena aturan (kelompok control) ini. Para pembayar pajak
terpengaruh dalam penelitian ini ditentukan dengan melihat jumlah rata-rata utang terhadap ekuitas
selama tahun pajak 2010 untuk tahun pajak 2015. Wajib pajak dengan DER atas rata-rata 4:1 dan
dikategorikan sebagai wajib pajak yang berpotensi terkena dampak. Sedangkan wajib pajak dengan DER
rata-rata 0:1 sampai 4:1 dianggap wajib pajakyang tdiak berpengaruh oleh aturan.

Pembahasan dan Temuan


Dalam penelitian ini, pemerintah Indonesia menggunakan kapitalisasi peraturan tipis untuk penghindaran
pajak batas melalui pemotongan beban bunga. Ini menunjukkan bahwa mencapai tujuan aturan pada studi
empiris. Pelaksanaan aturan kapitalisasi tipis ditanggapi dengan mengurangi total utang perseroan
terhadap total rasio modal. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa perusahaan akan mengurangi proporsi
pembiayaan utang karena adanya keterbatasan yang diuntungkan dari utang. Namun, ada indikasi
peningkatan proporsi utang pihak terkait dalam pilihan pembiayaan dalam perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai