Anda di halaman 1dari 25

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN KONSTRUKSI

01. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja meliputi sarana transportasi didalam
area penyembelihan dan penyimpanan berupa rel, penyangga rel dan trolley penggantung,
seperti tercantumdalam gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
bajadan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaandengan baik.

02. BAHAN - BAHAN


Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru danmerupakan
"Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja

ST 37(PPBBI-83 ) atau ASTMA36 atau SS 41 ( JIS. U 3101-1970 ).

Semua pekerjaan baja harus disimpanrapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh pekerjaan
baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karatdengan mechanical (wire brush),
kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yangsulit dapat digunakan sikat baja.

Semua material baja yang sudah dibersihkan, baik beruparel,trolley, maupun tiang-tiang
penyanggaberikut baut-baut, ring dan moer harus difinish dengan galvanisasi metode ‘hot
deep galvanizing’. Harus diperhatikan alur pada drat/ulir baut dan moer tidak tertutup lapisan
galvanis terlalu tebal yang menyebabkan baut dan moer tidak bisa disatukan. Pemaksaan
pemasangan dapat menyebabkan pelemahan kekuatan baut yang bersangkutan.

03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Gambar kerja.

Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerjayang diperlukan


dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujuiPemberi Tugas. Bilamana disetujui,
1 (satu) set gambar akan dikembalikankepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan
fabrikasinya.Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas,
tidaklahberarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahanatau
kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab atasketepatan ukuran-ukuran
selama erection tetap ada pada Kontraktor.Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak
diperkenankan.

b. Tanda-tanda pada konstruksi baja

Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dandiberi kode dengan
jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasangdengan mudah.

c. Pengelasan

Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, barudapat


dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakanmesin las listrik.Kawat las
yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.Kontraktor harus menyediakan
tukang las yang berpengalaman/bersertikat dengan hasilpengalaman yang baik dalam
melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat.

Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-bekas
potongan api yang kasar. Bekas potongan api harusdigurinda dengan rata.Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak timbuldistorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las
dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan
pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag
danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7
mm.Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila

Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 1


ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara
seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D1.0.

Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan bila
ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yangdipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuaidengan persyaratan
ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara
pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua lokasi pengujian harus
dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las
dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Baut Pengikat

Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengandiameternya. Kontraktor


tidak boleh merubah atau membuat lubang barudilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas.
Pembuatan lubang baut harusmemakai bor.Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm,
boleh memakai mesin pons.Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.

Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru..

Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang digunakan
adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar digunakan standar
ASTM 325 atau JIS F10T.Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter
baut.Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut
itu sendiri. Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen
torsi yangsesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir
yang menonjol pada permukaan, tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada keduasisinya.Untuk menjamin
pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-bautyang sudah dikencangkan harus diberi
tanda dengan cat, gunamenghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.

c. Pemotongan besi

Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-kali
tidak diperkenankan.

d. Penyimpanan Material

Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 2


PEKERJAANMESIN PENYEMBELIHAN

01. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Fabrikasi mesin seperti tercantumdalam


gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan bajadan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.

02. BAHAN-BAHAN

Semua material untuk fabrikasi mesin menggunakan seperti round bar ST 60, MS plate,
SUS 304, Square pipe dan memenuhi mutu baja

Semua pekerjaan farikasi harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan
mechanical wire brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yangsulit dapat
digunakan sikat baja kemudian digalvanis dengan metode ‘hot deep galvanizing’,
termasuk juga semua baut, ring dan moer yang akan digunakan.Dikecualikan dari
ketentuan ini adalah bagian=bagian yang dipasok oleh pihak ketiga seperti motor listrik
dan bearing.

03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Gambar kerja.

Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerjayang


diperlukan dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujuiPemberi Tugas.
Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan dikembalikankepada Kontraktor untuk
dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh
Pemberi Tugas, tidaklahberarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana
terdapat kesalahanatau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab
atasketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor.Pengukuran
dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.

b. Tanda-tanda pada konstruksi baja

Semua komponen mesin yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.

c. Pengelasan

Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, barudapat


dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakanmesin las listrik. Kawat
las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.Kontraktor harus
menyediakan tukang las yang berpengalaman/bersertifikat dengan hasilpengalaman
yang baik dalam melaksanakan konstruksi pembuatan rangka mesin.

Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harusdigurinda dengan rata.Kerak
bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak timbuldistorsi pada elemen konstruksi baja yang
dilas.Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu
kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus
dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag danpercikan-percikan logam yang
ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm.Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila ditemukan hal-hal yang
meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara seperti dibawah dan
harus sesuai dengan standard AWS D1.0.

Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 3


Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan
bila ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus
dtanggung oleh Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta
standard yangdipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus
sesuaidengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination
or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof
Welded Pipe and Tubing 1974.Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus
sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai
dengan ASTME109.Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh
biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

d. Baut Pengikat

Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengandiameternya.


Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang barudilapangan tanpa seijin
Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut harusmemakai bor.Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons.Membuat lubang baut dengan api sama
sekali tidak diperkenankan.

Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.

Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang
digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar.Lubang
baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.Pemasangan dan
pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak menimbulkan
momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut itu sendiri.
Untuk itu diharuskanmenggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi
yangsesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masihdapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
keduasisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-
bautyang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, gunamenghindari adanya
baut yang tidak dapat dikencangkan.

c. Pemotongan besi

Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-
kali tidak diperkenankan.

d. Penyimpanan Material

Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 4


E. ELEKTRIKAL

INSTALASI ELEKTRIKAL

a. PERSYARATAN UMUM

1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut
diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan
pada bagian–bagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan -
peraturan sebagai berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti
PLN, dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki
Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.
3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

b) Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari


peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan
kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan
service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.

c) Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi


untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail kapada Pengawas proyek untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan denganinstalasi
ini.
e) Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan
kepada Pengawas Proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3
(tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
Gambar Kerja (Shop-drawing)

a) Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat


oleh Kontraktor, Pemasok-barang maupun pihak-pihak lain yang bertujuan
untuk menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan dan
lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung

b) Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat


gambar kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan terdiri dari,

(1) Diagram-diagram/gambar, seperti :

 Gambar rangkaian listrik


 Gambar jaringan pemipaan
 Gambar/diagram lainnya.
(2) Detail-detail, seperti :

 Detail panel
 Detail pemasangan panel
 Detail pemasangan peralatan
 Detail-detail lain yang diperlukan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 155


(3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

c) Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada Gambar


Perencanaan, Spesifikasi Teknis serta disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang sebenarnya, sehingga tidak akan terjadi kesalahan di lapangan.
d) Gambar kerja dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada
Pengawas proyek untuk diperiksa dan disahkan
e) Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan lainnya, Kontraktor harus
menyiapkan Gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan
disahkan (keur) oleh Assosiasi terkait dan instalasi lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4) Koordinasi
a) Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.

b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.

c) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka


semua akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
5) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Proyek dalam
rangkap 3 (tiga) untyk disetujui.

b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sesuatu yang


diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas Proyek.
Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6) Testing dan Commisioning


a) Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang
diminta.

b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan


testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

7) Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


a) Peralatan instalasi harus digaransi selama setahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.

b) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.

c) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan


mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan
biaya.
d) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan, apabila kontraktor tidak melaksanakan
teguran dari Pengawas proyek atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang
dipergunakan, maka Pengawas proyek berhak menyerahkan perbaikan/
penggantian penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor.
f) Selama Masa Pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi
dan dapat melaksanakan pengoperasian/pemeliharaan.
g) Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh
Kontraktor dan Pengawas Proyek serta dilampiri Surat Ijin Pemeriksaan dari
Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi yang berwenang.
8) Laporan – laporan
a) Laporan Harian dan Mingguan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 156


Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
- Jumlah material /ditolak
- Jumlah Tenaga Kerja
- Keadaan cuaca, dan
- Pekerjaan tambah/kurang
- Photo progres lapangan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan
setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan
kepada Pengawas proyek untuk diketahui / disetujui.
b) Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas proyek dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Pengawas proyek.
9) Penanggung Jawab Pelaksanaan
a) Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang
bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan reknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Pengawas Proyek.

b) Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan


pada saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pengawas proyek.

10) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi.


a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak konsultan Perencanaan dan Pengawas proyek.

b) Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada


pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga)

Perubahan material, dan lain – lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor


kepada Pengawas proyek secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang /
perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas proyek secara tertulis.

11) Ijin – ijin


Pengurusan ijin – ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta
seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.

b) Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila


ada persetujuan dari pihak Pengawas proyek secara tertulis.

13) Pemeriksaan Rutin dan Khusus


a) Pemeriksaan Rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara
periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu

b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila


ada permintaan dari pihak Pengawas proyek Pemilik dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.

14) Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh
pemberi tugas.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 157


b. LINGKUP PEKERJAAN

1) Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan


baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar -gambar,
dimana bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan–ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
2) Uraian Lingkup Pekerjaan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
instalasi Listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis
besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah seb agai berikut :
a) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah
lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
b) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kotak–kontak
c) Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
d) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
e) Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
f) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
g) Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h) Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya.
i) Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
j) Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
k) Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.

c. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1) Panel Tegangan Rendah


a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standard PUIL 2000.
b) Panel – panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
powder coating dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak
Interior dan Pengawas proyek, dilengkapi dengan double cover tebal plat 2
mm, memakai sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus
menggunakan sistem otomatik (APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus
dilengkapi dengan master key.
c) Kontruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen – komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan – perbaikan penyambungan-penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen lainnya.
d) Setiap panel harus mempunyai 5 atau lebih busbar copper terdiri dari 3
busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding.
Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir
dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65ºC
dengan dimensi busbar minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat arus
(kapasitas incoming breaker). Setiap busbar copper harus diberi warna
sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna
busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan.
e) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96
mm atau ukuran lain yang update dengan skala linear dan ketelitian 1% dan
bebas dari pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN
(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
f) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek.
g) Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi
udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang
kontruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 158


h) Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah
dilengkapi dengan force ventilasi(exhaust fan).
i) Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah
direkomendasi dari SPLN serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2
dan kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA
pada tegangan 600 VAC.
j) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan
sistem motorized, UVT untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk
tidak merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
k) Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free
type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF
serta indikasi charged dan discharged.
l) Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi
dengan pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt
(MX), saklar alarm dan saklar bantu.
m) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh
pada temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu
pemutusan tidak lebih dari tiga detik.
n) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over
current), arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
o) Komponen – komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
(1) Air Circuit Breaker (ACB)

 Standard IEC & SPLN


 Terdiri dari 3 atau 4 kutub
 Jenis Fixed
 Sistem unit Trip terdiri dari :
◊ Fungsi switching
◊ Fungsi komunikasi
◊ Fungsi Proteksi
 Kapasitor pemutus 65 KA – 150 kA pada 380/415 V
 Arus Nominal 800A s/d 6300 A
(2) Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

 Keterangan untuk syarat – syarat dan simbol-simbol yang


digunakan dalam perincian berikut menggunakan Strandard IEC
bagian 1 dan 2.
 Terdiri dari 3 kutub dan 4 kutub
 Kapasitas pemutusan 18 s/d 85 KA pada tegangan 380 / 415 V
 Dilengkapi dengan pemutus shunt (MX), Pelepas Tegangan
(MN), Auxiliary Contract, Saklar Alarm serta mekanis motor.
 Sistem unit trip terdiri dari :
◊ Thermal Magnetis
◊ Solid State (Electronic)
 Dilengkapi dengan proteksi motor- motor listrik
 Dilengkapi dengan perlindungan terhadap manusia /
kebakaran (type Vigirex)
 Versi : Fixed
(1) Miniatur Circuit Breaker (MCB)
 Menurut standart IEC
 Terdiri dari 1 dan 3 kutub
 Breaking capacitynya antara 5 s/d 25 KA untuk tegangan
220/415 V.
 Kurva trip B & C
 Dilengkapi dengan saklar alarm, Auxiliary contract dan
pemutus shunt (MX) / pelepas tegangan (MN)
 Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka yang
digunakan adalah MMCB (Magnetic Motor Circuit Breaker).
(2) Contactor
 Berdasarkan standard IEC ,SPLN, SNI
 Terdiri dari kategori ACI – untuk Beban Murni > 0.95
 AC2 – Untuk motor slipring, Strarting, Pluging AC3-Motor
Squirrel cage, swithhing ON/OFF selama dalam keadaan normal.

(3) Overload

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 159


 Berdasarkan IEC p47, IEC 292
 Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik
terhadap beban lebih dan disesuaikan dengan arus nominal motor
tersebut.
 Untuk star – delta dan Direct On Line dapat dikombinasikan
dengan Magnetic Motor Circuit Breaker.
(4) Bushbar Support
 Sesuai standard IEC, SPLN - SNI Bus-bar support terdiri dari
unipolar/multi polar.
 Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).
 Kapasitas dari Bus – bar harus sesuai dengan standard Puil
 Terdiri dari 1,2,3 dan 4 pole + 1 grounding
 Spesifikasinya :
◊ High Dielectric strenght
◊ High Mechanical wisthstand
◊ Tahan Terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi
(5) Isolasi support
Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari :
 High Dielectric Strenght
 High Mechanical Withstand
 High Temperature.
(6) Pilot lamp, Push Button, Selector Switch
Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.

 Jenis pilot lamp yang digunakan adalah tipe transformasi


 Push Button menggunakan tipe flush dengan bahan chromium.
 Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dengan
kapasitas thermal 12 A adalah 20 A serta dilengkapi dengan
pegangan isolasi ganda.
(7) Fuse dan Fuse Link
 Standard SPLN.
 Jenis Fuse yang digunakan adalah HRCclass Q sedangkan
Fuse Carier sebagai pengaman circuit control menggunakan type
catridge & Holder.
(8) Relay
 Tipe relay adalah electro mechanical dan static transitor.
 Over current relay adalah jenis IDMTL (Inverse Defenitive
Minimum time Lag) diset antara 50 % - 200% dan waktu antara 1-0,3
second Earth Fault Relay adalah jenis DTL (Definitive Time Lag) di
set antara 0-1 secound, setting dari arus antara 5-40% dari 5% step.
 Capasitor dari auxiliriary contract relay tersebut harus
disesuaikan dengan kapasitas beban.
(9) Current Transformer (CT)
 CT yang digunakan standard SPLN, SNI / IEC .
(10) Metering
 Standard IEC, SPLN.
 Bahan Plastic ABS, Dust Proof, disesuaikan dengan
temperature tropis.
 Moving Iron
 Mempunyai Zero skala yang dapat diatur.
 Class 1.5 dari skala full

2) Kabel Tegangan Rendah


a) Kabel – kabel type NYA, NYM dan NYY yang dipakai harus dapat
dipergunakan untuk tegangan rendah 0,6 kV.
b) Pada Prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
N/A2XSEFBY, N/A2XSY,NYY dan NYFGBY.
c) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
d) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².

3) Sistem Penyalur Petir


a) Elektroda Penyalur Petir / Air Termination
(1) Elektroda penyalur petir ini terdiri dari :

(a) Air Termination dari jenis Electrostatis lightning terminal.


(b) Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan
diameter 70 mm dan ketinggian minimum 2,5 meter.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 160


(c) Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.
(2) air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instalasi lain yang
berwenang.

(3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari
jenis bukan radioaktif.

(4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.

(1) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
(2) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
(3) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.
b) Hantaran Turun
(1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor
pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara
sempurna, baik dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda
pembumian.
(2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm².
(3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai
kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
c) Elektroda Pembumian
(1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat
tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di
dalam Gambar Perencanaan.
(2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai
tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
(3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
(4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
d) Bak Kontrol / Terminal Penyambungan
(1) Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan
sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
(2) Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
(3) Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
(4) Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak
kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.
e) Penyangga dan Klem
(1) Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
(2) Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap
karat.
(3) Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
f) Merk : KURN, THOMAS, GUARDIAN

7) Lighting Fixtures
a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS – TL 2 X 36 W
(1) Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm.
(2) Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut
(3) Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari
karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta
dilengkapi Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh Pengawas
proyek.
(4) Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
(5) Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai
tempat terminal pentanahan (grounding).

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 161


(6) Lighting Fixtures untuk tipe TL harus menggunakan adjustable
hanger/Fixed Hanger.
b) Lampu Tabung (Down Light) – PLC, PLE, SL/PL
(1) Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau
sesuai gambar.
(2) Lamp holder menggunakan standart E-27/E.40.
(3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.
(4) Lampu yang dipakai dari jenis PLC/PL atau sesuai gambar, contoh harus
disetujui oleh Pengawas proyek.
c) Lampu Emergency dan Orientasi
(1) Lampu Emergency yang digunakan jenis flouresent (TL), Incandescen
(PL), lengkap dengan battery dan chargernya.
(2) Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere
dan lampu harus dapat dioperasikan dari listrik PLN/Genset mati, lampu
tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya
battery (lampu yang lain). Bila PLN/Genset hidup battery harus diisi
kembali dan semua operasi tersebut diatas harus dapat bekerja secara
otomatis.
(3) Battery yang dipakai jenis drycell Nikel Cadmium dan / CADMIUM harus
sanggup menampung operasi selama minimal 30 menit, kapasitas
battery disesuaikan dengan TLD yang dipasang.
(4) Tegangan input adalah 220 v, n 10% 50 Hz, 1phase, dilengkapi dengan
indikator LED dan peralatan push to Check battery.
(5) Chargernya harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1
x 24 jam.
(6) Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber
PLN/Genset.
(7) Untuk lampu orientasi dipakai jenis flourescent (TL) dan Incandescen
(PL) maintain lengkap dengan battery chargernya atau sesuai gambar.
(8) Untuk lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek.
d) Lighting Fixtures Type Outdoor (Halaman)
(1) Lighting fixtures yang dapat digunakan, akan ditentukan sesuai gambar
dan spesifikasi teknis atau lainnya.
(2) Tipe lampu yang dipakai adalah sesuai gambar.
(3) Komponen-komponennya harus menggunakan condensor yang dapat
memberikan koreksi factor minimal 0,85 dipasang seri.
(4) Kontruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan, contoh harus disetujui oleh Pengawas proyek.
(5) Untuk setiap lampu penerangan luar, ujung instalsi dari kabel haruslah
dipasang suatu Junction Box Outdoor Type. Dimana Junction Box
tersebut termasuk dalam lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi
penerangan luar sehingga bila Supply lampu penerangan luar dari
Kontraktor yang berbeda, maka Supplier lampu langsung dapat
menyambungkan kabel penerangan lampu tersebut ke tiap – tiap
Junction Box Outdoor Type yang telah disediakan oleh Kontraktor
instalasi kabel.
e) Lampu Exit
(1) Lampu exit yang digunakan adalah jenis slim type, 8 watt dengan battery
backup 4 jam.
(2) Lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek.
f) Lampu Fluorescent
(1) TL Balk lengkap dengan Reflector (TKO) TL 1 X 35 W, TL 2 X 36W.

(a) Tebal plat besi untuk lighting fixtures terebut minimum 0.7 mm.
(b) Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
(c) Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak
Kontraktor wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak
Kontraktor tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak
Pengawas proyek berhak menentukannya dengan tanggungan
resiko apapun pada pihak Kontraktor.
(d) Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover/ sesuai gambar.
g) Kotak – Kontak Dan Saklar
(1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok
bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe
floor mounted.3

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 162


(2) Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standart VDE.
(3) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan metal.
(4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari pemukaan lantai dari
ruang-ruang yang basah/lembab harus jenis water tight sedang untuk
saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.
Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan
dari Pengawas proyek.
h) Grounding
(1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare
Copper Conductor).
(2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 70 mm², atau sesuai
gambar sistem pembumian.
(3) Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper
berdiameter 1” dan 0,2 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode
pentanahan yang ditanam dalam tanah minimal sedalam 5 m atau
sampai menyentuh permukaan air tanah.
(4) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 5
ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturu-turut.
(5) Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
(6) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding
elektrikal, dengan metoda grounding yang sama.
i) Kabel Tray / Kabel Ladder dan Kabel Duck.
(1) Kabel tray tersebut dari bahan mild steel sheet setebal 1- 2 mm dengan
finishing hot dipped galvanized.
(2) Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan
besi beton dan atau diberi supporting pada konstruksi baja.
(3) Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat
sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan.
(4) Untuk mendapatkan pentanahan yang baik antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain, harus terhubung satu dengan lainnya dengan
menggunakan BC kabel atau kontruksi harus memakai kabel sepatu
pada kedua ujungnya.
(5) Cable tray yang dipasang didalam shaft / pada dinding kabel
menggunakan penyangga terbuat dari bahan UNP-LNP dengan ukuran
sesuai gambar dan dipasang setiap jarak 2 (dua) meter. Kabel yang
terpasang harus dilengkapi dengan klem-klem kabel dan atau Cable
Ties.
(6) Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem (diikat) dengan klem-klem
kabel (pengikat/kebel tie) anti ultra violet.
(7) Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing dll).
(8) Kabel tray yang arah vertikal menuju panel-panel lampu menggunakan
kabel tray minimum selebar panel lampu penerangan tersebut.
j) K o n d u i t
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dan Metal Plan Conduit dimana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah
19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

d. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN

1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 163


d) Semua panel harus ditanahkan.
2) Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination /
junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan
diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handslip.
j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun
dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus
disupport setiap jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel ladder kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah
jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
medium dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada
suatu trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC
High Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam
PVC High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable
Tray dipasang Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2
½kali penampang kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tersebut minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.
s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel-panel type outdoor harus
didalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia. kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang
menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang
lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada dibawah
permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang
dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel
dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
x) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus
diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
y) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
3) Kotak-kontak dan Saklar

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 164


a) Kotak-kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-
kontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail. Bila tidak
terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari
pihak Pengawas proyek dan pihak Interior atau Arsitektur.
b) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
water Tight.
4) Lampu Penerangan
a) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond
dari Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek.
b) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
c) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
d) Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung dengan
menggunakan adjustable hanger.
e) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High
Impact Conduit.
5) Pembumian
a) Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan
b) Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 5 m dan mencapai
permukaan air tanah.
c) Tahanan pembumian maximum adalah 5 ohm.
d) Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan
dengan sifat tanahnya.
e) Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe dengan
penampang 1”.

e. PENGUJIAN

1) Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan
pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru
dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik
dari pabrik yang bersangkutan dari LMK / PLN serta instalasi lain yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat
lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh
Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
2) Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus
pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan
dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam
keadaan operasi maupun gangguan berupa undervoltage, over
current, overthermis, short circuit dan lain -lain serta megger antara
fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar
ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan renah,
pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai
tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor
daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
d) Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil
pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 2000
e) Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 5Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada
keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.

f) Shaft

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 165


Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu dengan
yang lainnya dengan memakai light concrete.

f. PRODUK

1) Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan
peralatan pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification

Pasal 1. NO Pasal 2. URAIAN Pasal 3. SPESIFIKASI Pasal 4. MERK


Pasal 5. Pasal 6. Pasal 7. TEKNIS Pasal 8.
Pasal 9. A Pasal 10. Panel Pasal 11. Pasal 12.
Tegangan
Menengah & Trafo
Pasal 13. Pasal 14. Pasal 15. Pasal 16.
Pasal 17. 1 Pasal 18. Panel TM Pasal 19. Incoming, Pasal 20. MG,
Outgoing (LBS-FUSE) Unindo-
Alsthom,ChiNT,
GAE,ABB
Pasal 21. Pasal 22. Pasal 23. Pasal 24.
Pasal 25. 2 Pasal 26. Trafo kap. Pasal 27. Hermetically Pasal 28. Trafindo,
800 KVA sealed Unindo
Pasal 29. B&J,
Starlite
Pasal 30. Pasal 31. Pasal 32. Pasal 33.
Pasal 34. 3 Pasal 35. Kabel TM Pasal 36. N2XSY,NA2XSY, Pasal 37. Yunitomo,
N/A2XSEBY Eterna,Jembo
Kabelindo,
Kabelmetal
Pasal 38. Pasal 39. Pasal 40. Pasal 41.
Pasal 42. B Pasal 43. Panel Pasal 44. Pasal 45.
Tegangan Rendah
& Instalasi
Pasal 46. Pasal 47. Pasal 48. Pasal 49.
Pasal 50. 1 Pasal 51. Panel Pasal 52. Pasal 53. LOKAL
Maker TR
Pasal 54. Pasal 55. Pasal 56. Pasal 57.
Pasal 58. 2 Pasal 59. Komponen Pasal 60. COS, ACB, Pasal 61. FAEL, MG,
Panel CCB, MCB, LBS ABB, AEG,CHiNT
Pasal 62. Pasal 63. Pasal 64. Pasal 65.
Pasal 66. 3 Pasal 67. Komponen Pasal 68. Pasal 69. Omron,
Kontaktor, Relay Telemecanique,
& Meter AEG/GAE, ABB
Pasal 70. Pasal 71. Pasal 72. Pasal 73.
Pasal 74. 4 Pasal 75. Capasitor Pasal 76. Pasal 77. GAE, Nokia,
Bank MG, ABB,AEG
Pasal 78. Pasal 79. Pasal 80. Pasal 81.
Pasal 82. 5 Pasal 83. Kabel Pasal 84. NYFGbY, NYY Pasal 85. Yunitomo,

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 166


Daya Eterna,Jembo
Kabelmetal, Kabel
Indo
Pasal 86. Pasal 87. Pasal 88. Pasal 89.
Pasal 90. 6 Pasal 91. Kabel Pasal 92. NYM, Pasal 93. Yunitomo,
Instalasi NYA,NYMH Eterna,Jembo
Kabelmetal, Kabel
Indo
Pasal 94. Pasal 95. Pasal 96. Pasal 97.
Pasal 98. Pasal 99. Pasal 100. Pasal 101.
Pasal 102. 7 Pasal 103. Kabel Pasal 104. Pasal 105. Kabel
Tahan Api Metal,Yunitomo,
Pirelly, Fuji,
Belden
Pasal 106. Pasal 107. Pasal 108. Pasal 109.
Pasal 110. 8 Pasal 111. Kabel Tray Pasal 112. Hot Deep Pasal 113. NIFANG,
& Ladder Galvanized Lokal
Pasal 114. Pasal 115. Pasal 116. Pasal 117.
Pasal 118. 9 Pasal 119. PVC Pasal 120. PVC High Pasal 121. Clipsal,
konduit, c/w Impact EGA
Fitting
Pasal 122. Pasal 123. Pasal 124. Pasal 125.
Pasal 126. C Pasal 127. Lampu & Pasal 128. Pasal 129.
Socket Outlet
Pasal 130. Pasal 131. Pasal 132. Pasal 133.
Pasal 134. 1 Pasal 135. Armatur Pasal 136. Balk, L.Meja, Pasal 137. Suwilite,
Lampu L.Gantung, Baret, DL, Saka, Artolilite,
L.dinding, GL Vision, Simplex
Pasal 138. Pasal 139. Pasal 140. Pasal 141.
Pasal 142. 2 Pasal 143. Komponen Pasal 144. Pasal 145.
Lampu
Pasal 146. Pasal 147. - Ballast Pasal 148. Pasal 149. Philips,
Sinar,Tens
Pasal 150. Pasal 151. - Fitting Pasal 152. Standard Pasal 153. BJB,
Vosloh,Broco,
Legrand,
Appleton
Pasal 154. Pasal 155. - Capasitor Pasal 156. Standard Pasal 157. Philips,
/ Condensor GE, DNA
Pasal 158. Pasal 159. - Tube Pasal 160. PL, PLC, TL, Pasal 161. Luxram,
MERCURY GE, Osram,
Phillips
Pasal 162. 3 Pasal 163. Exit Light Pasal 164. Pasal 165. Suwilite,
Artolite
Pasal 166. 4 Pasal 167. Saklar & Pasal 168. Standart type, Pasal 169. Clipsal,
Stop Kontak 1 13 A Broco, Legrand,
Phase National
Pasal 170. Pasal 171. Pasal 172. Pasal 173.
Pasal 174. D Pasal 175. Penyalur Pasal 176. Pasal 177.
Petir
Pasal 178. Pasal 179. Pasal 180. Pasal 181.
Pasal 182. 1 Pasal 183. Penyalur Pasal 184. R 150 Pasal 185. KURN /

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 167


Petir Elektrostatis setara
Pasal 186. E Pasal 187. DIESEL Pasal 188. Pasal 189.
GENSET
Pasal 190. Pasal 191. Pasal 192. Pasal 193.
Pasal 194. 1 Pasal 195. Genset Pasal 196. (OPEN TYPE) Pasal 197. Mitsubishi,
kap. 730 KVA Stamford, Mercy
Cummins,
MCDOUGLAS

E. LANDSCAPE

1. PAVING PARKIR DALAM

a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan


material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

b) Meliputi persiapan pelaksanaan perkerasan serta pengadaan dan


pemasangan material perkerasan pada area Parkir sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.

b. MATERIAL :

1) Material persiapan area perkerasan :

a) CTSB dari campuran tanah, semen dan bahan additive untuk peningkatan
elastisitas tanah. Tebal lapisan CTSB adalah 20 cm

b) Rabat Beton 1 Pc : 3Ps : 5 Kr, tebal 5 cm atau tergantung kebutuhan.

c) Pasir Beton dilaksanakan pada lapisan dibawah paving yang di dalam


gambar rencana dinyatakan sebagai lapisan pasir sesuai spesifikasi dan
gambar.

2) Material perkerasan area :

a) Paving Block 10 x 20 x 8 cm, K-300 eks BHARATA,USP, atau setara

b) Kanstein Beton 15 x 30 x 60 cm, K-300 eks :BHARATA,USP, setara

3) Marka Parkir :

a) Cat dengan bahan dasar dispersi polymer, TENNOKOTE TNK-1000 WA


setara PT. Propan Raya.

c. ALAT KERJA :

1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga


perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.

2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 168


d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :

Guna persetujuan badan pengawas/ perencana, Kontraktor harus menyerahkan


contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai.

2) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi


lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka
Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan
melaporkannya kepada Pengawas proyek.

3) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.

4) Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk


kemudian diteruskan kepada pemberi tugas minimal 1000 unit paving tiap jenis
dan motif paving yang dipakai. Unit-unit tersebut harus dalam keadaan baru dan
mencantumkan dengan jelas identitas pavingnya. Unit-unit paving ini akan dipakai
sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas.

e. PELAKSANAAN :

1) Persiapan area :

a) Sebelum pelaksanaan penimbunan tanah dasar terlebih dahulu dilakukan


pemadatan tanah dasar dengan menggunakan alat pemadat sheepfoot

b) Setelah pemadatan, dihamparkan tanah dasar dengan material CTSB setebal


20 cm sampai elevasi yang diijinkan. Alat pemadat yang digunakan adalah
menggunakan Vibro compactor setelah mendapatkan persetujuan Pengawas
proyek

c) Selanjutnya dilakukan penghamparan pasir diatasnya dengan jenis material


pasir urug. Urugan dilanjutkan dengan pemadatan dan perataan lapangan
menggunakan roller dengan persetujuan Pengawas proyek

2) Marka Parkir :

a) Permukaan yang akan dicat harus sudah dalam keadaan kering, bebas
minyak, kotoran dan tidak berlumut.

b) Tuangkan lapisan asam penggores Cleanol B-20 biarkan selama 30 menit


untuk memperoleh hasil perekatan coating yang lebih baik.

c) Cuci permukaan dengan disikat dan disiram air berulang kali hingga benar-
benar bersih, dan biarkan mengering.

d) Pengecatan dilakukan dengan roll bulu dengan selang waktu pengecatan


minimum 2 jam.

e) Pengecatan dilakukan berulang-ulang hingga mencapai ketebalan cat


minimal 1mm.

f) Pengecatan tidak boleh dilakukan dalam keadaan hujan.

g) Hindari pengecatan pada saat cuaca panas terik.

2. PEKERJAAN PENGASPALAN
a. UMUM
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal
dari AMP sampai pada permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 169


penghamparan Pelaburan Aspal atau Lapisan Campuran aspal. Pada
umumnya lapis Resap Pengikat harus digunakan pada permukaan bukan
beraspal (lapis pondasi agregat/batu pecahan), sedangkan Lapis Perekat
harus digunakan pada permukaan yang beraspal (lapis Aspal beton / AC,
ATB, dll). Untuk pekerjaan ini, pengaspalan dimaksudkan untuk pekerjaan
pengaspalan lapisan Hotmix setebal 3 cm diatas CTSB yang telah dipadatkan.
b. STANDAR UNTUK RUJUKAN
ASSHTO M 81-75 Aspal yang dilarutkan (cut-back Asphalt) – tipe yang
pengeringannya cepat

ASSHTO M 82-75 Aspal yang dilarutkan (cut-back Asphalt) -


tipe yang pengeringannya sedang.

ASSHTO M 140-70 Aspal emulsi (aspal yang diemulsi dengan air)

ASSHTO M 208-72 Aspal emulsi tipe Kationik

ASSHTO M 226-80 Viskositas Aspal semen

ASSHTO T 179-76 Pengaruh dari panas dan udara pada material aspal
(Pengujian lapisan tipis aspal dalam oven).

B.S. 3403 Tachometer industri

c. PERSIAPAN

1) Pekerjaan Pengukuran

Kontraktor Pelaksana diwajibkan melakukan pengukuran sbb :


a) Titik awal Proyek

Titik tetap yang dipasang pada awal survei yang berfungsi sebagai titik awal
pada route survei ditandai dengan Sta 0+000 Pada titik awal proyek ini juga
harus dipasang BM ganda yang mengapit titik awal proyek, titik referensinya
diambil dari BM yang telah ditentukan dalam gambar.

b) Titik akhir Proyek

Titik tetap yang dipasang pada akhir survei yang berfungsi sebagai titik akhir
pada route survei ditandai dengan Sta …………. Pada titik akhir proyek ini
juga harus dipasang BM ganda yang mengapit titik akhir proyek

Pengukuran penampang melintang

Bentuk penampang melintang (cross section), yang mana dapat dipakai


sebagai batasan ≥ 150 m ( masing-masing 75 m ke arah kiri dan kanan
sumbu jalan rencana pada jalan lurus)

Karena lokasi rencana trase jalan yang akan disurvei pada umunya berupa
semak, maka perlu dilakukan perintisan agar titik-titik bantu yang akan
dipasang mudah terlihat. Dalam melakukan perintisan ini sekaligus
melakukan penandaan jarak dengan patok-patok kayu sesuai dengan
kebutuhan. Jarak antara patok ini maksimal 50 m

Alat ukur yang digunakan menggunakan T0 dengan ketelitian yang diijinkan ±


10º

2) Drainase

Cakupan pekerjaan ini adalah pembuatan saluran tepi (side ditch) dan
saluran penangkap (catch ditch) , gorong²(culvert), yang merupakan
drainase permukaan dibuat untuk mengendalikan air (limpasan)
permukaan akibat hujan.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat saluran sbb :
a) Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm
dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 170


dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada
saat aliran yang kecil.

b) Bahan yang digunakan :

a. Batu Kali
b. Semen Portland Jenis I
c. Pasir Pasang
d. Campuran spesi yang digunakan 1Pc : 4 Ps
3) Pekerjaan Pemadatan Tanah Dasar

Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maximum”modified” yang ditentukan oleh AASHTO
T180. Metoda D.
a) Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber-
“super elevasi”, penggilasan harus dimulai pada bagian rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah bagian yang tinggi. Operasi penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin gilas menjadi tak tampak dan lapis
tersebut terpadatkan merata
b) Bahan dan Alat :
a. Sheep Foot roller atau vibration roller Compactor
b. Water tank truck
c. Dump Truck
4) Pembatasan oleh Cuaca dan Musim.

Lapisan Resap Pengikat harus dipasang hanya pada permukaan yang


kering atau sedikit lembab, dan lapis perekat harus dipasang hanya pada
permukaan yang benar-benar kering. Pemasangan Lapis Resap Pengikat
atau Lapis perekat harus tidak dilaksanakan waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan, kecuali mendapat persetujuan lain dari Pengawas
proyek pekerjaan pemasangan Lapisan Resap Pengikat harus dilakukan
selama musim kering

5) Kwalitas Pekerjaan dan perbaikan dari Pekerjaan yang tidak memuaskan.

a) Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang


dilapis dan tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau
berlebihan aspalnya.
b) Dalam hal lapis perekat permukaan harus mempunyai daya lekat yang cukup
pada waktu pengerjaan, pelapisan ulang. Untuk penampilan yang kelihatan
bintik-bintik timbul dari bahan pengikat yang didistribusi sebagai butir-butir
tersendiri boleh diterima untuk lapis perekat yang lebih ringan asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya benar.
c) Dalam hal lapis resap pengikat, setelah pengeringan selama empat hingga 6
jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi,
meninggalkan sebagai bahan pengikat untuk menunjukkan bahwa
permukaannya berwarna hitam atau abu-abu tua yang merata dan tidak
poous. Tekstur untuk permukaan lapis pondasi agregat, harus rapi dan
harus tidak ada genangan atau lapisan tipis bahan pengikat atau bahan
pengikat yang bercampur dengan agregat halus yang cukup tebal harus
dikikis dengan pisau.
d) Perbaikan dari lapis resap pengikat dan lapis perekat yang tidak memuaskan
harus seperti diperintahkan oleh Pengawas proyek dan termasuk
pembuangan bahan lebihan, penggunaan agregat penutup, atau pengeringan
pelapisan tambahan seperlunya. Lubang kecil dari lapis resap harus ditutup
dengan segera menurut Pengawas proyek mungkin memerintahkan lubang
yang besar atau kerusakan lain dibongkar dengan penggaruk dan dipadatkan
kembali atau penggantian lapisan pondasi diikuti oleh pengerjaan kembali
lapis resap pengikat.

d. MATERIAL

Bahan-bahan untuk lapis perekat.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 171


Bahan aspal untuk lapis perekat harus salah satu dari yang dibawah ini,
seperti yang ditentukan oleh Pengawas proyek.Salah satu jenis aspal
semen AC-10 atau AC-20 yang memenuhi AASHTO M226-80, diencerkan
dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

e. PERALATAN :

1. Asphalt distributor
2. Compressor
3. Asphalt pen 60/70 setara Pertamina
4. Alat bantu
5. Laboratorium lapangan

f. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

1) Penyiapan Permukaan yang akan disemprot Aspal.

a) Apabila pekerjaan lapis perekat akan dilaksanakan pada perkerasan


jalan yang ada atau permukaan bahu, semua kerusakan perkerasan atau
bahu harus diperbaiki menurut spesifikasi ini.
b) Apabila pekerjaan lapis perekat akan dilaksanakan pada perkerasan
jalan atau permukaan bahu yang baru, perkerasan atau bahu itu harus
telah selesai dikerjakan sepenuhnya, yang sesuai dengan lokasi dan
jenis permukaan baru itu.
c) Permukaan yang akan dilapisi itu harus dipelihara menurut standar-
standar (a) dan (b) di atas sehingga pekerjaan pelapisan di laksanakan.
d) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, debu dan bahan kotoran lainnya
harus disingkirkan terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat
mekanis atau semprotan angin atau kombinasi kedua-duanya. Jika
pemakaian alat ini tidak menghasilkan permukaan bersih yang rata maka
bagian-bagian yang belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu
ijuk.
e) Pembersihan harus dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang
akan disemprot.
f) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus
disingkirkan dari permukaan memakai penggaruk baja atau dengan cara
lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Pengawas
proyek dan bagian yang telah digaruk tersebut harus dicuci dengan air
dan disapu.
g) Untuk pelaksana lapis resap pengikat di atas lapis pondasi agregat kelas
A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik
agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat
kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus
tidak akan diterima.
h) Pekerjaan pengaspalan tak dapat sama sekali dimulai, sebelum
perkerasan benar-benar telah dipersiapkan sampai memuaskan
Pengawas proyek.
2) Takaran dan Temperatur Pemakaian dari Material Aspal.

a) Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan


Pengawas proyek untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat dan
percobaan tersebut akan diulangi, sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas proyek, bila tipe dari permukaan yang akan dilapis, atau jenis
dari material aspal berubah. Biasanya, takaran pemakaian yang
didapatkan akan berada dalam batas-batas sebagai berikut :

Lapis resap Pengikat : 0.4 sampai 1.3 liter per


meter persegi untuk pondasi
Agregat Kelas A, dan 0.2
sampai 1.0 liter per meter
persegi untuk pondasi
Tanah Semen.

Lapis resap : Sesuai dengan jenis


permukaan yang akan
menerima pelapisan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 172


dan jenis bahan pengikat yang
akan dipakai. Lihat Tabel
untuk jenis takaran
pemakaian Lapis pengikat.

g. Standar untuk rujukan ( AASTHO )

T 49 – 76 : Penetrasi dari material aspal.

T 50 – 76 : Pengujian daya apung dari material aspal

T 96 – 77 : Daya tahan terhadap gerusan dari agregat kasar berukuran kecil


dengan menggunakan Mesin Los Angeles.

T 104 – 77 : Kelapukan Agregat menggunakan Sodium Sulfat atau


Magnesium Sulfat.

T 164 – 76 : Quantitative Extraction dari Aspal dalam Campuran Perkerasan


Aspal.

T 165 – 77 : Pengaruh dari air pada kohesi campuran aspal yang dipadatkan.

T 176 – 73 : Plastisitas Partikel Halus Agregat bergradasi dan tanah


menggunakan pengujian Ekivalen pasir.

T 166 – 78 : Berat isi dari campuran aspal yang dipadatkan.

T 168 – 55 : Pengambilan campuran perkerasan aspal.

T 170 – 73 : Memperoleh kembali aspal dari larutan dengan metode Abson.

T 179 – 76 : Pengaruh panas dan udara pada material aspal ( pengujian


lapisan tipis dengan oven / tungku ).

T 182 – 70 : Penyelaputan dan pengelupasan aspal pada campuran agregat.

T 209 – 74 : Berat jenis maksimum dari campuran perkerasan Aspal.

T 245 – 78 : Daya tahan terhadap leleh (flow) plastis dari campuran aspal
menggunakan peralatan Marshall.

M 17 – 77 : Bahan pengisi (filler) mineral untuk campuran perkerasan aspal.

M 20 – 70 : Tingkat penetrasi Aspal Semen.

M 226 – 78 : Tingkat kekentalan (viscosity) aspal.

h. Bahan dan alat yang digunakan :

a) Asphalt Pen 60/70, EX. Pertamina, atau yang setara


b) AMP
c) Dump Truck
d) Finisher
e) Pneumatic Tired Roller
f) Tandem Roller
g) Laboratorium lapangan

i. Pelaporan

Kontraktor harus melengkapi Pengawas proyek dengan :


1) Contoh dari seluruh material-material yang disetujui untuk digunakan, yang
akan disimpan oleh Pengawas proyek selama periode kontrak untuk
keperluan rujukan;

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 173


2) Laporan tertulis yang memberikan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh
material, seperti dipersyaratkan dalam spesifiksi ini;
3) Formula campuran kerja dan data uji yang mendukungnya; seperti yang
dipersyaratkan dalam spesifiksi ini dalam bentuk laporan tertulis;
4) Pengukuran pengujian permukaan seperti yang dipersyaratkan dalam
spesifiksi ini Dalam bentuk laporan tertulis;
5) Laporan tertulis mengenai kerapatan (density) dari campuran-campuran yang
dihampar, seperti yang dipersyaratkan dalam spesifiksi ini
6) Data uji laboratorium dan lapangan seperti yang dipersyaratkan dalam
spesifiksi ini untuk pengendalian harian dari takaran campuran dan kwalitas
campuran, dalam bentuk laporan tertulis;
7) Catatan-catatan harian dari seluruh truk yang ditimbang pada alat penimbang,
seperti yang dipersyaratkan dalam spesifiksi ini
8) Catatan-catatan tertulis dari pengukuran tebal lapisan-lapisan dan dimensi
perkerasan seperti yang dipersyaratkan dalam spesifiksi ini
9) Untuk setiap material aspal yang diusulkan kontraktor untuk digunakan,
pernyataan asal sumbernya, bersama dengan data uji yang memberikan sifat-
sifatnya, baik sebelum maupun sesudah pengujian lapisan tipis dalam oven
(Thin Film Oven test) (AASHTO T 179), meliputi:
a) Penetrasi pada 25oC.
b) Penetrasi pada 35oC
c) “Ring and Ball Softening Point”
d) Kekentalan pada 60oC.
e) Kekentalan pada 135oC.

j. Pembatasan oleh Cuaca.

1) Campuran hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak akan
hujan dan bila dengan Persyaratan Sifat Campuran Aspal.
2) Campuran aspal harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

BAB VII

GAMBAR-
GAMBAR

DAFTAR KUANTITAS,ANALISAHARGASATUAN DAN METODAPELAKSANAAN

1. Daftar kuantitas terdiri dari:


a. Rekapitulasi daftar kuantitas pekerjaan;
b. Daftar rinci kuantitas dan harga.

2. Analisa Harga pekerjaan :


a. Analisa harga satuan mata pembayaran utama;
b. Daftar upah;
c. Daftar harga bahan;
d. Daftar harga peralatan

3. Metoda pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:


a. Metoda untuk melaksanakan pekerjaan sampai dengan selesai untuk masing-
masing pekerjaan utama;
b. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
c. Daftar personil inti yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
d. Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 174


Rencana Kerja & Syarat-syarat Rumah Potong HewanHal - 175

Anda mungkin juga menyukai