Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh
manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan
tingkatan usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan
usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air yang tinggi mengingat permukaan
tubuh yang relatif luas dan persentasi air lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan
kedalam sel, sisa metabolism, sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit, memelihara
suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan. Disamping kebutuhan
cairan, elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida dan fosfat) sangat penting untuk
menjaga keseimbangan asam basa, konduksi saraf, kontraksi muscular dan osmolalitas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi
sistem organ tubuh terutama ginjal. Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit
dalam keadaan seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kebutuhuhan cairan dan elektrolit ?
2. Apa yang dimaksud keseimbangan cairan dan elektrolit ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi cairan dan elektrolit ?
4. Apa saja gangguan atau masalah dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit ?
5. Bagaimana kebutuhan elektrolit dalam tubuh ?
6. Apa saja komposisi didalam elektrolit ?
7. Bagaimana bentuk pengaturan elektrolit ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk konsep kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Untuk mengetahui tentang kesimbangan cairan dan elektrolit.
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi cairan dan elektrolit.
1
4. Untuk mengetahui gangguan atau masalah dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit.
5. Untuk mengetahui kebutuhan elektrolit dalam tubuh.
6. Untuk mengetahui komposisi elektrolit.
7. Untuk mengetahui bentuk pengaturan elektrolit.

D. Manfaat
Makalah ini di buat agar penulis dan juga pembaca dapat mempelajari tentang
Konsep dan Prinsip Kesimbangan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. Kemudian di harapkan
makalah ini dapat meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik keperawatan yang di
sebabkan oleh ketidak pahaman dalam kebutuhan cairan dan elektrolit sehingga
berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kebutuhan cairan dan elektrolit

1. Pengertian cairan dan elektrolit


Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
2. Komposisi Cairan dan Elektrolit Tubuh
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial
adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi
khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Pada tubuh cterdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi
cairan tubuh manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi
sekitar 75%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh
total. Persentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis
kelamin.

3
Kebutuhan air berdasarkan usia dan berat badan
Kebutuhan Air
Usia
Jumlah Air dalam 24jam ml/kg Berat Badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110

10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60


18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30

3. Sistem Tubuh Yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Pengaturan kebutuhan cairan dan elektolit diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.
a. Ginjal
Fungsi ginjal sebagai pengaturan air, pengaturan konsentrasi garam dalam darah dan
keseimbangan asam basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses
pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti
glomerulus sebagai penyaring cairan. Rata-rata setiap 1 liter darah mengandung 500 cc
plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10%nya disaring keluar. Cairan yang
tersaring kemudian mengalir melalui tubuli reminalis yang sel-selnya menyerap semua
bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH
dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
b. Kulit
Kulit sebagai pengaturan cairan yang terkait dengan pengaturan panas yang diatur
oleh syaraf vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriola kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dilakukan dengan cara
penguapan yaitu keringat yang jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah darah yang

4
mengalir.Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. Perangsangan
kelenjar keringat dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu lingkungan, dan melalui kondisi
tubuh yang panas. Keringat melepaskan air sekitar setengah liter setiap harinya.
c. Paru-paru
Berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkaninsensible water loos ±400
ml/hari. Proses tersebut dipengaruhi oleh perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan
misalkan, orang yang melakukan olahraga berat.IWL (insensible water loos) selain terjadi
melalui paru-paru juga melalui kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang
dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL
per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat
d. Gastrointestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan
melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang
dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dpat
melalui mekanisme rasa hahus yang dikontrol oleh sistem endokrin (hormonal), yakni
Anti Diuretik Hormon (ADH), sistem aldosteron, prostagladin, dan glukokortikod.
Mekanisme rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan
merangsang pelepasan renin.
4. Cara Perpindahan cairan
a. Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan
cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang
lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan
partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi
ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut
adalah:
1) Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
2) Peningkatan permeabilitas.
3) Peningkatan luas permukaan difusi.

5
4) Berat molekul substansi.
5) Jarak yang ditempuh untuk difusi.
b. Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih
rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang
sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi
tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan
menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel
dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka
terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.
c. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi
oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan
tekanan, luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang
mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
d. Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi
secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya
lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan
perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.

B. Keseimbangan cairan dan elektrolit

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu


volume cairanekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.Ginjal mengontrol volume cairan
ekstrasel dengan mempertahankankeseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangancairan.Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuaikebutuhan
untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

6
a. Pengaturan volume cairan ekstrasel.
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri
dengan menurunkanvolume plasma.Sebaliknya,peningkatan volume cairan ekstrasel
dapat menyebabkan peningkatan tekanan daraharteri dengan memperbanyak volume
plasma.Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturantekanan darah jangka
panjang.Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output)
air.Untuk mempertahankan volumecairan tubuh kurang lebih tetap,maka harus ada
keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalamtubuh.hal ini terjadi karena
adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan
lingkunganluarnya.Water turnover dibagi dalam:1. eksternal fluid exchange, pertukaran
antara tubuh dengan lingkungan luar; dan2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan
antar pelbagai kompartmen sepertiproses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler
ginjal.Memperhatikan keseimbangan garam.Seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan
garam juga perludipertahankan sehingga asupan garam sama dengan
keluarannya.Permasalahannya adalah seseorang hampirtidak pernah memperhatikan jumlah
garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi ,seseorang
mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari
kebutuhan.Kelebihangaram yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine
untuk mempertahankan keseimbangan garam.Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi
dengan cara:
1) Mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG)/ GlomerulusFiltration Rate (GFR).
mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjalJumlah Na+ yang direasorbsi
juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol tekanan darah.SistemRenin-
Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan
collecting.Retensi
Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan
menyebabkan peningkatan tekanandarah arteri. Selain sistem Renin-Angiotensin-
Aldosteron ,Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptinmenurunkan
reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi leh sel atrium jantung jika mengalami

7
distensipeningkatan volume plasma.Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus
ginjal meningkatkan eksresi urinesehingga mengembalikan volume darah kembali
normal.
b. Pengaturan Osmolaritas cairan ekstrasel.
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan.semakintinggi osmolaritas,semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah
konsentrasi solutnya lebih rendah(konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi
solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).Osmosis hanya terjadi jika terjadi
perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menmbus membranplasma di intrasel dan
ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel,dan
ionutama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan
ekstrasel.sedangkan di dalam cairanintrasel,ion kalium bertanggung jawab dalam
menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel.Distribusi yang tidakmerata dari ion natrium
dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab
dalammenetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.pengaturan osmolaritas
cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan dilakukan melalui:Perubahan osmolaritas di
nefronDi sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritas
yang pada akhirnya akanmembentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh
secara keseluruhan di dukstus koligen.Glomerulusmenghasilkan cairan yang isosmotik di
tubulus proksimal (300 mOsm).Dinding tubulus ansa Henle parsdecending sangat
permeable terhadap air,sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler
peritubularatau vasa recta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi
hiperosmotik.Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air dan
secara aktif memindahkan NaClkeluar tubulus.Hal ini menyebabkan reabsobsi garam
tanpa osmosis air.Sehingga cairan yang sampai ke tubulusdistal dan duktus koligen
menjadi hipoosmotik.Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus koligen
bervariasibergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk
di duktus koligen dan akhirnya dikeluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung
pada ada tidaknya vasopresis (ADH).Mekanisme haus dan peranan vasopresin
(antidiuretic hormone/ADH)peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan
merangsang osmoreseptor di hypotalamus.Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron

8
hypotalamus yang mensintesis vasopresin.Vasopresin akandilepaskan oleh hipofisis
posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen.ikatan
vasopresin dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu
kanal air dimembrane bagian apeks duktus koligen.Pembentukkan aquaporin ini
memungkinkan terjadinya reabsorbsicairan ke vasa recta.Hal ini menyebabkan urine yang
terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit danhiperosmotik atau pekat, sehingga cairan
di dalam tubuh tetap dipertahankan.
Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat peningkatan
osmolaritas cairan ekstrasel jugaakan dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehingga
terbentuk perilaku untuk membatasi haus, dan cairan didalam tubuh kembali normal.
Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan ElektrolitSebagai
kesimpulan,pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan
oleh systemsaraf dan sistem endokrin.Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan
keseimbangan cairan danelektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus
karotikus, osmoreseptor di hypotalamus,dan volumereseptor atau reseptor regang di
atrium.Sedangkan dalam sistem endokrin,hormon-hormon yang berperan saattubuh
mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADH
denganmeningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan
volume cairan tubuh, makahormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi
volume natrium dan air.perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada
beberapa keadaan.Faktor lain yangmempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di
antaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stres, dan penyakit.
1. Faktor Yang Berpengaruh dalam Pengaturan cairan dan elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
antara lain :
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.

9
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, misalnya :
1) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
2) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan tubuh.
3) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

10
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah
selama pembedahan.

C. Gangguan/ Masalah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit


a. Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Hal ini biasanya terjadi pada pasien diare dan muntah. Ada
tiga macam dehidrasi, yaitu:
1) Dehidrasi isotonik
2) Dehidrasi hipertonik
3) Dehidrasi hipotonik
Kelebihan asupan pelarut seperti protein dan klorida/natrium akan menyebabkan
ekskresi yang berlebihhan atau penyebab lain adanyan gangguan pada hipotalamus,
kelenjar gondok, diare, muntah, terpasang drainage, dll.
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :
1) Dehidrasi berat
a) Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
b) Serum natrium 159-166 mEq/L
c) Hipotensi
d) Turgor kulit buruk
e) Oliguria
f) Nadi dan pernapasan meningkat
g) Kehilangan cairan mencapai >10% BB.
2) Dehidrasi sedang
a) Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10% BB.
b) Serum natrium 152-158 mEq/L
c) Mata cekung
3) Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1.5-2
L.

11
b. Hipervolume atau overhidrasi
Ditimbulkan oleh kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah)
dan edema (kelebihan cairan pada interstisial.
c. Hiponatremi
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah. Keadaan
ini dapat terjadi pada pasien yang kelebihan cairan tubuh ditandai dengan adanya rasa
kehausan yang berlebihan, rasa cemas, takut dan bimbang, kejang perut, denyut nadi cepat
dan lembab, hipotensi, konvulsi, membran mukosa kering, kadar natrium dalam plasma
kurang dari 135 mEq/l.
d. Hipernatremia, Suatu keadaan dimana kadar natrium plasma tinggi dalam plasma tinggi.
e. Hipokalemia, Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
f. Hiperkalemia, Suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinngi.
g. Hipokalsemia merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah.
h. Hiperkalsemia merupakan suattu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah.
i. Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah.
j. Hipermagnesia merupakkan suatu keadaan dimana kadar magnesium bberlebihan di
dalam darah.

D. Kebutuhan elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Mengandung oksigen, nutrien, dan sisa
metabolisme yang semuanya disebut ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam
bentuk ion elektrolit.

E. Komposisi elektrolit
Natrium : 135-145 m Eq/L
Kalium : 3,5-5,3 m Eq/L
Klorida : 100-106 m Eq/L
Bikarbonat arteri : 22-26 m Eq/L
Bikarbonat vena : 24-30 m Eq/L
Kalsium : 4-5 m Eq/L

12
Magnesium : 1,5-2,5 m Eq/L
Fosfat : 2,5-4,5 m Eq/L
Eq (ekuivalen) tersebut merupakan kombinasi kekuatn zat kimia atau kekuatan kation dan
anion dalam molekul.

F. Pengaturan Elektrolit
a. Pengaturan keseimbangan natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi dalam pengaturan
osmolaritas dan volume cairan tubuh.
b. Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi
mengatur keseimbangan elektrolit. Kalium berpengaruh terhadap fungsi sitem
pernapasan.
c. Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi sebagai pembentukan tulang, penghantar impuls
kontraksi otot, koagulasi darah (Pembekuan darah), dan membantu beberapa enzim
pankreas.\
d. Pengaturan keseimbangan magnesium
Magnesium merupakan kanion dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel. Keseimbangannya diatur oleh kelenjar paratiroid. Magnesium diabsorpsi dari
saluran pencernaan.
e. Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat
ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsinya biasanya bersatu dengan natrium
yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik dalam darah.
f. Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutanbuffer (penyangga) dalam
tubuh.
g. Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang.
Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan
ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan.
Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, persentase cairan
tubuh berbeda berdasarkan usia. Persentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat
badan, pria dewasa 57% dari total berat bada, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan
dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain itu, persentase cairan tubuh yang bervariasi juga
bergantung pada lemak dalm tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak dalam tubuh sedikit, maka cairan
tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai cairan tubuh lebih sedikit disbanding pada pria,
karena jumlah lemak dalm tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak dalm
tubuh pria dewasa. Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliiki sifat
bertegangan tetap. Cairan saline sendiri dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.
Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil)
dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). Organ yang berperan dalam eliminasi urine adalah:
ginjal, kandung kemih dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses
berkemih. Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-
faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan awal untuk
berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi. Gangguan kebutuhan eliminasi urine adalah
retensi urine, inkontinensia urine dan enuresis. Dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan, buang air kecil dengan urineal dan
melakukan katerisasi .
Sedangkan system tubuh yang berperan dalam proses eliminasi alvi atau buang air besar
adalah system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar. Dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasi alvi terjadi proses defekasi. Defekasi adalah proses pengosongan usus yang
sering disebut buang air besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi alvi antara lain: usia,
diet, asupan cairan, aktifitas, gaya hidup dan penyakit.

14
B. Saran
Kita harus ebih memperhatikan kebutuhan cairan dan elektrolit dan memperhatikan kebutuhan
eliminasi urine dan alvi dalam kehidupan kita sehari-hari. Menjaga kebersihan daerah tempat
keduanya urine dan alvi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Barbara Kozier.1995. Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth


Edition Addison Wsley Nursing. California.
Sylvia Anderson Price, Alih, Peter Anugerah. 1995. Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit.Edisi kedua.EGC:Jakarta.
Hidayat.AAA & Uliyah, M.2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
Juall Carpenito, Lynda. 2002. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis,
Ed.9.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC.
M. Horne, Mima & L. Swearingan, Pamela. 2001.Keseimbangan cairan, elektrolit & asam
basa.Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
Tarwoto & Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.

16

Anda mungkin juga menyukai