Oleh :
Dwi Damayanti Jonathan 1911316057
Lia bareta 1911316059
Sari Endi Ayu 1911316005
Nanang pramayudi 1911316035
Lyra ramadhani 1911316052
Yunia zaida putri 1911316049
Anisha Mursalina 1911316030
Kartika Sinaga 1911316011
Yurika defanny 1911316004
Metri yenti 1911316006
Fanesa vernanda 1911316001
Sonia zhahara 1911316046
Hikmah fujianda 1911316019
Dewi Anggraini 1911316010
Feryltriadi Mohammed 1911316016
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Promkes pada komunitas”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan komunitas.
Terima kasih penulis kepada Dosen Pembimbing mata kuliah keperwatan Komunitas
bapak Ns. Yondrizal Nurdin S.Kep., M.Biomed telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini..
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu penulis ucapkam terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar
peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan
masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka
(Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to
improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah
kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka
sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri
mereka.Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-
1
2
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui promosi kesehatan pada komunitas.
2. Untuk mengetahui Visi dan Misi Promosi Kesehatan
TINJAUAN TEORITIS
Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya
menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga
perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan
individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan
kesehatan individu dan masyarakat.
WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategi inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.
Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang
jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang
ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-
program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi
kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun
1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization).
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang
harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan
merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian
suatu visi.
1. Advokasi (Advocation)
2. Menjembatani (Mediate)
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),
merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan
penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.
4. Pelayanan rujukan.
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni :
masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja
dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat (empowerment).
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini
dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh
bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi
advokasi (advocacy).
2. Proteksi Kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok
masyarakat terhadap terpaparnya suatu penyakit.
a. Manager Kasus
Jika, berperan sebagai manager, perawat harus mampu mengelola
pelayanan yang berkoordinasi dengan komunitas atau keluarga, penyedia
12
pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang ada. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah pencapaian tujuan asuhan keperawatan komunitas.
Seyogyanya kualifikasi pendidikan seorang manager kasus minimal Sarjana
Keperawatan.Perawat komunitas harus dapat berfungsi untuk melakukan
tindakan sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan.
Hal ini penting dilakukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan komunitas.
2) Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini
dibuat berdasarkan
hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan.
3) Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga
pelayanan yang diberikan dapat optimal dan tepat sasaran.
4) Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan
yang telah diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk
meningkatkan pengelolaan berikutnya.
c. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu
menjadi penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau
keluarga tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas. Peran
tersebut dapat Anda lihat saat perawat melakukan pendidikan kesehatan.
Berikut fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam
menjalankan perannya sebagai pendidik.
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui
oleh komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian
komunitas.
2) Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi),
dan materi yang sesuai dengan kebutuhan.
3) Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5) Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang
harus dimiliki sesuai kebutuhannya.
6) Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan
perawat.
7) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten.
Sikap perawat yang selalu berupaya meningkatkan kompetensinya agar
asuhan keperawatan komunitas yang diberikan terjaga kualitasnya,
merupakan contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate).
1) menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga
untuk membuat keputusan;
2) memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan;
14
e. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat
tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat
dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga dan mengembangkan
koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah. Perawat juga dapat
memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih
baik untuk penyelesaian masalah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak
hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga
perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat. Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui
visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan
sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk
penunjang program-program kesehatan lainnya. Sasaran umun dari promosi kesehatan
adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya.
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok risiko
tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif. Tujuan keperawatan komunitas adalah promosi kesehatan, proteksi
kesehatan, pencegahan penyakit dan penyembuhan.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya perawat dapat
memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan
masyarakat serta meniningkatkan derajat masyarakat dalam ruang lingkup keperawatan
komunitas.
15
16
DAFTAR PUSTAKA