PEKERJAAN KONSTRUKSI
Semua pekerjaan baja harus disimpanrapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh pekerjaan
baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karatdengan mechanical (wire brush),
kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yangsulit dapat digunakan sikat baja.
Semua material baja yang sudah dibersihkan, baik beruparel,trolley, maupun tiang-tiang
penyanggaberikut baut-baut, ring dan moer harus difinish dengan galvanisasi metode ‘hot
deep galvanizing’. Harus diperhatikan alur pada drat/ulir baut dan moer tidak tertutup lapisan
galvanis terlalu tebal yang menyebabkan baut dan moer tidak bisa disatukan. Pemaksaan
pemasangan dapat menyebabkan pelemahan kekuatan baut yang bersangkutan.
a. Gambar kerja.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dandiberi kode dengan
jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasangdengan mudah.
c. Pengelasan
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-bekas
potongan api yang kasar. Bekas potongan api harusdigurinda dengan rata.Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak timbuldistorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las
dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan
pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag
danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7
mm.Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan bila
ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yangdipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuaidengan persyaratan
ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara
pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua lokasi pengujian harus
dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las
dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Baut Pengikat
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang digunakan
adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar digunakan standar
ASTM 325 atau JIS F10T.Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter
baut.Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut
itu sendiri. Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen
torsi yangsesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir
yang menonjol pada permukaan, tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada keduasisinya.Untuk menjamin
pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-bautyang sudah dikencangkan harus diberi
tanda dengan cat, gunamenghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-kali
tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
02. BAHAN-BAHAN
Semua material untuk fabrikasi mesin menggunakan seperti round bar ST 60, MS plate,
SUS 304, Square pipe dan memenuhi mutu baja
Semua pekerjaan farikasi harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan
mechanical wire brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yangsulit dapat
digunakan sikat baja kemudian digalvanis dengan metode ‘hot deep galvanizing’,
termasuk juga semua baut, ring dan moer yang akan digunakan.Dikecualikan dari
ketentuan ini adalah bagian=bagian yang dipasok oleh pihak ketiga seperti motor listrik
dan bearing.
a. Gambar kerja.
Semua komponen mesin yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
c. Pengelasan
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harusdigurinda dengan rata.Kerak
bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak timbuldistorsi pada elemen konstruksi baja yang
dilas.Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu
kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus
dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag danpercikan-percikan logam yang
ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm.Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila ditemukan hal-hal yang
meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara seperti dibawah dan
harus sesuai dengan standard AWS D1.0.
d. Baut Pengikat
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang
digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar.Lubang
baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.Pemasangan dan
pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak menimbulkan
momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut itu sendiri.
Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi
yangsesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
keduasisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-
bautyang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, gunamenghindari adanya
baut yang tidak dapat dikencangkan.
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-
kali tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
INSTALASI ELEKTRIKAL
a. PERSYARATAN UMUM
1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut
diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan
pada bagian–bagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan -
peraturan sebagai berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti
PLN, dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki
Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.
3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Detail panel
Detail pemasangan panel
Detail pemasangan peralatan
Detail-detail lain yang diperlukan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
b) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.
1) Umum
(3) Overload
(3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari
jenis bukan radioaktif.
(4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
(1) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
(2) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
(3) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.
b) Hantaran Turun
(1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor
pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara
sempurna, baik dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda
pembumian.
(2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm².
(3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai
kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
c) Elektroda Pembumian
(1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat
tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di
dalam Gambar Perencanaan.
(2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai
tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
(3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
(4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
d) Bak Kontrol / Terminal Penyambungan
(1) Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan
sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
(2) Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
(3) Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
(4) Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak
kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.
e) Penyangga dan Klem
(1) Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
(2) Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap
karat.
(3) Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
f) Merk : KURN, THOMAS, GUARDIAN
7) Lighting Fixtures
a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS – TL 2 X 36 W
(1) Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm.
(2) Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut
(3) Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari
karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta
dilengkapi Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh Pengawas
proyek.
(4) Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
(5) Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai
tempat terminal pentanahan (grounding).
(a) Tebal plat besi untuk lighting fixtures terebut minimum 0.7 mm.
(b) Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
(c) Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak
Kontraktor wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak
Kontraktor tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak
Pengawas proyek berhak menentukannya dengan tanggungan
resiko apapun pada pihak Kontraktor.
(d) Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover/ sesuai gambar.
g) Kotak – Kontak Dan Saklar
(1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok
bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe
floor mounted.3
1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
e. PENGUJIAN
1) Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan
pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru
dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik
dari pabrik yang bersangkutan dari LMK / PLN serta instalasi lain yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat
lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh
Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
2) Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus
pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan
dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam
keadaan operasi maupun gangguan berupa undervoltage, over
current, overthermis, short circuit dan lain -lain serta megger antara
fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar
ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan renah,
pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai
tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor
daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
d) Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil
pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 2000
e) Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 5Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada
keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
f) Shaft
f. PRODUK
1) Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan
peralatan pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification
E. LANDSCAPE
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
a) CTSB dari campuran tanah, semen dan bahan additive untuk peningkatan
elastisitas tanah. Tebal lapisan CTSB adalah 20 cm
3) Marka Parkir :
c. ALAT KERJA :
1) CONTOH BAHAN :
3) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Persiapan area :
2) Marka Parkir :
a) Permukaan yang akan dicat harus sudah dalam keadaan kering, bebas
minyak, kotoran dan tidak berlumut.
c) Cuci permukaan dengan disikat dan disiram air berulang kali hingga benar-
benar bersih, dan biarkan mengering.
2. PEKERJAAN PENGASPALAN
a. UMUM
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal
dari AMP sampai pada permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk
ASSHTO T 179-76 Pengaruh dari panas dan udara pada material aspal
(Pengujian lapisan tipis aspal dalam oven).
c. PERSIAPAN
1) Pekerjaan Pengukuran
Titik tetap yang dipasang pada awal survei yang berfungsi sebagai titik awal
pada route survei ditandai dengan Sta 0+000 Pada titik awal proyek ini juga
harus dipasang BM ganda yang mengapit titik awal proyek, titik referensinya
diambil dari BM yang telah ditentukan dalam gambar.
Titik tetap yang dipasang pada akhir survei yang berfungsi sebagai titik akhir
pada route survei ditandai dengan Sta …………. Pada titik akhir proyek ini
juga harus dipasang BM ganda yang mengapit titik akhir proyek
Karena lokasi rencana trase jalan yang akan disurvei pada umunya berupa
semak, maka perlu dilakukan perintisan agar titik-titik bantu yang akan
dipasang mudah terlihat. Dalam melakukan perintisan ini sekaligus
melakukan penandaan jarak dengan patok-patok kayu sesuai dengan
kebutuhan. Jarak antara patok ini maksimal 50 m
2) Drainase
Cakupan pekerjaan ini adalah pembuatan saluran tepi (side ditch) dan
saluran penangkap (catch ditch) , gorong²(culvert), yang merupakan
drainase permukaan dibuat untuk mengendalikan air (limpasan)
permukaan akibat hujan.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat saluran sbb :
a) Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm
dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus
a. Batu Kali
b. Semen Portland Jenis I
c. Pasir Pasang
d. Campuran spesi yang digunakan 1Pc : 4 Ps
3) Pekerjaan Pemadatan Tanah Dasar
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maximum”modified” yang ditentukan oleh AASHTO
T180. Metoda D.
a) Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber-
“super elevasi”, penggilasan harus dimulai pada bagian rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah bagian yang tinggi. Operasi penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin gilas menjadi tak tampak dan lapis
tersebut terpadatkan merata
b) Bahan dan Alat :
a. Sheep Foot roller atau vibration roller Compactor
b. Water tank truck
c. Dump Truck
4) Pembatasan oleh Cuaca dan Musim.
d. MATERIAL
e. PERALATAN :
1. Asphalt distributor
2. Compressor
3. Asphalt pen 60/70 setara Pertamina
4. Alat bantu
5. Laboratorium lapangan
f. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
T 165 – 77 : Pengaruh dari air pada kohesi campuran aspal yang dipadatkan.
T 245 – 78 : Daya tahan terhadap leleh (flow) plastis dari campuran aspal
menggunakan peralatan Marshall.
i. Pelaporan
1) Campuran hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak akan
hujan dan bila dengan Persyaratan Sifat Campuran Aspal.
2) Campuran aspal harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
BAB VII
GAMBAR-
GAMBAR