Anda di halaman 1dari 19

PROMOSI KESEHATAN PADA KOMUNITAS

Oleh :
Dwi Damayanti Jonathan 1911316057
Lia bareta 1911316059
Sari Endi Ayu 1911316005
Nanang pramayudi 1911316035
Lyra ramadhani 1911316052
Yunia zaida putri 1911316049
Anisha Mursalina 1911316030
Kartika Sinaga 1911316011
Yurika defanny 1911316004
Metri yenti 1911316006
Fanesa vernanda 1911316001
Sonia zhahara 1911316046
Hikmah fujianda 1911316019
Dewi Anggraini 1911316010
Feryltriadi Mohammed 1911316016

Pembimbing : Ns. Yondrizal Nurdin S.Kep., M.Biomed

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Promkes pada komunitas”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan komunitas.

Terima kasih penulis kepada Dosen Pembimbing mata kuliah keperwatan Komunitas
bapak Ns. Yondrizal Nurdin S.Kep., M.Biomed telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini..

Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu penulis ucapkam terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua.

Padang, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Promosi Kesehatan ................................................ 3
B. Visi dan Misi Promosi Kesehatan ........................................... 4
C. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan .............................................. 7
D. Sasaran Promosi Kesehatan .......................................................... 9
E. Definisi Keperawatan Komunitas ................................................ 10
F. Tujuan Keperawatan Komunitas.................................................. 11
G. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas ......................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar
peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan
masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.

Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan


pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat,
dan khususnya kepada masyarakat.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka
(Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to
improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah
kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka
sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri
mereka.Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-

1
2

aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau


mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Kesehatan
adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada pribadi dan
masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi kesehatan
tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh
melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986).
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai
strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat
kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran
bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada
gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif
(Taylor, 2003).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui promosi kesehatan pada komunitas.
2. Untuk mengetahui Visi dan Misi Promosi Kesehatan

3. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

4. Untuk mengetahui Sasaran Promosi Kesehatan

5. Untuk mengetahui Definisi Keperawatan Komunitas

6. Untuk mengetahui Tujuan Keperawatan Komunitas

7. Untuk mengetahui Peran dan Fungsi Perawat Komunitas


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi


Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat
secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan
cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk
hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari
social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggungjawab
pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat. (Keleher,et.al,
2007).

Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya
menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga
perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan
individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan
kesehatan individu dan masyarakat.

WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategi inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.

Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level


pengertian, sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan
pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan
individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi
3
4

dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat.


(Keleher,et.al, 2007).

Sebagai bentuk kesinambungan promosi kesehatan maka langkah-langkah


peromosi kesehatan tidak bisa dilepaskan dari monitoring dan evaluasi. Suatu
monitoring adalah Berikut ini tipe-tipe evaluasi (Fertman & Allensworth, 2010) :
1. Formative evaluation, menekankan pada informasi dan materi-materi selama
program perencanaan dan pengembangan.
2. Process evaluation, berkenaan dengan evaluasi pada informasi sistematis yang
didapat selama implementasinya.
3. Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan
dicapai.
4. Outcome evaluation, menekankan apakah program ini dapat emmberikan hasil
sampai sejauh mana perubahan perilaku yang didapatkan.

B. VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN

Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang
jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang
ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-
program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi
kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun
1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan


derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.

2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit


menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun
program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.
5

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang
harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan
merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian
suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Advokasi (Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada


para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang
spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk
mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai
dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat
dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)

Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama


dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait.
Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership)
dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan
kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor
kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah
kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang
penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)

Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara


serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian
keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan
keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka
kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan
meningkat.
6

Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan


tanggungjawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan
juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung
oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan pengertian,
efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat
penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan secara
nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu
Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam
lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti.

Setiap tahap perjalanan penyakit dapat menjadi awal bagi tahapan


selanjutnya. Untuk mencegah berjalannya penyakit ke tahapan yang lebih lanjut
lagi, diperlukan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yaitu pelayanan kesehatan
yang meliputi usaha-usaha berikut ini:

1. Pendekatan holistik yang melaksanakan pelayanan kesehatan untuk semua aspek


kehidupan pasien yang meliputi jasmani, mental, dan sosial.

2. Melihat faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penyakitnya, yaitu


lingkungan keluarga, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.

3. Memberikan pelayanan berdasarkan 5 tingkat pencegahan penyakit (five level of


prevention) dari Leavell & Clark, 1953 sesuai dengan pemanfaatannya, yaitu:

a) Promosi Kesehatan (health promotion). Pada tingkat ini dilakukan tindakan


umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan,
sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya
tahan manusia dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada
seseorang yang sehat. Misalnya, promosi kesehatan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), kesehatan olahraga, dan lain sebagainya.

b) Perlindungan khusus (special protection), yaitu tindakan yang masih


dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit
7

penyakit pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah


pada penyakit tertentu.Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat
tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Misalmya, Pemberian
Imunisasi, Keluarga Berencana (KB).

c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),
merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan
penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.

d) Pembatasan cacat (disability limitation), dimana dilakukan penatalaksanaan


terapi yang adekuat pada pasien penyakit yang telah lanjut untuk mencegah
penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien serat mengurangi
kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul.

e) Rehabilitasi (rehabilitation). Tindakan ini dimaksudkan untuk mengembalikan


pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau
agar tidak menjadi beban orang lain.

4. Pelayanan rujukan.

C. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang


penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan.

2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang


penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi)


yang tekanannya pada penyebaran informasi.

4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang


penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
8

5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya


untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan
kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan
peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai
keadaan).

6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community


organization), pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), dll.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo,


ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu: a).dimensi aspek
pelayanan kesehatan, dan b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi
kesehatan.

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni :

a) Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b) Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran


kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok
yang sakit.

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :

a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)


Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia. Dalam
pelaksanaan promosi kesehatan di keluarga sasaran utamanya adalah orang tua
(ibu), dimana ibu merupakan seseorang yang memberikan perilaku sehat kepada
anak-anaknya sejak lahir
9

b) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.


Sasaran promosi kesehatan di sekolah adalah guru, karena guru merupakan
pengganti orang tua pada waktu di sekolah. Sekolah merupakan tempat utuk
memberikan perilaku kesehatan kepada anak. Sekolah dan lingkungan sekolah
yang sehat sangat tepat untuk berperilaku sehat bagi anak.
c) Pendidikan kesehatan di tempat kerja
Sasaran promosi kesehatan adalah karyawan, yang berperan sebagai promotor
kesehatan adalah pemimpin perusahaan dan sektor kesehatan. Salah satunya
dengan memberikan fasilitas tempat kesehatan yang baik bagi prilaku sehat
karyawan atau pekerjanya.

d) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.


Di tempat-tempat umum (seperti pasar, terminal bus, stasiun) perlu
dilaksanakan promosi kesehatan, yaitu dengan cara menyediakan fasilitas yang
dapat mendukung perilaku sehat pengunjungnya, bisa dengan memberikan
poster dan selebaran mengenai cara-cara menjaga kebersihan.

e) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.


Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik,
dsb, merupakan tempat yang strategis untuk melakukan pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara individual oleh para
petugas kesehatan kepada pasien atau keluarga yang ada di tempat pelayanan
kesehatan tersebut.

D. SASARAN PROMOSI KESEHATAN

Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam


tiga kelompok sasaran, yaitu :

1. Sasaran Primer (primary target.

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala


keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk
10

masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja
dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh


agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh
penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan
promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau
kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat
sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini
dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh
bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi
advokasi (advocacy).

E. DEFENISI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat.
Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk
pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan
terutama pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas
dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta
tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
11

F. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :


1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti
adalah suatu upaya untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual.
Promosi kesehatan tidak sekadar mengubah gaya hidup, tetapi
mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat adalah tujuan yang
akan dicapai pula.

2. Proteksi Kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok
masyarakat terhadap terpaparnya suatu penyakit.

3. Pencegahan Penyakit dan Penyembuhan


Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah terjadinya
penyakit pada kelompok yang berisiko, sedangkan penyembuhan adalah
upaya yang dilakukan pada kelompok masyarakat yang telah terkena
penyakit. Upaya penyembuhan bertujuan untuk menyembuhkan kelompok
masyarakat yang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi.

G. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS


Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran dan fungsi dalam
meningkatkan kesehatan komunitas. Perawat dituntut mempunyai sekumpulan
kemampuan/kompetensi yang telah ditetapkan oleh kebijakan organisasi dengan
merujuk pada persepsi dan harapan komunitas terhadap pelayanan keperawatan
komunitas yang diberikan.

a. Manager Kasus
Jika, berperan sebagai manager, perawat harus mampu mengelola
pelayanan yang berkoordinasi dengan komunitas atau keluarga, penyedia
12

pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang ada. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah pencapaian tujuan asuhan keperawatan komunitas.
Seyogyanya kualifikasi pendidikan seorang manager kasus minimal Sarjana
Keperawatan.Perawat komunitas harus dapat berfungsi untuk melakukan
tindakan sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan.
Hal ini penting dilakukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan komunitas.
2) Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini
dibuat berdasarkan
hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan.
3) Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga
pelayanan yang diberikan dapat optimal dan tepat sasaran.
4) Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan
yang telah diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk
meningkatkan pengelolaan berikutnya.

b. Pelaksana Asuhan Keperawatan


Salah satu peran penting perawat adalah memberikan pelayanan
langsung kepada komunitas sesuai dengan kebutuhan komunitas atau
keluarga. Anda dapat mencoba peran ini sesuai dengan tahapan mulai
dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan. Sebagai pelaksana
asuhan keperawatan, perawat dapat berfungsi untuk:
1) melakukan pengkajian secara komprehensif
2) menetapkan masalah keperawatan komunitas;
3) menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan
dan potensi komunitas;
4) melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan
mandiri (seperti melakukan perawatan luka, melatih napas dalam dan batuk
efektif, melatih latihan rentang gerak/rom, dan sebagainya), serta tindakan
kolaboratif (seperti pemberian obat TBC dan sebagainya);
5) mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan;
13

6) mendokumentasikan semua tindakan keperawatan.

c. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu
menjadi penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau
keluarga tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas. Peran
tersebut dapat Anda lihat saat perawat melakukan pendidikan kesehatan.
Berikut fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam
menjalankan perannya sebagai pendidik.
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui
oleh komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian
komunitas.
2) Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi),
dan materi yang sesuai dengan kebutuhan.
3) Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5) Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang
harus dimiliki sesuai kebutuhannya.
6) Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan
perawat.
7) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.

d. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten.
Sikap perawat yang selalu berupaya meningkatkan kompetensinya agar
asuhan keperawatan komunitas yang diberikan terjaga kualitasnya,
merupakan contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate).
1) menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga
untuk membuat keputusan;
2) memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan;
14

3) membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga


mendapatkan pelayanan yang terbaik (membangun jejaring kerja);
4) menghormati hak klien;
5) meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
6) melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga;
7) memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat
digunakan;
8) memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber
tersebut.

e. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat
tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat
dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga dan mengembangkan
koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah. Perawat juga dapat
memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih
baik untuk penyelesaian masalah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak
hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga
perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat. Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui
visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan
sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk
penunjang program-program kesehatan lainnya. Sasaran umun dari promosi kesehatan
adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya.
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok risiko
tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif. Tujuan keperawatan komunitas adalah promosi kesehatan, proteksi
kesehatan, pencegahan penyakit dan penyembuhan.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya perawat dapat
memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan
masyarakat serta meniningkatkan derajat masyarakat dalam ruang lingkup keperawatan
komunitas.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai