KULIT/JARINGAN (D.0129)
DEFINISI
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot,
tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
PENYEBAB
Perubahan sirkulasi
Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
Kekurangan/kelebihan volume cairan
Penurunan mobilitas
Bahan kimia iritatif
Suhu lingkungan yang ekstrem
Faktor mekanis (mis. Penekanan pada tonjolan tulang, gesekan) atau faktor elektris
(elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi)
Efek samping terapi radiasi
Kelembaban
Proses penuaan
Neuropati perifer
Perubahan pigmentasi
Perubahan hormonal
Kurang terpapar informasi tentang upaya memperthankan/melindungi integritas jaringan
OUTCOME
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Observasi
o Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
2. Terapeutik
o Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
o Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
o Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
o Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
o Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
oHindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
3. Edukasi
o Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
o Anjurkan minum air yang cukup
o Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
o Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
o Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
o Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
1. Observasi
o Monitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau
o Monitor tanda –tanda inveksi
1. Terapiutik
o lepaskan balutan dan plester secara perlahan
o Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
o Bersihkan dengan cairan NACL atau pembersih non toksik,sesuai kebutuhan
o Bersihkan jaringan nekrotik
o Berika salep yang sesuai di kulit /lesi, jika perlu
o Pasang balutan sesuai jenis luka
o Pertahan kan teknik seteril saaat perawatan luka
o Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
o Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
o Berika diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein1,25-1,5 g/kgBB/hari
o Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis vitamin A,vitamin C,Zinc,Asam
amino),sesuai indikasi
o Berikan terapi TENS(Stimulasi syaraf transkutaneous), jika perlu
2. Edukasi
o Jelaskan tandan dan gejala infeksi
o Anjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium dan protein
o Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
3. Kolaborasi
o Kolaborasi prosedur debridement(mis: enzimatik biologis mekanis,autolotik), jika
perlu
o Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical
Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
IKTERIK NEONATUS (D.0024)
DEFINISI
Kulit dan membrane mukosa neonates menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak
terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi
PENYEBAB
Penurunan berat badan abnormal (>7-8%) pada bayi baru lahir yang menyusu ASI, >15%
pada bayi cukup bulan)
Pola makan tidak diteteapkan dengan baik
Kesulitan tranmisi ke kehidupan ekstra uterin
Usia kurang dari 7 hari
Keterlambatan pengeluaran feses (meconium)
OUTCOME
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Observasi
2. Terapeutik
3. EdukasI
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
DAFTAR PUSTAKA
PENYEBAB
Dehidrasi
Terpapar lingkungan panas
Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
Ketidaksesuaian pakaian dengan tubuh
Peningkatan laju metabolisme
Respon trauma
Aktivitas berlebihan
Penggunaan incubator
OUTCOME
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Observasi
o Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan panas
penggunaan incubator)
o Monitor suhu tubuh
o Monitor kadar elektrolit
o Monitor haluaran urine
2. Terapeutik
o Sediakan lingkungan yang dingin
o Longgarkan atau lepaskan pakaian
o Basahi dan kipasi permukaan tubuh
o Berikan cairan oral
o Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
o Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
o Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
o Batasi oksigen, jika perlu
3. Edukasi
o Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi
o Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
1. Observasi
o Monitor suhu bayi sampai stabil ( 36.5 C -37.5 C)
o Monitor suhu tubuh anak tiap 2 jam, jika perlu
o Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi
o Monitor warna dan suhu kulit
o Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia
2. Terapeutik
o Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
o Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
o Bedong bayi segera setelah lahir, untuk mencegah kehilangan panas
o Masukkan bayi BBLR ke dalam plastic segera setelah lahir ( mis. bahan
polyethylene, poly urethane)
o Gunakan topi bayi untuk memcegah kehilangan panas pada bayi baru lahir
o Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer
o Pertahankan kelembaban incubator 50 % atau lebih untuk mengurangi kehilangan
panas Karena proses evaporasi
o Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
o Hangatkan terlebih dahulu bhan-bahan yang akan kontak dengan bayi (mis.
seelimut,kain bedongan,stetoskop)
o Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau di area aliran pendingin
ruangan atau kipas angin
o Gunakan matras penghangat, selimut hangat dan penghangat ruangan, untuk
menaikkan suhu tubuh, jika perlu
o Gunakan kasur pendingin, water circulating blanket, ice pack atau jellpad dan
intravascular cooling catherization untuk menurunkan suhu
o Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
3. Edukasi
o Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion,heat stroke
o Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara dingin
o Demonstrasikan teknik perawatan metode kangguru (PMK) untuk bayi BBLR
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian antipiretik jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical
Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
http://n2ncollection.com/asuhan-keperawatan-dengan-ikterik-neonatus-d-0024/