Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

MATA KULIAH METODE PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN PENCATATAN PENDAPATAN DI WARUNG BU PANI

JALAN MULYOREJO TENGAH GANG SALIM NOMOR 2

Oleh :

1. Muhammad Ridwan (17013010286)

2. Arya Pratama Putra (17013010295)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan perekonomian di Indonesia yang berbasis pada ekonomi

kerakyatan dapat terlihat pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Sektor ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian nasional maupun

daerah. Di Indonesia, usaha kecil mampu menyerap 88 % tenaga kerja, memberikan

kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 40 %, dan mempunyai potensi sebagai

salah satu sumber penting pertumbuhan ekspor, khususnya ekspor non-migas.

Pertumbuhan UMKM di era globalisasi ini semakin pesat karena adanya

perkembangan teknologi yang dapat memudahkan siapapun membuat usaha sendiri.

Namun, jumlah yang tinggi dari UMKM tersebut tidak diimbangi dengan kelayakan

aspek-aspek usaha, seperti aspek keuangan, aspek pemasaran, dan aspek sumber daya

manusia.

Aspek usaha yang paling penting untuk diperhatikan adalah aspek keuangan.

Terutama dari sisi pencatatan pendapatan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan

pola pikir antara pemilik UMKM dengan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

mengenai pencatatan pendapatan. Pemilik UMKM beranggapan pendapatan hanya perlu

dicatat secara sederhana untuk menentukan jumlah penjualan di hari esok sedangkan

PSAK menentukan bahwa seluruh entitas bisnis wajib mencatat seluruh transaksi dalam

sesuai siklus akuntansi untuk dilaporkan dalam laporan keuangan.


Hal ini menarik untuk dikaji pencatatan pendapatan yang baik dapat

meningkatkan akuntabilitas UMKM dan mempermudah UMKM dalam jangka panjang,

seperti mempermudah permintaan kredit kepada bank. Jika UMKM dapat berkembang

akibat pinjaman tersebut, hal ini tentunya akan membantu pembangunan perekonomian

di Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul:

“Analisis Penerapan Pencatatan Piutang di Warung Bu Pani”

1.2 Fokus Penelitian

Fokus Penelitian yang diambil berdasarkan uraian dari latar belakang adalah

penelitian dibatasi pada UMKM Warung Bu Pani yang beralamat di Jalan Mulyorejo

Tengah Gang Salim Nomor 2. Pembatasan ini dilakukan karena banyaknya UMKM di

Surabaya.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemahaman pencatatan pendapatan pada Warung Bu Pani?

2. Bagaimana pemahaman penerapan pendapatan pada Warung Bu Pani?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pemahaman pencatatan pendapatan pada Warung Bu Pani?

2. Mengetahui pemahaman penerapan pendapatan pada Warung Bu Pani?


1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Untuk kegunaan akademik, diharapkan dapat memberikan refrensi bagi pihak

akademik untuk mengetahui penerapan pencatatatan pendapatan di Warung Bu Pani.

2. Untuk kegunaan praktis, diharapkan dapat memberikan gambaran pada Warung Bu

Pani mengenai pencatatatan penghasilan.


BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sejenis ini telah dilakukan sebelumnya, sebab penelitian

terdahulu dirasa sangat penting untuk menjadi acuan melakukan penelitian yang akan

dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah:

1. Analisis Penerapan Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) (Sebuah Studi Intrepetatif Pada Peggy Salon) oleh Lily

Andriani, dkk dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Hasil dari penelitian ini adalah:

Peggy Salon masih melakukan pencatatan yang sangat sederhana dan dilakukan

dengan cara manual. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor. Faktor internal adalah

keputusan dari Peggy Salon sendiri dan faktor eksternal adalah tidak adanya

pengawasan dari pihak-pihak berkepentingan

2. Implementasi Pencatatan Keuangan Pada Usaha Kecil Dan Menengah (Studi pada

Sentra Industri Kripik Tempe Sanan di Kota Malang) oleh Pipit Rosita Andarsari dan

Justita Dura dari STIE Asia Malang

Hasil dari penelitian ini adalah:

Pelaku usaha di industri kripik tempe Sanan sebagai salah satu UKM unggulan di

kota Malang masih memiliki bentuk praktik akuntansi sangat sederhana dan masih

jauh dari aturan SAK ETAP. Terdapat dua bentuk praktik akuntansi pada UKM ini,

yaitu akuntansi yang hanya dipraktikan dalam pikiran/ ingatan dan dibuatnya
beberapa catatan akuntansi hingga tersusunnya laporan keuangan neraca dan L/R.

Manfaat dua bentuk akuntansi ini hanya sebatas sebagai pengendalian beberapa

kegiatan usaha.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pendapatan

Menurut PSAK No.23 paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia

(2010;23.2), menyatakan bahwa pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari

manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu

periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak

berasal dari kontribusi penanam modal.

Mankiw (2011) menyebutkan bahwa pendapatan dirumuskan sebagai hasil

perkalian antara jumlah unit yang terjual dengan harga per unit. Apabila

dirumuskan secara matematis maka hasilnya adalah:

TR = P x Q

Dimana:

TR = total revenue

P = price

Q = quantity

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan

UMKM adalah pendapatan yang diterima atas jumlah barang yang terjual

dikalikan dengan harga per unit barang tersebut menurut jenis-jenis dagangannya.
2.2.2 Jenis-jenis Pendapatan

Pendapatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Pendapatan Operasi

Pendapatan operasi merupakan Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

utama perusahaan. Pendapatan ini didapatkan dari dua sumber yakni:

a. Penjualan kotor

Penjualan kotor merupakan penjualan sebagaimana yang telah tercantum

pada faktur atau jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan

return serta potongan penjualan.

b. Penjualan bersih

Penjualan bersih merupakan penjualan yang didapat dari penjualan kotor

serta dikurangi return penjualan dan ditambah potongan penjualan lainnya.

2. Pendapatan non operasi

Pendapatan non operasi merupakan Pendapatan yang diperoleh dari luar

usaha pokok perusahaan atau usaha sampingan perusahaan. Pendapatan ini

didapatkan dari dua sumber yakni :

a. Pendapatan sewa

Pendapatan sewa merupakan sebuah pendapatan yang didapatkan

perusahaan sebab sudah menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain.

b. Pendapatan bunga

Pendapatan bunga merupakan suatu pendapatan yang didapat atau

diterima sebab telah meminjamkan uangnya kepada pihak lainnya.


2.2.3 Pengakuan Pendapatan

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat

diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh

persetujuan antara entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah

tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yangditerima atau dapat diterima oleh

entitas dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yangdiperbolehkan oleh

entitas.

Pendapatan dari penjualan diakui jika memenuhi kondisi-kondisi dibawah ini:

a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara

signifikan kepada pembeli

b. Entitas menahan keterlibatan menajerial secara terus menerus pada tingkat

yang disetarakan dengan kepemilikan atau pengendalian efektif atas barang

yang dijual 

c. Nilai dari pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal 

d. Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi

tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut

e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut

dapat diukur dengan andal.
2.2.4 Pencatatan Pendapatan

Pencatatan pendapatan memiliki metode pencatatan yang berbeda

tergantung dari metode pencatatan akuntansi yang digunakan. Metode pencatatan

akuntansi terdiri dari dua metode yaitu:

1. Metode Cash Basis

Cash basis merupakan proses pencatatan transaksi akuntansi di mana

transaksi dicatat pada saat menerima kas atau pada saat mengeluarkan kas.

Pada cash basis, pendapatan dicatat pada saat menerima kas.

Sebagai contoh, pada metode cash basis ini, pendapatan belum dicatat

meskipun barang atau jasa sudah diberikan kepada pelanggan. Pendapatan

baru akan dicatat pada saat pembeli atau pelanggan membayar sejumlah uang

atau kas kepada penjual. Setiap transaksi yang terjadi dicatat   berdasarkan

jumlah nominal yang diterima.

2. Metode Accrual Basis

Akrual basis adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana

transaksi dicatat pada saat sedang terjadi, meskipun belum menerima ataupun

mengeluarkan kas.

Pada akrual basis, pendapatan dicatat pada saat terjadi penjualan meskipun

kas belum diterima, Dengan demikian, pada metode akrual basis, pendapatan

dicatat pada saat terjadi penjualan, meskipun kas belum diterima.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

UMKM merupakan jenis usaha perseorangan yang memiliki keterbatasan modal,


dan ada beberapa faktor yang menentukan pendapatan mereka. Dalam melakukan
usahanya mereka tidak mempersiapkan proses usahanya dengan tepat, baik dalam
penanaman modalnya, penggunaan modal, pencatatan transaksi yang tidak lengkap atau
seadanya.

UMKM memiliki lingkup yang terbatas dan peredaran perdagangan yang sempit
membuat mereka kurang memperhatikan faktor-faktor kecil seperti pencatatan transaksi
dan mengira-ngira pendapatannya selama ini. Menyebabkan laba bersih yang tidak pasti.

3.2 Operasional dan Pengukuran Variabel

3.2.1 Metode Penelitian


Penelitian deskriptif untuk memperlihatkann dan menguaraikan keadaan
objek penelitian, metode penelitian yang kami gunakan dercriptive survey,
metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual,
baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun
suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-
masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik
yang sedang berlangsung.

3.2.2 Operasional Variabel


Menurut Sugiyono (2012 : 59) menjelaskan mengenai pengertian dari
variabel yaitu :
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Ada dua macam variabel:


Variabel Bebas (Independent Variable). Variabel ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, predicator, antecedent. Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).

Variabel Terikat (Dependent Variable). Variabel terikat (dependent


variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.

Dalam penelitian kualitatif sulit untuk menentukan variabel, karena


permasalahan yang dicari juga masih belum jelas dan tepat. Ada satu variabel
yang bisa kita lihat disini yaitu pencatatan pendapatan sebagai variabel terikat.

3.3 Teknik Pengumpulan Sampel

Data yang kita gunakan merupakan data yang berhubungan langsung dengan
penelitian atau disebut data primer. Metode Pengumpulan Data adalah suvey / sampel
jadi sebagaian unit populasi penelitian dijadikan unit observasi. Teknik pengumpulan
sampel menggunakan purposive sampling karena ingin mencari narasumber yang paling
tahu tentang apa yang akan diharapkan dalam penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memberikan jaminan validitas data yang penulis sampaikan, maka penulis
menggunakan metode penelitian lapangan (penelitian dengan turun / melihat langsung ke
lokasi penelitian) dengan melakukan metode triangulasi.

Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi Teknik, berarti peneliti


menggunakan Teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama. Menggunakan obersvasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis


3.5.1 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah model Miles and Huberman.


Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/veification.
Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data (flow model)

Gambar 3.2. Komponen dalam analisis data (interactive model)

a. Data Reduction (Reduksi Data)


Mreduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)


Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Data disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
huubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telag
difahami.
c. Conclusion Drawing/verification
Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah langkah ketiga.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.

3.5.2 Pengujian Validitas dan Realibilitas Penelitian Kualitatif

1) Credibility
Dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus
negative, dan member check.

2) Transferability
Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil
penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang
lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif, maka peneliti dalam membuat
laporan harus memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

3) Dependability
Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independent, atau
pembimbing unntuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan
penelitian.

4) Confirmability
Penelitian disebut konfirmability bila hasil penelitian telah disepakati
banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.
Menguji konfimability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai