Azka Mufida
142160046
EA-B
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
2018
Pengembalian Atas Investasi Modal
dan Analisis Profitabilitas
PENTINGNYA IMBAL HASIL (PENGEMBALIAN) ATAS MODAL INVESTASI
Kinerja perusahaan dapat dianalisis dengan beberapa cara. Pertumbuhan pendapatan, laba
bersih, dan asset merupakan ukuran kinerja yang umum digunakan. Namun, tidak satupun dari
ukuran-ukuran ini yang dapat digunakan secara terpisah sebagai ukuran kinerja perusahaan yang
komprehensif.
Hubungan antara laba dengan investasi modal disebut pengembalian atas investasi modal
(ROIC) atau pengembalian atas investasi (ROI) mungkin merupaan ukuran kinerja perusahaan yang
dikenal luas. Ukuran ini dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi
modal, memungkinkan kita menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap resiko investasi modal,
dan membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengemballian investasi alternative.
Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis, termasuk:
1. Mengukur Efektivitas Manajerial
2. Mengukur Profitabilitas
3. Ukuran untuk Perencanaan dan Pengendalian
Mengukur Profitabilitas
Imbal hasil atas modal investasi adalah sebuah indicator penting mengenai kekuatan keuangan
jangka panjang perusahaan. Imbal hasil atas modal investasi menggunakan ukuran ringkasan utama
dari laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan untuk menilai profitabilitas.
Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
perusahaan, dan meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak
tangguhan, asset tetap, dan investasi jangka panjang yang terkait dengan akuisisi
strategis.Kewajiban operasi bersih adalah utang usaha dan beban yang masih harus dibayar
serta kewajiban operasi jangka panjang dan kewajiban pajak tangguhan.Aset non operasi
meliputi investasi dalam efek yang dapat diperdagangkan investasi non strategis, dan
investasi dalam operasi yang dihentikan sebelum di jual.
Kita dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang bermakna secara relative
terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian atas asset operasi bersih adalah:
Margin NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang bermanfaat dan menuntut
analisis mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu perusahaan.
(1+OLLEV)
Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban rata-rata/Rata-rata NOA)
adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV
akan meningkatkan RNOA.
Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk produk atau jasa
dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau jasa tersebut ke
pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan analisis, margin laba
sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen:
PM sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum pajak lainnya.
PM penjualan sebelum pajak = (margin kotor ÷ penjualan) – (beban penjualan ÷ penjualan) –
(beban administrasi ÷ penjualan) – (litbang ÷ penjualan).
PM sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas ÷ penjualan)
Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset dapat berguna dalam
analisis suatu perusahaan. Bagian berikut akan membahas perputaran asset untuk komponen
akun asset dan akun kewajiban. Ukuran utilitas asset yang paling relevan adalah penjualan
karena penjualan pada dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat perputaran mencerminkan
produktivitas relative tiap asset, atau tingkat volume penjualan yang kita peroleh dari setiap
nilai yang diinvestasikan dalam satu asset tertentu. Namun bukan berarti tingkat perputaran
asset yang lebih tinggi lebih baik daripada yang rendah.Memang kita dapat meningkatkan
tingkat perputaran dengan menurunkan investasi dalam asset tetapi hal tersebut bisa saja
menjadi kontraproduktif.Contoh ; Kita membutuhkan tingkat persediaan tertentu untuk
mendukung tingkat penjualan saat ini. Jika tingkat ini mengalami penurunan, kita menghadapi
resiko kehabisan barang dan kehilangan penjualan.Jadi, investasi dalam asset harus
dioptimalkan dan tidak selalu harus diminimalkan.
Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal.Selain itu piutang memiliki
resiko penagihan dan membutuhkan overhead tambahan dalam bentuk bagian kredit dan penagihan.
Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat piutang akan mengurangi biaya tersebut. Akan tetapi, jika
kita mengurangi terlalu banyak melalui kebijakan kredit yang terlalu ketat dampaknya akan
merugikan penjualan. Oleh karena itu piutang harus bisa dikelolah secara efektif.
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode penagihan rata-rata yang
dihitung dari :
Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.
Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :
Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan karena penyebutnya, persediaan
dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan harga pasar.Penurunan rasio perputaran persediaan
sering kali mengindikasikan bahwa produk perusahaan tidak kompetitif, mungkin karena ketinggalan
zaman atau teknologi.Perusahaan menginginkan persediaan dalam jumlah mencukupi untuk
memenuhi tuntutan pelanggan tanpa kehabisan persediaan dan tidak lebih pula. Seperti periode
penagihan rata-rata, pandangan alternative tingkat perputaran persediaan adalah :
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan = Persediaan ÷ Rata-rata hari harga pokok
penjualan
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan indikasi tentang rentang waktu persediaan
tersedia untuk dijual. Untuk mencapai jumlah hari rata-rata dalam persediaan sesedikit mungkin, kita
dapat meminimalkan bahan baku melalui teknik manajemen produksi, seperti pengiriman just-in-time,
atau pengurangan persediaan dalam proses melalui penggunaan proses produksi secara efisien yang
menghilangkan bottleneck. Selain itu, perusahaan ingin meminimalkan persediaan barang jadi dengan
sebisa mungkin melakukan produksi berdasarkan pesanan bukan perkiraan permintaan. Alat
manajemen ini akan meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi jumlah rata-rata dalam
persediaan.
Karena dirasa lebih murah, perusahaan lebih memilih untuk memanfaatkan sumber pendanaan
murah ini sebanyak mungkin sehingga memiliki tingkat perputaran utang usaha yang rendah (artinya
tingkat utang yang tinggi).Menurunkan tingkat perputaran utang usaha dapat dicapai dengan menunda
pembayaran kepada pemasok, di mana penudaan pembayaran ini dapat mengganggu hubungan
dengan pemasok jika digunakan secara berlebihan.Oleh karena itu, utang harus dikelola secara
cermat.
Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja operasi bersih yang lebih
tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran modal kerja operasi yang lebih tinggi mencerminkan
investasi dalam modal kerja yang lebih kecil untuk setiap penjualan.
Dimana V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas pemegang saham, k adalah
pengembalian yang diharapkan.Jadi, jika ROCE lebih tinggi dari k maka nilainya meningkat sebesar
kelebihan dari yang ditunjukkan oleh nilai bukunya.
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi yang lebih
tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan pengembaliannya akan
memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x spread)
penting karena:
Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha utamanya
Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai perusahaan
Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage keuangan secara
bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah kewajiban kontraktual yang harus
dipenuhi.
Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi yang dapat
dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x FA/NFO)
Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan. Kebanyakan
perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE kemungkinan tetap, namun bagian
pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi sesuai pergerakan pasar modal.