Anda di halaman 1dari 22

MODUL PERTEMUAN 5 LAPORAN AUDIT

 ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN

      ISA 315 alinea A111 menjelaskan kelompok asersi yang dapat digunakan auditor untuk
mempertimbangkan berbagai salah saji dalam laporan keuangan. Kelompok asersi untuk
jenis-jenis transaksi (classes of transactions) dan peristiwa (events) untuk periode yang
diaudit.

    Asersi untuk Jenis Transaksi


Asersi Penjelasan
Occurrence Transaksi dan peristiwa yang sudah dicatat, memang terjadi dan
merupakan transaksi dan peristiwa dari entitas yang bersangkutan.

Completeness Semua transaksi dan peristiwa yang seharusya dicatat, memang


sudah dicatat.

Accuracy Angka-angka, jumlah-jumlah, dan data lain yang terkait dengan


transaksi dan peristiwa yang dicatat, sudah dicatat dengan akurat.

Cut-off Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode akuntansi yang


benar.

Classification Transaksi dan peristiwa dicatat dalam akun yang benar.

Asersi untuk Saldo Akun


Asersi Penjelasan
Existence Aset,liabilitas, dan ekuitas benar ada.
Rights and Entitas memiliki dan menguasai asset, dan utang merupakan
Obligations kewajiban entitas.

Completeness Semua aset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya dicatat, sudah
dicatat.
Aset, liabilitas, dan ekuitas dicantumkan pada laporan keuangan
Valuation and dalam jumlah yang benar (appropriate amounts) dan semua
Allocation penyesuaian atau adjustment untuk penilaian (valuation) dan
alokasi (allocation) telah dicatat dengan benar.
Kelompok asersi yang berhubungan dengan penyajian (presentations) dan pengungkapan
(disclosures) dalam laporan keuangan.

Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan


Asersi Penjelasan
Occurrence, Rights, and Transaksi, peristiwa, dan hal-hal lain yang sudah
Obligations diungkapkan dalam laporan keuangan, memang terjadi dan
berkaitan dengan entitas yang bersangkutan.

Completeness Semua pengungkapan yang seharusnya dicantumkan,


memang sudah dicantumkan dalam laporan keuangan.

Classification and Informasi keuangan disajikan dan dijelaskan dengan tepat,


Understandability dan pengungkapan dinyatakan dengan jelas.

Accuracy and Valuation Informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan


dengan wajar (fairly disclosed) dan dalam jumlah yang
benar (appropriate amounts).

Asersi- Jenis Transaksi, Saldo Akun, Penyajian dan Pengungkapan

Classes Of Account Presentations and


Asersi Transactions Balances Disclosures
(Jenis Transaksi) (Saldo Akun) (Penyajian dan
Pengungkapan)

Existence/Occurrence √ √ √
Completeness √ √ √
Rights and Obligations √ √
Accuracy/Classification √ √
Cutoff √
Classfication and √ √
Understandability
Valuation/Allocation √ √

Asersi Gabungan
      ISA 315 membolehkan auditor menggunakan asersi seperti dijelaskan di atas, atau dengan
cara yang berbeda, sepanjang semua aspek yang dibahas di atas telah tercakup. Untuk
memudahkan penggunaan asersi dalam entitas kecil, asersi-asersi ini dapat digabungkan.
Dalam kotak ini asersi gabungan disingkat sebagai berikut: C – Completeness; E – Existence;
A – Accuracy and Cutoff; dan V – Valuation. Penggabungan asersi dalam empat kombinasi,
memudahkan penerapan pada ketiga kategori (jenis transaksi, saldo akun, dan penyajian serta
pengungkapan).

Penggabungan Asersi
Asersi Gabungan Jenis Transaksi Saldo Akun Penyajian dan
Pengungkapan

C-Completeness Completeness Completeness Completeness


E – Existence Occurrence Existence Occurrence
A – Accuracy and Accuracy Rights and Accuracy
Cutoff Cutoff Obligations Rights and Obligations
Classification Classification
Understandability
V – Valuation Valuation and Valuation
Allocation

Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji pada:


a)    Tingkat laporan keuangan; dan
b)    Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk merancang
dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.

Laporan keuangan mengandung berbagai asersi. Asersi ini dapat digunakan auditor
dalam menilai risiko di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi.

Penilaian Risiko di Tingkat Laporan Keuangan


      Risiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan, cenderung bersifat
pervasif (tersebar luas) dan karenanya mencakup semua asersi. Contoh, jika akuntan senior
tidak cukup kompeten, sangat boleh jadi kekeliruan terjadi dalam laporan keuangan.
Kekeliruan semacam ini sering kali tidak terbatas pada satu saldo akun, atas satu jenis
transaksi, atau suatu pengungkapan saja. Kekeliruan juga tidak terbatas pada satu asersi saja,
seperti lengkapnya (completeness) transaksi penjualan. Kekeliruan dengan mudah merambah
ke asersi lain seperti accuracy, existence, dan valuation.

Penilaian Risiko di Tingkat Asersi


      Risiko pada tingkat asersi berkaitan dengan saldo dari akun tertentu (secara individu)
pada saat tertentu (misalnya akhir tahun), atau untuk transaksi tertentu untuk suatu periode
tertentu (misalnya dalam tahun buku bersangkutan), dan berkenaan dengan penyajian dan
pengungkapan tertentu dalam laporan keuangan.
      Relevansi setiap asersi untuk saldo akun (atau jenis transaksi, atau penyajian dan
pengungkapan) tertentu, akan berbeda, tergantung pada ciri saldo akun itu dan potensi salah
saji yang material. Contoh, ketika menilai valuation assertion, auditor mungkin menilai risiko
terjadinya kekeliruan sebagai rendah. Namun, untuk persediaan di mana keusangan
(obsolescence) merupakan faktor penting, auditor menilai valuation risk tinggi. Contoh lain,
karena kemungkinan hilangnya persediaan relatif kecil, auditor menilai risiko salah saji yang
material berkenaan dengan completeness assertion, rendah. Tetapi kelemahan dalam
menangani transaksi penjualan menyebabkan auditor menilai risiko salah saji karena tidak
lengkapnya saldo akun penjualan, sebagai tinggi.

Auditor menggunakan asersi untuk:


1. Menetukan risiko salah saji yang bisa terjadi
2. Menilai seberapa besar kemungkinan terjadinya resiko salah saji yang material;
dan
3. Merancang prosedur audit selanjutnya (further audit procedures) sebagai jawaban
atas tanggapan terhadap risiko yang dinilai (responsive to gthe assessed risks).

PERISTIWA KEMUDIAN
ISA 560 alinea 4 merinci tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian, yakni untuk:

a. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah peristiwa antara
tanggal laporan keuangan (date of the financial statements) dan tanggal laporan
auditor (date of the auditor’s report) yang memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan telah ditunjukkan dengan benar dalam laporan keuangan, sesuai
dengan kerangka laporan keuangan yang berlaku;
b. Menanggapi dengan tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor yang jika diketahui sebelumnya dapat menyebabkan auditor mengubah
laporan auditornya

ISA 560 alinea yang memberikan beberapa defisini sebagai berikut:

a) Date of the financial statements (tanggal laporan keuangan) - tanggal terakhir dalam
periode yang dicakup dalam laporan keuangan
b) Date of approval of the financial statements (tanggal persetujuan atas laporan
keuangan) - tanggal pada waktu seluruh laporan keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan, selesai dibuat dan mereka yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut memberikan persetujuannya
c) Date of the auditor’s report (tanggal laporan auditor) - tanggal yang dibutuhkan
auditor pada laporannya atas laporan keuangan sesuai dengan ISA 700
d) Date the financial statements are issued (tanggal diterbitkannya laporan keuangan) -
tanggal pada waktu laporan auditor dan laporan keuangan yang diaudit tersedia untuk
pihak ketiga
e) Subsequent events (peristiwa kemudian) - peristiwa antara tanggal laporan keuangan
dan tanggal laporan auditor dan fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor

Peristiwa Kemudian Sampai Tanggal Laporan Auditor

Dibawah ini disajikan beberapa contoh peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal
laporan keuangan dan tanggal laporan auditor:

1. Komitmen baru/tambahan dalam bidang keuangan seperti peminjaman, penjaminan


restrukturisasi
2. Penjualan dan akuisisi aset yang direncanakan atau telah terjadi
3. Peningkatan modal atau penerbitan instrumen utang
4. Perjanjian untuk penggabungan atau pembubaran usaha
5. Penyitaan aset oleh lembaga keuangan, penegak hukum, atau hancur karena bencana
6. Litigasi, tuntutan hukum lainnya, dan berbagai contingencies
7. Jurnal penyesuaian yang luar biasa (unusual accounting adjustments) yang sudah atau
direncanakan akan dibuat
8. Setiap peristiwa yang sudah atau sangat mungkin akan terjadi yang menimbulkan
keraguan mengenai asumsi kesinambungan usaha (going concern assumption) atau
keraguan terhadap penggunaan kebjiakan akuntansi lainnya
9. Setiap peristiwa yang relevan untuk mengukur suatu estimasi atau penyisihan
(provisions) dalam laporan keuangan
10. Setiap peristiwa yang relevan dengan recoverability of assets (contoh: piutang dapat
ditagih, persediaan dapat dijual, nilai aset tak berwujud masih bisa dipertahankan, dan
seterusnya)
Pemberian Dua Tanggal (Dual Dating)

Peristiwa kemudian yang diketahui sesudah tanggal laporan auditor sering kali
menyebabkan pekerjaan audit tambahan yang diperlukan karena peristiwa kemudian itu
berdampak terhadap saldo akun, estimasi akuntansi, penyisihan, dan berbagai pengungkapan
dalam laporan keuangan. Dalam situasi seperti itu, laporan auditor yang baru akan
diterbitkan. Laporan baru ini tidak diberi tanggal lebih awal dari tanggal persetujuan laporan
keuangan

Namun, untuk peristiwa kemudian tertentu, pekerjaan audit tambahan dapat dibatasi
hanya pada pada perubahan laporan keuangan seperti dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan terkait. Dalam situasi ini (jika ketentuan perundang-undangan
memperbolehkannya), tanggal laporan auditor semula. Tetapi suatu tanggal baru
ditambahkan, sehingga ada dua tanggal laporan auditor. Pemberian dua tanggal (dual dating)
menginformasikan kepada pembaca bahwa prosedur audit sesudah tanggal laporan auditor
semula terbatas pada perubahan yang dibuat kemudian.

Contoh situasi yang menggunakan dual dating. Tanggal laporan auditor semula adalah
24 Maret 2015. Pada tanggal 17 Mei 2015, perusahaan mengumumkan penjualan aset
utamanya. Suatu catatan (baru) atas laporan keuangan dibuat (misalnya Catatan Nomor 21)
yang menjelaskan peristiwa tersebut. Pekerjaan audit atas hal-hal yang dijelaskan dalam
Catatan Nomor 21, rampung pada tanggal 31 Mei 2015. Kalimat yang menjelaskan
pemberian dua tanggal pada laporan auditor (dual dating) adalah sebagai berikut: “24 Maret
2015 kecuali mengenai Catatan Nomor 21, yang bertanggal 31 Maret 2015”

MERUMUSKAN PENDAPAT AUDITOR

Berdasarkan ISA 700. ISA 700.6, Tujuan auditor adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan opini atas laporan keuangan yang didasarkannya atas evaluasi terhadap
kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang dikumpulkannya
b) Memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis juga menjelaskan dasar
dari opini tersebut.
Berdasarkan ISA 700.7:
a) Laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) laporan
keuangan yang dibuat sesuai dengan kerangka tujuan umum (general purpose
framework) 
b) Kerangka tujuan umum – kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk memenuhi
keperluan informasi keuangan umum untuk beraneka ragam pemakai laporan.
Kerangka pelaporan keuangan bisa merupakan suatu kerangka penyajian yang wajar (fair
presentation framework) atau kerangka kepatuhan (compliance framework). Istilah
kerangka fair presentation framework digunakan dalam kerangka laporan keuanganyang
mengharuskan kepatuhan terhadap syarat-syarat dalam kerangka tersebut)

ISA 700.10
Sesuai Kerangka Pelaporan, auditor wajib merumuskan opini apakah laporan keuangan sudah
sesuai dengan kerangka pelaporan yang berlaku.

ISA 700.11
Kesimpulan untuk merumuskan opini, auditor wajib menyimpulkan apakah auditor telah
mendapatkan asurans yang memadai/wajar tenang laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari salah saji, apakah kerena kecurangan/ kesalahan.
a)  Kesimpulan auditor ISA 330, Apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh.
b)  Kesimpulan auditor ISA 450, Apakah salah saji yang belum dikoreksi, secara terpisah
atau tergabung adalah material
c)  Evaluasi yang diwajibkan.

ISA 700.12
Evaluasi atas laporan keuangan, auditor wajib mengevaluasi laporan keuangan, sesuai dengan
ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Evaluasi ini meliputi aspek kualitatif
dari praktek akuntansi entitas itu sendiri.

ISA 700.13
Pertimbangan syarat dalam kerangka pelaporan keuangan.
a)    Laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang signifikan yang
dipilih dan diterapkan.
b)   Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan harus konsisten dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dan tepat.
c)   Estimasi yang dibuat manajemen adalah wajar.
d)  Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dipahami.
e)  Laporan keuangan memungkinkan pemakai memahami dampak transaksi dan peristiwa
material terhadap informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan.
f)  Terminology dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan sudah
tepat.

ISA 700.14
Apakah laporan keuangan memenuhi syarat penyajian yang wajar. Ketika laporan keuangan
dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, evaluasinya meliputi pertimbangan:
a)    Presentasi, struktur, dan isi secara keselurhuan dari laporan keuangan.
b)    Apakah laporan keuangan termasuk CALK, mencerminkan transaksi dan peristwa yang
mendasarinya, dengan cara mencapai penyajian yang wajar.

ISA 700.15
Merujuk kerangka pelaporan yang berlaku, auditor wajib mengevaluasi apakah laporan
keuangan menjelaskan dengan cukup, kerangka laporan keuangan yang berlaku.

ISA 700.16
WTP, auditor wajib memberikan opini WTP jika auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan dibuat dalam segala material dan penyajian yang sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.

ISA 700.17
Bukan WTP, jika auditor:
a)    Menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari salah saji dan material.
b)    Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan laporan
keuangan bebas dari salah saji dan material.
c)    Auditor wajib memodifikasi opini ( Bukan WTP) dalam laporan auditor sesuai dengan
dengan ISA 705.

ISA 700.18
Perlu modifikasi opini sesuai ISA 705?
Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tapi tidak
mencapai penyajian yang wajar, auditor wajib membahas hal ini dengan manajemen dan
auditor wajib menentukan apakah perlu memodifikasi opini dalam laporan auditor sesuai
dengan ISA 705.

ISA 700.19
Laporan keuangan menyesatkan. Ketika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka
kepatuhan, auditor tidak harus mengevaluasi apakah laporan keuangan mencapai penyajian
yang wajar. Namun, jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan menyesatkan,
auditor wajib membahas hal tersebut dengan manajemen. bagaimana masalah itu diselesaikan
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan dan mengkomunikasikannya kedalam
laporan audit.
Ketika merumuskan opini auditor perlu memastikan apakah laporan keuangan dibuat sesuai
dengan kerangka pelaporan yang berlaku. Berdasarkan hasil penilaian tersebut
auditor  menentukan bentuk laporan audit apakah WTP atau Bukan WTP, sesuai dengan
situasi yang dihadapi.
Jika laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan keraangka
pelaporan keuangan yang berlaku, maka pemberian opini yang tidak dimodifikasi (WTP)
adalah tepat. Auditor wajib memodifikasi (Bukan WTP) jika:
a)  Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas
dari salah saji.
b)  Bukti audit yang cukup dan tepat tidak diperoleh.

MERUMUSKAN OPINI AUDITOR

Ketentuan, kewajiban, dan pertimbangan dalam merumuskan opini atas laporan keuangan
dan dalam menyusun laporan auditor dengan redaksi yang tepat. ISA 700.6 :.
 Laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan kerangka tujuan umum yang memenuhi
keperluan informasi keuangan umum untukberaneka ragam pemakai laporan.
 Merumuskan opini atas suatu perangkat lengkap laporan keuangan.Ini didasarkan atas
evaluasi mengenai kesimpulan yang ditarik daribukti audit yang diperoleh.
 Memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis yang juga menjelaskan
dasar dari opini tersebut.Konsistensi dalam laporan auditor membantu:
 Meningkatkan kredibilitas di pasar global dengan menyediakan lebih banyak audit
yang sudah dikenal yang dilaksanakan sesuai standar-standar yang dikenal secara
global; dan
 Meningkatkan pemahaman pemakai dan membantu mengenali situasi luar biasa,
misalnya ketika pemakai melihat laporan auditor yang dimodifikasi.
Tujuan auditor adalah sbb:
a) Merumuskan opini atas laporan keuangan yang didasarkannya atas evaluasi
terhadap kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang dikumpulkannya
b) Memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis yang juga
menjelaskan dasar dari opini tersebut.

AUDIT REPORT
1. Judul laporan. Standar auditing mensyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang
mengandung kata independen.
2. Alamat laporan audit. Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan pemegang
saham, atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, telah menjadi
hal yang biasa mengalamatkan laporan ini kepada dewan direksi dan para pemegang
saham untuk menunjukkan bahwa auditor independen terhadap perusahaan
3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan bahwa kantor akuntan
publik bersangkutan telah melaksanakan audit, yang membedakan laporan audit dari
laporan kompilasi atau laporan review
4. Tanggung jawab manajemen. judul dan paragraf ini menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab ini meliputi
pemilihan prinsip – prinsip akuntansi yang tepat dan penyelenggaraan internal atas
pelaporan keuangan yang mencakupi untuk penyajian laporan keuangan yang bebas
dari salah saji yang material akibat kecurangan atau kesalahan
5. Tanggung jawab auditor. Bagian pada tanggung jawab auditor berisi tiga paragraf.
Paragraf pertama menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing yang berlaku di A.S. Paragraf kedua menguraikan ruang lingkup audit dan
bukti audit yang dikumpulkan. Paragraf ketiga menunjukkan auditor yakin bahwa
bukti audit yang tepat dan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan
6. Paragraf Pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit standar menyatakan
kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit.
7. Nama dan Alamat KAP. Nama mengindentifikasikan kantor akuntan publik (KAP)
atau praktisi yang melaksanakan audit.
8. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit
adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan.

Laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut:


1. Semua laporan – neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas pemegang
saham, dan laporan arus kas – sudah termasuk dalam laporan keuangan
2. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan
penugasan audit ini dengan cara yang memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa
audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing
3. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau kerangka kerja akuntansi lainnya yang sesuai. Hal itu juga berarti
bahwa pengungkapan yang memadai telah tercantum dalam catatan kaki dan bagian –
bagian lain dari laporan keuangan
4. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambah sebuah
paragraf penjelasan atau modifikasi kata – kata dalam laporan audit

Proses Pengambilan Keputusan Auditor untuk Laporan Audit


Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun dengan baik dalam
memutuskan laporan audit yang tepat pada serangkaian situasi tertentu. Pertama auditor harus
menilai apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa
pengecualian standar. Jika ada kondisi tersebut, auditor kemudian harus menilai materialitas
kondisi tersebut dan menentukan jenis laporan yang tepat.

Menentukan Apakah Ada Kondisi yang Memerlukan Penyimpangan dari Laporan Wajar
Tanpa Pengecualian Standar. Hal yang paling penting dari kondisi-kondisi tersebut
diidentifikasi dalam Tabel 3-2. Para auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi tersebut ketika
mereka melaksanakan audit dan mencantumkan informasi tentang kondisi itu dalam file audit
sebagai bahan diskusi guna pelaporan audit jika kondisi-kondisi tersebut tidak ada, yang
terjadi pada sebagian besar penugasan audit, auditor akan menerbitkan laporan audit wajar
tanpa pengecualian standar.

Memutuskan Materialitas untuk Setiap Kondisi Apabila ada kondisi yang memerlukan
penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian standar auditor mengevaluasi
potensialnya terhadap laporan keuangan. Untuk penyimpangan dari GAAP atau pembatasan
ruang lingkup audit, auditor harus memutuskan antara tidak material, material, atau sangat
material. Semua kondisi lainnya, kecuali tidak adanya independensi auditor, hanya
memerlukan pembedaan antara tidak material atau material. Memutuskan materialitas
merupakan hal yang sulit, yang membutuhkan pertimbangan yang matang. Sebagai contoh,
asumsikan bahwa ada pembatasan ruang lingkup audit dalam mengaudit persediaan. Jadi,
sulit untuk menilai salah saji yang potensial dari akun yang belum diaudit oleh auditor.

Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat untuk Kondisi Tertentu Berdasarkan Tingkat
Materialitas Setelah membuat dua keputusan pertama, maka mudah untuk memutuskan jenis
pendapat yang tepat dengan menggunakan alat bantu pembuat keputusan. Sebagai contoh,
asumsikan auditor menyimpulkan bahwa ada penyimpangan dari GAAP yang bersifat
material, tetapi tidak sangat material.

Menurut Laporan Audit Sebagian besar kantor akuntan publik memiliki template komputer
yang berisi kata-kata yang tepat untuk situasi berbeda guna membantu auditor menuliskan
laporan audit. Selain itu, sati atau lebih partner dalam sebagian besar kantor akuntan publik
juga memiliki keahlian khusus dalam menulis laporan audit. Para partner ini umumnya
menulisa atau mereview seluruh laporan audit sebelum laporan itu diterbitkan.

Auditor sering kali menghadapi situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi yang
membutuhkan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian atau modifikasi dari
laporan wajar tanpa pengecualian standar. Dalam situasi ini, auditor haris memodifikasi
pendapatnya pada setiap kondisi tersebut kecuali ada satu kondisi yang dapat menetralisir
pengaruh kondisi lainnya. Sebagai contoh, jika ada pembatasan ruang lingkup audit dan
situasi yang membuat auditor tidak independen, maka pembatasan ruang lingkup audit
tersebut tidak perlu diungkapkan.
Situasi-situasi berikut merupakan contoh ketika diperlukan lebih dari satu modifikasi dalam
laporan:
 Auditor tidak independen serta mengetahui bahwa perusahaan tidak mengikuti prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Terdapat pembatsan ruang lingkup audit dan ada keraguan yang subtansial tentang
kemapuan perusahaan untuk terus bertahan (going concern).
 Terdapat keraguan yang subtansial tentang kemampuan perusahaan untuk terus bertahan
(going concern), dan informasi mengenai penyebab ketidakpastian ini tidak diungkapkan
secara memadai pada catatan kaki.
 Terdapat deviasi (penyimpangan) terhadap GAAP dalam penyusunan laporan keuangan
dan prinsip akuntansi lainnya telah diterapkan atas dasar yang tidak konsisten dengan
tahun sebelumnya.

Contoh Laporan Auditor Independen Wajar Tanpa Pengecualian

Laporan Audit Independen

Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Sejahtera Jaya Bahagia
Jl. Cikalang Girang No. 12a
Tasikmalaya

Kami telah mengaudit neraca PT Sejahtera Jaya Bahagia per 31 Desember 2015
dan 2016 dan laporan rugi-laba, perhitungan laba ditahan, dan laporan arus kas
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan tersebut berdasarkan proses audit
yang kami lakukan.
Kami melaksanakan auditing berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mewajibkan kami untuk
merencanakan dan melaksanakan auditing agar kami memperloleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah jadi yang material.
Suatu proses audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian, bahan bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit
juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen perusahaan, serta penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas tersaji secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Sejahtera Jaya
Bahagia per 31 Desember 2015 dan 2016, dan hasil usaha, serta arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Kantor Akuntan,

Rolif Fatkur, SE., MMSI


10 Maret 2017

Modifikasi Terhadap Laporan Audit


Entitas dan manajemen mengharapkan auditor memberikan opini WTP atas laporan keuangan
entitas. Namun, setelah melaksanakan dan merampungkan proes auditnya, auditor
berkesimpulan bahwa ia tidak dapat memberikan WTP, dan sesuai dengan ISAs ia harus
memodifikasi laporannya. Modifikasi terhadap laporan auditor, adalah bagian dari kegiatan
dalam tahap Pelaporan (Reporting) dari suatu proses audit.

ISA 705-Modifikasi Laporan Auditor


ISA Pokok Bahasan Penjelasan ISA705
705.4 Tujuan Auditor Tujuan auditor ialah memberikan pendapat yang dimodifikasi
secara jelas dan tepat atas laporan keuangan, yang menjadi
keharusan ketika :
a) Auditor menyimpulkan, atas dasar bukti audit yang
diperoleh, bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
tidak bebas dari salah saji yang material; atau
b) Auditor tidak berhasil memperoleh bukti audit yang
cukup dan tetap untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang
material.
705.5 Definisi Untuk keperluan ISAs, istilah-istilah berikut bermakna seperti
dijelaskan dibawah :
a) Pervasif-Dalam konteks salah saji, istilah ini digunakan
untuk menjelaskan dampak (nyata atau potensi) salah saji
pada laporan keuangan, yang tidak terdeksi karena tidak
berhasilnya auditor mengumpulkan bukti audit yang
cukup dan tepat. Dampak pervasif pada laporan
keuangan, adalah dampak yang menurut auditor:
i. Tidak terbatas pada unsur, akun, atau item tertentu
dalam laporan keuangan;
ii. Jika dampaknya terbatas, salah saji ini merupakan
bagian yang besar dari laporan keuangan; atau
iii. Dalam hubungannya dengan pengungkapan,
merupakan suatu yang sangat fundamental bagi
pengguna dalam memahami laporan keuangan.
b) Opini yang dimodifikasi-Opini wajar dengan
ISA Pokok Bahasan Penjelasan ISA705
pengecualian (WDP), tiidak wajar (TW) atau tidak
memberikan pendapat (TMP)
705.6 Wajib modifikasi Auditor wajib memodifikasi pendapatnya dalam laporan auditor
opini jika :
a) Auditor menyimpulkan, atas dasar audit yang diperoleh,
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas
dari salah saji yang material; atau
b) Auditor tidak berhasil memperoleh bukti audit yang
cukup dan tetap untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang
material.
705.7 Opini WDP Auditor wajib memberikan opini WDP jika :
(a) Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat, menyimpulkan bahwa salah saji, sendiri-sendiri
atau digabungkan. Adalah material, tetapi tidak pervasif,
untuk laporan keuangan yang bersangkutan; atau
(b) Auditor tidak berhasil memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk dijadikan dasar pemberian
pendapat, tetapi ia menyimpulkan bahwa dampak salah
saji yang tidak ditemukan mungkin material tapi tidak
pervasif
705.8 Opini TW Auditor wajib memberikan opini TW jika ia, setelah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan
bahwa salah saji, sendiri-sendiri atau digabungkan, adalah
material dan pervasif untuk laporan keuangan yang
bersangkutan.
705.9 Opini TMP Auditor wajib memberikan opini TMP jika ia tidak berhasil
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dijadikan
dasar pemberian pendapat, dan ia menyimpulkan bahwa dampak
salah saji yang tidak ditemukan tidak bisa material dan pervasif
705.1 Opini TMP Auditor wajib memberikan opini TMP jika, dalam situasi yang
0 sangat langka dimana ada beberapa ketidakpastian, ia
menyimpulkan bahwa, meskipun telah memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat mengenai ketidakpastian tersebut, tidak
mungkin baginya memberikan pendapat karena ketidakpastian
tersebut bisa saling terkait dan dampak kumulatif dari tidak
kepastian itu terhadap laporan keuangan.
705.1 Menghilangkan Jika, sesudah menerima penugasan, auditor tahu bahwa
1 pembatasan manajemen memberikan pembatasan dalam lingkup audit yang
menurut auditor dapat mengarah kepada pemberikan pendapat
WDP meminta manajemen menghilangkan pembatasan tersebut.
705.1 Manajemen Jika manajemen menghilangkan pembatsasan yang disebutkan
2 menolak pada alinea 11, auditor wajib mengomunikasikannya dengan
menghilangkan TCWG, kecuali jika TCWG terlibat dalam pengelolaan entitas
pembatasan dan jika ia memutuskan bahwa masih mungkin melakukan
prosedur alternatif untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat.
705.1 Auditor tidak Auditor tidak berhasil memperoleh bukti audit yang cukup dan
3 berhasil tepat, ia wajib menentukan implikasinya sebagai berikut.
ISA Pokok Bahasan Penjelasan ISA705
memperoleh a) Jika auditor menyimpulkan bahwa dmapak mungkin
bukti terjadi terhadap laporan keuangan karena salah saji yang
tidak terdeksi bisa material tetapi tidak pervasif, auditor
wajib memberikan pendapat WDP.
b) Jika auditor menyimpulkan bahwa dampak yang
mungkin terjadi terhadap laporan keuangan karena salah
saji yang terdeksi bisa material dan pervesif, sedemikian
rupa sehingga sekedar memberikan perkecualian (WDP)
tidak cukup baginya untuk mengkomunikasikan
parahnya situasi, auditor wajib:
(i) Mundur dari audit, jika praktis dan dimungkinkan
oleh ketentuan perundang-undangan yang ada;
atau
(ii) Jika pengunduran diri dari audit sebelum
menerbitkan laporan auditor tidak praktis atau
tidak dimungkinkan,menolak memberikan
pendapat atas laporan keuangan.
705.1 Auditor Jika auditor mengundurkan diri sebagaiman disebut dalam alinea
4 mengundurkan 13 b) (i), sebelum mengundurkan diri, ia wajib
diri mengomunikasikan dengan TCWG segala hal mengenai salah
saji yang ditemukan dalam audit yang menyebabkan modifikasi
dalam pendapat auditor.
705.1 Pendapat yang Ketika auditor berpandangan bahwa ia perlu memberi pendapat
5 bertentangan TW atau TMP terhadap laporan keuangan secara keseluruhan,
laporan auditor tidak boleh (juga) menyebutkan pendapat yang
tidak dimodifikasi berkenaan dengan kerangka laporan keuangan
yang sama atas laporan keuangan tunggal (misalnya neraca saja)
atau atas satu atau lebih unsur akun atau item dalam laporan.
Jika auditor memasukkan pendapat yang tidak dimodifikasi
dalam laporan yang sama untuk hal-hal tersebut, pendapat yang
tidak dimodifikasi itu bertentangan dengan pendapat TW atau
TWP laporan keuangan secara keseluruhan
705.1 Jelaskan Ketika auditor memodifikasi pendapatnya atas laporan keuangan
6 penyebab ia wajib, disamping unsur-unsur tertentu yang harus dipenuhinya
modifikasi sesuai ISA 700, ,memasukan alinea dalam laporannya yang
menjelaskan masalah yang menyebabkan modofikasi. [Istilah
yang digunakan dalam alinea selanjutnya ialah Alinea
Modifikasi.] Auditor wajib menempatkan alinea ini langsung
sebelum alinea pendapatdalam laporan auditor dan
menggunakan judul “Alasan untuk WDP,” “Alasan untuk TW”,
atau “Alasan untuk TMP”, sesuai kasusnya.
705.1 Salah saji yang Jika ada salah saji yang material dalam laporan keuangan
7 material mengenai angka jumlah tertentu dalam laporan keuangan
(termasuk pengungkapan kuantitasnya), auditor wajib
memasukan dalam alinea modifikasi penjelasan mengenai dan
kuantitatifikasi dari dampak keuangan dari salah saji tersebut,
kecuali jika tidak praktis untuk melakukannya. Jika tidak praktis
melakukan melakukan kuantifikasi dari dampak keuangan itu,
auditor wajib menyatakan hal itu dalam alinea modifikasi.
ISA Pokok Bahasan Penjelasan ISA705
705.1 Pengungkapan Jika ada salah saji yang material dalam laporan keuangan
8 disalahsajikan mengenai pengungkapan dalam bentuk narasi, auditor wajib
mencatumkan dalam alinea modifikasi, penjelasan mrngenai
bagaimana pengungkapkan itu disalahsajikan
705.1 Informasi yang Jika ada salah saji yang material dalam laporan keuangan
9 seharusnya mengenai informasi yang seharusnya diungkapkan tetapi tidak
diungkapkan ungkapkan, auditor wajib:
(a) Membahas informasi yang tidak diungkapkan, dengan
TCWG;
(b) Jelaskan dalam alinea modifikasi, sifat informasi yang
tidak diungkapkan; dan
(c) Kecuali jika dilarang oleh ketentuan perundang-
undangan, masukan pengungkapkan yang diabaikan,
dengan catatan hal itu praktis dilakukan dan auditor
sudah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai informasi yang diabaikan
705.2 Tidak mampu Jika modifikasi disebabkan oleh ketidakmampuan memperoleh
0 memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor wajib, mencantumkan
bukti audit alasan mengenai ketidakmampuan tersebut dalam alinea
modifikasi.
705.2 Hal ini yang Meskipun auditor memberikan pendapat TW ataU TMP pada
1 memerlukan laporan keuangan, ia wajib menjelaskan dalam alinea
modifikasi modifikasi, alasan-alasan mengenai hal-hal lain yang
diketahuinya yang juga memerlukan modifikasi dalam pendapat
auditor, dan apa dampaknya.

Auditor wajib memberikan modifikasi pendapatnya atas laporan keuangan, secara jelas dan
tepat dalam keadaan yang dijelaskan di bawah.
KEADAAN
Laporan harus dimodifikasi, auditor Laporan keuangan mengandung salah saji
memberi pendapat WDP, TW, atau TMP yang material
Berdasarkan bukti audit yang di peroleh,
laporan keuangan secara keseluruhan tidak
bebas dari salah saji yang material.
Termasuk salah saji yang tidak di koreksi
manajemen yang sifatnya material, dan juga
pemilihan atau penerapan kebijakan
akuntansi dan tidak diungkapkannya
informasi yang beakibat salah saji yang
material.
Tidak berhasil memperoleh bukti audit yang
cukup tepat
Kegagalan untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat membuat auditortidak
dapat menyimpulkan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari
salah saji yang material. Contoh keadaan
semacam ini, antara lain:
KEADAAN
 Hal-hal di luar kendali entitas,
seperti kebakaran yang
memusnahkan catatan pembukuan;
 Keadaan yang berhubungan dengan
sifat atau waktu pekerjaan auditor
misalnya ketidakhadiran tim audit
ketika entitas menghitung persediaan
atau
 Pembatasan yang ditetapkan
manajemen, misalnya manajemen
melarang auditor meminta
konfirmasi dari debitur tertentu.

Modifikasi Pendapat Ahli


Pendapat audit yang dimodifikasi (modified code opinion) wajib diterbitkan manakala auditor
menyimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan bukti audit yang dikumpulkannya, laporan keuangan secara keseluruhan
tidak bebas dari salah saji yang material; atau
2. Tidak mungkin memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material.

Ada tiga jenis modified opinions, yakni pendapat WDP (qualified opinion), TW (adverse
opinion), dan TMP (disclaimer of opinion).
ISA 705 menggambarkan bagaimana jenis opinion atau pendapat audit dipengaruhi oleh
pendapat auditor mengenai :
1) Masalah yang menyebabkan perlunya modifikasi; dan
2) Seberapa pervasifnya, atau seberapa luas/dalamnya, dampak masalah itu terhadap
laporan keuangan.
Mengapa Modifikasi Pendapat?
PENDAPAT AUDITOR MENGENAI DAMPAK ATAU
MASALAH YANG KEMUNGKINAN DAMPAK DARI MASALAH TSB
MENYEBABKAN PADA LAPORAN KEUANGAN
PERLUNYA MATERIAL TAPI MATERIAL DAN
MODIFIKASI TIDAK PERVASIF PERVASIF
Laporan keuangan WDP TW
mengandung salah saji yang
material
WDP TMP

Penerapan WDP, TW dan TMP


JENIS PENDAPAT PENERAPAN
AUDIT
WDP (Qualified Opinion) Ketika dampaknya tidak material dan tidak cukup pervasif
untuk memberikan pendapat TW atau TMP. Diterapkan
dalam hal :
 Bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh,
dan auditor, menyimpulkan ada salah saji, sendiri-
sendiri atau tergabung, yang material tetapi tidak
pervasif terhadap laporan keuangan; atau
 Auditor tidak berhasil memperoleh bukti yang cukup
dan tepat sebagai dasar pemberian opinionnya.
Auditor menympulkan bahwa dampak yang
mungkin terjadi atas laporan keuangan karena salah
saji yang tidak ditemukan, bisa material tetapi tidak
pervasif.
Perumusan Opini “Kecuali untuk dampak yang (atau dampak yang mungkin)
diakibatkan oleh hal yang dijelaskan dalam alinea berjudul
Dasar Pendapat Dengan Pengecualian..........”(“Expect for
the effects for the possible effects) of the matter described in
the Basis for Qualified Opinion Paragraph...”)
TW (Adverse Opinion) Ketika dampaknya material dan pervasif. Diterapkan dalam
hal bukti audit yang cukup dan tepat diperoleh, dan auditor
menyimpulkan ada salah saji sendiri-sendiri atau bergabung,
yang material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
Perumusan Opini Menurut pendapat kami, karena signifikannya hal yang
dijelaskan dalam alinea berjudul Dasar Pendapat Tidak
Wajar........ laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar
.....”(“ in our opinion, because of the significance of the
matter discussed in The Basis for Advence Opinion
paragraph.....the financial statements do not present
fairly...”)
TMP Ketika dampak yang mungkin terjadi atas laporan keuangan
(Disclaimer of Opinion) karena salah saji yang tidak ditemukan, bila material dan
pervasif. Diterapkan dalam hal auditor tidak berhasil
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar
pemberian opininya, dan ia menyimpulkan bahwa dampak
JENIS PENDAPAT PENERAPAN
AUDIT
yang mungkin terjadi atas laporan keuangan karena salah
saji yang tidak ditemukan, bisa material dan pervasif.

Ini juga diterapkan pada situasi yang sangat langka dimana


tidak mungkin bagi auditor memberikan pendapat karena
beberapa ketidakpastian yang bisa saling terkait dan dampak
kumulatif dari ketidakpastian itu terhadap laporan
keuangan. Hal ini diterapkan meskipun auditor telah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
masing-masing ketidakpastian tersebut.
Perumusan Opini “Karena signifikasnnya hal yang dijelaskan dalam alinea
berjudul Dasar Penolakan Pendapat, kami tidak dapat
memproleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar
pemberian pendapat audit. Oleh karena itu, kami tidak
memberikan pendapat atas laporan keuangan.” (“Because of
Signification of the matter described in the Basis for
Disclaimer of Opinion Paragraph, we have not been able to
obtion sufficient approprite audit evidence to providea basis
for an audit opinion. Accordingly, we dont not express an
opinion of the financial statement.”)

Alinea Modifikasi dan Catatan atas Laporan Keuangan


Tujuan Dibuatnya Alinea Modifikasi Alinea modifikasi menyajikan rincian dari
modifikasi yang dibuat. Alinea ini
ditepatkan sebelum pendapatan auditor atau
penolakan pendapat oleh auditor. Sedapat
mungkin alinea ini dirumuskan deengan
redaksi yang sama. Untuk memudahkan
pembaca. Alinea modifikasi diberi judul
seperti :Dasar Pendapat Dengan
Pengecualian”(“Basis of
QualifiedOpinion,”)” Dasar Pendapat tidak
Wajar”(“Basis of Advers Opinion),”atau “”
Dasar Tidak Mmeberi Pendapat”(“Basis for
Disclaimer of Opinion”)

Rinian Dalam Alinea Modifikasi


 Substansi atau pokok mengapa
auditor melakukan modifikasi.
 Kecuali tidak praktis,
kuantifikasikan dampak mdifikasi
terhadap angka tertentu dalam
laporan keuangan (termasuk
pengungkapkan kuantitatif atau
quantitative disclosures). Misalnya
kuantifikasi dampak modifikasi atas
saldo akun, jenis transaksi, dan
pengungkapkan, serta dam[ak
terhadap laba sebelum pajak, laba
bersih dan ekuitas.
 Jika kuantifikasi atas dampak
keuangan tidak mungkin dilakukan,
sebutkan alasan mengapa kuantifikai
ini tidak dapat dilakukan.
 Dalam hal salah saji yang material
berkenaan dengan pengungkapkan
berupa narasi (narrative disclosure),
buat penjelasan mengenai
bagaimana pengungkapan itu
disalahsajikan.
 Penjelasan mengenai informasi yang
dibaikan, kecuali jika pengungkapan
ini tidak tersedia, tidak dibuat oleh
manajemen, atau akan membuat
laporan menjadi sangat
tebal/panjang
 Penjelasan mengenai hal-hal yang
mengharuskan adanya modifikai
terhadap laporan auditor. Alam
pendapatan TW atau TMP satu
alasan saja mungkin sudah cukup
untuk memberikan pendapat
tersebut. Ini tidak berarti bahwa
alasan atau alsan-alasan lain yang
juga menyebabkan modifikasi, noleh
diabaikan.
Catatan atas Laporan Keuangan Lapoan auditor dapat saja menunjuk atau
mengacu kepada pembahasan yang lebih
mendalam pada catatan ats laporan
keuangan

Laporan Keuangan Salah Saji secara Material


Ada dua istilah yang dijelaskan ISA 450.4, yakni salah saji (misstatement) dan salah saji yang
tidak dikoreksi (uncorrected misstatement).

a. Salah saji-perbedaan jumlah, klasifikasi, penyajian, pengungkapan yang dilaporkan


dengan jumlah, klasifikasi, penyajian atau pengungkapan yang seharusnya sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan terkait. Salah saji dapat disebabkan oleh
kesalahan atau kecurangan. Ketika auditor memberikan pendapat mengenai apakah
lapran keuangan disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, atau
memberikan gambaran yang benar dan wajar, salah saji juga meliputi penyesuaian,
jumlah, klasifikasi, penyajian atau pengungkapan yang dalam pandangan auditor,
diperlukan agar laporan keuangan menyajikan secara wajar, atau memberikan
gambaran yang benar dan wajar.
b. Salah saji yang tidak dikoreksi- Salah saji yang ditemukan auditor selama
berlangsungnya audit dan tidak dikoreksi oleh entitas.

Salah saji dalam laporan keuangan bisa terjadi ketika bukti audit yang cukup dan tepat
sudah diperoleh, namun auditor menyimpulkan bahwa salah saji, sendiri-sendiri maupun
tergabung, adalah material (dan menyebabkan diberikannya suatu WDP atau Qualified
Opinion) atau bersifat material atau pervasif (dan menyebabkan diberikan suatu TW atau
advers opinion) atas laporan keuangan.

Salah saji ini bisa berasal dari:


1. Evaluasi auditor atas salah saji yang tidak dikoreksi;
2. Tidak tepatnya pemilihan kebijakan akuntansi tertentu;
3. Ttidak tepatnya penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih;
4. Tidak tepatnya atau tidak cukupnya pengungkapan dalam laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai