Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bandul matematis didefinisikan sebagai sebuah partikel yang tergantung


pada suatu titik tetap dari seutas tali yang tidak mempunyai berat dan tidak dapat
bertambah panjang. Bila bandul ini bergerak dari vertikal sehingga membuat
sudut θ , maka gaya pemulihnya ialah mg sin θ dan simpangannya s dari
posisi kesetimbangan sama dengan l θ dimana l adalah panjang tali dan θ
diukur dalam radian. Karena itu geraknya bukan gerak harmonik karena gaya
pemulihnya itu proporsional dengan sin θ , sedangkan simpangannya
proporsional dengan θ . Akan tetapi, jika sudut θ kecil, sin θ dapat kita
samakan dengan θ dan gaya pemulih menjadi :
mg
F= -mg θ= - ( )s ……………………………………………..
l
………(2.1)
Karena itu konstanta gaya efektif ialah k = mg/l dan periodenya :

T= 2π
√ m
k
= 2π
√l
g
…………..

…………………………………………(2.2)
Penerapan ayunan itu untuk pencatat waktu (jam) adalah berdasarkan
bahwa periodenya praktis tidak bergantung pada amplitudonya. Jadi, jika sebuah
jam bandul semakin lambat ayunannya dan jika amplitudonya semakin kecil,
maka jam itu tetap akan menunjukkan waktu yang hampir tepat (Zemansky,
1962).
Gerak bandul ini mendekati gerak harmonik sederhana jika sudut
simpangannya tidak terlalu besar. Simpangan (perpindahan) benda yang bergetar
adalah jarak benda terhadap titik keseimbangannya yaitu titik pusat lintasan
getaran. Simpangan maksimum disebut amplitudo (Bueche, 1989).
Untuk menentukan sifat osilasi, persamaan partikel harus ditulis. Partikel
bergerak sepanjang busur sebuah lingkaran yang berjari-jari l = OA. Gaya-gaya
yang bekerja pada partikel adalah beratnya mg dan tegangan T sepanjang tali.
Periode bandul tidak bergantung massanya. Bandul hanya memperhitungkan
bagaimana bandul bergetar dengan kecepatan tertentu (Alonso dan Finn, 1980).
2.1 Gerak Harmonik Sederhana
Gerak harmonik sederhana adalah gerak getar suatu sistem yang
memenuhi hukum Hooke yang jika gaya pemulih sebanding dengan besar
simpangan maka sistem memenuhi hukum ini (Bueche, 1989).
Getaran tali dan kolom udara alat-alat musik merupakan gerak harmonik
atau superposisi gerak-gerak harmonik. Berdasarkan teori atom modern, orang
menduga bahwa molekul-molekul benda padat bergetar dengan gerak yang
hampir harmonik terhadap posisi kisi-kisi (lattice) tetapnya, walaupun gerak
molekul-molekul itu tentunya tidak dapat kita lihat secara langsung.
Apabila suatu benda berubah bentuk, gaya yang menyebabkannya adalah
proporsional dengan besar perubahan asalkan batas proporsional elastisitasnya
tidak terlampaui. Perubahannya mungkin berupa pertambahan panjang, seperti tali
karet atau pegas sulur atau penyusutan panjang atau melengkungnya pegas daun
atau puntiran batang terhadap sumbunya. Jika gaya yang dimaksud adalah
dorongan atau tarikan yang mana perubahan bentuk yang terjadi hanya berupa
perpindahan titik tangkap gaya, maka gaya dari perpindahan dihubungkan
berdasarkan hukum Hooke.
F = kx untuk gaya pemulih F = -kx……………...…………..(2.3)
Persamaan-persamaan untuk koordinat, kecepatan dan percepatan benda
yang mengalami gerak harmonik sederhana sama seperti yang telah diperoleh
untuk benda yang bergerak konstan. Persamaan-persamaan gerak dan percepatan
konstan tidak dapat diterapkan karena percepatan berubah terus-menerus :
dv
F= -kx-ma=mv …………………………….…………………….…
dx
(2.4)
1 1
m v 2 + k x2 = C1 ……………………………………...
2 2
……………..(2.5)
Gerak benda yang bergetar analog dengan gerak sebuah partikel yang dilepaskan
dari ketinggian E di atas lintasan tanpa gesekan yang bentuknya seperti kurva
energi potensial dan gerak tersebut terjadi dalam sumur energi potensial
(Zemansky, 1962).
Percepatan yang dihasilkan akibat simpangan yang memberikan suatu
sudut sehingga bandul bergetar. Percepatan dinyatakan dalam T. Apabila k/m
dieliminasi antara persamaan a = - (k/m)x dan T = 2 π √ m/k dimana frekuensi
sudut ω=2πf adalah kecepatan sudut dari titik acuan ( reference ) pada
lingkungan, maka :
x = x o cos 2πft = x o cos ωt
……………………………………………...(2.6)
atau pada vertikal
y = x o sin 2πft = x o sin ωt ……………...
………………………………(2.7)

2.2 Getaran Selaras


Getaran selaras adalah gerak bolak-balik suatu benda menuju ke keadaan
seimbang. Tiap benda yang melakukan getaran selaras mengalami gaya yang
arahnya selalu menuju ke kedudukan setimbang dan besarnya berbanding lurus
dengan simpanganya.
F = - kx……………………………..………………………………….(2.8)
dimana :
F = gaya
k = konstanta gaya pegas
x = simpangan
Tanda negatif berarti arah gaya berlawanan dengan arah simpangan. Gaya tersebut
memberikan percepatan yang berbanding lurus dengan gaya F dan berbanding
terbalik dengan massa m.
F -k.x -k
a= = = = -cx ………………………….
m m mx
……………………….(2.9)
dimana :
C = konstanta
m = massa
Frekuensi suatu getaran selaras adalah banyaknya getaran tiap detik.
Satuannya adalag siklus perdetik atau Hertz. Frekuensi dari getaran selaras pada
pegas :

f=
1
2
π
k
m √
…………………………...…………………………………

(2.10)
Ini adalah rumus untuk pada pegas, sesuai dengan persamaan hukum Hooke yang
diketahui, pegas memenuhi gerak harmonik sederhana dalam segi getarannya.
pada ayunan sederhana

f=
1
2
π
√ l
g
……………………….……………………………………..

(2.11)
Getaran atau osilasi adalah gerak bolak-balik di sekitar suatu kedudukan
setimbang. Amplitudo adalah simpangan terbesar. Periode atau waktu getar adalah
waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran. Frekuensi adalah
banyaknya getaran yang diperlukan setiap satuan waktu. Hubungan antara
frekuensi dan periode adalah :
1
T= ………………………………..…………………………………
f
(2.12)
dimana :
f = frekuensi (Hz)
T = periode (sekon)
Getaran selaras sederhana hanya melibatkan sebuah gaya. Gaya ini
berperan sebagai penggetar dan selalu berarah menuju ke titik seimbangnya. Gaya
ini disebut gaya pembalik ( restoring force ). Ciri gerak ini benda melakukan
gerak osilasi atau bergetar selamanya. Berhubung benda bergerak bolak-balik di
sekitar titik seimbangnya, maka posisi benda dapat dinyatakan oleh fungsi
periodik (Jati dan Priyambodo, 2008).

2.3 Tenaga pada Getaran Selaras Sederhana


Benda massa m bergetar di sekitar titik setimbangnya oleh gaya pegas
Fx = - kx, dimana k merupakan tetapan pegas, x merupakan simpangan m.
Seandainya terdapat gaya luar yang melakukan usaha untuk menarik m dari x = 0
ke simpangan, maka usahanya :
1
W= k x2 …………………………………………………………….
2
(2.13)
Gaya luar itu sebenarnya gaya yang kita berikan untuk melawan gaya
( pembalik oleh ) pegas. Berhubung pegas dapat melakukan usaha yang kita lawan
berarti pegas memiliki tenaga potensial ( V(x) ). Tenaga potensial itu bergantung
pada x yang senilai dengan usaha oleh gaya luar :
1
V (x) = k x2
2
…………………………………………………………..(2.14)
Tenaga keseluruhan (hasil jumlah tenaga gerak dari potensial adalah sama
dengan energi mekanik ) m selama melakukan gerak getaran selaras adalah :
1 1
E = m v 2 + k x2 …………………..
2 2
………………………………..(2.15)
Berhubung pada gerak selaras berlaku hukum kekekalan energi mekanik
maka nilai E selalu tetap. Ini terjadi pada setiap simpangannya, baik di titik
setimbang maupun di simpangan maksimumnya. Kelajuan di titik setimbang
bernilai maksimum sehingga tenaga keseluruhan :
1
E= m v2 m …………………………..……………………………….
2
(2.16)
dari tenaga keseluruhan dari m yang melakukan getaran selaras saat berada di x=0
dengan di x= A :
1 1
E = m v 2 m+ k A 2
2 2
…………………………………………………(2.17)
2.4 Periode
Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk
melakukan suatu getaran lengkap. Getaran adalah gerakan bolak balik yang ada di
sekitar titik keseimbangan, dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya
energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak bolak–balik
penuh. Satu getaran lengkap adalah gerakan dari A-B-C-B-A. Periode juga dapat
dicari dengan menggunakan rumus (T=1/f). Frekuensi adalah banyaknya getaran
yang terjadi dalam kurun waktu satu detik, dengan satuan Hertz (Hz) (Wibawa
dan I Made Satria, 2007).

2.5 Percepatan Gravitasi


Apabila suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, maka benda
tersebut akan jatuh dan bergerak mengarah ke pusat bumi. Percepatan yang dilalui
oleh benda yang jatuh tersebut disebabkan oleh adanya gravitasi bumi. Percepatan
gravitasi bumi dapat diukur dengan beberapa metode eksperimen salah satunya
adalah ayunan bandul matematis. Pada sistem bandul sederhana, benda bergerak
pada sumbu gerak yang hanya dikendalikan oleh gravitasi bumi dengan periode
ayunan (Halliday, 2010).
Galileo mengklaim bahwa semua benda yang dijatuhkan di dekat
permukaan bumi akan bergerak jatuh dengan percepatan yang sama, , jika tahanan
udara dapat diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya
gravitasi. Gaya gravitasi tersebut bekerja secara vertikal ke bawah, menuju ke
pusat bumi. Menerapkan hukum kedua Newton pada sebuah benda bermassa m
yang jatuh bebas akibat gravitasi untuk percepatannya, kita menggunakan
percepatan ke bawah akibat gravitasi . Sehingga, gaya gravitasi (gravitational
force atau force of gravity). Arah gaya ini ke bawah menuju ke pusat bumi.
Magnitudo gaya gravitasi pada sebuah benda, mg, biasanya disebut sebagai berat
(weight) benda tersebut
Percepatan gravitasi dengan mudah dapat diukur dengan menggunakan
bandul. Dengan hanya mengukur panjang L dengan meteran dan periode T dengan
menentukan waktu untuk satu osilasi biasanya satu orang mengukur waktu untuk
n osilasi dan kemudian membaginya dengan n untuk mengurangi kesalahan dalam
pengukuran waktu dengan periode ayunan (Giancoli, 2014).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Stop-watch
2. Mistar
3. Statif
4. Busur derajat

3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Bandul matematis.

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut :
1. Atur bandul matematis dengan panjang tali 50 cm. Kemudian usahakan
bandul berada dalam keadaan setimbang.
2. Beri simpangan kecil pada bandul kemudian dilepaskan. Usahakan agar
ayunan mempunyai lintasan yang lurus.
3. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk delapan kali getaran. Ulangi
sebanyak lima kali.
4. Diulangi dengan panjang tali yang berbeda.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah :
Tabel 4.1 Hasil data pengamatan bandul
Waktu 8 kali getaran t
N ℓ α (sekon) Rata- T g
o (m) t1 t2 t3 t4 t5 rata (sekon (m/s2)
(sekon) )
1 0.5 45 12.1 12.2 12.1 12.9 12.1 12.326 1.4180 9.807
0
6 1 8 6 2
2 0.4 45 11.0 10.9 11.0 10.0 10.9 10.958 1.2685 9.803
0
2 4 1 8 4
3 0.3 45 9.34 9.35 9.55 9.51 9.61 9.472 1.0983 9.808
0
4 0.2 45 7.42 8.19 7.58 7.37 7.48 7.608 0.8967 9.810
0

5 0.1 45 5.84 5.70 5.77 5.33 5.93 5.814 0.6336 9.824


0

4.2 Pembahasan
Pembahasan ini bandul matematis dirangkai dan diukur panjang tali yaitu
0.5 m. Kemudian bandul tersebut diberi simpangan sebesar 450. Pada percobaan
didapat waktu bandul bergetar 8 kali yaitu 12.326 sekon dari waku rata-rata
selama 5 kali pengulangan. Dengan panjang tali 50 cm, didapatkan periode
sebesar 1.4180 sekon dengan gravitasi bumi yang didapatkan dari penurunan
rumus sebesar 9.807 m/s2.
Percobaan diulangi dengan panjang tali berbeda yaitu 40 cm dengan
simpangan yang sama yaitu 450. Sehingga didapat rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk bandul bergetar sebanyak 8 kali dari 5 kali pengulangan adalah
10.958 sekon. Didapatkan periodenya adalah 1.2685 dengan gravitasi bumi yang
didapatkan dari penurunan rumus sebesar 9.803 m/s2.
Kemudian percobaan diulangi dengan panjang tali 30 cm dengan
simpangan yang sama sebesar yaitu 450. Sehingga didapat rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk bandul bergetar sebanyak 8 kali dari 5 kali pengulangan adalah
9.472 sekon. Didapatkan periodenya adalah 1.0983 sekon dengan gravitasi bumi
yang didapatkan dari penurunan rumus sebesar 9.808 m/s2.
Percobaan diulang dengan panjang tali 20 cm dengan simpangan sebesar
450. Sehingga didapat rata-rata waktu yang dibutuhkan waktu bandul bergetar
sebanyak 8 kali dari 5 kali pengulangan adalah 7.608 sekon. Didapatkan besar
periodenya adalah 0.8967 sekon dengan gravitasi bumi yang didapatkan dari
penurunan rumus sebesar 9.810 m/s2.
Percobaan terakhir diulang dengan panjang tali 10 cm dengan simpangan
sebesar 450. Sehingga didapat rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk bandul
bergetar sebanyak 8 kali dari 5 kali pengulangan adalah 5.814 sekon. Didapatkan
besar periodenya adalah 0.6336 sekon dengan gravitasi bumi yang didapatkan dari
penurunan rumus sebesar 9.824 m/s2.
Keseluruhan percobaan diketahui bahwa panjang tali bandul yang
dirangkai mempengaruhi cepat atau lambatnya waktu yang dibutuhkan untuk
bandul bergetar sebanyak 8 kali dan cepat atau lambatnya periode yang
dihasilkan. Semakin pendek tali yang digunakan maka akan semakin cepat bandul
itu bergetar dan semakin cepat periodenya. Pada hasil didapatkan periode yang
paling cepat adalah pada panjang tali terpendek yaitu 10 cm dengan rata-rata
waktu bandul bergetar 8 kali adalah 5.814 sekon. Periode yang dihasilkan yaitu
0.6336 sekon. Dari hasil periode yang paling lambat adalah pada panjang tali 50
cm yaitu 1.4180 sekon dengan waktu rata-rata bandul bergetar 8 kali adalah
12.326 sekon.
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa periode dan getaran pada setiap
panjang tali berbeda-beda. Hal ini dikarenakan gerakan oleh adanya gaya
gravitasi. Secara teori, pada suatu tempat yang sama jika dilakukan pengukuran
percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul matematis, pada panjang tali
berapapun seharusnya menunjukkan hasil yang sama, yaitu percepatan gravitasi
secara teori sebesar 9,8 m/s2.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada panjang tali 0.5 m didapatkan periode bandul sebesar 1.4180 sekon
dengan waktu rata-rata bandul bergetar 8 kali adalah 12.326 sekon dan
gravitasi bumi sebesar 9.807 m/s2. Pada panjang tali 0.4 m didapatkan
periode bandul sebesar 1.2685 sekon dengan waktu rata-rata bandul
bergetar 8 kali adalah 10.958 sekon dan gravitasi bumi sebesar 9.803 m/s2.
2. Pada panjang tali 0.3 m didapatkan periode bandul sebesar 1.0983 sekon
dengan waktu rata-rata bandul bergetar 8 kali adalah 9.472 sekon dan
gravitasi bumi sebesar 9.808 m/s2. Pada panjang tali 0.2 m didapatkan
periode bandul sebesar 0.8967 sekon dengan waktu rata-rata bandul
bergetar 8 kali adalah 7.608 sekon dan gravitasi bumi sebesar 9.810 m/s2.
Pada panjang tali 0.1 m didapatkan periode bandul sebesar 0.6336 sekon
dengan waktu rata-rata bandul bergetar 8 kali adalah 5.814 sekon dan
gravitasi bumi sebesar 9.824 m/s2.
3. Semakin pendek tali bandul maka semakin cepat bandul bergetar dan
semakin cepat periode bandul tersebut.
4. Percepatan gravitasi berbanding terbalik dengan percepatan bandul artinya
semakin besar percepatan bandul maka semakin kecil nilai percepatan
gravitasi yang diperoleh.

5.2 Saran
Pada praktikum harusnya menggunakan bandul yang berbentuk bola
seperti pada bandul pada umumnya agar gerak bandul bergerak lurus.

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo dan Finn, J. Edward. 1980. Fundamental University Physysc.


Jakarta : Erlangga.
Bueche, J. Frederick. 1989. Fisika Edisi Kedelapan. Bandung : ITB.
Daryanto. 2000. Fisika Teknik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Halliday. 2005. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Jati, M. E. Bambang dan Priyambodo, K. Tri. 2008. Fisika Dasar. Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Made, Satriya. 2007. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Bali: Farmasi.
Zemansky, W. Mark. Fisika untuk Universitas 1 Mekanika dan Panas. Jakarta :
Yayasan Dana Buku Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai