Anda di halaman 1dari 4

Transpor Aktif

Pengertian:

Transpor aktif adalah perpindahan atau pergerakan yang memanfaatkan energi untuk
memasukan dan mengeluarkan ion-ion serta molekul melalui membran sel yang bersifat
permeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil yang ada di dalam sel. Energi
yang digunakan dalam transpor aktif sel yakni ATP atau Adenosin Trifosfat. ATP merupakan
energi kimia tinggi yang didapat melalui proses respirasi sel. Sel utama transpor aktif yakni
melawan gradien konsentrasi. Maksudnya, pada transpor aktif akan terjadi pemompaan sehingga
memaksa zat untuk melalui membran dengan melawan gradien konsentrasinya. Transpor aktif
akan berhenti jika sel Kehabisan energi atau keracunan.

Fungsi:

Fungsi transpor aktif yakni menjadi pemelihara keseimbangan dalam sel.

Jenis – Jenis Transpor Aktif:

1.Endositosis

Endositosis merupakan transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel
melalui cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Mekanisme transpor aktif ini
adalah sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam dan membentuk kantong.

Apabila kantong ini semakin dalam, kantong tersebut akan terjepit membentuk vesikula
yang berisi materi yang didapat dari luar selnya.
Endositosis memiliki beberapa jenis, diantaranya yaitu:

a. Fagositosis (pemakanan seluler) merupakan proses yang mana sel menelan partikel
mengunakan kaki semu (pseudopod) yang membalut di sekeliling partikel tersebut serta
membungkusnya di dalam kantong berlapis membran yang tidak teralu besar untuk bisa
digolongkan sebagai vakuola. kemudian partikel tersebut dicerna/ diolah setelah vakuola
bergabung dengan lisosom yang di dalamnya terkandung enzim hidrolitik.

b. Pinositosis (peminuman seluler) merupakan proses yang mana sel meneguk tetesan fluida
ekstraseluler pada vesikula kecil. Karena seluruh atau sebagian zat terlarut yang telah
larut dalam tetesan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sel, tetapi pinositosis ini
tidak bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya.

c. Endositosis yang diperantrai reseptor memerlukan reseptor yang disebut dengan ligan.

2. Eksositosis

Eksositosis merupakan mekanisme transpor molekul yang besar seperti polisakarida dan
protein, melalui membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan menggabungkan
vesikula berisi molekul tersebut dan membran plasma.

Vesikula transpor yang telah lepas dari aparatus Golgi kemudian dipindahkan oleh
sitoskeleton ke membran plasma. Setelah membran vesikula dan membran plasma bertemu,
kemudian molekul lipid membran menyusun kembali dirinya sendiri sehingga kedua membran
bergabung. Lalu kandungan vesikulanya tumpah ke luar sel. Banyak sel sekretoris menggunakan
eksositosis untuk mengirim keluar produknya.
3.Pompa natrium-kalium

Sel hewan memiliki konsentrasi kalium yang tinggi dan konsentrasi natrium yang rendah,
sebaliknya pada cairan ekstraseluler konsentrasi kalium rendah sedangkan konsentrasi natrium
tinggi. Kalium perlu dipertahankan dalam konsentrasi tinggi agar proses fisiologis penting di
dalam sel tidak terganggu.

Pompa natrium-kalium terjadi dengan bantuan protein pembawa. Suatu protein integral
yang berperan sebagai pembawa ion masuk dan keluar sel. Protein ini akan aktif apabila
mendapat energi dalam bentuk ATP. Gugus fosfat dalam ATP akan terikat pada protein pembawa
dan menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein yang berakibat ion kalium masuk sel dan
natrium keluar sel.

Proses perpindahan yang terjadi pada pompa natrium-kalium adalah sebagai berikut.

a. Ion Na+ dari sitoplasma akan berikatan dengan protein pembawa, dalam keadaan ini
protein tersebut mudah sekali berikatan dengan Na+ (memiliki afinitas yang tinggi
terhadap Na+).

b. Pengikatan Na+ memicu terjadinya fosforilasi oleh ATP, gugus fosfat akan menempel
pada protein.

c. Fosforilasi menyebabkan perubahan struktur protein, sehingga kehilangan afinitas


terhadap Na+ dan melepaskan ion Na+ ke luar sel.
d. Bentuk baru protein tersebut memiliki afinitas yang tinggi terhadap K+, sehingga ion K+
dari luar sel berikatan dengan protein pembawa. Ion K+ yang berikatan memicu
dilepaskannya gugus fosfat yang tadinya berikatan.

e. Lepasnya gugus fosfat menyebabkan protein kembali ke bentuk awalnya, bentuk awal ini
memiliki afinitas yang rendah terhadap ion K+.

f. Afinitas yang rendah terhadap K+ menyebabkan ion ini dilepaskan di dalam sel, dan
terjadi pengikatan terhadap ion Na+. Siklus berulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai