PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing telah disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 23 Maret 2010.
PSAK 10 ini merevisi PSAK 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing
yang telah dikeluarkan pada tanggal 7 September 1994.
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.
5. IAS 21 paragraf 58A, 60A, dan 60B tentang tanggal efektif tidak
diadopsi karena tidak relevan.
Pengakuan
Selisih Kurs
(Paragraf 33) Mengizinkan metode
dan konsolidasi, konsolidai Adopsi PSAK 66
Penjabaran proposional, dan metode menghapus opsi metode
Kegiatan ekuitas konsolidasi proposional.
Usaha Luar
Negeri
(Paragraf 44)
Acuan prosedur konsolidai
(Paragraf 45) normal adalah PSAK 4 : Acuan prosedur
Laporan Keuangan konsolidasi normal
Konsolidasian dan Laporan adalah PSAK 65 :
Keuangan Tersendiri dan Laporan Keuangan
PSAK 12 : Bagian Partisipasi Konsolidasian
dalam Ventura Bersama.
PENDAHULUAN
Tujuan
01. Entitas dapat melakukan aktivitas luar negeri dalam dua cara. Entitas
mungkin memiliki transaksi dalam valuta asing atau memiliki kegiatan
usaha luar negeri. Sebagai tambahan, entitas dapat menyajikan laporan
keuangannya dalam valuta asing. Tujuan dari Pernyataan ini menjelaskan
bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan
laporan keuangan Ice dalam mata uang penyajian.
02. Permasalahan utama adalah kurs mana yang digunakan dan bagaimana
melaporkan pengaruh dari perubahan kurs dalam laporan keuangan.
Ruang Lingkup
01
04. PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran diterapkan
pada beberapa derivatif valuta asing dan, sejalan dengan hal tersebut, hal itu
tidak termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Akan tetapi, derivatif
dalam valuta asing yang tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55,
contohnya (beberapa derivatif dalam valuta asing yang melekat pada kontrak
lain), termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Pernyataan ini juga
diterapkan ketika entitas menjabarkan jumlah yang terkait dengan derivatif
dari mata uang fungsionalnya ke dalam mata uang penyajiannya.
05. Pernyataan ini tidak diterapkan pada akuntansi lindung nilai atas
valuta asing, termasuk lindung nilai investasi neto dalam kegiatan usaha luar
negeri. PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
diterapkan pada akuntansi lindung nilai.
07. Pernyataan ini tidak diterapkan pada penyajian laporan arus kas
untuk arus kas yang timbul dari transaksi dalam valuta asing, atau
penjabaran arus kas dari kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 2:
Laporan Arus Kas).
Definisi
Pos moneter adalah unit mata uang yang dimiliki serta aset dan
liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit
mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.
Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas.
Penguraian Definisi
14. Jika mats uang fungsional adalah mata uang dari ekonomi
hiperinflasi, maka laporan keuangan entitas disajikan kembali
sesuai dengan PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi. Entitas tidak dapat menghindari penyajian kembali sesuai
dengan PSAK 63 dengan cara, sebagai contoh, pemakaian sebagai
mata uang fungsionalnya suatu mata uang selain mata uang
fungsional yang ditentukan sesuai dengan Pernyataan ini (seperti mata
uang fungsional entitas induknya).
05
Pos Moneter
16. Fitur utama pos moneter adalah hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) sejumlah unit mata uang yang tetap
atau dapat ditentukan. Sebagai contoh mencakup: pensiun dan
imbalan kerja lain yang dibayar dalam kas, provisi yang diselesaikan
secara kas, dan dividen kas yang diakui sebagai liabilitas. Serupa
dengan hal tersebut, kontrak untuk menerima (atau menyerahkan)
jumlah bervariasi dari instrumen ekuitas yang dimiliki oleh entitas
atau jumlah bervariasi dari aset yang nilai wajarnya diterima (atau
diserahkan) setara dengan sejumlah unit mata uang yang tetap atau
dapat ditentukan merupakan pos moneter. Sebaliknya, fitur utama
pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang
tetap atau dapat ditentukan. Sebagai contoh mencakup: uang muka
untuk barang dan jasa (contohnya sewa dibayar di muka),
goodwill, aset takberwujud, persediaan, aset tetap, dan provisi
yang diselesaikan dengan penyerahan aset nonmoneter.
06
pelapor, jika mata uang fungsional berbeda dari mata uang
penyajiannya, dijabarkan sesuai dengan paragraf 38-50.
Pengakuan Awal
07
Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya
(b) nilai realisasi neto atau jumlah terpulihkan (mana yang sesuai),
dijabarkan dengan kurs pada tanggal ketika nilai itu ditentukan
(contohnya kurs penutup pada akhir periode pelaporan).
Pengaruh perbandingan ini mungkin merupakan rugi penurunan
nilai yang diakui dalam mata uang fungsional tetapi tidak akan
diakui dalam valuta asing, atau sebaliknya.
08
26. Ketika tersedia beberapa kurs, kurs yang digunakan adalah kurs
yang mana arus kas masa depan digambarkan oleh transaksi atau saldo
dapat diselesaikan jika arus kas tersebut telah terjadi pada tanggal
pengukuran. Jika kemungkinan pertukaran antar dua mata uang
untuk sementara tidak cukup, maka kurs yang digunakan adalah
kurs pertama berikutnya pada saat pertukaran dapat dilakukan.
28. Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau
pada proses penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari
kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal
selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya,
diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya, kecuali
sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf 32.
29. Jika pos moneter timbul dari transaksi valuta asing dan terdapat
perubahan dalam kurs antara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian, maka mengakibatkan timbulnya selisih kurs. Jika
transaksi diselesaikan dalam periode akuntansi yang sama dengan
terjadinya transaksi, maka seluruh selisih kurs diakui dalam
periode tersebut. Akan tetapi, ketika transaksi diselesaikan pada
periode akuntansi berikutnya, maka selisih kurs yang diakui dalam
setiap periode sampai pada tanggal penyelesaian ditentukan dengan
perubahan kurs selama masing-masing periode.
09
31. SAK lain mensyaratkan keuntungan atau kerugian diakui
dalam penghasilan komprehensif lain. Sebagai contoh, PSAK 16:
Aset Tetap mensyaratkan beberapa keuntungan atau kerugian yang
timbul dari revaluasi aset tetap diakui dalam penghasilan
komprehensif lain. Ketika aset diukur dalam valuta asing, paragraf
23(c) mensyaratkan jumlah revaluasian dijabarkan menggunakan
kurs pada tanggal nilai tersebut ditentukan, menghasilkan selisih
kurs yang juga diakui dalam penghasilan komprehensif lain.
32. Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk
bagian dari investasi neto entitas pelapor dalam kegiatan usaha
!liar negeri (lihat paragraf 15) diakui dalam laba rugi pada
laporan keuangan tersendiri entitas pelapor sesuai dengan PSAK 4:
Laporan Keuangan Tersendiri atau laporan keuangan individual
kegiatan usaha luar negeri, mana yang tepat. Dalam laporan
keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan
entitas pelapor (contohnya laporan keuangan konsolidasian
ketika kegiatan usaha luar negeri adalah entitas anak), selisih
kurs diakui awalnya dalam penghasilan komprehensif lain dan
direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi pada saat pelepasan
investasi neto sesuai dengan paragraf 48.
33. Jika pos moneter membentuk bagian investasi neto entitas pelapor
dalam kegiatan usaha luar negeri dan didenominasikan dalam mata
uang fungsional entitas pelapor, maka selisih kurs muncul dalam
laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri sesuai
dengan paragraf 28. Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam
mata uang fungsional dan kegiatan usaha luar negeri, maka selisih
kurs muncul dalam laporan keuangan tersendiri entitas pelapor sesuai
paragraf 28. Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam mata
uang selain mata uang fungsional balk entitas pelapor atau kegiatan
usaha luar negeri, maka selisih kurs muncul dalam laporan
keuangan tersendiri entitas pelapor dan dalam laporan keuangan
individual kegiatan usaha luar negeri sesuai dengan paragraf 28.
Selisih kurs tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain
dalam laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri
dan entitas pelapor (yaitu laporan keuangan yang mana kegiatan
usaha Iuar negeri dikonsolidasi atau dicatat menggunakan metode
ekuitas).
10
fungsionalnya seperti yang seharusnya sudah terjadi seandainya pos
tersebut telah dicatat awalnya dalam mata uang fungsional. Sebagai
contoh, pos moneter dijabarkan dalam mata uang fungsional
menggunakan kurs penutup dan pos nonmoneter yang diukur
berdasarkan biaya historis dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal
transaksi saat diakuinya pos tersebut.
40. Untuk alasan praktis, kurs yang mendekati kurs pada tanggal
transaksi, sebagai contoh kurs rata-rata untuk periode itu, sering
digunakan untuk menjabarkan pos-pos penghasilan dan beban.
Akan tetapi, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, maka tidak tepat
menggunakan kurs rata-rata untuk suatu periode.
43. Ketika mata uang fiingsional entitas adalah mata uang ekonomi
hiperinflasi, maka entitas menyajikan kembali laporan keuangannya sesuai
dengan PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
sebelum menerapkan metode penjabaran yang dijelaskan di paragraf 42,
kecuali untuk jumlah komparatif yang dijabarkan ke dalam mata uang
ekonomi bukan hiperinflasi (lihat paragraf 42(b)). Ketika ekonomi hiperinflasi
berakhir dan entitas tidak lagi menyajikan kembali laporan
keuangannya sesuai dengan PSAK 63, maka entitas menggunakan jumlah
yang disajikan kembali ke tingkat harga pada tanggal entitas berhenti
menyajikan kembali laporan keuangannya, sebagai biaya historis untuk
penjabaran ke dalam mata uang penyajian.
44. Paragraf 45-47, sebagai tambahan paragraf 38-43, diterapkan ketika hasil
dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri dijabarkan ke dalam mata
uang penyajian sehingga kegiatan usaha Iuar negeri dapat digabungkan ke
dalam laporan keuangan entitas pelapor dengan cara konsolidasi atau
metode ekuitas.
45. Penggabungan hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri
dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti
eliminasi saldo dan transaksi intra kelompok usaha dari entitas anak (lihat
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian). Akan tetapi, aset (atau
liabilitas) moneter intrakelompok usaha, baik jangka pendek atau jangka
panjang, tidak dapat dieliminasi dengan liabilitas (atau aset)
intrakelompok usaha tanpa menunjukkan basil fluktuasi mata uang dalam
laporan keuangan konsolidasian. Hal ini karena pos moneter
menggambarkan komitmen untuk mengkonversi suatu mata uang ke
dalam mata uang lain dan mengakibatkan entitas pelapor memiliki risiko
atas keuntungan atau kerugian melalui fluktuasi mata uang. Sejalan dengan
hal tersebut, dalam laporan keuangan konsolidasian entitas pelapor, selisih
kurs diakui dalam laba rugi atau, jika selisih kurs tersebut timbul dari
kondisi yang dideskripsikan di paragraf 32, maka selisih kurs diakui
dalam penghasilan komprehensif lain dan dialcumulasikan dalam komponen
ekuitas terpisah sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri.
13
46. Pica laporan keuangan kegiatan usaha Iuar negeri memiliki tanggal yang
berbeda dari entitas pelapor, maka kegiatan usaha luar negeri sering
menyusun laporan keuangan tambahan dengan tanggal yang sama dengan
laporan keuangan entitas pelapor. Ketika hal ini tidak dilakukan, PSAK 65:
Laporan Keuangan Konsolidasian memperkenankan untuk menggunakan
tanggal yang berbeda yang mana perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga
bulan dan penyesuaian dilakukan atas dampak setiap transaksi atau peristiwa
signifikan lain yang terjadi antara tanggal yang berbeda tersebut. Dalam
kasus demikian, aset dan Iiabilitas kegiatan usaha luar negeri dijabarkan pada
kurs akhir periode pelaporan kegiatan usaha luar negeri tersebut. Penyesuaian
dilakukan atas perubahan yang signifikan pada kurs sampai akhir periode
pelaporan entitas pelapor sesuai dengan PSAK 65. Pendekatan yang sama
digunakan dalam penerapan metode ekuitas untuk entitas asosiasi dan
ventura bersama sesuai dengan PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi
dan Ventura Bersama.
47. Setiap goodwill yang timbal dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan
setiap penyesuaian nilai wajar jumlah tercatat aset dan liabilitas yang
timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri diperlakukan sebagai
aset dan liabilitas kegiatan usaha luar negeri tersebut. Dungan demikian,
aset dan liabilitas tersebut dinyatakan dalam mata uang fungsional kegiatan
usaha Iuar negeri dan dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup sesuai
dengan paragraf 39 dan 42.
14
(b) ketika kepentingan yang masih dimiliki setelah pelepasan parsial
atas kepentingan dalam pengaturan bersama, atau pelepasan parsial
atas kepentingan dalam entitas asosiasi yang mencakup kegiatan
operasi luar negeri, merupakan aset keuangan yang mencakup
kegiatan operasi luar negeri.
51. Dalam paragraf 53 dan 55-57, dalam kasus suatu kelompok usaha,
acuan ittata uang fungsional' berlaku pada mata uang fungsional dari
entitas induk.
(a) jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk
selisih kurs yang timbut pada instrumen keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55:
Instrumen Keuangan: Pengalcuan dan Pengukuran; dan
(b) selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain
dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta
rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periods.
53. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional,
maka fakta tersebut dinyatakan bersama dengan pengungkapan
tentang mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan mata
uang penyajian yang berbeda.
55. Jika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang
berbeda dari mata uang fungsionalnya, maka entitas mende_skripsikan
bahwa laporan keuangan telah patuh pada SAK hanya jika entitas
mematuhi seluruh persyaratan SAK yang berlaku tertnasuk metode
penjabaran sebagaimana dijelaslcan di paragraf 39 dan 42.
58A. Dikosongkan.
60A-60H. Dikosongkan.
17
60a. Entitas yang sebelum penerapan Pernyataan ini pernah melakukan
kapitalisasi selisih kurs akibat devaluasi atau depresiasi Iuar biasa sesuai
dengan PSAK IO: Transaksi dalam Mata Uang Asing paragraf 20,
maka pada saat penerapan pertama kali Pernyataan ini tidak
mengukur dan menyajikan saldo terkait secara retrospektif.
60b. Entitas menerapkan penyesuaian paragraf 3(b), 8, 11, 18, 33, 39,
44-46, 48A secara retrospektif dan definisi nilai wajar dalam paragraf
8 dan 23 secara prospektif untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.
PENARIKAN
62. Dikosongkan.
18
Hak Cipta © 2014 IKATAN AKUNTAN INDONESIA