Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA 4

KRIKOTIROIDOTOMI
Pengertian
Melakukan penusukan pada membrana krikotiroid dengan jarum berukuran besar sebagai jalan
pintas untuk melakukan oksigenasi dan ventilasi pada penderita gagal napas akibat sumbatan
jalan napas atas.

Media dan alat pembelajaran:


1. Boneka manikin
2. Meja atau tempat instrumen
3. Sarung tangan
4. Larutan desinfektan (alcohol, povidon iodine) dan kapas
5. Spoit 12 cc cc 2 buah
6. Lidokain 2 %
7. Perlengkapan Jet insufflasi : Pipa berbentu Y , dimana satu lubangan
dihubungkan dengan ogsigen dan tabung oksigen
8. Kateter IV polyurethane protective ukuran 12 sampai 14 2 buah
9. Gause steril atau pembalut steril
10. Salep antibiotik
11. Plester atau pita kain
12. Wastafel untuk cuci tangan dan sabun antiseptic.

Indikasi
1. Bila ada sumbatan jalan napas atas yang nyata
2. Bila usaha memberikan napas bantu (ventilasi ) dengan bag-valve-mask gagal
dilakukan.

1
Video :untuk belajar https://youtu.be/27V7puDyMAY

2
PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KRIKOTIROIDITOMI

Langkah-langkah/Kegiatan Ket
Persiapan awal prapemasangan
1. Periksa semua kelengkapan alat
Hubungkan selang oksigen dengan salah satu lubang pipa Y
dan pastikan oksigen mengalir dengan lancar melalui selangnya

2. Pasang kateter IV ukuran 14 pada spoit 12 cc


Tindakan krikotiroidotomi
3. Desinfeksi daerah leher dengan antiseptik
4. Palpasi membrana krikoidea, sebelah anterior antara kertilago tiroid dan
krikoid. Pegang trakea dengan ibu jari dan telunjuk dengan tangan kiri agar
trakea tidak bergerak ke lateral pada
waktu prosedur.
5. Dengan tangan yang lain (kanan) tusuk kulit pada garis tengah
(midline) di atas membran krikoidea dengan jarum
besar ukuran 12 sampai 14 yang telah dipasang pada semprit. Untuk
memudahkan masuknya jarum maka dapat dilakukan incisi kecil di tempat
yang akan ditusuk dengan pisau ukuran
11.
6. Arahkan jarum dengan sudut 45 ke arah kaudal, kemudian dengan hati-
hati tusukkan jarum sambil mengisap semprit.
Bila teraspirasi udara atau tampak gelembung udara pada
semprit yang terisi aquades menunjukkan masuknya jarum ke dalam lumen
trakea.
7. Lepas semprit dengan kateter IV, kemudian tarik mandrin
sambil dengan lembut mendorong kateter ke arah bawah.
8. Sambungkan ujung kateter dengan salah satu ujung slang
oksigen berbentuk Y
9. Ventilasi berkala dapat dilakukan dengan menutup salah satu lubang
slang oksigen berbentuk Y yang terbuka dengan ibu jari selama 1 detik
dan membukanya selama 4 detik. Tindakan seperti ini dapat bertahan
selama 30 sampai 45
detik.
B. Needle decompression

Needle thoracocentesis adalah memasukkan jarum atau kateter ke dalam cavum pleura
untuk mengeluarkan akumulasi udara atau cairan di dalam cavum pleura.

Tujuan Mengurangi rasa sesak nafas Mengeluarkan udara dari rongga pleura
Mengurangi rasa sakit
Indikasi : pasien dengan tension pneumothorax

Prosedur
 Informed consent
 Persiapan alat:
o Handschoen
o Kateter vena besar no 14
o Anestesi local
o Plester
o Bila mungkin dan tidak ada kontraindikasi, penderita duduk. Bila tidak
sadar/trauma leher, penderita berbaring
o Tentukan tempat dekompresi: pada sela iga ke-2 garis mid clavicula
hemitoraks yang terkena
o Cara menentukan sela iga ke 2 dengan lebih dahulu menentukan iga ke 2
o Iga ke melekat pada Angulus Ludovici (pertemuan manubrium dan
corpus sterni)
o Pertengahan clavicula ditarik garis ke sela iga ke 2  berpotongan

4
 Tentukan tempat dekompresi
 Disinfeksi tempat dekompresi
 Tutup dengan duk steril
 Anestesi infiltrasi dengan lidokain (pada penderita sadar dan
waktumemungkinkan)
 Tusukkan kaeter intravena no 14 pada perpotongan garis mid-clavicula dengan
iga diatas iga ke-3 ke rongga mid clavicula dengan iga diatas iga ke 3 ke rongga
pleura

 Udara dari rongga pleura karena tekanan akan keluar (dengan mendesis)
 Cabut jarum dan tinggalkan kateter intravena
 Fiksasi kateter intravena dengan kassa dan plester
 Tekanan/tension akan hilang:
o Frekwensi nafas berkurang
o Mediastinum kembali  trakea kembali ke tengah, pelebaran vena leher
hilang, shock teratasi
 Untuk mengembangkan paru, dilakaukan pemasangan chest tube/WSD

5
Dampak Needle Thoracocentesis
 Perdarahan
 Edema paru

Video edukasi: https://youtu.be/z0dCL4CHGSk

C. Occlusive Dressing
Teknik perawatan luka dengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan
antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus\

Tujuan
1. Untuk mencegah infeksi
2. Mempertahankan kelembaban
3. Merangsan pertumbuhan jaringan baru
4. Mengurangi nyeri
5. Mengurangi terjadinya jaringan parut

Indikasi
1. Ulkus varikosus
2. Ulkus strasis
3. Ulkus kronis

PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan Alat
 Kain kasa steril
 Verban gulung
 Larutan untuk drip yang terdiri dari :
 Nacl 0,9% 325cc,
 glukosa 40% 125cc dan

6
 betadin10% 50cc
 Trofodermin cream
 Antibiotika tropical
 Ganti verban set
 Infus set
 Pengalas
 Sarung tangan
 Gunting
 Bengkok
 Hipavix atau plester
 Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan )
 Standar infus
Tahap Kerja
 Siapkan alat dan cuci tangan
 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan luka dengan cairan antiseptik
 Oleskan trofodermin cream pada dasar luka secara merata
 Keliling tepi luka diolesi antibiotika topical
 Ditutupi kasa steril satu lapisan
 Infus set tanpa jarum dihubungkan dengan larutan, ujung infus set
diletakkan pada tengah luka, tutup dengan kassa kemudian tutup dengan
plastik
 Dibalut dengan verban gulung
 Alirkan larutan drip dengan tetesan 4-6 tpm
 Anjurkan pasien untuk bedrest
 Atur posisi kaki ( ulkus ) lebih tinggi 30°
 Bereskan alat

Video: https://www.youtube.com/watch?v=3O583sizZoY

Anda mungkin juga menyukai