Kisah Wali Songo
Kisah Wali Songo
Sesuai namanya ada 9 tokoh yang termasuk dalam wali songo. Berikut ini merupakan
urutan 9 nama-nama Wali Songo selengkapnya beserta nama asli Wali Songo yang ada
di dalam kurung.
Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai keturunan Nabi Muhammad
SAW. Di antara anggota Wali Songo lain, bisa dikatakan bahwa Sunan Maulana Malik
Ibrahim adalah yang paling senior.
Dakwah Sunan Gresik dilakukan pada akhir masa kerajaan Majapahit. Pertama kali
beliau mendirikan masjid di desa Pasucinan, Manyar dekat kota Gresik. Beliau
berdakwah dengan mendekati masyarakat dengan ramah tamah dan mengajarkan
bercock tanam hingga membuat rakyat tertarik akan agama Islam.
Setelahnya, Sunan Gresik juga banyak mendirikan pondok pesantren. Usai selesai
berdakwah, Sunan Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 di Leran, Manyar
dekat kota Gresik. Kini makam Sunan Gresik terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa
Timur.
Beliau diperkirakan merupakan keturunan ke-19 dari Nabi Muhammad SAW. Sunan
Ampel lahir di Champa pada tahun 1401. Daerah Champa diperkirakan merupakan
wilayah di Kamboja, namun ada juga pendapat lain yang menyebut Champa ada di
Aceh.
Sunan Ampel berdakwah dengan metode yang unik. Salah satu ajarannya yang
terkenal adalah Moh Limo, yakni Moh Main (tidak main judi), Moh Ngombe (tidak
minum minuman keras), Moh Maling (tidak mencuri), Moh Madat (tidak
mengkonsumsi narkoba) dan Moh Madon (tidak berzina).
Metode dakwah Sunan Bonang banyak menggunakan seni dan musik. Ia diklaim
sebagai pemrakarsa tembang Wijil dan Tombo Ati yang menarik masyarakat
terhadap agama Islam. Kesenian lain yang ia pelajari adalah gamelan, rebab dan
bonang, sesuai dengan namanya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Beliau kemudian dimakamkan
di daerah Tuban, provinsi Jawa Timur.
Sunan Drajat sempat mencari ilmu agama pada Sunan Muria. Setelahnya barulah
beliau kembali ke daerah Gresik di desa Jelog, pesisir Banjarwati, Lamongan. Ia
kemudian mendirikan pesantren di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan.
Sunan Drajat dikenal karena kegiatan sosialnya dan mempelopori penyantunan pada
anak yatim dan orang sakit. Dakwahnya menekankan perilaku dermawan, kerja
keras dan amalan Islam lainnya. Beliau juga mendakwahkan ajaran agama melalui
suluk.
Sunan Drajat kemudian diperkirakan wafat pada tahun 1522. Beliau dimakamkan di
desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan dengan pesantren yang didirikannya.
Beliau lahir pada 9 September 1400. Sunan Kudus giat dalam mempelajari ilmu
agama, bahkan pernah belajar sampai ke kota Al-Quds, Yerusalam, Palestina.
Setelahnya Sunan Kudus kembali ke Indonesia dan mendirikan pesantren di desa
Loram, Kudus, Jawa Tengah.
Sunan Kudus menjadi ulama besar di daerah Kudus. Ia diberi gelar Wali Al-Ilmi atau
orang yang berilmu luas oleh wali-wali lain. Sunan Kudus memiliki peran besar
dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Beliau banyak berdakwah di semua
kalangan dari masyarakat biasa sampai ke kalangan pejabat dan penguasa.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 5 Mei 1550. Beliau dimakamkan di kota
Kudus, Jawa Tengah sesuai tempat dakwahnya.
Sunan Giri lahir pada tahun 1442. Ia merupakan murid Sunan Ampel dan saudara
seperguruan Sunan Bonang. Beliau sempat berguru pada ayahnya juga di Pasai,
Malaka dan setelah ayahnya wafat, Sunan Giri menggantikan ayahnya mengajar.
Sunan Giri diperkirakan wafat pada tahun 1506. Beliau dimakamkan di Desa Giri,
Keboman, Gresik sesuai dengan tempat dakwahnya.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455. Ia merupakan murid dari Sunan Bonang.
Sunan Bonang mengajarkan pendidikan dan ilmu-ilmu agama pada Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga merupakan orang pribumi asli sehingga lebih efisien dalam
berdakwan ke masyarakat. Dakwah Sunan Kalijaga kerap dikombinasikan dengan
kesenian wayang dan gamelan agar mudah diterima masyarakat. Ia menyelipkan
budaya Jawa pada dakwah Islamnya.
Sunan Kalijagar diperkirakan wafat pada tahun 1586. Artinya beliau diperkirakan
hidup selama 131 tahun. Makam Sunan Kalijaga ada di desa Kadilangu, kota Demak,
provinsi Jawa Tengah.
Beliau memilih tempat dakwah yang agak terpencil yakni di gunung Muria di daerah
Muria, Jawa Tengah. Jalur dakwah Sunan Muria pun menyebar di wilayah sekitarnya
seperti Jepara, Kudus dan Pati yang rata-rata berupa wilayah pedesaan atau pesisir.
Sunan Muria diperkirakan wafat pada tahun 1551. Makam Sunan Muria terletak di
daerah Muria, Jawa Tengah selaku pusat tempatnya berdakwah.
Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448. Ia memilih kota Cirebon sebagai pusat
dakwahnya yang kemudian menjadi Kesultanana Cirebon. Di sana Sunan Gunung Jati
mendirikan pondok pesantren untuk mengajarkan ajaran Islam pada masyarakat
sekitar dengan penyampaian yang lugas khas Timur Tengah.
Agar lebih mudah dipahami, Sunan Gunung Jati juga menggabungkan budaya Jawa
pula. Beliau juga sempat dianugerahi gelar Raja Cirebon ke-2 dengan gelar Maulana
Jati.
Sunan Gunung Jati kemudian wafat pada tahun 1568. Beliau diperkirakan wafat
pada usia 120 tahun. Makam Sunan Gunung Jati terletak di Gunung Jati, Cirebon.
Nah itulah sejarah wali songo terdiri dari nama-nama wali songo beserta biografi,
silsilah, foto/gambar dan riwayat hidupnya dari lahir sampai meninggal. Sekian
penjelasan biografi dan cerita Wali Songo kali ini, semoga bisa menjadi referensi dan
menambah wawasan.