Anda di halaman 1dari 2

TUGAS

KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

INHALER DENGAN KAPSUL

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. RA Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt

Penyusun :

1. Echa Malinda N (21154489A)


2. Lorenta Ayu Sari (21154493)
3. Debbie SheilaVelinda (21154622A)
4. Constantina Rizky D (21154653A)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
SPIRIVA
Spiriva adalah obat inhalasi bagi penderita asma, bronchitis kronis dan efisema.

 Komposisi : tiotropium bromida 18 mcg


 Indikasi : untuk terapi rutin penyakit penyumbatan saluran nafas, termasuk asma, bronchitis
kronis, efisema, dispnea, mencegah eksaserbasi
 Kontra indikasi : hipersensitifitas otropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang
biasanya digunakan sebagai antikolinergik
 Dosis : 1 x sehari 1 kapsul untuk inhalasi
 Efek samping : mulut kering, konstipasi, iritasi lokal & batuk, takikardi, kesulitan berkemih &
retensi urin
 Cara pakai :
1. Posisikan tubuh duduk atau berdiri tegak dengan dagu terangkat.
2. Buka tutup inhaler dan kocok inhaler. Untuk penggunaan inhaler pertama kali, pastikan
kondisi inhaler semprotkan inhaler ke udara untuk mengecek fungsi inhaler.
3. Letakkan bagian mulut pada inhaler ke dalam mulut kita, kemudian tutup mulut dengan
merapatkan bibir (tidak digigit dengan gigi).
4. Mulailah bernapas perlahan dan dalam melalui mulut inhaler, kemudian tekan tombol
inhaler secara bersamaan sambil menarik napas dalam.
5. Lanjutkan bernapas dalam untuk memastikan obat masuk dan tahan napas selama kurang
lebih 10 detik/ senyaman mungkin dan keluarkan napas secara perlahan. Satu kali tekan
merupakan satu dosis.
6. Untuk semprotan berikutnya tunggu hingga 30 detik dari semprotan sebelumnya. Kocok
inhaler terlebih dahulu setiap akan melakukan semprotan.
7. Setelah selesai digunakan tutup kembali mulut inhaler dan simpan ditempat yang kering.
Kemudian, kumur-kumur dan catat dosis yang telah digunakan
 Farmakologi
Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan sebagai
antikolinergik. Pada saluran pernapasan, tiotropium menunjukkan efek farmakologi dengan
cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi bronkodilasi. Bronkodilasi
yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat spesifik pada lokasi tertentu.
 Farmakokinetik
Tiotropium bromida, memiliki farmakokinetik linear ada rentang terapi setelah atau dibubuk
inhaler kering.
Ketika dihirup, bioavailabilitas absolut tiotropium bromida adalah 19,5% yang menunjukkan
bioavailabilitas tinggi dari fraksi obat, mencapai paru-paru. C max kadar plasma dicapai
setelah 5 menit setelah inhalasi.
setelah ekskresi bubuk inhalasi ginjal 14%, sisanya tidak diserap ke dalam usus, diekskresikan
dalam fases.
 Interaksi obat : obat antikolinergik lain

Anda mungkin juga menyukai