Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO

RAIMUNA DAERAH V ACEH


TAHUN 2017
Disusun Oleh
Mira Alfira
DKD Aceh

Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh


Jl. Nyak Adam Kamil I, Banda Aceh - Indonesia
Telp/Fax : (0651) 31487
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR DAERAH ACEH
Email: acehscouting@gmail.com
Website: www.pramukaaceh.id
1. MANAGEMENT RESIKO itu apa?

Pengelolaan risiko dalam


kegiatan Raimuna Daerah V
Aceh bukan hanya tanggung
jawab dari sebuah tim atau
panitia, namun juga merupakan
tanggung jawab bagi seluruh
elemen yang terlibat didalamnya.
Manajemen Risiko Raimuna
Daerah V Aceh Tahun 2017 dibuat dengan tujuan untuk meminimalisir
terjadinya potensi kerusakan dari harta, lingkungan dan kehidupan selama
Raimuna Daerah V Aceh 2017. Tim Manajemen Risiko telah membuat strategi
untuk mengelola risiko dan insiden yang mungkin bisa terjadi selama kegiatan
berlangsung. Termasuk didalamnya himbauan, kewajiban dan juga larangan
dalam beberapa kasus. Beberapa diantara kita mungkin akan merasa terganggu
dengan adanya sistem pengelolaan risiko, akan tetapi yakinlah bahwa hal ini
ditujukan agar kita semua bisa mengikuti kegiatan dengan aman, nyaman dan

1
selamat. Peran aktif seluruh warga perkemahan Raimuna Daerah V Aceh
tahun 2017 sangat diharapkan karena merupakan faktor utama yang
menyukseskan tujuan Manajemen Risiko, yaitu : TIDAK ADANYA
KERUSAKAN HARTA-LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN.
2. TINGKAT RISIKO

Risiko dalam kegiatan di alam terbuka akan pasti


ada. Resiko yang ada bisa dikelola dan
diminimalisir, namun tidak bisa dihilangkan.
Kegiatan pada Raimuna Daerah V Aceh tahun
2017 ini dibagi menjadi 3 tingkat risiko yang ditunjukkan dengan perbedaan
warna. Masing – masing warna memiliki strategi dan kebijakan yang berbeda
untuk menghadapinya.

2
Silahkan cek warna bendera dilokasi kegiatan yang akan diikuti untuk
mempersiapkan diri. Panitia telah membuat standar prosedur khusus untuk
menangani kegiatan yang tergolong dalam kategori risiko tinggi.

3. RAMBU – RAMBU KESELAMATAN


Ada 4 macam warna dasar rambu-rambu yang terpasang di seluruh arena
Raimuna Daerah V Aceh. Setiap warna rambu – rambu tersebut memiliki arti
sebagai berikut :

3
MERAH KUNING
LARANGAN DAERAH BERBAHAYA

Contoh : Contoh :
- dilarang berlari - mudah terbakar
- dilarang melintas - mudah tersengat arus
- dilarang berdiri listrik
BIRU HIJAU
KEWAJIBAN DAERAH AMAN

Contoh : Contoh :
- wajib menggunakan life tempat berkumpul disaat
jacket kondisi darurat
- kawasan wajib pakai ID
Card

4
4. FREKUENSI DARURAT
Kapan kita perlu menggunakan frekuensi ini ?
 ketika membutuhkan pertolongan saat ;
seseorang terluka parah/ ada insiden di lokasi
anda berada dan memerlukan bantuan
 Ketika adanya kebakaran
 Ketika ada keributan
 Ketika anda melihat suatu kondisi tidak aman dalam sebuah
kegiatan
 Ketika anda tanpa sengaja masuk frekuensi ini, jangan langsung
dimatikan, namun jelaskan terlebih dahulu.
JANGAN PERNAH GUNAKAN JALUR INI UNTUK:
 Bercanda
 Mencari informasi
 HANYA UNTUK MENGUJI APAKAH JALUR INI MATI ATAU
TIDAK !!!

5
Apa yang harus disebutkan saat melakukan panggilan darurat ?
 Sebutkan nama dan kontingen/bidang anda dengan jelas
 Katakan pada petugas ada kejadian apa
 Pertolongan apa yang anda butuhkan
 Lokasi anda
 Jangan ditutup pembicaraan hingga petugas selesai memberikan
arahan apa yang harus anda perbuat.

NOMOR TELEPON PENTING


POS MANAJEMEN RISIKO
0823 6142 0096 ( Mira)
0813 6262 8732 (Jannah)

5. KONDISI DARURAT, METODE EVAKUASI DAN TEMPAT


BERKUMPUL
Kondisi darurat
 Kondisi darurat ditentukan oleh penanggung jawab kegiatan
 Bunyi tanda darurat dibunyikan
Kapan evakuasi dilakukan ?
6
 Ketika bunyi tanda evakuasi dinyalakan
 Ketika Aba – aba“Evakuasi …evakuasi…evakuasi…!!” terdengar.
Apa yang harus dilakukan saat mendengar aba – aba evaluasi?
 Segera tinggalkan segala aktivitas anda saat itu
 Berjalanlah mengikuti arahan dari Tim Menris
menuju titik berkumpul
 Jangan berlari
 Setelah tiba di titik kumpul, diam dan
dengarkan pengumuman lebih lanjut dari Tim Menris
Titik kumpul
 Ada beberapa titik kumpul untuk tiap lokasi, ditandai dengan papan
berwarna hijau
 Setelah tiba dititik kumpul, tunggu arahan selanjutnya dari Tim Menris

6. DAFTAR ISI KOTAK P3K


Setiap kontingen harus memiliki kotak P3K dengan isi standart sebagai berikut:
Peralatan standar pertolongan pertama

7
 Kassa hidrofil
 Kassa steril
 Pembalut pita dengan lebar, 5 cm
dan 10 cm
 Pembalut Mitella, platengas dan
fundas
 Pembalut cepat 7 cm, 10 cm dan 16
cm
 Plester ukuran lebar 1 cm, 3cm dan 1 inch
 Gunting perban
 Senter
 Perban elastis
 Antiseptik
 plastik untuk tempat sampah
 Collar neck bidai
 Set bidai yang untuk penanggulangan patah tulang

8
Alat Pelindung Diri (APD) :
• Kaca mata
• Sarung tangan plastic (hand scone)
• Masker
7. PANDUAN KESELAMATAN
Bahan Bakar
Penggunaan bahan bakar cair untuk kompor
diperkemahan DILARANG !! maka untuk keperluan
keselamatan, berikut panduan tentang bahan bakar
diperkemahan :
 Gunakan bahan bakar padat atau kompor gas di perkemahan
 Jerigen/botol yang dipakai untuk menyimpan cairan harus diberi label
nama agar tidak tertukar dengan jerigen/botol air bersih
 Dilarang menyalakan kompor di dalam tenda. Termasuk ketika mengisi
bahan bakarnya.
Listrik
 Tidak diperkenankan untuk mengadakan penyambungan kabel terbuka,

9
semua sambungan kabel harus tertutup
 Dilarang menyambung kabel dengan diameter kawat yang berbeda
 Untuk menghindari kebakaran akibat kelebihan beban, maksimal 4 titik
saklar untuk tiap lajur

Penerangan
 Penerangan tenda wajib menggunakan lampu listrik dengan batere atau
lampu berbahan bakar gas.
 Penggunaan lampu minyak/lilin/petromax sebagai penerangan tenda
DILARANG
Lingkungan
 Tempat sampah harus tersedia dalam
3 jenis : Plastik, Kertas , organic (sisa
makanan).
 Dilarang membakar sampah plastik
dilokasi perkemahan
 Menebang pohon, memasang paku di pohon untuk gantungan

10
DILARANG
Air Bersih
 Tempatkan air bersih kedalam wadah khusus air bersih, bukan wadah
bekas pestisida/minyak/cat/bahan limbah
 Bila tempat air memiliki kemiripan dengan tempat cairan beracun,
berilah label untuk menegak kekeliruan
 Untuk air yang keruh, pemurnian/penjernihan bisa menggunakan 2
cara, yaitu:
 Dengan memakai biji kopi, kain dan kapas yang diletakkan dalam
sebuah tabung sehingga tabung ini berfungsi sebagai tabung filter
 Dengan memakai tawar/clorine penjernih.
Keracunan
Keracunan pada kegiatan alam terbuka sering disebabkan oleh makanan atau
air yang kurang bersih. Hal terbaik dalam penanganan keracunan adalah
evakuasi secepat mungkin ke fasilitas kesehatan terdekat.
 Hubungi nomor untuk bantuan medis
 Bila keracunan bukan karena bahan non korosif dan BBM, serta pasien

11
masih sadar, usahakan dimuntahkan
 Bila racun bersifat gas, berikan oksigen
 Secepatnya bawa korban ke fasilitas kesehatan
Hewan berbisa
Beberapa gigitan hewan berbisa bisa menyebabkan kematian bila tidak
ditangani dengan baik. Berikut hal dasar yang bisa dilakukan :
 Pastikan lokasi aman, jangan berjalan mondar – mandir karena
kemungkinan hewan tersebut masih dilokasi
 Amankan korban, longgarkan pakaian dan ikatan yang ada di tubuh
korban
 Bersihkan luka dan jangan dikompres dengan es
 Berikan ikatan untuk melokalisir luka dan menghambat persebaran
racun
 Segera evakuasi ke fasilitas medis untuk mendapatkan anti toxic
Pendarahan ( Luka luar)
Penanganan luka perdarahan bisa dilakukan dilokasi kegiatan dan berhenti
disitu, atau harus dilanjutkan ke fasilitas kesehatan. Penolong pertama harus

12
bisa menilai hal ini. Hal dasar yang bisa dilakukan dilapangan :
 Kontrol perdarahan yang terjadi dengan tekanan pada luka, pressure
point dan tinggikan
 Bersihkan luka, yang terbaik adalah dengan air bersih
 Balut luka sesuai dengan lebar luka dengan perban, atau cukup dengan
plester bila cukup
 Untuk luka terbuka yang cukup lebar dan mengakibatkan perdarahan
yang cukup banyak, bawa ke fasilitas kesehatan segera mungkin setelah
dilakukan pembalutan di lokasi kejadian.
8. AMAN DARI BAHAYA PELECEHAN (Safe From Harm)
Perlindungan terhadap warga perkemahan
perkemahan adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi warga perkemahan dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kebijakan ini bertujuan
agar Raimuna aman dari segala bentuk pelecehan, bahaya dan kekerasan

13
bagi warga perkemahan serta memberikan pemahaman serta cara
menanganinya.

PENGENALAN POTENSI NEGATIF


Ragam potensi yang membahayakan warga perkemahan antara lain :
 Pelecehan Seksual
 Bullying (perundungan)
 Kekerasan fisik
 Kekerasan verbal
Dengan memahami lebih jauh tentang potensi pelecehan dan kekerasan
maka kita akan dapat bertindak lebih aman, upaya-upaya preventif dapat
dilakukan ketika fase perencanaan atau pelaksanaan kegiatan, dan kita akan
mengetahui apa yang harus dilakukan jika hal-hal tersebut terjadi.

LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN


Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap warga
perkemahan maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

14
1. Menjaga Satuan Terpisah saat berkegiatan antara Putra dan Putri
Area perkemahan dan fasilitas akomodasi yang terpisah antara putra dan
putri. Selain itu, fasilitator harus memastikan pola pemisahan aktifitas
kegiatan antara putra dan putri untuk mengurangi dampak dari kontak
lawan jenis yang berpotensi negatif.
2. Menghormati Privasi
Warga perkemahan memiliki privasi yang harus dihormati dan dijaga
seperti dari segi fisik, kesehatan, kebiasaan, dan lain sebagainya.
3. Sopan santun dalam Berpakaian
Ketentuan berpakaian disesuaikan dengan petunjuk teknis kegiatan. Jika
warga perkemahan berpakaian bebas maka harap memperhatikan norma
kesopanan dan kepatutan sehingga tidak mengundang potensi negative.
4. Pelarangan segala bentuk perpeloncoan
Raimuna harus menjadi tempat yang menggembirakan untuk seluruh
warga perkemahan. Selama Raimuna berlangsung segala bentuk
perpeloncoan baik fisik maupun psikis dengan alasan apapun dilarang
adanya.

15
5. Jam Malam (Lights off)
Pemberlakuan Jam Malam sebagai upaya kontrol
aktifitas peserta di jam itu wajib berada di tendanya
masing-masing dan tidak keluar kecuali kepentingan yang diizinkan
dengan sepengetahuan penanggungjawab (Camat).

9. Pengamanan Supranatural
Seulawah Scout Camp terletak ditengah – tengah hutan. Bahaya kerasukan
diprediksikan pasti akan terjadi. Untuk mengamankan peserta dari bahaya
tersebut, maka dianjurkan melakukan hal – hal seperti dibawah ini:
- Menjaga kebersihan diri luar dan dalam
Menjaga kebersihan sangat penting agar peserta aman dari potensi
kerasukan. Baik putra maupun putri, wajib menjaga kebersihan diri luar
dan dalam serta lingkungan. Khusus peserta putri, diharapkan benar –
benar menjaga pembuangan pembalut

- Memakai cincin/gelang/kalung berbahan besi putih.

- Sering – sering berzikir

16
- Hindari menyendiri dan melamun, tapi bergabunglah dengan
keramaian

- Jangan terlalu ria (senang berlebihan)


Setelah semua upaya pencegahan dilakukan namun kerasukan tetap terjadi,
maka penanganan yang diupayakan adalah memanggil para Ustadz. Peserta
dapat melaporkan kepada pihak panitia apabila ada teman yang kerasukan,
lalu pihak panitia akan memanggil Ustadz yang telah standby dilokasi
perkemahan.
10. Komunikasi Verbal
Dalam melakukan komunikasi verbal sesama orang dewasa harus
memperhatikan norma bicara. Raimuna sebagai alat pendidikan maka dalam
proses kegiatan tidak melakukan kekerasan verbal seperti membentak,
merendahkan, atau bergurau yang berlebihan. Jika ada hal-hal tertentu yang
membuat fasilitator harus bersuara keras atau membentak, maka sesudahnya
peserta harus diberi pemahaman bahwa hal tersebut merupakan bagian dari
prosedur yang harus ditempuh demi aman dan nyamannya kegiatan.

17
Yang harus dilakukan jika melihat kejadian-kejadian tersebut
1. Peringatan Lisan
Jika melihat kejadian berupa bullying, pelecehan, kekerasan dan sebagainya,
maka setiap orang dewasa berkewajiban untuk mengingatkan dengan cara
yang baik.
2. Melaporkan ke Panitia Keamanan
Jika dirasa peringatan lisan tidak cukup, atau yang bersangkutan merasa
tidak mampu untuk memberikan peringatan lisan, diharapkan segera
melapor ke Petugas keamanan terdekat atau panitia bidang perkemahan jika
terjadi di area perkemahan, atau ke Call Centre / SMS Centre Tim
Manajemen Risiko di : 0823 6142 0096

11. RENCANA TINDAK DARURAT (Emergency Response Plan)


Risiko dalam setiap kegiatan memiliki potensi untuk menjadi besar, atau
bahkan katastropik apabila tidak dikelola dengan baik. Melihat kondisi darurat
memerlukan berbagai sudut pandang dari berbagai disiplin ilmu, akan tetapi
perlu direncanakan pembagian tugas dan wewenang pada saat kondisi darurat.
Oleh karena itu perlu dibuat rencana tindak darurat dalam setiap kegiatan, apa

18
lagi kegiatan sebesar Raimuna Daerah V Aceh tahun 2017.
Besar harapan dari penyelenggara bahwa rencana tindak darurat ini bisa
membantu semua unsur yang terlibat bisa merespon dengan baik dan siap
apabila terjadi sebuah kondisi darurat pada saat Raimuna Daerah V Aceh
berlangsung.
Untuk membantu melengkapi pemahaman panduan ini, mohon dipelajarai
dokumen – dokumen berikut :
• Juklak dan Juknis Raimuna Daerah V Aceh
• Buku Panduan Raimuna Daerah V Aceh
Rencana tindak darurat ini dipersiapkan khusus untuk kegiatan Raimuna
Daerah V Aceh oleh Tim Manajemen Risiko untuk memastikan keamanan
seluruh elemen yang terlibat dalam Raimuna Daerah V Aceh terjaga sepanjang
kegiatan berlangsung, dengan cara memberikan menyediakan sistem dan
prosedur untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi bila terjadi kondisi
darurat.
Tujuan
• Memastikan koordinasi yang lancar dan efektif untuk merespon kejadian
darurat yang mungkin terjadi di Raimuna Daerah V Aceh

19
• Memeperjelas tugas dan tanggung jawab apabila terjadi kondisi darurat pada
Raimuna Daerah V Aceh.
12. AKSES KE LOKASI
Setiap orang yang masuk lokasi Raimuna Daerah V
Aceh harus memiliki tanda pengenal resmi yang
dikeluarkan oleh Panitia Raimuna Daerah V Aceh.
Setiap tanda pengenal memiliki batas akses tertentu
pada Raimuna Daerah V Aceh.
Ijin tertulis secara resmi dari panitia harus dimiliki apabila seseorang yang tidak
memiliki tanda pengenal/kehilangan tanda pengenal ingin memasuki lokasi
Raimuna Daerah V Aceh.
13. PERSONIL KUNCI
Bagian ini memuat informasi mengenai personel kunci yang bisa dihubungi
ketika ada kondisi darurat, termasuk ketika ada insiden.

TIM MANAJEMEN RISIKO


Lokasi : Sekretariat
Jam kerja : 24 Jam perhari

20
Ketua tim : Mira Alfira
Call/SMS Center : 0823 6142 0096
Frekuensi : 145100 Hz
Semua dokumen penilaian risiko dan keselamatan kegiatan Raimuna Daerah V
Aceh disimpan dan dianalisa oleh tim ini.
RUMAH SAKIT LAPANGAN DAN POS KESEHATAN
• Rumah Sakit Lapangan
Lokasi Rumah Sakit Lapangan berada di
• Pos Kesehatan
Tersedia 1 pos kesehatan di lapangan utama.
• Mobil Ambulance
Siaga di Tiap Pos Kesehatan dan Rumah Sakit Lapangan

TITIK KUMPUL (Assembly Point)


Titik kumpul merupakan lokasi tempat berkumpul bagi setiap
orang bila terjadi sebuah kondisi darurat. Detail lokasi titik
kumpul terdapat di peta lokasi Raimuna Daerah V Aceh

21
14. Lost And Found Area
Apabila ada barang milik orang yang tertinggal atau
ditemukan dilokasi Raimuna Daerah V Aceh, barang
tersebut bisa dititipkan ke area Lost and Found
Lokasi Lost and Found : Posko Keamanan Utama
Jam Pelayanan : 24 Jam
SMS/Call Center : 0823 6142 0096

15. PROSEDUR TINDAK DARURAT


Identifikasi dan komunikasi
Bila terjadi sebuah kondisi darurat atau sebuah insiden mayor, prosedur yang
harus dilakukan adalah:
1. Ketika menerima laporan terjadi sebuah insiden atau kondisi darurat,
pastikan lokasi dimana insiden terjadi.
2. Petugas keamanan segera melakukan patroli ke setiap area kegiatan
Raimuna Daerah V Aceh ketika kondisi darurat dinyatakan.
3. Keamanan akan memberikan laporan perkembangan kondisi kepada

22
ketua tim manajemen risiko.
4. Pengumuman kepada warga perkemahan akan dibuat oleh ketua Tim
Management Resiko melalui radio atau melalui pengeras suara
5. Semua informasi mengenai insiden harus ditulis dalam log book
manajem risiko
16. Kedaruratan Medis
Bila terjadi sebuah kondisi kedaruratan medis pada Raimuna Daerah V Aceh.
Yang harus dilakukan adalah :
1. Tim medis akan dikirim ke lokasi terjadinya kedaruratan medis untuk
mengamankan TKP
2. Tim medis harus melaporkan kepada ketua tim manajemen risiko tentang
kondisi yang dihadapi setelah melakukan pengamatan dan penanganan.
3. Tim Manajemen Resiko akan berkoordinasi dengan bidang terkait untuk
mengamankan rute evakuasi, termasuk jalan ambulan.
4. Tim Manajemen Resiko akan bertindak berdasarkan pendapat dan
penilaian dari tim medis. Termasuk memberikan informasi kepada ketua
perkemahan untuk menghentikan kegiatan untuk mempermudah proses
evakuasi maupun pengamanan lokasi.

23
17. Pengumuman Kondisi Darurat dan Prosedur Evakuasi
Bila terjadi insiden major, bisa dimungkinkan untuk menghentikan
sebagian atau seluruh kegiatan dilokasi tempat terjadinya insiden. Evakuasi
akan dilakukan bila harus dilakukan dan diperlukan.
18. Evakuasi Darurat
Pengumuman evakuasi darurat akan diberikan oleh TIM Manajemen
Resiko melalui pengeras suara yang ada di Raimuna Daerah V Aceh
Ketika pengumuman evakuasi darurat dinyatakan, maka :
1. Staf perkemahan harus memandu warga perkemahannya untuk
menuju titik kumpul
2. Anggota Tim Manajemen Resiko bergegas menuju setiap lokasi titik
kumpul sembari menunggu komando selanjutnya dari ketua Tim
3. Ketua Tim Manajemen Resiko mengatur jalannya evakuasi serta
memberikan rute evakuasi dan gerbang pintu mana saja yang bisa
dilewati. Angggota Tim Manajemen Resiko bertanggung jawab untuk
memandu jalannya evakuasi di lapangan.
4. Pengumuman evakuasi darurat dilakukan secara terus menerus untuk
agar seluruh warga perkemahan menyadari akan adanya kondisi

24
kedaruratan.
Catatan : Tim Menris harus melakukan sweeping setelah proses
evakuasi dilakukan, karena dengan banyak orang yang terlibat dalam
Raimuna Daerah V Aceh, kemungkinan orang untuk tertinggal dalam
proses evakuasi sangat besar. HANYA TIM MANAJEMEN RESIKO
YANG MELAKUKAN SWEEPING PASCA EVAKUASI DARURAT
Kebakaran
Bila terjadi kebarakan di arena Raimuna Daerah V Aceh, segera beritahukan
kepada panitia Raimuna Daerah V Aceh dan Tim Menris secepat mungkin. Bila
diperlukan, Tim Menris akan mengontak PMK untuk membantu memadamkan
api.
Prosedur bila terjadi kebakaran :
1. Tim Menris harus segera menuju lokasi kejadian secepat mungkin ketika
ada informasi terjadi kebakaran, (meskipun api telah dipadamkan atau
dikendalikan staf lokal)
2. Lakukan evakuasi warga perkemahan yang terdekat dengan lokasi
kebakaran,
3. Tim Menris akan mengkordinir untuk mengendalikan dan memadamkan

25
api
4. Bila diperlukan, Tim Menris akan mengontak PMK untuk membantu
memadamkan api. Seteleh kontak dengan PMK, Tim Menris harus
membuat jalur yang bisa dilewati oleh PMK dan mobil kebakaran dengan
cepat.

KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan hal yang paling vital ketika terjadi sebuah insiden.
Kecepatan infomasi yang diterima akan membuat penanganan terhadap korban
menjadi lebih cepat serta mencegah kerusakan yang lebih parah.
Tim Manajemen Resiko memiliki frekuensi radio dan nomor telepon yang bisa
dihubungi 24 jam/hari selama kegiatan berlangsung.
JANGAN PERNAH MELAKUKAN PANGGILAN KE TIM MANAJEMEN
RISIKO HANYA UNTUK BERCANDA ATAU ISENG !!!!

DESKRIPSI KERJA KETIKA TERJADI KEDARURATAN


Ketua Panitia
• Memastikan bahwa semua sumber daya milik panitia bisa digunakan

26
untuk mengatasi kondisi darurat yang ada.
• Ketua panitia beserta ketua – ketua bidang harus ada di arena Raimuna
Daerah V Aceh
• Ketua panitia bisa menghentikan seluruh aktivitas yang ada bila itu dirasa
perlu karena alasan keamanan
Tim Manajemen Risiko
• Memberikan rekomendasi kepada ketua panitia kegiatan untuk
menghentikan aktivitas dengan alasan keselamatan
• Menyiapkan seluruh dokumen tentang risiko untuk digunakan sebagai
bahan pertimbangan.

27
ANALISA RESIKO KEGIATAN
A. Scout Challenge
1. River Trekking
River Trekking merupakan kegiatan menjelajahi sungai. Peserta akan
dibekali materi tentang ekosistem dan pengelolaan ekosistem sebelum
akhirnya menyusuri sungai.
Kegiatan ini berpotensi:
- Terluka karena terinjak atau
terkena ranjau pada saat jalan
menyusuri sungai
- Terbawa arus sungai yang deras
- Tergigit hewan berbisa
Preventif
- Kegiatan ini akan didampingi oleh tim ahli dari BASARNAS
- Telah dilaksanakan survey teknis untuk menentukan rute dan
keamanan rute
- Peserta akan diarahkan untuk berjalan secara berkelompok
- Adanya panitia di titik – titik yang dianggap berbahaya untuk

28
melaporkan secara berkala kondisi debit air
- Telah dipasang tali – tali pengaman yang terbentang di titik
bahaya.
Penanganan
- Ketika terjadinya luka, maka penanganan yang dilakukan seperti
yang tertera pada point 7 panduan keselamatan pembahasan.
Pendarahan.
- Apabila terseret arus, tim dari basarnas akan melakukan kegiatan
SAR pada lokasi tersebut dengan peralatan yang sesuai standar
- Apabila tergigit hewan berbisa, penangannya seperti yang tertera
pada point 7 pembahasan hewan berbisa.

29
2. Traditional Rafting
Traditional Rafting adalah kegiatan
membuat rakit secara bersama –
sama dengan anggota kelompok.
Peserta sebelumnya akan dibekali
materi cara membuat rakit dan
kemudian mempraktikkannya. Diakhir kegiatan para peserta akan bermain
game menggunakan rakit buatan mereka sendiri.
Kegiatan ini berpotensi:
- Terjatuh dari rakit dan tenggelam ke dalam air
- Terluka akibat aktivitas merakit
Preventif
- Peserta diwajibkan memakai life jacket dalam kegiatan ini sehingga
mengurangi resiko peserta tenggelam
- Peserta dipandu oleh tim professional sehingga mengurangi resiko
terluka.
Penanganan
- Apabila tenggelam, peserta akan diselamatkan oleh tim professional

30
- Apabila terluka, peserta ditangani dengan cara seperti tertera dalam
point 7 panduan keselamatan pembahasan pendarahan.
3. Archery
Archery adalah kegiatan
memanah. Peserta akan
diajarkan cara membuat busur
sekaligus praktik memanah
serta simulasi dengan game pertualangan, namun sebelumnya peserta
dibekali materi tentang panahan. Kegiatan ini berpotensi Terluka
akibat terkena busur panah.
Preventif
- Peserta dibekali materi tentang pemakaian busur panah
- Peserta didampingi tim professional
Penanganan
- Jika terluka, peserta ditangani dengan cara seperti yang tertera
pada point 7 panduan keselamatan pembahasan pendarahan.
4. Lebah Madu
Lebah madu merupakan kegiatan budidaya lebah madu. Peserta

31
diharapkan mampu memahami bagaimana membudidayakan lebah madu
dan proses pemasaran lebah madu setelah mengikuti kegiatan ini.
Potensi bahaya
- Disengat lebah
- Tergores duri pepohonan dijalan
yang dilalui
Preventif
- Panitia telah menyiapkan jalan setapak ke lokasi kegiatan sehingga
mengurangi resiko peserta terkena duri atau ranjau pepohonan
- Kegiatan ini dipandu oleh orang professional sehingga mengurangi
resiko peserta tersengat oleh lebah.
Penanganan :
- Andaikan tersengat lebah, peserta harus segera diolesi minyak tawon
dan air kelapa yang disediakan oleh pihak panitia untuk menetralisir
racun lebah
- Jika peserta tergores, peserta harus ditangani dengan cara yang telah
dijelaskan di point 7 pembahasan panduan keselamatan pembahasan
pendarahan.

32
5. Snake Handling
Pada kegiatan ini, peserta akan dibekali
materi tentang kehidupan ular dan
praktek cara penanganan ancaman dari
ular. Peserta juga akan dikenalkan
dengan habitat ular di lokasi perkemahan. Peserta diberikan pemahaman
tentang sifat dan jenis ular. Kegiatan Snake Handling ini berpotensi
terkena gigitan ular.
Preventif
- Snake handling diawasi oleh tenaga ahli professional dan SSR (Snake
Resque)
Penanganan
- Andaikan terjadi gigitan ular, penanganan secara langsung oleh tim
ahli dan SSR.
B. Tapak Perkemahan
Bumi perkemahan Seulawah Scout Camp yang kita gunakan baru saja
dibersihkan. Peserta berpotensi luka akibat terkena potongan kayu dan
semak – semak yang tidak begitu bersih. Peserta juga berpotensi tergigit

33
binatang.
Preventif
- Setiap umpi harus
memastikan kaplingnya
aman dari bahaya
potongan pohon dan
ranting tajam
- Panitia memasang plang dititik – titik bahaya
Penanganan seperti yang tertera pada point 7 panduan keselamatan
pembahasan pendarahan.

34

Anda mungkin juga menyukai